Anda di halaman 1dari 39

PERALATAN UTAMA DAN

PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT


LISTRIK NON-KONVENSIONAL

M. JAGA BELANTARA (11-2010-013)


YUDHA YUANDHITRA (11-2010-018)
EDI SAPUTRA (11-2010-019)

Pendahuluan
Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya
lingkungan dari efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan
global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan
tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar
fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang
tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.
Matahari merupakan salah satu sumber energi yang tidak akan pernah habis
(renewable energi). Untuk mengurangi dampak dari global warming saat
ini, banyak dikembangkan pembangkitan bertenaga matahari. Dengan
didirikannya jenis pembangkit ini diharapkan dapat mengurang jumlah
emisi yang dapat mengakibatkan global warming. Saat ini banyak negaranegara yang mulai menggunakan jenis pembangkit ini.

Komponen-Komponen Utama PLTS


Komponen komponen utama yang ada dalam PLTS antara lain :
1.
Solar Panel
2.
Charging control
3.
Battere
4.
Inverter

Panel Surya
Prinsip kerja dari sel surya photovoltaic adalah merubah energi surya
menjadi arus listrik DC. Sel silikon yang di sinari matahari, membuat
photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah sel surya menghasilkan
kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari
kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).

Jenis-jenis Panel Surya


1.

2.

3.
4.
5.

Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya / solar cell yang memiliki susunan kristal acak.
Type Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik
yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung.
Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan
luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%.
Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat
yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis
dalam cuaca berawan.
a-SI (armophorus)
CdTe (Cadmium Telluride)
CIS (Copper Indium Diselenide)

Contoh - Contoh Panel Surya


Berdasarkan Letak Penggunaannya

Contoh Penempatan Panel Surya

Roof (pv) of Atlantas Aquatic Center with 345 kW grid-connected power


system. (Source : Georgia Institute of Technology. With permission.)

Gambar di atas merupakan salah satu PLTS terbesar di dunia berada di


Spanyol dengan jumlah panel surya sebanyak 120.000 dan menghabiskan
lahan sebesar 100 hektar yang dapat menghasilkan 20 MW.

Perhitungan Teknis Panel Surya


Daya yang dihasilkan oleh panel surya maksimum diukur dengan besaran
Wattpeak (Wp), yang konversinya terhadap Watthour (Wh) tergantung
intensitas cahaya matahari yang mengenai permukaan panel. Selanjutnya
daya yang dikeluarkan oleh panel surya adalah daya panel dikalikan lama
penyinaran.
Di Indonesia, daya (Wh) yang dihasilkan perhari biasanya sekitar 3-5 kali
daya panel maksimum (Wp), 3 kali untuk cuaca mendung, dan 5 kali untuk
kondisi panas terik. Misalnya untuk sebuah panel surya berdaya maksimum
50 Wp, daya yang dihasilkan pada cuaca mendung perhari adalah 3 kali 50
Wp atau 150 Wh, dan pada cuaca cerah adalah 5 kali 50 Wp atau 250 Wh.

Panel-panel surya dapat disusun secara seri atau paralel. Rangkaian paralel
digunakan pada panel-panel dengan tegangan output yang sama untuk
memperoleh penjumlahan arus keluaran. Tegangan yang lebih tinggi
diperoleh dengan merangkai panel-panel dengan arus keluaran yang sama
secara seri.
Misalnya untuk memperoleh keluaran sebesar 12 Volt dan arus 12 A, kita
dapat merangkai 4 buah panel masing-masing dengan keluaran 12 Volt dan
3 A secara paralel. Sementara kalau keempat panel tersebut dirangkai secara
seri akan diperoleh keluaran tegangan sebesar 48 Volt dan arus 3 A.

Sistem Kontrol Pengisian Batere


(batere charging)

a.

b.

Fungsi utama sistem kontrol pengisian baterai pada pembangkit tenaga


surya adalah :
Membatasi kelebihan pengisian (overcharge) dengan membatasi daya
yang diisikan oleh panel surya pada saat kapasitas baterai sudah penuh.
Pencegahan pengisian yang berlebihan itu dilakukan dengan membuka
saluran dari panel surya atau dengan membatasi arus pengisian ke
baterai ketika baterai mendekati kapasitas penuh.
Mencegah kelebihan pengosongan (overdischarge). Umumnya kontrol
pengisian pada sistem photovoltaik mempunyai tambahan fungsi berupa
kontrol yang mengatur pemutusan saluran daya kebeban. Saluran daya
ini akan diputuskan begitu baterai mencapai kapasitas pengosongan
yang telah ditetapkan dan ketika baterai kembali terisi dan mencapai
kapasitas tertentu, saluran daya kebeban akan kembali terhubung.

