Disajikan oleh :
Ija Darmana
BAB I
LANDASAN TEORITIS (KONSEP DASAR)
Gardu induk merupakan salah satu komponen sistem tenaga listrik yang memegang peranan
penting dalam penyaluran energi dan pengaturan beban. Gardu induk merupakan pusat
pengaturan, pusat pemulihan dari gangguan, pusat pencatatan besaran listrik, dan pusat
penurunan atau kenaikan tegangan. Mengingat peran gardu induk tersebut, maka diperlukan
suatu teknologi peralatan listrik dan teknologi pengendalian yang tepat. Kegagalan gardu
induk dalam menjalankan fungsinya akan menyebabkan kegagalan penyalurkan energi listrik
ke pelanggan
1.1 Jenis-jenis Gardu Induk
Gardu Induk Berfungsi Mentransformasikan daya listrik :
Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).
Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).
Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).
Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik.
Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi
dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melaluiproses penurunan tegangan
melalui penyulang- penyulang
(feeder-feeder) tegangan menengah yang ada di
gardu induk.
Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN),yang kita kenal
dengan istilah SCADA.
Rel B
Rel A
PMS Rel B
PMS Rel A
PMT PHT
CT
PT
LA
TRAFO
pada
PMT KOPPEL
PMT PHT
CT
CT
PMS Line
LA
CT
PT
LA
PT
LA
PT
PMT A1
CT
LA
PT
PMT AB1
PMT AB2
PMT B1
PMT B2
REL B
Adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peletakan komponen utama
gardu induk.
Pemahaman tentang switch yard, pada umumnya adalah :
- Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka yang luas, maka disebut
switch yard.
- Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas (sempit) dan di dalam
gedung, maka disebut switchgear.
Sebenarnya yang dimaksud switchgear, adalah peralatan yang ada di switch yard.
Jadi yang dimaksud switch yard, adalah nama yang diperuntukkan bagi gardu
konvensional. Sedangkan switchgear, adalah nama yang diperuntukkan bagi Gas Insulated
Substation (GIS).
1.4.2 TRANSFORMATOR
Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo, yang disebut Neutral Grounding Resistance
(NGR)
Unit trafo :
Tangki konservator trafo.
Bushing primer trafo
Bushing sekunder trafo
Kabel out going 20 kV trafo.
Sirip radiator pada trafo.
Body trafo
Pondasi
Rele Bucholz
Rele Sudden Presure
Tabung Silcagel
Box Kontrol OLTC
Pressure Relief OLTC
Relay Jansen :
Berfungsi untuk mengamankan pengubah/pengatur tegangan
(Tap Changer) dari Trafo.
1.
2.
3.
4.
Relay Bucholz :
Berfungsi mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh
loncatan bunga api dan pemanasan setempat dalam
minyak trafo.
Keterangan Photo :
1. Monitor Oil Level konservator tangki
utama
2. Monitor Oil Level konservator tangki OLTC
3. Rele Over pressure tangki OLTC
4. Box joint internal protection
5. Monitor Winding Temperature
6. Monitor Oil Temperature
1
2
3
4
5
6
1
2
1
2
3
4
Keterangan Photo :
1. Isolator PMS 20 kV untuk pentanahan
titik netral trafo sisi titik bintang sekunder
2. Insulator penyangga konduktor masukan
resistor
3. NGR.Unit NGR (Netral grounding Resistor)
20 kV, 40 Ohm
4. Srandang support NGR
1
2
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Top jamperan
Chamber atas
Chamber bagian bawah
Indikator ON/OFF PMT
Body penyangga Chamber bagian bawah
Pembacaan pressure hydrolic dan gas
Box control dan mekanik
Body penyangga unit PMT
Keterangan
1. Head terminal jumperan
konduktor
2. Insulator LA
3. Insulator support LA
4. Support /Serandang LA
5. Counter LA
Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil
atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi arus
untuk sistem pengukuran dan proteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan
instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
6
7
8
5.
6.
7.
8.
Berfungsi sebagai pusat aktifitas pengoperasian gardu induk. Pada gedung kontrol
inilah operator bekerja mengontrol dan mengoperasikan komponen-komponen
yang ada di gardu induk.
Terdiri dari :
Transmission line control panel (TL control panel).
Transformator control panel (TL control panel).
Fault recorder control panel.
KWh meter dan fault recorder panel.
LRT control panel.
Bus couple control panel.
AC/DC control panel.
Syncronizing control panel.
Automatic FD switching panel.
D/L control panel.
1.5.4 CUBICLE 20 KV
Adalah sistem switchgear untuk tegangan menengah (20KV) yang berasal dari
output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang
(feeder) yang tersambung (terhubung) dengan cubicle tersebut.
Dari penyulang (feeder) inilah listrik disalurkan (didistribusikan) ke
pusat-pusat
beban.
Komponen dan rangkaian cubicle, antara lain :
Panel penghubung (couple).
Incoming cubicle.
Circuit breaker (CB)
Komponen Proteksi dan pengukuran.
Bus sections.
Feeder atau penyulang
CT
OCR
Tripping coil
PMT
beban
Relay Differensial :
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) yang
terjadi di dalam daerah pengaman trafo.
Cara Kerjanya adalah membandingkan antara arus yang masuk dengan arus yang
keluar
Ip
CTP
TRAFO TENAGA
CTS
Is
BEBAN
iS
DIFF. RY
Ip
Dalam keadaan normal arah Ip dan Is seperti pada gambar. Karena Ip sama besar
dengan Is tapi arah berlawanan maka difrensial relai tidak dialiri arus atau tidak
bekerja
IP
CTP
TRAFO TENAGA
CTS
BEBAN
DOT POLARITY
DIFF. RY
iP
F51G
Relay Jansen :
Relai Jansen adalah relai untuk mengamankan
transformator dari gangguan di dalam tap changer
yang menimbulkan gas. Dipasang pada pipa yang
menuju conservator.
Cara Kerja Sama seperti relai bucholz tetapi hanya
mempunyai satu kontak untuk tripping.
Relay Bucholz :
dipasang pada pipa dari main tank ke konservator ataupun dari
OLTC ke konservator tergantung design trafonya apakah di kedua
pipa tersebut dipasang relai bucholz.
Gunanya: untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo
yang menimbulkan gas dimana gas tersebut timbul akibat adanya
hubung singkat di dalam trafo atau akibat busur di dalam trafo.
Cara kerja: yaitu gas yang timbul di dalam trafo akan mengalir
melalui pipa dan besarnya tekanan gas ini akan mengerjakan relai
dalam 2 tahap yaitu:
Mengerjakan alarm (Bucholz 1st) pada kontak bagian atas 1.
Mengerjakan perintah trip ke PMT pada kontak bagian bawah 2.
150 kV
20 kV
- Temp. Relay
CT 3
CT 2
CT 1
1
CTN 1
3
CTN 2
4
5
86
KETERANGAN:
1: OCR/GFR Penyulang mengetripkan PMT Penyulang
2: OCR/GFR Incoming mengetripkan PMT Incoming
3: OCR/GFR sisi 150 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86.
4: REF sisi 20 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86
5: DIFFERENTIAL mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86
6: REF sisi 150 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86
86: Lock Out Relay (Rele Pengunci)
BEBAN
Proteksi Busbar :
Untuk mengamankan busbar terhadap gangguan yang terjadi, digunakan relay
differential
Proteksi Penyulang 20 KV, digunakan :
Relay Arus Lebih.
Relay Arus Lebih Berarah.
Relay Hubung Tanah.
R
OCR
CT
OCR
CT
CT
OCR
GFR
JENIS TANAH
TANAH RAWA
30
100
PASIR BASAH
200
KERIKIL BASAH
500
1,000
TANAH BERBATU
3,000
4.L
. ln
1
2. L r
BAB II
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GARDU INDUK
Adapun proses pembangunannya adalah sebagai berikut :
Persiapan teknis :
Membuat gudang
di lokasi pekerjaan, untuk tempat penyimpanan
peralatandan material
Membuat gambar-gambar kerja (gambar pelaksanaan) dengan benar dan
teliti.
Menyiapkan rencana kerja sesuai dengan jenis pekerjaan, rencana
personil yang dilibatkan, dan lain sebagainya.
Mobilisasi peralatan kerja yang dibutuhkan dan material yang akan
dipasang.
Menyiapkan buku-buku petunjuk pemasangan dan informasi lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2.2 PEKERJAAN SIPIL DAN MEKANIKAL
Pekerjaan sipil prasarana & sarana (umum) :
Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank).
Urugan dan pematangan tanah.
Pemasangan pagar keliling GI.
Pembuatan saluran air pematusan.
Pembuatan jalan masuk ke switch yard dan ke gedung kontrol.
Pembuatan jalan sekeliling switch yard dan gedung kontrol.
2.13
BAB III
KESIMPULAN
3.1
KESIMPULAN
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik,
atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi ). Gardu Induk (GI)
150 KV mempunyai fungsi untuk mentransformasikan daya listrik dari tegangan tinggi
ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 20 KV) dengan frequensi tetap (di Indonesia
50 Hertz).Di GI ini juga dilakukan pengukuran, pengawasan operasi serta
pengamanan dari sistem tenaga listrik. dan proses distribusi ke gardu distribusi-gardu
distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang
(feeder-feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk. Serta sebagai sarana
telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah
SCADA.
Gardu Induk 150 KV merupakan Gardu Induk pasangan luar karena sebagian besar
komponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol, sistem
proteksi dan sistem kendali serta
komponen bantu lainnya, ada di dalam gedung.
Berdasarkan sistem rel (Busbar) Garduk Induk 150 KV merupakan Gardu Induk
dengan sistem rel ganda / Doubel Busbar.