Pendahuluan
Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya
lingkungan dari efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan
global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan
tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar
fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang
tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.
Matahari merupakan salah satu sumber energi yang tidak akan pernah habis
(renewable energi). Untuk mengurangi dampak dari global warming saat
ini, banyak dikembangkan pembangkitan bertenaga matahari. Dengan
didirikannya jenis pembangkit ini diharapkan dapat mengurang jumlah
emisi yang dapat mengakibatkan global warming. Saat ini banyak negaranegara yang mulai menggunakan jenis pembangkit ini.
Panel Surya
Prinsip kerja dari sel surya photovoltaic adalah merubah energi surya
menjadi arus listrik DC. Sel silikon yang di sinari matahari, membuat
photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah sel surya menghasilkan
kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari
kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).
2.
3.
4.
5.
Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya / solar cell yang memiliki susunan kristal acak.
Type Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik
yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung.
Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan
luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%.
Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat
yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis
dalam cuaca berawan.
a-SI (armophorus)
CdTe (Cadmium Telluride)
CIS (Copper Indium Diselenide)
Panel-panel surya dapat disusun secara seri atau paralel. Rangkaian paralel
digunakan pada panel-panel dengan tegangan output yang sama untuk
memperoleh penjumlahan arus keluaran. Tegangan yang lebih tinggi
diperoleh dengan merangkai panel-panel dengan arus keluaran yang sama
secara seri.
Misalnya untuk memperoleh keluaran sebesar 12 Volt dan arus 12 A, kita
dapat merangkai 4 buah panel masing-masing dengan keluaran 12 Volt dan
3 A secara paralel. Sementara kalau keempat panel tersebut dirangkai secara
seri akan diperoleh keluaran tegangan sebesar 48 Volt dan arus 3 A.
a.
b.
Batere
Pada pembangkit listrik tenaga surya baterai berfungsi untuk menyimpan
energi listrik arus searah yang dihasilkan panel surya dan menyalurkannya
kembali ketika daya yang dihasilkan panel surya lebih kecil dari daya yang
dibutuhkan beban. Jenis baterai yang digunakan pada pembangkit listrik
tenaga surya adalah baterai sekunder yaitu baterai yang dapat diisi kembali.
Baterai skunder terbagi kedalam beberapa tipe berdasarkan material aktif
yang digunakan, yaitu :
a. Flooded Lead-Acid
b. Valve Regulating Lead Acid (VRLA)
c. Nickel Cadmium
Karakteristik Batere
Untuk memahami lebih dalam tentang baterai sekunder ini, akan dijelaskan beberapa karakteristiknya:
a. Pengosongan (Discharge) adalah proses pada saat baterai menyalurkan arus kebeban.
b.
Pengisian (Charge) adalah proses dimana baterai menerima arus dari sumber.
c. State of Charge (SOC) adalah persentase perbandingan kapasitas baterai terhadap kapasitas maksimum
dari baterai.
d.
Deep of Discharge (DOD) atau kedalaman pengeluaran daya adalah banyaknya daya yang diambil
dari baterai dalam satu siklus pengeluaran daya, yang diekspresikan sebagai persentase.
e. Open Voltage adalah tegangan baterai pada saat kedua kutubnya terbuka. Pada baterai asam timbal
dengan kapasitas penuh (100% SOC), tegangan buka baterai asam timbal (lead acid baterai) tipikal
bernilai (12.6 Volt 13.2 Volt) untuk sistem 12 Volt.
f. Cut off Voltage adalah nilai tegangan terendah yang diperbolehkan ketika baterai mengalami
pengosongan. Nilai tegangan cut off ini berbeda-beda tergantung nilai rata-rata arus pengosongannya.
g. Kapasitas baterai adalah kemampuan baterai dalam menyimpan atau menyalurkan energi listrik.
h. Ampere-Hour (Ah) adalah satuan yang umum digunakan yang menunjukkan kapasitas baterai.
i. Cycle adalah banyaknya baterai mengalami proses pengosongan dengan arus pengosongan tertentu
yang diikuti pengisian hingga penuh kembali (100% SOC)
j. Rata-rata pengisian/pengosongan (Rate of Charge/Discharge) adalah rasio arus pengisian atau
pengosongan dalam jam.
k.