Batere
Pada pembangkit listrik tenaga surya baterai berfungsi untuk menyimpan
energi listrik arus searah yang dihasilkan panel surya dan menyalurkannya
kembali ketika daya yang dihasilkan panel surya lebih kecil dari daya yang
dibutuhkan beban. Jenis baterai yang digunakan pada pembangkit listrik
tenaga surya adalah baterai sekunder yaitu baterai yang dapat diisi kembali.
Baterai skunder terbagi kedalam beberapa tipe berdasarkan material aktif
yang digunakan, yaitu :
a. Flooded Lead-Acid
b. Valve Regulating Lead Acid (VRLA)
c. Nickel Cadmium

Karakteristik Batere
Untuk memahami lebih dalam tentang baterai sekunder ini, akan dijelaskan beberapa karakteristiknya:
a. Pengosongan (Discharge) adalah proses pada saat baterai menyalurkan arus kebeban.
b.
Pengisian (Charge) adalah proses dimana baterai menerima arus dari sumber.
c. State of Charge (SOC) adalah persentase perbandingan kapasitas baterai terhadap kapasitas maksimum
dari baterai.
d.
Deep of Discharge (DOD) atau kedalaman pengeluaran daya adalah banyaknya daya yang diambil
dari baterai dalam satu siklus pengeluaran daya, yang diekspresikan sebagai persentase.
e. Open Voltage adalah tegangan baterai pada saat kedua kutubnya terbuka. Pada baterai asam timbal
dengan kapasitas penuh (100% SOC), tegangan buka baterai asam timbal (lead acid baterai) tipikal
bernilai (12.6 Volt 13.2 Volt) untuk sistem 12 Volt.
f. Cut off Voltage adalah nilai tegangan terendah yang diperbolehkan ketika baterai mengalami
pengosongan. Nilai tegangan cut off ini berbeda-beda tergantung nilai rata-rata arus pengosongannya.
g. Kapasitas baterai adalah kemampuan baterai dalam menyimpan atau menyalurkan energi listrik.
h. Ampere-Hour (Ah) adalah satuan yang umum digunakan yang menunjukkan kapasitas baterai.
i. Cycle adalah banyaknya baterai mengalami proses pengosongan dengan arus pengosongan tertentu
yang diikuti pengisian hingga penuh kembali (100% SOC)
j. Rata-rata pengisian/pengosongan (Rate of Charge/Discharge) adalah rasio arus pengisian atau
pengosongan dalam jam.
k.
Self Discharge adalah proses dimana terjadinya penurunan kapasitas baterai pada saat kedua kutub
baterai terbuka. Self discharge disebabkan oleh proses internal dari baterai itu sendiri dan rata-rata
pengosongannya (self-discharge rate) berbeda-beda untuk setiap tipe baterai.

Inverter

1.
2.
3.

Dalam kebutuhan dan pengontrolan daya listrik, konversi daya dari


daya listrik dari satu bentuk ke bentuk lainnya sangat diperlukan.
Salah satu bentuk konversi daya, yaitu mengubah daya dari bentuk
DCkeACyangbiasadisebutDC-ACkonverter.
Sebuah DC-AC konverter lebih dikenal dengan sebutan inverter.
Dilihat dari jenis arus bolak-baliknya, inverter terdiri dari dua jenis,
yaitu inverter 1 fasa dan inverter 3 fasa. Fungsi dari sebuah inverter
ialahmengubahteganganinputDCmenjaditeganganoutputACyang
simetrisdenganhargadanfrekuensiyangtetapatauberubah-ubah.
Berdasarkanrangkaiandayanyainverter1phasadibedakanmenjadi
3macam:
Inverter1phasasetengahgelombang
Inverter1phasagelombangpenuh
Inverter1phasadenganbebantaptengah

Inverter 1 Phasa Setengah Gelombang

Inverter 1 Phasa Gelombang Penuh

Inverter 1 Phasa dengan Beban Tap Tengah

Inverter 3 Phasa

Prinsip kerja sebuah inverter 3 fasa dapat dijelaskan melalui


gambardiatas.
Rangkaianinimerupakanrangkaianinverterjembatanpenuh3fasa
yang memiliki 6 buah saklar-saklar statis (Mosfet) sebagai
penggantiTransistorBJT.
Ketika Q1 on maka Q1 terhubung, tegangan dan arus keluaran
keluarmelaluiRsedangkanQ2off(open circuit).JikaQ3onmaka
Q4offdanQ5onmakaQ6off.

Perancangan PLTS
Dengan memisalkan sebuah desa yang berisi 100 rumah dan daya yang
terpasang untuk masing-masing rumah sebesar 450 W. Maka kapasitas
PLTS yang akan didirikan adalah sbb:
(1 rumah di asumsikan menggunakan peralatan-peralatan yang
menggunakan energi listrik sbb : lampu CFL 5 buah (@ 15 x5x7 jam =
525 Wh), Televisi 14 sebanyak 1 buah (@100x1x5jam) = 500 Wh),
peralatan-peralatan lainnya sebanyak 300 Wh)
Kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan dalam 1 hari sebesar 1325 Wh
Kebutuhan energi listrik 100 rumah dalam 1 hari sebesar 132,5 kWh
Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena
keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark
Hankins, 1991: 68). Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar
:
Et = 132,5 kWh + (0,15 x 132,5) = 152,375 kWh
Dengan asumsi lama penyinaran matahari terhadap panel surya selama
5 jam dalam 24 jam. Tegangan keluaran menuju beban yang di inginkan
sebesar 220 V dengan frekuensi 50 Hz.

Konfigurasi Sistem

Perhitungan Kapasitas Panel Surya


Kapasitas daya panel surya dapat diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yaitu :
a. Kebutuhan energi sistem yang disyaratkan.
Kebutuhan energi selama satu jam yang disyaratkan sebesar 100 Wh.
b. Intensitas radiasi matahari
Dari data Badan Metorologi dan Geofisika (BMG) dan National
Aeronautics and Space Administration (NASA) tahun 2009 dapat
dilihat intensitas radiasi matahari tertinggi 5.56 KWh/m2 wilayah
Bandung tahun 2009.
c. Faktor penyesuaian (adjustment factor).
Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1
(Mark Hankins, 1991: 68).

Kapasitas panel surya yang biasa di


jual di pasaran adalah sbb:

Perhitungan Kapasitas Panel Surya


Kapasitas total panel surya = (Et / intensitas
matahari ) x faktor penyesuaian
= (152375 / 5 ) x 1,1
= 33,523 kW
Kita akan menggunakan panel surya dengan kapasitas
120 Wp. Maka banyaknya jumlah panel surya adalah
sbb:
Jumlah panel = Et / ( Wp x lama penyinaran matahari)
= 152375 / (120 x 5)
= 253,96 254 255 panel surya

Pemasangan Panel Surya dan


Perhitungan Kapasitas Batere
Kapasitas panel surya yang digunakan adalah 120 Wp. Sebanyak 255 buah
panel suya di pasang seri sebanyak 15 buah dan hasil seri panel surya tersebut
diparalelkan dengan jumlah yang sama dengan jumlah total 17 buah paralel.
1 buah panel surya menghasilkan tegangan 17 V,jika 15 buah panel surya di
serikan maka akan menghasilkan tegangan 255 V.
Satuan energi sistem dalam watt hour (Wh) dikonversikan menjadi amper
hour (Ah) yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai sebagai berikut :
Ah = Et/Vdc
= 153000/ 12
= 12750 Ah

Kebutuhan Batere
Hari otonomi (d) yang ditentukan adalah satu hari, jadi baterai hanya
menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep
of discharge (DoD) pada baterai adalah 80% (Mark Hankins, 1991: 68).
Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah
Cb = (Ah x d) / Dod
= (12750 x 1) / 0,8
= 15937Ah
Berdasarkan perhitungan diatas maka batere yang akan kita gunakan adalah
12 V 125 Ah yang dipasang secara seri sebanyak 20 buah kemudian
diparalelkan dengan 20 buah batere seri lainnya (7 buah paralel dengan
masing-masing satu buah paralel terdiri daari 20 batere seri).
Banyaknya batere yang digunakan adalah sebesar :
15937 / 125 = 127 140 buah batere

Perhitungan Kapasitas
Inverter 3 Phasa
Berdasarkan tegangan sistem maka akan digunakan inverter 3 phasa dengan
tegangan masuk dc konstan sebesar 240 V dengan keluaran tegangan AC
sebesar 380/220 V
Maka digunakan inverter 3 phasa dengan kapasitas daya 35 kW.

Kesimpulan
1.
2.
3.

4.

5.

Komponen utama dalam PLTS adalah panel surya , pengontrolan


pengisian batere ( battere charge ) , batere dan inverter.
Berdasarkan hasil perancangan total daya yang dibangkitkan oleh PLTS
adalah sebesar 33,532 kW.
Jumlah panel surya yang dibutuhkan dalam PLTS ini adalah sebanyak 254
panel surya yang dipasang secara paralel sebanyak 7 buah paralel dengan
masing-masing paralel terdiri dari 15 panel surya yang disusun secara
seri.
Batere yang digunakan adalah 12 V 125 Ah sebanyak 127 buah yang
disusun secara seri sebanyak 20 buah dan di paralelkan dengan 20 batere
seri dengan total paralel batere sebanyak 7 paralel.
Inverter yang digunakan dalam perancangan PLTS ini adalah inverter 3
phasa dengan kapasitas 35 kW.

Power from the Sun


Sebuahpembangkitlistrikpanasmataharipadaprinsipnyabekerja
tidak berbeda dari konvensional uap pembangkit listrik.Namun,
ada satu perbedaan penting, energi ini tidak merusak/mengotori
lingkungandenganpembakaranbatubara,minyak,gasalamatau
dengan memisahkan uranium untuk menghasilkan uap.Hal ini
dihasilkan semata-mata oleh energi yang berasal dari matahari.
Untuk mencapai suhu tinggi yang diperlukan, radiasi matahari
harus terkonsentrasi/terarah.sistem konsentrasi radiasi matahari
harus digunakan untuk menghasilkan suhu yang lebih
tinggi.Karena biaya yang tinggi maka, lensa dan kaca biasanya
tidakdigunakanuntukpembangkitlistrikskalabesar,danalternatif
biaya yang lebih efektif digunakan, termasuk cermin konsentrator
(reflectingconcentrators).

Jenis-JenisReflector
a.

b.
c.

d.

parabolic
trough
collector
linear Fresnel
collector
central receiver
system with
dish collector
central receiver
system with
distributed
reflectors

Parabolic Trough Collector

KolektorsuryamelaluiParabolic
terdiridaricerminmelengkung
besar,untukmengkonsentrasi/
mengumpulkansinarmatahari
denganfaktor80ataulebihuntuk
garisfokus.Kolektorsuryadibuat
Paralelmembentuksebuahbaris
kolektorsepanjang300-600meter,
danbanyakbarisparalelbentuk
bidangkolektorsurya.Kolektor
suryamemilikisatu-sumbuuntuk
mengikutiarahsinarmatahari.

SkemaKerja

Dish-Stirling Systems
Dish-Stirlingsistemdapat digunakan untuk
menghasilkan listrik dalam kisaran kilowatt.
Sebuah cermin cekung parabolik konsentrat
sinarmatahari,cermindilacakduasumbuharus
mengikutimataharidengantingkatakurasiyang
tinggi untuk mencapai efisiensiyang tinggi.
Dalam fokus adalah receiver yangdipanaskan
sampai650C. Panas diserap mengendarai
motor Stirling,yang mengubah panas menjadi
uap bertekanan, lalu menggerakan generator
untuk menghasilkan listrik. Bebera paprototipe
Dish Stirling sistem telah berhasil diuji di
sejumlah
negara.Namun,biaya
pembangkitanlistrik darisistem ini jauh
lebihtinggidari padapembangkit listrik tenaga
panas matahari melalui parabolic trough atau
towerpowerplants.

Solar Thermal Tower Power Plant


Terdapat bidang sistem penerima pusat dari
refleksi sinar matahari ataumenarapower.
Sistem terdiridari ratusanatau bahkan ribuan
cermin, Bidang penerima refleksi matahari
(heliostats) ditempatkan disekitarpenerimadi
bagianatas
menara
pusat.Sebuah
komputerkontrolmasing-masing dari heliostats
menggerakan kontrol jalur duasumbu untuk
memastikan bahwasinar matahari langsung
tercermin terfokus pada menarapenerima
(heliostats), di mana sebuah absorber
dipanaskan
sampai
temperatursekitar1000Cdengan
cahaya
matahari terkonsentrasi untuk mengubahUdara
ataugaramcair(airlaut)menjadiuapbertekanan
sehingga dapat menggerakan sebuah generator
listrikyangmengubahpanasmenjadilistrik.

Pembangkit Listrik Perangkap Panas


Matahari

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai