d) Peralatan kontrol.
Digunakan untuk mengontrol palayanan gardu induk dari suatu
tempat
dari dalam gedung kontrol yang terdiri dari :
• Panel kontrol.
• Panel relay.
• Meter-meter pengukuran.
• Peralatan telekomunikasi (telepon, PLC dan radio pemancar).
• Batere dan rectifier.
• Dan lain-lain.
e) Peralatan lain.
Kecuali peralatan yang disebut diatas masih ada perlatan-peralatan
seperti:
• Petersen coil.
• Reaktor
• Statik kapasitor.
• Resisitor dan lain-lain
Gunanya untuk memperbaiki sistem penyaluran tenaga listrik.
2. Fasilitas Gardu Induk yang terdiri atas :
a) Gedung Kontrol.
b) Ruangan Batere.
c) Bangunan-bangunan lainnya.
Lighting Arrester
Karena terdapat jarak antara arrester dan alat yang dilindungi, serta
adanya pantulan (surja), maka tegangan pada terminal dari alat yang
dilindungi lebih tinggi dari tegangan arrester.
Jarak antara arrester dan alat yang dilindungi harus dibuat sependek
mungkin.
Untuk penanganan terhadap surja hubung (switching surge), arrester
sebaiknya dipasang diantara transformator, yang menjadi tujuan
utama perlindungan, dan pemutus bebannya.
Kemampuan arrester terhadap surja
hubung
Ada dua macam surja:
• Surja hubung
• Surja petir
Jika arrester melepaskan surja hubung, maka tenaga yang harus ditampung
arrester itu lebih besar dari pada tenaga yang harus diserap bila surja petir
yang menyambar
Meskipun dikehendaki tegangan pelepasan terhadap surja hubung kurang dari
70% BIL (Basic Insulation Level) dari peralatan yang dilindungi, suatu batas
minimum terkadang diadakan, karena jika tegangan ini terlalu rendah maka
arrester akan terlalu sering bekerja dan mempercepat kerusakannya.
Peralatan Penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan GI.
GI merupakan tempat pemusatan dari tenaga yang dibangkitkan dan interkoneksi
dari system transmisi dan dsistribusi kepada para pelanggan.
Saluran transmisi dan distribusi ini dihubungkan dengan ril (bus) melalui
transformator utama; setiap saluran mempunyai pemutus beban (circuit breaker)
dan pemisah (disconnecting switch) pada sisi keluarnya.
Pemutusan beban ini dipakai untuk menghubungkan atau melepaskan beban.
Jika terjadi gangguan pada saluran transmisi atau alat lain, pemutus-beban ini
dipakai untuk memutuskan hubungan secara otomatis.
Jika saluran transmisi dan distribusi, transformator, pemutus beban dan sebagainya
mengalami perbaikan atau pemeriksaan, pemisah dipakai untuk memisahkan untuk
memisahkan saluran dan peralatan tadi.
Pemutus beban dan pemisah dinamakan peralatan penghubung (switchgear).
Peralatan Penghubung
✓ Pemisah Peralatan
Berfungsi untuk mengisolasi peralatan listrik dari
peralatan yang bertegangan. Pemisah di operasikan
tanpa beban.
Parameter PMS yang harus diperhatikan
Besaran parameter tersebut dapat dibaca pada name plat yang terpasang
pada PMS.
Penggerak Mekanik PMS
Pemisah Engsel
Dimana pemisah tersebut gerakannya seperti engsel. PMS ini biasa
dipakai untuk tegangan menengah ( 20 KV, 6 KV )
Pemisah Putar
Dimana terdapat 2(dua) buah kontak diam
dan 2(dua) buah kontak gerak yang dapat
berputar pada sumbunya.
Pemisah Siku
Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2(dua)
kontak gerak yang gerakannya mempunyai sudut 90°.
Pemisah Luncur.
PMS ini gerakan kontaknya keatas-kebawah ( vertikal) atau kesamping
(mendatar). Banyak dioperasikan pada instalasi 20 KV.
Pemisah Pantograph.
PMS ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak
gerak yang terletak pada ujung lengan pantograph. Jenis ini banyak
dioperasikan pada sistem tegangan 500 KV.
Tenaga penggerak PMS
Media gas yang digunakan pada tipe PMT ini adalah Gas SF6 (Sulphur
Hexafluoride). Sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak berwarna, tidak
berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Pada temperatur diatas 150°C gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak
metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang umumnya digunakan
dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.
Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik
yang tinggi ( 2,35 kali udara ) dan kekuatan dielektrik ini bertambah
dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu
mengembalikan kekuatan dielektrik
Pada masa lalu PMT dengan media pemutus menggunakan SF6 ada 2
tipe, yaitu :
• Tipe tekanan ganda ( Double Pressure Type ), dimana pada saat ini
sudah tidak diproduksi lagi. Pada tipe tekanan ganda, gas dari
sistem tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke gas sistem
tekanan rendah selama pemutusan busur api.
• Pada sistem gas tekanan tinggi tekanan gas ± 12 kg/cm2, dan pada
sistem gas tekanan rendah tekanan gas ± 2 kg/cm2. Gas pada
sistem tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem
tekanan tinggi secara cepat, setelah arus bunga api listrik melalui
titik nol
Tipe tekanan ganda (double pressure
type)
Satu Katup PMT Dengan Gas SF6 Bertangki Ganda
Dalam Tanki Tertutup.
Keterangan :
Sambungan terminal-terminal (Connection
Terminals).
Isolator-isolator atas (Upper Insulators).
Jalan masuknya gas SF6 : 14 kg/cm2 ( SF6 inlet 14
kg/cm2 ).
Jalan keluarnya gas SF6 : 2 kg/cm2 ( SF6 outlet 2
kg/cm2 ).
Tipe tekanan tunggal (single pressure
type)
Pada PMT tipe tekanan tunggal, PMT diisi dengan gas SF 6 dengan
tekanan kira-kira 5 kg/ cm2.
Selama pemisahan kontak-kontak, gas SF6 ditekan ke dalam suatu
tabung/cylinder yang menempel pada kontak bergerak.
Pada waktu pemutusan gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini
yang mematikan busur api.
Keterangan :
1. Mekanisme penggerak ( operating
mechanism ).
2. Pemutus ( Interupter )
3. Isolator penyangga dari porselen rongga
(hollow support insulator porcelen ).
4. Batang penggerak berisolasi glass Fibre
(Fibre Glass Insulating Operating Rod ).
5. Penyambung diantara no. 4 dan no.
12 (Linkages Between 4 and 12 ).
6. Terminal - terminal.
7. Saringan ( filters ).
Satu Katup PMT 245 kV 8. Silinder bergerak ( movable cylinder ).
dengan Gas SF6
9. Torak tetap ( fixed piston ).
10. Kontak tetap ( Fixed contact ).
PMT dengan Media pemutus
menggunakan udara
PMT ini menggunakan udara sebagai pemutus busur api dengan
menghembuskan udara ke ruang pemutus.
PMT ini disebut PMT Udara Hembus ( Air Blast Circuit Breaker )
Pada PMT udara hembus (juga disebut compressed air circuit
breaker), udara tekanan tinggi dihembuskan ke busur api melalui
nozzle pada kontak pemisah ionisasi media antara kontak dipadamkan
oleh hembusan udara.
Setelah pemadaman busur api dengan udara tekanan tinggi, udara ini
juga berfungsi mencegah restriking voltage ( tegangan pukul ).
Kontak PMT ditempatkan didalam isolator, dan juga katup hembusan
udara.
Ruangan Pemadam Busur Api Ganda
PMT Udara Hembus Pada Pmt Udara Hembus
PMT dengan Hampa Udara ( Vacuum
Circuit Breaker )
Kontak-kontak pemutus dari PMT ini terdiri dari kontak tetap dan
kontak bergerak yang ditempatkan dalam ruang hampa udara.
Ruang hampa udara ini mempunyai kekuatan dielektrik ( dielektrik
strength ) yang tinggi dan sebagai media pemadam busur api yang
baik.
PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah
dan hingga saat ini masih dalam pengembangan sampai tegangan
36kV.
PMT dengan Hampa Udara ( Vacuum
Circuit Breaker )
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan
bertambah 0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kV.
Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis ini
dengan dihubungkan secara seri.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara
lain porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara.
Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur kontak
utama sekitar 20 tahun.
Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi maka bentuk
pisik PMT jenis ini relatip kecil.
PMT dengan Media pemutus
menggunakan Minyak
Pemutus tenaga (circuit breaker) jenis minyak adalah suatu pemutus
tenaga atau pemutus arus menggunakan minyak sebagai pemadam
busur api listrik yang timbul pada waktu memutus arus listrik.
Jenis pemutus minyak dapat dibedakan menurut banyak dan sedikit
minyak yang digunakan pada ruang pemutusan yaitu : pemutus
menggunakan banyak minyak (bulk oil) dan menggunakan sedikit
minyak (small oil).
Pemutus minyak digunakan mulai dari tegangan menengah 20 kV
sampai tegangan ekstra tinggi 425 kV dengan arus nominal 400 A
sampai 1250 A dengan arus pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA.
PMT dengan Media pemutus
menggunakan Minyak
Pada PMT ini minyak berfungsi sebagai perendam loncatan bunga api
listrik selama pemutusan kontak-kontak dan bahan isolasi antara
bagian-bagian yang bertegangan dengan badan.
PMT dengan media pemutus menggunakan banyak minyak (bulk oil)
PMT tipe ini ada yang mempunyai alat pembatas busur api listrik dan
ada pula yang yang tidak.
PMT dengan Banyak Menggunakan PMT Banyak Menggunakan Minyak
Minyak (Plain Break Bulk Oil Circuit Dengan Pengatur Busur Api (Bulk Oil
Breaker) Circuit Breaker With Arc Control
Device)
PMT dengan Sedikit Minyak ( Low Oil
Content Circuit Breaker )
PMT dengan sedikit minyak ini, minyak hanya dipergunakan sebagai
perendam loncatan bunga api, sedangkan sebagai bahan isolasi dari
bagian-bagian yang bertegangan digunakan porselen atau material
isolasi dari jenis organik.
Pemutusan arus dilakukan dibagian dalam dari pemutus. Pemutus ini
dimasukkan dalam tabung yang terbuat dari bahan isolasi. Diantara
bagian pemutus dan tabung diisi minyak yang berfungsi untuk
memadamkan busur api waktu pemutusan.
Fungsi Minyak Isolasi
Panas dari busur api menyebabkan penguraian minyak dan hasil dari
penguraian adalah gas hidrogen dan gas lain misalnya Acytilene.
Gas yang dihasilkan didalam ruang control menaikan tahanan.
Gas yang dihasilkan pada ruang penahanan busur adalah fungsi dari
panas busur api, waktu busur sebagai fungsi dari langkah kontak.
Pada waktu gelombang arus menuju nol, diameter busur api adalah
kecil, dan gas yang mengalir akan dapat memadamkan busur,
pemutusan busur api berhenti, membangkitkan gas dan aliran minyak.
Jenis Penggerak Pemutus Tenaga
Keterangan :
17 : Storage accumulator
18 : Indicator RAM
20 : Motor pompa
21 : Emergency Hand lever
22 : Oil receiver
25 : Non return valve
26 : Safety valve
27 : Distribution Blok
28 : Plug
29 : Presure Switch
Penutupan PMT
PMT dengan system udara hembus atau disebut juga dengan Air Blast
Circuit Breaker, dalam operasinya PMT jenis ini memerlukan udara
tekanan tinggi dengan system tekanan 180 bar, 150 bar dan 30 bar ,
fungsi dari udara tekan tersebut adalah sebagai media pemadam
busur api pada saat pemutusan arus dan juga sebagai penyedia energi
untuk mekanik penggerak PMT.
System Udara Tekan
Udara tekan dihasilkan oleh system kompresor sentral tekanan tinggi dengan
output tekanan 180 bar yang ditampung dengan reservoir berbentuk bola dan
botol
Jumlah kompresor dan reservoir adalah tergantung dari jumlah PMT yang
dilayani.
Udara tekan 180 bar dari reservoir didistribusikan ke semua Marshalink Kiosk di
masing-masing PMT, dan pada MK tersebut udara tekan 180 bar diturunkan
menjadi 150 bar melalui reducing valve, PMT udara hembus bekerja dengan
system tekanan 150 bar dan 30 bar.
Untuk operasi PMT pada masing-masing pole PMT disediakan botol reservoir
untuk tekanan 150 bar, udara tekanan 30 bar didapat dari reducing valve dari
150 bar menjadi 30 bar yang ditempatkan pada control block PMT yang
ditempatkan pada pole tengah.
TERIMA KASIH
TEORI GARDU INDUK
PERALATAN DI GI
Saklar Beban
Karena alasan
ekonomis maka trafo
tegangan
menggunakan pembagi
tegangan dengan
memnggunakan
kapasitor sebagai
pengganti trafo
tegangan induktif.
Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo
penengah V1 diperoleh dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15
dan 20 kV.
Kemudian oleh trafo magnetik tegangan primer diturunkan menjadi
tegangan sekunder standar 100 atau 100√3 Volt.
Jika terjadi tegangan lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada
kapasitor C2 akan naik dan dapat menimbulkan kerusakan pada
kapasitor tersebut.
Untuk mencegah kerusakan tersebut dipasang sela pelindung (SP).
Sela pelindung ini dihubung serie dengan resistor R untuk membatasai
arus saat sela pelindung bekerja untuk mencecah efek feroresonansi
Rancangan trafo tegangan kapasitor adalah gulungan kertas yang
dibatasi oleh lembaran aluminium yang merupakan bentuk kapasitor
(dua plat paralel) sehingga bentuknya ramping dan dapat dimasukan
kedalam tabung poselin.
Belitan resonansi dan belitan trafo magnetik intermediasi
ditempatkan didalam bejana logam.
Terminal K dapat dikebumikan langsung atau dihubungkan dengan alat
komunikasi yang signyalnya menumpang pada jaringan sistem.
Agar efektif sebagai kopling kapasitor, maka besarnya kapasitansi C1
dan C2 secara perhitungan harus memiliki nilai minimum 4400 pF.
Keburukan trafo tegangan kapasitor: Adanya induktansi pada trafo
magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi resonansinya yang
timbul menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar dan
menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti magnetic dan
belitan sehingga menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil
penunjukan tegangan.
Diperlukan elemen peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek
terhadap hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.
TRANSFORMATOR ARUS
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper
lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi.
Jika arus hendak diukur mengalir pada tegangan rendah dan besarnya di
bawah 5 ampere, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung
sedangkan arus yang besar tadi harus dilakukan secara tidak langsung dengan
menggunakan trafo arus sebutan trafo pengukuran arus yang besar.
Trafo arus juga dibutuhkan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran
jarak jauh dan rele proteksi.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan secara serie dengan jaringan atau
peralatan yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder
dihubungkan dengan peralatan meter dan rele proteksi.
Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat.
Kawasan kerja trafo arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 sampai
1,2 kali arus yang akan diukur.
Trafo arus untuk tujuan proteksi biasanya harus mampu bekerja lebih dari 10 kali
arus pengenalnya.
Perbedaan utama trafo arus dengan trafo daya adalah:
• Jumlah belitan primer sangat sedikit, tidak lebih dari 5 belitan. Arus primer
tidak mempengaruhi beban yang terhubung pada kumparan sekundernya,
karena arus primer ditentukan oleh arus pada jaringan yang diukur. Semua
beban pada kumparan sekunder dihubungkan seri. terminal sekunder trafo
tidak boleh terbuka, oleh karena itu terminal kumparan sekunder harus
dihubungkan dengan beban atau dihubung singkat jika bebannya belum
dihubungkan.
Prinsip kerja sama dengan trafo daya satu fasa. Jika pada kumparan primer
mengalir arus I1, maka pada kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet
sebesar N1 I1. Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti. Fluks ini
membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Jika kumparan
sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2. arus ini
menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder.
TRANSFORMATOR BANTU (AUXILLIARY)
𝑁1 𝐸𝐻 − 𝐸𝐿 𝐸𝐿
𝛼= = =1 −
𝑁1 + 𝑁2 𝐸𝐻 𝐸𝐻
Perbandingan ini dinamakan co-ratio
Semakin dekat perbandingan transformasinya (EH/EL) dengan 1, maka
semakin kecil harga α, semakin berkurang beratnya
Kelebihan Oto-Transformator: Kekurangan Oto-Transformator:
Harganya lebih murah • Presentase impedansi efektifnya
berkurang dengan pebandingan α,
Efisiensi lebih tinggi
sehingga arus hubung singkatnya
Regulasi lebih baik bertambah dengan 1/α
Ukuran lebih kecil • Tekanan mekanisnya bertambah (1/α )2
Arus pembangkitan lebih kecil karena hubungan singkat tersebut
• Gangguan listrik pada rangkaian yang
satu akan menyebabkan gangguan pada
rangkaian yang lainnya, karena
keduanya terhubung secara fisik
Pengubah Tap Berbeban
Sinyal akan diterima oleh SSB PLC yang sebelumnya melalui jaringan
SUTT dan LMU. Oleh SSB PLC diteruskan ke PABX, yang berfungsi
mengevaluasi ke pesawat telepon yang dituju dari gardu induk lawan.
Penggunaan Kanal Suara
Dengan lebar bidang pada kanal suara sebesar 1.700 Hz yaitu diantara
300 Hz sampai 1.200 Hz, masih cukup baik untuk menstransmisikan
informasi suara manusia sehingga tidak akan merubah nada si pembicara.
Karena suara manusia tidak tetap, maka sinyal amplitude akan berubah-
ubah pula. Agar amplitude tidak tidak melewati batas pada bagian
pemancarnya, maka pada kanal suara dilengkapi dengan pembatas
amplitudo yang biasa disebut limitter.
Teleproteksi
Protection Signalling
Bebas dari pengaruh instruksi palsu yang disebabkan noise level dan
berubahnya tingkat atenuasi pada link, presentase yang rendah terhadap
instruksi yang tidak sempurna pada saat noise link, kecepatan
pendeteksian penerima terhadap gangguan. Hal ini dimaksudkan agar
tercapainya keadaan terbaik antara keperluan bandwidth dan transfer
time disatu pihak, keamanan dan keandalan dilain pihak.
REMOTE TERMINAL UNIT ( RTU )
TIPE EPC 3200
Pada keadaan hidup / ON tipe RTU ini diindikasikan dengan bunyi
suara berdercik ( seperti suara Jangkkrik ).
Pada keadaan berkomunikasi dengan Master Station di RCC / JCC
(Regional Control Center/Java Control Center) pada Modem MD 50,
LED Indikator TX dan RX menyala secara bergantian.
Pada keadaan TIDAK berkomunikasi dengan Master Station di RCC /
JCC ( Regional Control Center / Java Control Center ) Modem MD 50,
LED Indikator TIDAK menyala secara bergantian. ( biasanya hanya LED
RX saja yang menyala.
Bila RTU tidak menerima sinyal RX dari media komunikasi ( PLC / FO )
maka pada modem MD 50, LED Indikator warna merah akan menyala.
(LED warna kuning mengindikasikan bahwa MD 50 pada kondisi
normal)
Bila pada RTU tidak ada satu indicator pun yang menyala, maka dapat
dipastikan pasokan daya dari DCDB atau dari MCB pada kubikel RTU,
jatuh/putus.
REMOTE TERMINAL UNIT ( RTU )
TIPE S-900
Pada keadaan berkomunikasi dengan Master Station di RCC / JCC
(Regional Control Center / Java Control Center) pada Modem MD 50,
LED Indikator TX dan RX menyala secara bergantian. ( Modem pada
tipe S900 terletak pada bagian paling atas RTU ).
Pada keadaan TIDAK berkomunikasi dengan Master Station di RCC /
JCC (Regional Control Center/Java Control Center) pada Modem MD
50, LED Indikator TIDAK menyala secara bergantian. (biasanya hanya
LED RX saja yang menyala).
Bila RTU tidak menerima sinyal RX dari media komunikasi ( PLC / FO )
maka pada modem MD 50, LED Indikator warna merak akan menyala.
SISTEM CATU DAYA
Rerctifier adalah suatu alat listrik untuk mengubah arus bolak - balik
( AC ) menjadi arus searah ( DC ) sesuai kapasitas yang dikehendaki
(Kapasitas Battery).
Rectifier ini harus selalu tersambung ke Battery untuk menjaga
kapasitasnya agar tetap penuh.
Oleh karena itu rectifier tidak boleh padam / mati ( Suber AC 3 ph ),
untuk itu maka pengecekan Tegangan DC harus secara rutin dan
periodik, jangan sampai MCB – sumber AC 3 ph lepas.
RECTIFIER
• Tegangan Langkah adalah beda potensial antara 2 titik pada permukaan tanah
(biasanya 1 m) pada saat arus gangguan mengalir dalam tanah di daerah itu
Sumber tenaga dalam GI terdiri dari sumber arus searah dan arus
bolak balik
Sumber tenaga untuk control biasanya menggunakan baterai karena
keandalan dan stabilitas yang tinggi
Ada 2 jenis baterai yang digunakan yaitu timah hitam dan alkali
Kapasitas baterai diperhitungkan semua factor yang menyangkut
penurunannya selama dipakai, perubahan suhu, jatuh tegangan ,
kapasitas yang diperlukan
Kapasitas dasar (rated capacity) ditentukan dari harga kapasitas yang
diperoleh dengan memperhatikan penurunan kapasitas selama dipakai
(biasanya 80%)
Perubahan kapasitas akibat perubahan suhu :
Sebagai pengisi dapat digunakan penyearah air raksa, penyearah
silicon, dsb
Penyearah selenium lebih banyak dipakai sekarang karena
pertimbangan karakteristik, efisiensi, dan pemeliharaanya
Sistem pengisian baterai terdiri dari pengisian terapung (floating)
dan pengisian periodic
Arus output dari pengisi biasanya dibuat sekitar 1,25 kali arus dasar 10
jam dari baterainya.
Sistem Udara Tekan
Pada umumnya terbuat dari porselen atau kaca dan berfungsi sebagai
isolasi tegangan listrik antara kawat penghantar dengan tiang.
Macam-macam isolator yang dipergunakan pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sebagai berikut :
Isolator Piring
Dipergunakan untuk isolator penegang dan isolator gantung, dimana jumlah
piringan isolator disesuaikan dengan tegangan sistem pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) tersebut.
e = e0 / (1+Ke0X)
dimana :
e = harga puncak (kV) setelah merambat X km
e0 = tegangan surja asal (kV)
K = factor atenuasi (km-1 kV-1)
= 0,0001 untuk gelombang 20 μs
= 0,0002 gelombang 5 μs
= 0,004 untuk gelombang terpotong (chopped)
Dimana :
Kft = factor tegangan lebih fasa ke tanah
Emax = tegangan maksimum sesudah operasi hubung (switching)
E = tegangan system fasa k`e fasa sebelum operasi hubung (switching)
Faktor ini sering juga diberinama per unit (p.u) surja hubung.
Variasi nilai factor ini dalam praktek cukup besar antara 1,2 sampai 4,0
p.u.
Biasanya harga yang dihitung dari alat pengenalan gejala peralatan
(Transien Network Analyzer (TNA)) lebih tinggi dari harga pengujian
sebenarnya dilapangan. Hal ini disebabkan karena representase pada
TNA terlalu pessimistis. Hal ini perlu diperhitungkan dalam
perencanaan isolasi peralatan.
Daya isolasi terhadap surja hubung menurun sebagai fungsi dari
tegangan sistem. Tegangan-lebih surja hubung lebih rendah dari daya
isolasi tersebut. karena itu tegangan lebih harus dikurangi bila
tegangan system dinaikan.
Untuk tegangan system maksimum 145, 145, 365, dan 765 kV tegangan
lebih yang diperbolehkan adalah 4,5 ; 3,6 ; 3,0 dan 2,1 p.u.
Faktor tegangan lebih yang bisa dipakai dalam perencanaan isolasi
saluran tarnsmisi adalah 2,8 p.u
Koordinasi Isolasi
Tegangan lebih yang berasal dari dalam system jarang mencapai beberapa kali
tegangan system itu ke tanah, maka tidak ekonomis jika seluruh system itu
diisolasikan terhadap tegangan setinggi itu.
Sistem yang dikehendaki adalah perencanaan isolasi yang aman dan ekonomis
untuk seluruh pperalatan (dalam G.I dan saluran transmisi) dengan koordinasi
isolasi yang tepat dengan alat pengamannya.
Untuk gelombang tegangan dari sambaran petir, tegangan itu tinggi
sekali, sehingga hampir tidak mungkin mengisolasikan peralatan sistim
terhadap tegangan tersebut, karena tidak mungkin mengisolasikan
peralatan sistim terhadap tegangan tersebut.
Untuk pengamanan terhadap sambaran petir, dipakai kawat tanah dan
tahanan tanah yang serendah mungkin.
Selain itu, dipakai alat pengaman yang cocok (arrester) untuk
gelombang yang merambat ke G.I
Ketika kita berusaha untuk memperkuat isolasi pada saluran maka
akan terjadi penurunan kekuatan isolasi pada G.I, begitu pula
sebaliknya, oleh sebab perlu diperhitungkan penyesuaian tingkat
isolasi secara menyeluruh dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika merancang koordinasi isolasi
dalam G.I adalah sbb :
a. Banyaknya hari guruh
b. Usaha penanggulanagan terhadap sambaran petir langsung
c. Usaha penanggulanagan terhadap gelombang petir yang datang dari
saluran
d. Jarak antara arrester dan alat yang dilindungi
e. Peniadaan arrester
f. Perlindungan terhadap tegangan pindah
g. Perlindungan isolasi titik netral
h. Koordinasi isolasi untuk tegangan lebih yang lain dari sambaran petir
i. Koordinasi isolasi dengan sela udara
j. Koordinasi isolasi dalam gardu induk dalam daerah yang tercemar
k. Spesifikasi untuk arrester
Kekuatan Isolasi Peralatan dan Ril
Kelas Isolasi dan kekuatan isolasi dari peralatan
Peralatan yang sama tegangan kerjanya yang ada dalam suatu GI harus
mempunyai harga BIL yang sama, mskipun macamnya berbeda dan
tempatnya berbeda pula.
Menurut cara koordinasi isolasi tradisionil, sering diberikan tingkatan
isolasi lebih tinggi kepada suatu alat, misalnya pemutus beban yang
terletak diantara bagian-bagian sistem yang mempunyai tingkatan
isolasi berbeda (misalnya antara saluran transmisi dan peralatan atau
antara peralatan yang satu dengan yang lainnya).
Tetapi akhir-akhir ini karakteristik arrester berhasil diperbaiki, maka
dengan memasang arrester di tempat yang tepat, tegangan lebih pada
GI dapat ditekan dibawah harga tertentu. Sehingga dimungkinkan
memakai kekuatan isolasi yang sama untuk setiap peralatan.
Peralatan yang terletak di luar derah perlindungan arrester, misalnya
trafo tegangan yang dihubungkan pada sisi saluran dari pemisah dari
saluran transmisi, dan coupling capacitor untuk telekomunikasi, harus
mempunyai tingkat isolasi 120% BIL. Alat-alat ini dinaikkan tingkatan
isolasinya sesuai dengan isolasi saluran, karena alat-alat ini tidak
diamankan oleh arrester dan tetap tersambung pada saluran pada
waktu pemisahnya terbuka
Perlindungan Isolasi Titik Netral
Sela udara (sela batang / rod gap) dapat dipakai dalam koordinasi isolasi
untuk keadaan berikut:
Pada GI yang terletak di daerah dimana frekuensi petir tidak begitu
tinggi, atau bila banyak saluran yang selalu terhubung kepada ril, sela
udara dapat digunakan sebagai alat pelindung menggantikan arrester.
Jika arrester dipasang di dekat alat yang paling mahal, misalnya trafo,
maka alat disekitar tempat masuk saluran ada kemungkinan tidak
mendapatkan perlindungan yang cukup. Misal untuk PMT dan PMS dalam
kondisi terbuka, maka biasanya dipasang sela batang pada tempat
masuknya saluran. Fungsinya adalah untuk membuat kekuatan isolasi
antar kutub tetap lebih tinggi dari pada kekuatan isolasi terhadap tanah,
sehingga dapat melindungi alat-alat yang tetap terhubung pada saluran,
tapi terpisahkan dari arrester dalam GI tersebut.
Dalam hal pengisolasian lebih dari isolator atau bushing, yang
dimaksudkan untuk penanggulangan terhadap kontaminasi dan
sebagainya, sela udara dipakai untuk koordinasi antara kekuatan isolsi
antar kutub dan isolasi terhadap tanah.
Meskipun sela udara pada bushing dari trafo telah dipakai sebagai
perlindungan cadangan bagi arrester, perkembangan akhir-akhir ini
cenderung untuk tidak memakainya lagi karena ada perbaikan dalam
keandalan dan karakteristik arrester
Dalam pemakaian sela udara, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan
(untuk menentukan lokasi dan panjangnya sela udara):
Karakteristik percikannya sangt berubah-ubah tergantung pada
keadaan udara dan polaritas tegangan impuls
Sela udara tidak dapat memutuskan arus susulan dan karen itu tidak
kembali normal dengan sendirinya.
Karakteristik tegangan-waktu dari tegangan percikannya berbeda dari
arrester dan dari alat yang dilindungi; tegangan percikannya naik
dengan naiknya kecuraman muka gelombang
Percikan pada sela udara dapat menimbulkan tegangan osilasi
peralihan yang mungkin dapat menyebabkan tegangan osilasi yang
lebih tinggi pada alat lain.
Kekuatan isolasi isolator
Tegangan ketahanan impuls dari isolator ditentukan oleh :
✓ Bentuk (terutama panjang effektifnya)
✓ Cara perlengkapannya
✓ Jarak relatif ke tanah dan konstruksi dalam bushing
✓ Surface leakage distance (jarak bocor sepanjang permukaan)
Penentuan kekuatan isolasi, harus mempertimbangkan faktor berikut :
o Keadaan kecemaran
o Pentingnya sistem
o kesukaran pekerjaan pencucian isolator ketika
o Pencucian dalam keadaan bertegangan
o Penggunaan isolator tahan air
o Instalasi pasangan dalam
Ruangan bebas Ril
Ruang bebas ril (bus spacing) dari GI harus ditentukan kekuatan
isolasinya terhadap
✓ tegangan lebih frekuensi
✓ Surja hubung
✓ Surja petir
Beberapa ketentuan menentukan ruang bebas ril
✓ Jarak isolasi minimum ke tanah adalah jarak minimum penghantar
ke tanah atau ke isolator yang mempunyai potensial yang sama
dengan tanah
✓ Jarak isolasi minimum antar-fasa adalah jarak minimum antara fasa-
fasa atau isolator yang mempunyai potensial yang sama daengan
fasa-fasa
✓ Penentuan jarak isolasi minimum didasarkan pada tegangan
frekuensi rendah atau panjang sela batang (rod gap) yang sesuai BIL
PEMBUMIAN NETRAL MELALUI TAHANAN
Netral Sistem dari transformator 3 fasa dengan hubungan Y yang
dihubungkan dengan tanah melalui tahanan
Netral Grounding Resistor (NGR) adalah alat bantu untuk pengaman peralatan
Trafo tenaga, bila terjadi hubung singkat pada sistem sekunder.
NGR adalah tahanan yang dipasang antara titik neutral trafo dengan
pentanahan dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi
sehingga diperlukan proteksi yang praktis dan tidak terlalu mahal karena
karakteristik rele dipengaruhi oleh sistem pentanahan titik neutral.
NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, yaitu resistance yang dipasang pada
titik neutral trafo yang dihubungkan Y ( bintang ). NGR biasanya dipasang
pada titik netral trafo 70 kV atau 20 KV, sedangkan pada titik neutral trafo
150 KV dan 500 KV digrounding langsung ( solid ).
NGR (Neutral Grounding Resistance) adalah tahanan yang dipasang antara
titik neutral trafo dengan tanah dimana berfungsi untuk memperkecil arus
gangguan tanah yang terjadi sehingga diperlukan proteksi yang praktis dan
tidak terlalu mahal karena karakteristik rele dipengaruhi oleh sistem
pentanahan titik neutral.
Catatan: Nilai tahanan perlu dihitung yang
didasarkan pada besarnya arus
gangguan 1 fasa ketanah.
Arus gangguan tanah dipakai untuk penyetelan Relai Arus Lebih gangguan
tanah.
Keuntungan :
• Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
• Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil.
• Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang
melaluinya.
Kerugian :
• Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya
gangguan fasa ke tanah.
• Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan relai pengaman
menjadi berkurang.
JENIS NGR
Resistance Liquit ( Air ), yaitu bahan resistance adalah air murni . Untuk
memperoleh nilai Resistance yang diinginkan ditambahkan garam KOH .
Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat
dalam panel dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.
PEMBUMIAN NETRAL MENGAMBANG
(FLOATING)
Titik Netral Transformator hubungan Y tidak dihubungkan ke tanah.
Gunanya :
• Untuk sistem kecil, arus gangguan-tanah tidak membuat kejutan daya listrik
pada pembangkit.
• Untuk sistem kecil, arus gangguan-tanah temporer bisa self clearing.
Kegunaan :
• Arus kapasitif gangguan tanah yang besar dikecilkan agar tidak terjadi
• Arcing Ground yang berbahaya.
• Arus gangguan tanah temporer menjadi bisa self clearing kembali.
• Dapat mengkompensasikan arus kapasitif.
Tegangan Fasa- tanah dalam :
• Kondisi normal : Masih dapat terjaga seimbang, bila Ce seimbang.
• Kondisi gangguan tanah : tegegangan netral-tanah naik, tegangan fasa-
tanah naik.
Kerugian :
• Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena
arus gangguan tanah relatif kecil.
• Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap
(permanen) pada sistem.
• Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada
perubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning)
kembali.
GROUNDING EQUIPMENT (PEMBUMIAN
PERALATAN)
Pembumian peralatan adalah pentanahan yang menghubungkan
kerangka/ bagian dari peralatan listrik terhadap ground (tanah).
Pembumian ini pada kerja normal tidak dilalui arus.
𝑯 = 𝑰𝟐 𝑹 𝒕
Dimana :
H = panas yang dihasilkan (Joule)
I = arus konduktor (ampere)
R = tahanan konduktor (ohm)
t = waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)
Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus
tersebut naik mencapai harga yang berbahaya. Proteksi dapat
dilakukan dengan Sekering atau Circuit Breaker.
Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak
peralatan proteksi itu sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan proteksi
harus sesuai dengan kapasitas arus hubung singkat “breaking
capacity” atau Repturing Capacity.
Disamping itu proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal
secara terus menerus tanpa pemanasan yang berlebihan
(overheating).
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya
tidak menyebabkan peralatan bekerja
3. Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi
cukup lama sehingga dapat menyebabkan overheating pada
rangkaian penghantar.
4. Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang
disebabkan oleh arus gangguan yang dapat terjadi.
5. Proteksi harus dapat melakukan “pemisahan” (discriminative)
hanya pada rangkaian yang terganggu yang dipisahkan dari
rangkaian yang lain yang tetap beroperasi.
b). Stabilitas
Sifat yang tetap tidak operasi apabila gangguan-gangguan terjadi
diluar zona yang melindungi (gangguan luar).
c). Kecepatan Operasi
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin
besar kerusakan peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya membuka
bagian-bagian yang terganggu sebelum generator-generator yang dihubungkan
sinkron kehilangan sinkronisasi dengan sistem selebihnya. Waktu pembebasan
gangguan yang tipikal dalam sistem sistem tegangan tinggi adalah 140 ms.
Dimana mendatang waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms sehingga
memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high speed
relaying)
Tiap-tiap sistem proteksi utama melindungi suatu area atau zona sistem daya
tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah kecil diantara zona-zona yang
berdekatan misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit breaker tidak dilindungi.
Dalam keadaan seperti ini sistem back up (yang dinamakan remote back up) akan
memberikan perlindungan
POLA PROTEKSI GARDU INDUK
Peralatan proteksi trafo tenaga terdiri dari Relai Proteksi, Trafo Arus
(CT), Trafo Tegangan (PT/CVT), PMT, Catu daya AC/DC yang
terintegrasi dalam suatu rangkaian, sehingga satu sama lainnya saling
keterkaitan.
Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan
memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang
masih sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat
dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar
Proteksi Trafo Tenaga
GANGGUAN INTERNAL
Gangguan yang terjadi di daerah proteksi trafo, baik di dalam trafo maupun
diluar trafo sebatas lokasi CT. Penyebab gangguan internal biasanya akibat ;
▪ Kegagalan isolasi pada belitan, lempengan inti atau baut pengikat inti atau
Penurunan nilai isolasi minyak yang dapat disebabkan oleh kualitas minyak
buruk, tercemar uap air dan adanya dekomposisi karena overheating,
oksidasi akibat sambungan listrik yang buruk
▪ Kebocoran minyak
▪ Ketidaktahanan terhadap arus gangguan (electrical dan mechanical stresses)
▪ Gangguan pada tap changer
▪ Gangguan pada sistem pendingin
▪ Gangguan pada bushing
Gangguan internal trafo tenaga:
1. Incipient fault :
Gangguan terbentuk lambat, dan akan berkembang menjadi gangguan
besar jika tidak terdeteksi dan tidak diatasi. Seprti Overheating,
overfluxsing, dan over pressure
✓ Penyebab Overheating:
• Ketidaksempurnaan sambungan baik elektrik maupun magnetic
• Kebocoran minyak
• Aliran sistem pendingin tersumbat
• Kegagalan kipas atau pompa sistem pendingin
✓ Penyebab overfluxing
Terjadi saat overvoltage dan under frekuensi, dapat menyebabkan
bertambahnya rugi-rugi besi sehingga terjadi pemanasan yang dapat
menyebabkan kerusakan isolasi lempengani inti dan bahkan isolasi
belitan
✓ Penyebab Overpressure
• Pelepasan gas akibat overheating
• Hubung singkat belitan-belitan sefasa
• Pelepasan gas akibat proses kimia
Gangguan internal trafo tenaga:
2. Active fault
disebabkan oleh kegagalan isolasi atau komponen lainnya yang terjadi
secara cepat dan biasanya dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
Proteksi utama adalah suatu sistem proteksi yang diharapkan sebagai prioritas
untuk mengamankan gangguan atau menghilangkan kondisi tidak normal pada
trafo tenaga. Proteksi tersebut biasanya dimaksudkan untuk
memprakarsainya saat terjadinya gangguan dalam kawasan yang harus
dilindungi.
Ciri-ciri pengaman utama :
• Waktu kerjanya sangat cepat seketika (instanteneoues)
• Tidak bisa dikoordinasikan dengan relai proteksi lainnya
• Tidak tergantung dari proteksi lainnya
• Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus, dimana relai
differensial dipasang
Proteksi Cadangan
Sistem proteksi kegagalan pemutus (CBF) bekerja pada saat relai local
memberikan perintah pemutusan (trip), tetapi pemutus (PMT) gagal
membuka untuk memutuskan arus gangguan.
Pola proteksi kegagalan pemutus (CBF) dirancang sederhana terdiri
dari detektor gangguan, indikasi status pemutus, dan relai waktu yang
akan bekerja ketika relai proteksi saluran memberikan perintah
pemutusan.
Setelah waktu tunda tertentu, proteksi CBF akan memberikan
perintah trip kepada semua pemutus terkait.
Relai Proteksi Kopel
7A Perencanaan
Dalam rencana dasar (basic design) hal-hal berikut harus ditetapkan lebih dulu
sebelum dimulai rencana detail:
(a) Hubungan rangkaian utama.
(b) Sistim pemakaian sendiri.
(c) Kapasitas pembawa arus dari ril-rilnya.
(d) Kapasitas pemutusan dari pemutus beban.
(e) Jenis penghantar ril: ril tegang (strain bus) atau ril kaku (rigid bus).
(f) Tahanan pengetanahan yang diperlukan.
(g) Keadaan udara, ialah suhu maksimum dan minimum, ketinggian terhadap
permukaan laut, kecepatan angin, pengaruh kontaminasi.
(h) Persyaratan dari lingkungan misalnya (suara) berisik terdengar (audible noise),
(suara) berisik terhadap radio dan televisi (radio and TY noise).
(i) Sistim kontrol dan pengamanan dari saluran transmisi dan alat-alat.
Pada saat rencana dasar mendekati penyelesaian, rencana detail dimulai; demikian
juga pemilihan tempat, pembelian tanah, pengukuran tahanan tanah, pengukuran
tanah dan studi pondasi. Rencana detail memuat hal-hal sebagai berikut:
(a) Specifikasi alat-alat yang akan dibeli.
(b) Lembar-lembar studi perencanaan (design study sheets), yang terdiri dari
kebijaksanaan fuolicy) perencanaan, laporan survey, data perbandingan dari berbagai
gagasan perencanaan, perhitungan perencanaan dan alasan-alasan pemilihan alat.
Beberapa contoh adalah:
Laporan survey geologi
Laporan percobaan pemancangan (piling)
Lembaran perhitungan kapasitas hubung-singkat
Lembaran rencana pengetanahan
Lembaran perhitungan gaya tekan untuk bangunan besi di luar
Lembaran perhitungan penerangan
(c) Gambar-gambar; yang diperlukan untuk pembangunan G.I. adalah:
Diagram hubungan dari rangkaian utama
Diagram hubungan rangkaian pemakaian sendiri
Diagram hubungan dari rangkaian arus searah
Gambar pandangan umum
Gambar detail untuk tiap bagian
Tata ruang dari gedung utama
Gambar bangunan baja di luar
Gambar yang membedakan saluran penghantar udara
Gambar susunan isolator
Gambar pondasi alat-alat
uqe lupll e,(urde wJB{Eqe>l rpe[:e1 ne1o1 eEEuqas e,{uluduel Jnlerp >1u,(u;ur ueued
-un,(ued Euupn8 uup >1u,(unu quel 'u,(uuu{nlJarueur Eue[ 1e1e lu{ap rp uolleduretrp
snreq Eunqnq uelelerad {n1un BJ?pn rosa:duro1 u"p nlu"quad lauudlau"d (a)
'IJBpuIr{IP
snreg llJ uerEeg nlens rlu^raleu e,(ueq Euu.( resaq Euu,( ufup uBJrlV 'Suuqrutas q?lep"
I?rurou rsu:odo u?Bpee{ eped sn:u uulle eSSulqes uer{ruapos unsnslp (relearq at1-snq)
1rr EunqnqEuad ueqeq snlnurad uep Eueqec uuJnlus oJBJI rrup uuqaq snlnrued (p)
'uelqeq:edrp e;nd sn:eq'ueureqtlauad uep rs4adsut
IEI?-lelB uzlnlSue8ued 'Euulzp uelu Eue,( uesunlrad ?ueouor qnlun Eueng (c)
'u;nd npreE ueeJeqrleued uep rsz:ado
ue{qepnrreu uelu ';rr e1 ue8unqnq delles uped eures Eue[ ue8unqnq rullsrs ueEuap
'uueqrapes 8ue{ ueqnrnlasol Suenr B}El uep JnlBJe} 3uu{ uuleletad ueunsng (q)
'rJurl-rr?rles lseredo uelqepnrueur Inlun u"p IoJluoI IoqB{ leuaqEuau 1n1un ueleles
a1 dupuqEuaru uep qetual rp unEueqrp snr?q Brueln Eunpa8'ul4Eunut B{lf (B)
:lnlueq luEeqes IBrIJ€rl elnd ue4luqredlp npad nll tlence) ';rr reluuq8ued lrep stual
uep Eueqec ueJnlus rJ"p IIBJ€ 'eureln uelelEuur uuEunqnq ueqrlrrued qalo BIuqnJe
u?{nluolrp u,(ulrpuas uuEuep Iul IBq 'udu1n[uu1a5 'SunpaE-EunpaE uep uelelerad
Bluuaru eueurleEuq qBlBpE 'I'C qeu"l s?nl uenlueuad ure;up 8u;tued Eue,( 1eg
Eunpeg rcp uululurod BfBJ, 'Z'E'L
'wo1op-uo8uosod slua[ nolo (ap!qn) youtal ptlodlp /14 g'g aDSuoSat ,lnrun G)
'(uootoqllautad uop lsotado) sDSnpd pESult todua| tlnsouual Q) :upt0to)
9,8 - L,I 8I -Zt 9-Z E-Z s'9lEE
9-Z 8I 9-Z I s'glLL Jsnqulslc npr"o
oz- s'9 tt-9 9-Z t-t $ILL Jepunles 'I'c
L9-87 07-tl 7t-8 t LLltst Jau.ud'I'o
0zI - s8 8I -Zt 8-9 9-t r|tl9L7 etqlo^ qEIH u$xg
(au OI) Jeprmles Jer!lJd JOI?UOJSU?JI (A:t)
88IeX
sBn'I tueqBJ qBlunf SuBqBC qBIuInf mmsns gslmf (6u"Eu€EaI
.rum1 uu8nesud {npql npJcg {n1tm uqqrai[q Euea lrqeuu;, sun-1 '9I leqc1,
renl-uuEuesed lnpur npre' se1a1 leEeqreq 3rt ffi'trfiill#H*1y#'.?T""
qBUBI r,(usun1 '1.e'L
uBlclGred Euung-u1ul uBp r,lBuBI u,{usun1 tL
efuu4emeEued urerEerp uep ueEueraued 1ep uuunsns {nlun JBqruBO
e,(uedrd ruJlsrs Inlun ruqureE uep urEutpued rye >1n1un JBqIu"C
"{Ilerurlsls J€qur?C
ufuedrd urllsls {nlun ruqureE u?p u"{el-"Jepn ruqsrs {nlun e>lltrerullsls
Iaq€I I"uBI lnlun ueunEueq &qrueC
1equ1 ueEueseruad {nlun JEqur?O
Ieq"{1aq? {n}unBIIlBrrrpsls rsqrueo
r1e ue8uunqurad selqtseg J"qru?C
ue3uereled Eurpurp uep reEud 'teEed nlqd'ue1e1
efeq ueunEueq rsepuod rBqruBO
I8 uel"leled Euen11-zpL upp gBu"I ?fus?n'I E'L
82 Bab 7. Konstruksi Gardu Induk
,-7
/ /'
:]--.[E
'\'l
U
r
a ril
g4)
d
a
r-
V vo0 bt)
VT
u0
u)
6)
it- ,}(
E'
I
t- E
i- d
I
i,1.
I
00
\
\,, I
\'i
cl
tr
o
o
U
b
lfl
E
'r-\ .-
\r
(
selrsed"T r"fundueu qgd1p Eue,( ueqnqeled qelede (uunpqepued falrns ueEuop)
npp qrqal pllp[aslp snr?g nlr euar€>I galo 'u€leosrad tpufuau uqEuntu ueqnqeled rp
lenu-relEuoq s€lrlrs"J '1ne1 uelel I"g ur"IBC '1ne1 uelel uep '(rsperl) eleq e1ere1 'tde
ue8uep ualn>IBIIp ledep uelnlEueEuo4 'e,(uuelepuee{ I€os BueJ?{ uerynfuelp
"loJo{
{"p$ 1ul eruc ldu1e1 'ueunEuequad ludurel Ip nll oJerl (3u11qulassu) undrug8ueur
uuEuap q€lep" e,(uueleselo,(ued erec nles qBIBs 'ueyeosred tpefuaru o3er1 uelnlSuzEued
?{rf 'uoJTurs Jol"suepuo{ u?p JolelrrJoJsu€Jl q3l"p3 e,(ulereq suoJs{ ueleosrad
u€>llnqurruerr uele 8ue,( 1BI" :luJeq wle-wle uelnlSueEued 4n1un ue1e1 (3)
'€1o{ u"q€puro1 ue8uap uulserula,(ueur
>lnlun u€qepurel r8es uopleqredrp u,(u1ep1t nped elres uep oryur depuqrsl
''A'I
qnre8ued uep {rsrreq qeEecueur {n1un Brlusn uoln{Bllp efu4upyt nulu n1;ed Hlplleslp
snreq le8Eurt ledusl g?reep ueEuap 1o1ep e,(uletel sllq iue8unlSutl ueepeay (e)
'geu4 ueelre8ued efuqepn1lr1 (p)
'q€u"1 e8reg (c)
'{nserrr Isrrusu?Jl uBJnlBS e,{uqepnry (q)
'uelunsuo{""'n,X;;1;.lr:.',il'3,:::1il;,1i'ilffi",#}nun,
eped 'rulnturp rsu{ol ueqllruad 'uetesola,(ued Jl"Iapuau qelel Jusep sllg
"u"eueJ
Is8{oTuBqlllured'g'E'L
lsnqlr5lq (+puD npmg Suung-e1el qoluo3 IS'rqC
A{ 99 SmqnH uB8usrE>Iad
Emlo oIsrtr
A{ 9 dnrnual
AunqnH rl"to)I
l$
l
1-
I
I
:
r$
'lS 'rqg uup 0g 'rqg uped lBIIIIrel'1'g Suenr Bl?l qoluoC 'ul?l t"l€-lele e4 relefueru
€8 rrelelured Eueng-e1u1 uep LIeuBJ. u,(usen1 E 'L
Bab 7. Konstruksi Gardu Induk
bongkar-muat yang cukup, ataukah perlu dilakukan penguatan lebih dulu. Dalam hal
jalan ruya, harus diselidiki dulu jembatan-jembatan, dapat tidaknya kendaraan mem-
belok, ada tidaknya rintangan-rintangan di jalan, misalnya pohon-pohon, jalan yang
terlalu miring dan sebagainya. Miringnya jalan sebaiknya kurang dari l/10. Untukjalan
kereta api, harus diperoleh data-data tentang batas kemampuan angkut yang telah
ditetapkan oleh perusahaan kereta api.
(g) Persoalan pembuangan air dan tingginya banjir; jika letak G.I. dekat dengan
sungai, cara pengeringan (pembuangan) air harus dipikirkan lebih dulu dengan memper-
hatikan catatan meteorologis tentang banjir masa lalu atau keterangan yang diperoleh
dari rakyat yang telah lama tinggal di daerah itu. Jika ternyata tanah harus dinaikkan
agak banyak, maka hal ini menjadi tidak ekonomis.
(h) Air untuk pembangunan dan air pendingin; selama pembangunan diperlukan
air untuk pekerjaan semen (beton) dan untuk keperluan hidup pekerja-pekerjanya.
Dalam operasi G.I. air diperlukan untuk pendinginan kondensator sinkron dan pesawat
pendingin udara dari kamar kontrol dan rele.
Gedung utama dari G.I. pasangan-luar untuk tegangan kurang dari77 kV kebanya-
kan terdiri dari gedung satu lantai, sedang untuk tegangan lebih dari 110 kV, biasanya
gedung dua lantai (bertingkat). Untuk G.I. pasangan-dalam, biasanya dipakai gedung
yang lebih tinggi untuk menurunkan biaya pembangunan dan luas tanah, meskipun
hal inijuga tergantung dari besarnya. Gbr. 52 menunjukkan contoh tata-ruang gedung
utama G.I. tegangan tinggi sekali (EHV). Luas ruangan di bangunan utama untuk G.L
pasangan-luar diberikan contohnya pada Tabel 17.
+o
O
:
Rugng
Kerie
Gudang
Rumg
Pakaian
Gbr. 52 Contoh Tata-Ruang Gedung Utama Gardu Tegangan Tinggi Sekali (EHV)
?IEu?Je{ u?p rueEol uBrEBq-uBlEEq 'Eulpulp upud leledrp snJerl rrruse-l}u" }eJ (q)
'snsnq{
uulleqrad uu{nlJaureu er(uueEurroSuad uep rsulrluoA 'set uulrunla8ueu eJetuq BueJB)
're1a8raq nElB q?qtue[ 'tunsEuul rrequtrour reuls eue{ra} qeloq {Bpll lur Euung (e)
:ln{ueq retuqas leq{Bq uelrleqredrp npad atanq Euont 4n1u11
'n1r 1e,(unu lndtunEuad r{upl u"{erpesrp snJ€q 'u{ure1t1as
rp EunpaE ue4e,(uqeqularrr nlr 1u(utru uuEuenq e1r1 'EunpaE JBnl e{ >1e,(uur tuunq
-ruaru snJeq uentEuet €pB lBBs eped euntraq tue,( lefupu Euenquad edt4 (c)
'l€uJruou nqns rqrqoleur ueEuBnJ nqns ufu>1luu qeEacuau >1n1un
utEue sedrl Euesudrp npod 'lpef.rel ralns qBrurBIB BJBcas EJ"pn Is"lnIrts e:1t1 (q)
'luuraqrp ledup EunpaE Euenr u8Eutqas
EunpaE r?nl rp ueryeduellp e(urolelpur '(raurogsuurl paloor{Io pacrog) ue4esledtp
Euu[ 1e,(urur ueurEurpued ueEuap ogurl reledrp BII1 'rde uuq4 nlutd nele Eutputp
qelo ue{qesrdrp srueq lrun udereqeg n€18 }lun nles uelep-ue8uused '1'g epz4 (e)
: rur lnlrJaq IBqJeq uullluqredrp nltad olotl Suont 4n1un
nuzqured uBlBFJed EuunA IIBp rolultrroJsuurl Euuny 'E't'L
'e,(uuuerzqrlaurad uep ueesluauad u"{rlepntuetu Ue>IE
Iul Iprl uleur '(re1uu1 sele rp) olar lauud uep lorluo{ laued e1 ue>lEunqnqrp nruq n1I
q?lelas uep '(re1ue1 qE^\Bg rp efuesurq) 1eqe1 eleuad JBIUe>I tue1ep Ip IEUIIITJ4 uuded
upud ue4Sunqruusrp nlnp qrgel ueEuap JBnl rr?p {nsBIrI lortuo{ 1aqe1 o1t1 (a)
'(Euruo4lpuoc rre) erepn urEurpuad IBIE J"Ierueur
Inlun ue{rnfuerp 'e1sd tue,( ueureEued alar Euesudrp Bu"IIr Jp rBIu?{ ueluq (p)
'rlurl-lleq uuEuep ndulul tstsod uzp stuel qrlnueru
ueEuep qelepe e,(uere3 'rJepurqrp snJ€q rul rueceruas uenEEueg 'ueucuqured e{urelns
uulqeqafueur uull" nlr uelnluud 'uerunJlsul Eoe>I-BJe>I eped e,(uquc uelnlued pu[re1
e4r1 'EunsEuel >lel qeEualas nBlB EunsEuq 1e1 ueEuureuad loledtp z,{uelEo{eg (c)
'oJ?Jl rJBp er(usnsnql'uelelured
{rsrJoq depeqral teder-}edur ufudnlnuaur 1nlun utnf ue>lEuequrpedtp snreg (q)
'Euucuol upuu qalo qeced lupJt e,(udns 1en>1 dnlnc snreq e,(uecey 'ueEuere4ed s1 sulef
Eue,( ue8uepued qeloraduraur 1n1un uq8unru reqolas lenqlp sn:eq elapual (e)
:lnlrJeq luq-1sq ue4neqradlp snJeg eleJ Suenr uep IoJluo{ Euunr 4n1un
e1a118uung urp lo4uoy Sueng 'Z'?'L
'o/Cuulol Suotoq-Suotoq uDp (sloot) ofiay uotolond uodrutslp 8uDpt 3 uolDq (r)
' rs ruguoJ t uD fi
lD s uoolotlrpu a d
uop lsmllunuotl Suont'uoqaq uolSoqwad psnd Suont qnsuaat ,loplt sDlD tp uo8oqwad woloq G)
'!snqy$!p npto8 uop )apamlas nptoS lnyn nflDy lntun snsnq1 3wu wqDpotp 4Dplt oltuosolg 0) :awotpc
00I - 0s oz- s 9-€ st-L s9 t€ € lsnqlilslcl npr"9
08I - 00I s€-t st- L -OI s9-0s 0s-s€ t-E 99- LL J3pun{as'I'0
00t - 00t 0s€ - 0€I s€-sI 'Ist-sz 0s-t€ osl - 0zI 00I - s9 t OII-?SI Iaur.IJd'I'c
(AHe) II"{rs
0s6 - 009 0s, - osz s€-sI 0s-s€ 0s-s€ o9z - oLt 0zI - 98 9-t o7z- sLZ
IEEUI UEEUBEeI
JOIBUTTOJ
sJal€g elsu IoJluo) (A{)
g?rrnf uI"T-u1"1 Eu?pnD rolu") -ssBrI sBIex
3u"nU 3uanU tuBnU UEEUBEeI
q"lurnf
(7u) .run1 uu8uesea {npul nprug Burqn uuun8ueg senl '/,I IeqEL
s8 ntueqlrcd sulllls"g uep Eunpeg t'L
Bab 7. Konstruksi Gardu Induk
7.5.1. Kelasifikasi
Tekanan angin pada bangunan baja, kabel dan isolator dan sebagainya harus
dihitung pula.
Yang perlu diperhatikan pula adalah keadaan dimana satu saluran putus, sebab
tiga saluran pada ril G.I. putus sekaligus jarang atau hampir tidak pernah terjadi.
Bangunan bajayang menderita tarikan dari kawat transmisi direncanakan berdasarkan
anggapan bahwa semua saluran pada salah satu sisinya diputuskan. Hal ini disebabkan
karena pemasangan kawat-kawat di dalam daerah G.I. dan di luarnya tidak bersamaan
waktunya dan karena tarikan kawat dari kedua sisi itu berbeda.
Untuk bangunan baja yang kecil, diperhitungkan tambahan berat pekerja sebesar
150-200kg dikenakan di tengah-tengah belandar. Untuk keadaan lain hal ini tidak
perlu diperhitungkan karena orang tidak akan memanjat bangunan itu dalam keadaan
terburuk.
Jika pelebaran di bawah terlalu besar berat bagian penguat akan naik, dan jika
terlalu kecil, berat bagian utamanya akan naik. Karena itu harus dipilih pelebaran di
bawah yang paling ekonomis. Jika terlalu besar jarak antara tiang-tiang harus lebih
lebar pula. Di Jepang perbandingan antara lebar tiang dan tingginya kira-kira l/10- l/15.
Di negara yang anginnya tidak kuat, pelebaran di bawah itu dapat dibuat kurang dari
itu. Tabel 20 menunjukkan besarnya belandar, jarak antara kolom dan tinggi ril di
Jepang.2) Di negara yang anginnya tidak kuat, besarnya belandar dapat kurang dari
harga-harga itu. Bila panjang belandar lebih dari 10 m, maka digunakan belandar yang
agak melengkung (camber) dengan kelengkungan 1/300. Untuk kolom yang lebarnya
kurang dari I m digunakan penguat (warren) tunggal, sedang untuk kolom yang
lebarnya lebih dari I m dipakai penguat rangkap.
Ada dua cara perhitungan tegangan (stress): yang satu dengan menganggap
hubungan antara kolom dan belandar sebagai struktur pasak (pin structure), yang lain
disebut cara Rahmen, yaitu dengan menganggapnya sebagai hubungan yang tunggal.3)
Dewasa ini tidak ada pendapat yang pasti mengenai cara memperlakukannya sebagai
dinamika strukturil. Hubungan antara kolom dan belandar merupakan hubungan-
tengah arrtlflra hubungan pasak dan hubungan tunggal (solid connection), karena bagian
atas dan bawah belandar terikat dengan baut. Tetapi, bila perhitungan Rahmen dipakai,
hasilnya membahayakan, kecuali jika kondisi tahanan pondasi diberikan dengan
tepat. Bila beberapa kolom dihubungkan dengan belandar dan bila tahanan pondasi
berubah dengan kolomnya, maka rencananya berbahaya kalau digunakan metoda
Rahmen. Dalam banyak hal, rencananya aman bila hubungan pasak digunakan.
Distribusi tegangannya terlihat pada Gbr. 53.
(ueeuecuered {nlun uspq g ququ4rp)
u?Fq, eleq Euedouad n1ru1suo;
u?Fq 0I - 8 elsJ
u"p IoJluoI Ieusd
uBlnq 8 - 9 uBqeq snlnurad
uBlnq zl QUfA) gelas 6Euq ueEueEal 1n1un
u"lnq 6 v^)t 00009 - 0009
u?lnq 8 VA{00O9pepEuern1 rolslllroJsuerl
:1n{rJeg rcEeqos qel€pe lrrqed IJ"p renle{ uululered ledtues us{nluellp molgnads
'ue1de1e1rp e,(urselglseds >1e[es I"FIrnp {npul
4etas uulnlradrp 3uu( nDI"/t\ 'Euedel lg
npruf uuunEuequrad le,tpet eleur 'eruu1 dn>1nc uusodtp lutas ('qsp 'tsnqnlstp lauud
'ueqeq snlnurod'roluurrogsuerl) eureln uelelured-ue1e1e.red u,(uEuulep uuarul qilg
Iu,rap8f L'L
'u,(uEun[n ?npe{ eped uelqeuelrp e,(ulreqes Ieq€{ (qleeqs) Eunreg
'u?grqalreq Euu,( (ssa.r1s) ueEueEq uB{Bue{Ip qeloq {Bpll lor}uol leqqlaqey (l)
'uelEunqnqrp snJeg 8ue,( leduol-leduel ue>l
-lnfunuaur eun8 (te1)gnrnq uuEuop epu"l-?pu?1 Euesedrp snreq (sslqec lorluoc) Iorluo{
1eqe1 uetunques n€le IsEIBlsuJ eped uenrqalol e,(urpe[ra1 qzEecueru {nlun (l)
'u?qrqalreq Euer( (sse4s) ueEueSal
ru"qeqry qeloq I"pI1 Euedoued ${nrlsuol qeu?l-sele 1aqe4 uee[re8uad ueleq (q)
'(uz1o1Jp Eue,( 1e,te1 leduel rp) e,(u1ede1-ledelas Euesedrp (Et[)
ruele{ uep e,{g4req->peqes qrrdrp snr"q re1u€gEued 1eme1 ueEuolourod leduea (E)
'qrqel u?qeq ueleue{Ip qeloq {"pq l"ulturq 1e1ed-1e1ed uup Euqsng (1)
'ueSuetalreq 3ue[ np-re8 uerEeq-uetEuq leuoEuaru >1up4 ruEu 4eq
-1leq ue8uap uB{n{BIIp nlred Euefued ne}u resaq Eue,( u4ulzred ueqepwule4 (a)
'epeqJeq efuueEueseured ledruol u?p uslBnle{'uBJnIn undqseru
'eures Eulros z,(uudnr euoJ? ueEuzseued uBUIIe{a{ 1pe[ral lepJl lzEe {l?q-{leq
eslusdry snreq Ioq"{ u?p rol?losl uep rueEol uut8eq-uutEeq qelun[uep stual (p)
'(ro1e1osr) qecad qepnur Eue,( ue6uq-uufeq rrep
IJJpJal efuesulq BueJB{ ll?g-p"q ueEuap lueEueltp snJeg {TJNII uelepred enule5 (c)
'ryuq uetuep lrufeledrp e[uueueEuzued
"rpcuupr$rnrrsuorq?pnsesu,rnr?rrpn,noru*r;;:i,fi :?*lx1,l].j#Hir,fir,u*
snreq (s1oo1) e[ra1 $V-te1l- u?p u"geq Bnluos 'pedetp ledep lempet ruEy (e)
:ln{rJaq le8eqas IBq{?q uelpeqradruaur ueEuep'e,(uleulac
-luruJecas uuEuap Sg)In)IBIIp snJ?q {nput npreE utelup uelelered ueEueseura4
Itr?uBI{?lY leqql uB{lrBued u?p uBlBIBred uB8uBssltred 9'L
B[Bg ls{n.Bsuoy BPBd ucBuBEaI Fnqlrlqq €9'rqg
1ese4 ue8unqnll (q) uauq"U BsJlBuV (e)
d+
q?uBI-sBlV IeqB) uBIIJBued u"p UB1uI?Jad ueEueseure; 9'L
90 Bab 7. Konstruksi Gardu Induk
Bulaa I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ll 12 13 l4 l5 t6 t7
Perataan Tanah
Pembuatan Perplatan
utama
Pembangunan Peralatan
(di Luar)
Idem (di Dalam)
175 ) (V lI1_l rV
Pemancangan Pondasi
- 27: rkv =ts4 kv
Pondasi Konstruksi
Pondasi Peralafan
$aluran Kabel E _J
-27 kv
Bangunan Baja
275 -kv,l 54k
Saluran Udara :-
=
Jaringan Pengetanahan
Gedung Utama
Lain-Lain
Pengujian
Gbr. 54 Contoh Jadwal Peqrbangunan Gardu Induk Tegangan Tinggi EHV (2751154kY)
7.8 Pengujian
Pengujian-pengujian utama yang perlu dilakukan pada gardu induk adalah sebagai
berikut:
(a) Pengujian ketahanan pada transformator: Pengujian ini dilakukan sesudah
tahanan isolasi transformator diukur dengan Megger. Tegangan diterapkan berangsur-
angsur, dengan menggunakan transformator penguji, kapasitor sinkron atau generator
dari pusat listrik yang berdekatan. Seperti dapat dilihat pada contoh Gbr. 55, tegangan-
nya diatur dengan pengatur tegangan induksi (induction voltage regulator). Cara lain
adalah dengan menggunakan tahanan air.
(b) Pengujian kenaikan suhu pada transformator: Salah satu cara adalah dengan
membebani transformator dengan beban sebenarnya dari jaringan yang berdekatan.
Bila bebanjaringan tidak cukup besar, maka kondisi beban penuh dapat dicapai atau
ditirukan dengan mematikan radiator dan menghitung kenaikan suhu pada beban
penuh. Cara lain adalah dengan mengembalikan beban yang diambil dari satu ril (bus)
ke ril tadi, melalui transformator yang lain (back-to-back method); periksa Gbr. 56.
Untuk memungkinkan terjadinya arus sirkulasi, digunakan jenjang (tap) yang berlaiflan.
Namun, karena jenjangnya tidak kontinu arusnya agak kecil; karena itu hal ini ditam-
pung dalam perhitungan.
(c) Pengujian pemutus beban: Sesudah dipasang dan disetel, pemutus beban diuji
untuk mengetahui apakah karakteristik pemutusannya masih sama dengan keadaan
waktu diuji (acceptance test) di pabrik atau tidak. Yang diuji sekarang adalah waktu
membuka (opening time), waktu menutup (making time) serta perbedaan waktu
lB{ap nl"lre} u"IT"laIp qeloq {€prl ?.(unlupqured eporlleya e>1eur .rrrpuas n1l npreg
sznl ue8uap efusen1 BrrrBs Inpur npru8 qenqes uerunquod ueSuuef uuaJ?) .BuBqJepos
Euuz( uenunqurod epo.r1>1ala uep q"u"l s"ll^Jlsrser rnlnEueru {nlun re1udry eEnf Eue,(
rdu1a1 snsnql uaurulsur ueluuntlp rur {nlun :uenunqued ueu?qel uertnSua4 (a)
'qreqradry'uuqaq snlnurad rrep (poc Eurddrrl) efral
ue8unp8 u"p elal eJ?lue e,(qesrur 'uu8unqures u"rlel"se) 'efuelreq u?]nJn esilradrp
tunpugad uelelSuur u"p lorluo{ uerelSuer'ueqnrnlasal uerln8ued eped .(re1sa1 felar
alqupod) ue8urfurl alor llnEued uoleunErp olar uerlnEuad >1n1un 'rfnrp ,e1ar uup reples
-Jel{Bs 'Euesedral Eue,( ueun:1sur deqas rJ"p {rlsrJeqerul 'rrrpues-rJrpues uellnEuod
epu4 '(lsel IIBre^o uup IBnpI^Ipu1) ueqnrnyase>1 uulln8uad uup urpues-rrrpues uerlnSued
ru>1e,( 'uurfn8uad srual enp EpB rur Inlun :aleJ uep IoJluoI
leued uerfnEuad (p)
'efu:eueqes uzqaq epud u,(u14slJeDl"Js{ llnrp snreq
lunqs Jol)par uep u8eua1 rolrsedzl {nlun uBqeq sntnruad '?ItrB}n JolsrrrJoJsusrl eped
lplEuequred snJ? u?p rsrtusuuJl u?Jnles uped lenured snre (uelsnlnuoru) zlnquraur
e,(uuunduuue)t llnJp e8nl'n1rad epg 'u,(ueseg u8r1e1 eped dnlnuau u"p slnqtuaur
(1cug-o1-1cug) nqng uq[n8ue4 ere3 .rqC
99
Bsed-ErolerruoJsuerl (q)
ewg-I rol€ruroJsue{ (e)
t_-
LJEilI
at"uaJ | !-}tP-.*.",,
raquns L-{]_1L*'*-"t
V
relsrel uu8unpg uped uu8ueBel ucueqs1a;tr ueJ[n8ueg uw3 SS'rqC
0U s'tgl :W x CrD sr'sl :rerew u??3ggruad
VA{ 0l sulsede;1 'A 0|0|O.OZ/0OZ :r[n8ued rol"r.uroJsual Eurleu
0U) "sBg-I
Sf'e t. : SZ,t x (nl) il :ue1dera1lg Eue/( rtn ue8ue8el
V t*n OZI A lW tl S'Ol I ttl ttl itst : tgl .e$C-€ :lfnJq uele Eue[ roleurro;suera
EAPI
A 002
tunqEEEl([ u"Areeoi
uB{a AuEr( raqms
IBumratr t !lnauod
rolaEIoIsmrI
I$lnPUI
_ SmqEEslC rnlB8uad
G,JE tm^ lBuJqral
!Jnld
3[4,( rolBurolmrtr
t6 uerfnEua; g'L
Bab 7. Konstruksi Gardu Induk
kepada gardu, supaya nilai tahanan yang diukur tidak terlalu rendah. Kecuali itu,
kawat penghubung antara ins{rumen dan elektroda harus rendah tahanannya, karena
gardunyajuga rendah tahanannya. Saluran transmisi dapatjuga dipakai sebagai kawat
sumber arus. Untuk menghindarkan kesalahan pengukuran harus digunakan Voltmeter
berimpedansi tinggi (misalnya, vacuum tube voltmeter). Titik pembumian pembantu
harus dipasang cukupjauh dari gardu. Untuk mengurangi tegangan induksi lintasannya
harus dipilih dengan baik. Rangkaian pengukurannya tertera pada Gbr. 57.
Trmslormetor
210/3300 v
Jaringm Pembumian
V",
V"'
Vso= n=f
' - V"o Vso
7.9 Referensi
Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu
bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi
Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan
Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik
bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun
Tegangan Rendah (TR 220/380V).
2) Jenis Konstruksinya :
a) Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton
b) Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol.
c) Gardu Kios
3) Jenis Penggunaannya :
a) Gardu Pelanggan Umuma
b) Gardu Pelanggan Khusus
GARDU HUBUNG
Gardu Portal
Gardu Cantol
Gardu beton
Gardu Kios
• Gardu ini dirancang dan dibangun untuk sambungan tenaga listrik bagi pelanggan
berdaya besar. Selain komponen utama peralatan hubung dan proteksi, gardu ini di
lengkapi dengan alat-alat ukur yang dipersyaratkan.
• Untuk pelanggan dengan daya lebih dari 197 kVA, komponen utama gardu distribusi
adalah peralatan PHB-TM, proteksi dan pengukuran Tegangan Menengah.
Transformator penurun tegangan berada di sisi pelanggan atau diluar area
kepemilikan dan tanggung jawab PT PLN (Persero).
• Pada umumnya, Gardu Pelanggan Khusus ini dapat juga dilengkapi dengan
transformator untuk melayani pelanggan umum.
Bagan satu garis Gardu Pelanggan Umum.
Jenis-jenis Gardu Distribusi
Gardu Hubung
• Gardu Hubung disingkat GH atau Switching Subtation adalah gardu yang
berfungsi sebagai sarana manuver pengendali beban listrik jika terjadi
gangguan aliran listrik, program pelaksanaan pemeliharaan atau untuk maksud
mempertahankan kountinuitas pelayanan.
• Isi dari instalasi Gardu Hubung adalah rangkaian saklar beban (Load Break
switch – LBS), dan atau pemutus tenaga yang terhubung paralel. Gardu Hubung
juga dapat dilengkapi sarana pemutus tenaga pembatas beban pelanggan
khusus Tegangan Menengah.
• Konstruksi Gardu Hubung sama dengan Gardu Distribusi tipe beton. Pada ruang
dalam Gardu Hubung dapat dilengkapi dengan ruang untuk Gardu Distribusi
yang terpisah dan ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh.
• Ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh dapat berada pada ruang
yang sama dengan ruang Gardu Hubung, namun terpisah dengan ruangGardu
Distribusinya.
TERIMA KASIH
CamScanner
CamScanner
CamScanner