Self Discharge adalah proses dimana terjadinya penurunan kapasitas baterai pada saat kedua kutub
baterai terbuka. Self discharge disebabkan oleh proses internal dari baterai itu sendiri dan rata-rata
pengosongannya (self-discharge rate) berbeda-beda untuk setiap tipe baterai.
Inverter
1.
2.
3.
Inverter 3 Phasa
Perancangan PLTS
Dengan memisalkan sebuah desa yang berisi 100 rumah dan daya yang
terpasang untuk masing-masing rumah sebesar 450 W. Maka kapasitas
PLTS yang akan didirikan adalah sbb:
(1 rumah di asumsikan menggunakan peralatan-peralatan yang
menggunakan energi listrik sbb : lampu CFL 5 buah (@ 15 x5x7 jam =
525 Wh), Televisi 14 sebanyak 1 buah (@100x1x5jam) = 500 Wh),
peralatan-peralatan lainnya sebanyak 300 Wh)
Kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan dalam 1 hari sebesar 1325 Wh
Kebutuhan energi listrik 100 rumah dalam 1 hari sebesar 132,5 kWh
Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena
keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark
Hankins, 1991: 68). Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar
:
Et = 132,5 kWh + (0,15 x 132,5) = 152,375 kWh
Dengan asumsi lama penyinaran matahari terhadap panel surya selama
5 jam dalam 24 jam. Tegangan keluaran menuju beban yang di inginkan
sebesar 220 V dengan frekuensi 50 Hz.
Konfigurasi Sistem
Kebutuhan Batere
Hari otonomi (d) yang ditentukan adalah satu hari, jadi baterai hanya
menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep
of discharge (DoD) pada baterai adalah 80% (Mark Hankins, 1991: 68).
Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah
Cb = (Ah x d) / Dod
= (12750 x 1) / 0,8
= 15937Ah
Berdasarkan perhitungan diatas maka batere yang akan kita gunakan adalah
12 V 125 Ah yang dipasang secara seri sebanyak 20 buah kemudian
diparalelkan dengan 20 buah batere seri lainnya (7 buah paralel dengan
masing-masing satu buah paralel terdiri daari 20 batere seri).
Banyaknya batere yang digunakan adalah sebesar :
15937 / 125 = 127 140 buah batere
Perhitungan Kapasitas
Inverter 3 Phasa
Berdasarkan tegangan sistem maka akan digunakan inverter 3 phasa dengan
tegangan masuk dc konstan sebesar 240 V dengan keluaran tegangan AC
sebesar 380/220 V
Maka digunakan inverter 3 phasa dengan kapasitas daya 35 kW.
Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis-JenisReflector
a.
b.
c.
d.
parabolic
trough
collector
linear Fresnel
collector
central receiver
system with
dish collector
central receiver
system with
distributed
reflectors
KolektorsuryamelaluiParabolic
terdiridaricerminmelengkung
besar,untukmengkonsentrasi/
mengumpulkansinarmatahari
denganfaktor80ataulebihuntuk
garisfokus.Kolektorsuryadibuat
Paralelmembentuksebuahbaris
kolektorsepanjang300-600meter,
danbanyakbarisparalelbentuk
bidangkolektorsurya.Kolektor
suryamemilikisatu-sumbuuntuk
mengikutiarahsinarmatahari.
SkemaKerja
Dish-Stirling Systems
Dish-Stirlingsistemdapat digunakan untuk
menghasilkan listrik dalam kisaran kilowatt.
Sebuah cermin cekung parabolik konsentrat
sinarmatahari,cermindilacakduasumbuharus
mengikutimataharidengantingkatakurasiyang
tinggi untuk mencapai efisiensiyang tinggi.
Dalam fokus adalah receiver yangdipanaskan
sampai650C. Panas diserap mengendarai
motor Stirling,yang mengubah panas menjadi
uap bertekanan, lalu menggerakan generator
untuk menghasilkan listrik. Bebera paprototipe
Dish Stirling sistem telah berhasil diuji di
sejumlah
negara.Namun,biaya
pembangkitanlistrik darisistem ini jauh
lebihtinggidari padapembangkit listrik tenaga
panas matahari melalui parabolic trough atau
towerpowerplants.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH