Anda di halaman 1dari 15

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

UPT Sulselrabar

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR UNTUK


PENINGKATAN KEANDALAN SISTEM PENYALURAN
SULSELRABAR
Jamrotin Armansyah 7905010F
Jamrotin.armansyah@pln.co.id
R a h m a t 8005008PBS
rahmat.80@pln.co.id

Abstrak
Gangguan transmisi akibat petir pada sistem Sulselrabar masih sangat
dominan dalam 2 tahun terakhir. Beberapa segmen transmisi prioritas yang
selalu terganggu akibat sambaran petir di antaranya: SUTT 150 kV TelloSungguminasa, SUTT 150 kV Sungguminasa-Maros, SUTT 150 kV SidrapMaros, SUTT 150 kV Bone-Sinjai-Bulukumba dan SUTT 150 kV Makale-Palopo.
Blackout yang terjadi pada sistem Sulselbar di tanggal 3 Februari 2015 diawali
dari gangguan petir pada salah satu segmen prioritas yang tidak dilokalisir
dengan baik. Pada saat yang sama juga muncul fenomena out of step pada
sistem yang pada akhirnya menyebabkan lepas sinkron.
Tentunya kejadian seperti ini diharapkan tidak terjadi kembali mengingat
besarnya kerugian yang ditimbulkan. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya
pembenahan untuk meminimalisir gangguan akibat petir dan juga beberapa
dan mitigasi untuk meningkatkan keandalan sistem
penyaluran di Sulselrabar.
Saluran transmisi, merupakan salah satu bagian
penting dalam penyaluran energi listrik dari sistem
pembangkitan ke sistem distribusi, oleh karenanya
perlu dipelihara dan dijaga agar tetap handal.
Salah satu bagian dari sistem transmisi adalah
isolator yang berfungsi sebagai isolasi listrik dan
pemegang mekanis dari perlengkapan alat
penghantar. Pengaruh polutan terhadap Isolator
SUTT di daerah polusi tinggi sangat
mempengaruhi kinerja sistem transmisi. Penerapan
metode pemeliharaan isolator yang tepat dan
sesuai pada daerah polusi tinggi menentukan unjuk
kerja dari isolator saluran transmisi.

1. PENDAHULUAN
Energi listrik yang dibangkitkan di pusat
pembangkit tenaga listrik kemudian ditransmisikan
melalui saluran transmisi tegangan tegangan tinggi
yang dikelola oleh PLN P3B Sumatera, meliputi
Saluran Transmisi (SUTT/SKTT) dan Gardu Induk
pada level tegangan 70 dan 150kV

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

1/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

Guna menunjang keandalan sistem penyaluran


tenaga listrik Sumatera yang mempunyai wilayah
kerja dengan level tegangan meliputi 70 kV dan
150 kV, variasi kondisi lingkungan, letak geografis
dan jenis tower yang beraneka ragam diperlukan
sistem pengawasan dan monitoring kondisi isolator
saluran transmisi secara intensif.
Dengan melakukan pengawasan dan
monitoring secara intensif diharapkan dapat
dijadikan sebagai indikasi dini (early detection)
untuk melakukan tindakan/pencegahan dan
pengamanan tower terhadap ancaman eksternal dan
internal sehingga tidak terjadi gangguan yang
meluas/fatal.
Faktor internal yang dapat mempengaruhi
kondisi isolator saluran transmisi antara lain
kekuatan daya dielektris, tingkat kekuatan isolasi
dan kekuatan elektromekanis. Sedangkan faktor
eksternal antara lain adalah tingkat gangguan petir,
kualitas pentanahan kaki tower dan secara khusus
yang dibahas pada makalah ini adalah kondisi
lingkungan yang mempunyai tingkat polusi tinggi
(kimia, garam, semen, batubara dan lumut)
terhadap pengaruhnya pada isolator saluran
transmisi.
Efisiensi pada sistem tenaga listrik sangat
bergantung pada kelangsungan/kontinuitas suplai
tenaga listrik, di samping berbagai upaya untuk
menghindari/mencegah terjadinya gangguan yang
dapat menyebabkan kerugian secara ekonomis baik
bagi produsen maupun konsumen tenaga listrik.
Salah satu masalah yang dihadapi untuk menjaga
tingkat kontinuitas suplai tenaga listrik adalah
bagaimana upaya dan metode untuk mencegah
terjadinya potensi dan dampak yang diakibatkan
oleh polusi terhadap insulator saluran transmisi
SUTT. Polutan-polutan tersebut merupakan salah
satu sebab terjadinya flashover pada isolator.
Isolator mulai mengalami gangguan ketika polutan
yang berterbangan di udara dan menempel pada
permukaan isolator ditambah kondisi alam dengan
tingkat kelembaban yang berasal dari kabut, hujan
dan debu. Campuran dari berbagai polutan
ditambah dengan bentuk kelembaban yang
menyebabkan permukaan isolator berubah menjadi
suatu konduktor yang dapat melewatkan arus dan berpotensi menimbulkan flash over. Hal ini
diakibatkan oleh menurunnya nilai resistansi dari
permukaan isolator. Polutan berpotensi
menurunkan tingkat isolasi dan berdampak kepada
karakteristik listrik pada isolator . Hal ini menjadi
salah satu penentu terjadinya kegagalan operasi
pada isolator saluran transmisi.
PLN P3B Sumatera mengelola transaksi daya yang
besarnya rata-rata mencapai 3.500.. MW setiap

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

2/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

hari. Proses interkoneksi daya ini melibatkan


saluran transmisi sepanjang 9.470,86 kms (5.016,13
km) dan 15.128 tower yang terbentang dari
Provinsi NAD sampai provinsi Lampung.
1.2 Klasifikasi Tingkat Intensitas Polusi
Isolator adalah gawai yang berfungsi sebagai
isolasi listrik dan pemegang mekanis dari
perlengkapan alat penghantar yang dikenai beda
potensial. Sehubungan dengan tingkat intensitas
polusi terhadap pengaruhnya dengan isolator
saluran transmisi, didefinisikan empat tingkat
polusi secara kualitatif, dari polusi ringan sampai
polusi berat. Tabel 2 di bawah ini memperlihatkan
suatu uraian pendekatan beberapa lingkungan khas
yang berkaitan dengan setiap tingkat polusi (SPLN
10-3B_1993).
Penggunaan pupuk dengan penyemprotan. atau
pembakaran sisa panen dapat rnempertinggi
tingkat polusi karena hembusan angin.
Jarak dari pantai laut tergantung pada topografi
kawasan pantai dan tergantung pada kondisi angin
yang ekstrim.
2. Pemeriksaan dan Pemantauan Isolator
SUTT pada Daerah Polusi Tinggi
3.1. Mapping Jalur SUTT pada daerah Polutan
Beberapa daerah di wilayah kerja P3B
Sumatera mempunyai karakteristik daerah polutan
yang biasanya berada di kawasan industri, pabrik
atau pemukinan padat serta daerah pegunungan
yang mempunyai tingkat kelembaban yang tinggi.
Berikut ini bagian dari daerah jalur SUTT yang
berada di kawasan polusi tinggi (kimia, garam,
batubara, semen dan lumut) di bawah berikut ini,
yang terdiri dari :
SUTT 150 kV Indarung - Pauh Limo
SUTT 150 kV Indarung - Solok
SUTT 150 kV Belawan Paya Pasir
SUTT 150 kV Tarahan Sutami
SUTT 150 kV Baturaja - Bkasam
SUTT 150 kV Bksam - Gunung Megang
SUTT 150 kV KIM Sei Rotan
SUTT 150 kV Tarutung Tele
SUTT 150 kV Porsea Tarutung
SUTT 150 kV Tele Sidikalang
Pada daerah berikut di atas dapat diidentifikasi
bahwa jalur SUTT pada daerah tersebut merupakan
daerah yang lerletak di zone polusi, baik polutan
ringan, sedang ataupun berat.
3.2. Klasifikasi Jalur SUTT 150 kV pada Daerah
Polutan
Berdasarkan standar dari SPLN 10-3B_1993
mengenai klasifikasi daerah polusi, maka
didapatkan penilaian tingkat kondisi daerah yang
berpotensi polutan pada SUTT 150 kV pada tabel
di bawah berikut ini.

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

3/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

Tabel. 3 Klasifikasi Jalur SUTT pada daerah


Polutan di Wilayah Sumatera

Berdasarkan klasifikasi daerah polutan pada


tabel 3 di atas, perlu dilakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan secara khusus pada jalur SUTT
tersebut.
3.3. Periode dan Metode Pemeliharaan dan
Monitoring
Pedoman dan panduan Kegiatan pemeriksaan
dan Pemeliharaan isolator pada saluran transmisi
SUTT telah tertuang dalam standar SE
DIR.032/PST/1984 tentang pemeliharaan SUTT.
Dalam SE DIR.032/PST/1984 berisi mengenai
periode pemeliharaan dan jenis pemeliharaan yang
dilaksanakan berdasarkan periode, yaitu :
1. Pemeriksaan Mingguan yang terdiri dari
pemeriksaan isolator dari korosi dan
keretakan
2. Pemeriksaan 6 bulanan, Pengukuran hotspot
dengan kamera thermovision
3. Pemeliharaan tahunan, pengukuran
pentanahan kaki tower
4. Pemeliharaan 5 tahunan yang bersifat
korektif, pembersihan isolator dari debu dan
polutan serta pengukuran arching horn.
Sedangkan berdasarkan panduan dari SPLN
10-3B tahun 1993 terdapat beberapa item
pemeliharaan isolator yang meliputi :
1. pengelapan secara periodik pada instalasi
2. pelapisan kompon gemuk isolasi secara
periodik
3. pencucian isolator. Yang dilaksakan
berdasarkan periode pemeliharaan yang telah
direncanakan, atau apabila dari hasil
pemeriksaan secara visual atau dengan
menggunakan alat (theodolite & teropong)
sudah Sangat kotor, maka bisa diusulkan
untuk dilakukan pembersihan isolator.
3.4. Penerapan Pemeliharaan dan Pemantauan
di unit P3B Sumatera
Penerapan pemantauan dan pemeliharaan
isolator SUTT dilaksanakan dengan berpedoman
pada SE.DIR.032/PST/1984 dan SPLN 10-3B
tahun 1993.
Beberapa usaha yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan dalam rangka menjaga pasokan daya
listrik adalah sebagai berikut :
a) Petugas Ground Patrol melakukan
pengawasan rutin saluran transmisi di
sepanjang jalur ROW sesuai jadwal yang
telah ditentukan berdasarkan tingkat
kerawanan dan kondisi geografis.
b) Melakukan Climb Up dalam kondisi off-line
pada saat pemeriksaan menyeluruh untuk

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

4/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

memantau kondisi tower transmisi secara


visual yang meliputi kondisi isolator (apakah
mengalami keretakan, kotor, bekas
flashover), koneksi isolator, koneksi earth
wire, kondisi Fittings, kondisi Kawat
Penghantar dan kondisi Kawat Petir serta .
Juga terdapat item-item yang meliputi
pemasangan besi siku, perbaikan kawat fasa,
perbaikan kawat GSW, pengukuran tahanan
pentanahan dan pembersihan ROW.
c) Pembersihan dan pencucian isolator di gardu
induk pada daerah polusi tinggi dengan
periode pemeliharaan 2 (dua) kali dalam
setahun.
Gambar

d) Melakukan penggantian isolator yang


terindikasi akan terjadi flashover pada
saluran transmisi.
e) Pemeriksaan kondisi isolator dalam
kondisi on-line menggunakan kamera
termovisi, corona cam dan ultrasound
dengan periode pemeriksaan 2 (dua) kali
dalam setahun.
2.5 Kendala
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam
pemantauan dan pemeriksaan isolator pada saluran
transmisi adalah sebagai berikut :
a) Keterbatasan peralatan dan SDM
b) Mobilisasi petugas pemeliharaan yang
terbatas pada kondisi geografi untuk
menjangkau seluruh ruas transmisi seperti
daerah lembah, pegunungan dan perbukitan.
3. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
1.Pada daerah polusi tinggi, rencana
monitoring dan pemeliharaan baik prediktif
maupun korektif perlu dilaksanakan
mengacu kepada SE DIR No.32/PST/1984
dan suplemen serta SPLN 10 - 3B tahun
1993.
2. Terbatasnya SDM pemeliharaan dan
peralatan pemeliharaan menjadi kendala dalam pemeriksaan dan pemeliharaan
Isolator pada Saluran Transmisi.
3.Dampak polutan (debu batubara, semen,
asap) pada Isolator SUTT dapat dideteksi
lebih dini dengan melakukan pemantauan
dan pemeriksaan dengan intensif baik secara
visual maupun peralatan bantu seperti
termovisi dan kamera korona.
3.2. SARAN
Perlu ada standardisasi periode pemeliharaan
dan pemantauan jaringan transmisi dan GI
yang berada dalam daerah polutan sesuai
dengan tingkat polusinya.

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

5/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

Gambar 1.2 Pareto Gangguan Transmisi Akibat Petir

2. FENOMENA PETIR
Petir adalah fenomena alam yang terjadi akibat pelepasan muatan listrik baik
yang terjadi dari awan ke tanah, tanah ke awan atau antar awan. Tujuan utama
dari sistem proteksi petir adalah memberikan perlindungan terhadap manusia,
asset dan peralatan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh petir baik
sambaran

petir langsung

maupun

tidak

langsung.

Induksi

surja yang

disebabkan oleh petir dapat menyebabkan kerusakan fisik terhadap peralatan


dan juga terhentinya penyaluran energi listrik ke konsumen.
Gangguan sambaran petir yang sering terjadi pada saluran transmisi adalah
akibat dari sambaran balik atau back flashover yang disebabkan oleh besarnya
tahanan atau resistansi dari tower dan pentanahan kaki tower. Besarnya
resistansi tersebut mengakibatkan arus petir tidak dapat terbuang sempurna
ke tanah sehingga menyebabkan timbulnya beda potensial antara tower dan
kawat fasa. Beda potensial yang melebihi nilai BIL (Basic Insulation Level) dari
isolator menyebabkan media isolasi udara breakdown sehingga terjadi
gangguan fasa ke tanah. Faktor yang mempengaruhi terjadinya sambaran
balik antara lain yaitu nilai resistansi tower, nilai resistansi pentanahan kaki
tower, nilai BIL isolator. Selain itu juga faktor dari karakteristik petir, kondisi
lingkungan serta level isokronik di daerah sambaran petir.

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

6/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

Pada sistem kelistrikan UPT Sulselrabar, ada beberapa ruas transmisi yang
sering terjadi gangguan akibat petir di antaranya: SUTT 150 kV TelloSungguminasa, SUTT 150 kV Sungguminasa-Maros, SUTT 150 kV Sidrap-Maros,
SUTT 150 kV Bone-Sinjai-Bulukumba dan SUTT 150 kV Makale-Palopo.
Gangguan yang terjadi pada tanggal 03 Februari 2015 di saluran transmisi
segmen Tello-Sungguminasa akibat sambaran petir berdampak sangat besar
karena berakibat sistem Sulselbar mengalami blackout. Saluran transmisi
segmen Tello-Sungguminasa merupakan saluran backbone sehingga jika
terjadi gangguan pada segmen ini sangat berpengaruh pada sistem Sulselbar.
Untuk itu, perlu dilakukan langkah perbaikan untuk meminimalisir gangguan
akibat petir tersebut. UPT Sulselrabar telah berupaya melakukan beberapa
mitigasi untuk penanggulangan gangguan dan juga upaya-upaya peningkatan
keandalan sistem penyaluran Sistem Sulselrabar.
3. MITIGASI

GANGGUAN

PETIR

DAN

UPAYA-UPAYA

PENINGKATAN

KEANDALAN
Dalam tahun 2015, UPT Sulselrabar menetapkan beberapa program kerja
utama sebagai mitigasi terhadap tingginya angka gangguan transmisi akibat
petir yang terjadi. Perlu dilakukan beberapa langkah perbaikan untuk
mengurangi gangguan utamanya pada beberapa ruas transmisi yang sering
terjadi gangguan petir. UPT Sulselrabar memilih langkah-langkah perbaikan
yang bersifat basic, sederhana, praktis dan murah untuk dilaksanakan namun
bisa memberikan dampak yang besar pada peningkatan keandalan sistem
penyaluran.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya sambaran petir telah
dilakukan peningkatan nilai BIL isolator dengan cara unbalancing isolator.
Selain itu juga dilakukan perbaikan nilai pentanahan serta penambahan
pentanahan kaki tower dengan membuat model sistem pentanahan grid dan
rod. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil nilai pentanahan kaki tower serta
memperbanyak titik pembuangan arus petir. Juga akan dilakukan pemasangan
direct grounding dari kawat tanah langsung menuju pentanahan kaki tower
tanpa

menempel

pada

body

tower.

Untuk

mengukur

efektifitas

dari

pemasangan direct grounding tersebut maka dipasang counter sehingga bisa

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

7/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

dihitung tingkat keberhasilannya. Berikut detail program kerja utama UPT


Sulselrabar:
a.

Kategori
Strategik Inisiatif

:
Technical System
: Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Kegiatan

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Menurunkan jumlah gangguan Transmisi melalui "


Perbaikan

dan

penambahan

pentanahan kaki tower sebanyak 60 titik


pada segment SUTT yang rawan gangguan petir"

No
1

Segmen

Jumlah Tower

TelloSungguminasa

Target
Pemasangan
Semester 1

Target
Pemasangan
Semester 2

20

37

Bone-Sinjai

207

10

10

Makale-Palopo

114

10

10

b. Kategori
Strategik Inisiatif

:
:

Program kerja utama :


Kegiatan

Technical System
Kualitas Produk dan Service
Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Menurunkan jumlah gangguan Transmisi melalui


"Pemasangan

direct grounding dari earth wire

ke pentanahan pada segment

SUTT yang rawan

gangguan petir"

No
1

Segmen

Jumlah Tower

TelloSungguminasa

Target
Pemasangan
Semester 1

Target
Pemasangan
Semester 2

37

Bone-Sinjai

207

Makale-Palopo

114

c. Kategori
Strategik Inisiatif

: Technical System
:
Kualitas Produk dan Service

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

8/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

Program kerja utama :


Kegiatan

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Menurunkan jumlah gangguan Transmisi melalui


"Unbalacing

No
1

Segmen

isolator pada 50 tower"

Jumlah Tower

TelloSungguminasa

Target
Pemasangan
Semester 1

Target
Pemasangan
Semester 2

10

37

Bone-Sinjai

207

10

10

Makale-Palopo

114

10

10

Gambar 3.1 Pelaksanaan unbalancing isolator secara online oleh Tim PDKB

b. Kategori
Strategik Inisiatif

:
:

Program kerja utama :

Technical System
Kualitas Produk dan Service
Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

9/11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

Kegiatan

: Meningkatkan

"Optimalisasi

c.

availability

Transmisi

melalui

peran PDKB Tegangan Tinggi"

No

Pekerjaan

Target

Pekerjaan liveline pada transmisi

48 titik

Climb-up inspection

808 tower

Kategori
Strategik Inisiatif

:
Mindset, Capabilities and Leadership
Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Kegiatan

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Menurunkan jumlah gangguan Transmisi melalui

"Optimalisasi

peran petugas Ground Patrol"

Selain beberapa program kerja yang dipaparkan di atas, juga


ditetapkan beberapa strategi untuk peningkatan keandalan sistem
penyaluran yakni sebagai berikut:
a.

Kategori
Strategik Inisiatif

:
Technical System
: Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Kegiatan

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Menurunkan jumlah gangguan Trafo & Transmisi

melalui

"Penggantian MTU yang obsolette"

1. Penggantian PMT

Target
Semeste
r1
1

Target
Semeste
r2
2

No

Jenis

Jumlah

Three pole 150


kV
Three pole 70
kV
Single pole 150
kV

2
3

2. Penggantian CT
No

Target
Semester 1

Target
Semester 2

Jenis

Jumlah

150 kV line

15

150 kV trafo

70 kV line

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

1/11
0

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

70 kV trafo

3. Penggantian CVT
No

Jenis

Jumlah

Target
Semester 1

Target
Semester 2

CVT 150 kV

12

CVT 70 kV

4. Penggantian LA
No

d.

Target
semester 1

Target
semester 2

Jenis

Jumlah

LA 150 kV

LA 70 kV

24

18

Kategori

Infrastructure
Strategik Inisiatif

Program kerja utama :


Kegiatan

Technical

System

dan

Management

Kualitas Produk dan Service


Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Implementasi CBM berbasis web sebanyak 32 GI

No

Gardu Induk

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Panakkukang
Tallo Lama
Tanjung Bunga
Bontoala
Sungguminasa
Borongloe
Tello 150 kV
Tello 30 kV
Daya
Mandai
Maros
Kima
Pangkep
Barru
Pare-Pare

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

Target Persentase
Pengisian (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

1/11
1

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

e.

Kategori
Strategik Inisiatif

Pinrang
Polmas
Bakaru
Majene
Mamuju
Sidrap
Makale
Palopo
Soppeng
Sengkang
Bone
Sinjai
Bulukumba
Jeneponto
Tallasa
Puwatu
Nii tanasa

:
Technical System
: Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Kegiatan

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Menurunkan jumlah gangguan Transmisi dan Trafo

melalui

"Penggantian

Relai

Penghantar

dan

Trafo yang Obsolete"

f.

Penggantian Relay

Jumlah

Distance
Differential
Line Current Diffrential
OCR

17
7
5
15

Kategori
Strategik Inisiatif

:
Technical System
: Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Kegiatan

Semester Semester
1
2
1
16
1
6
5
0
15
0

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Optimalisasi pelaksanaan Thermovisi

No

Action Plan

Melaksanakan thermovisi pada semua titik sesuai dengan SK DIR 520


tahun 2014

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

1/11
2

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

Melaksanakan thermovisi pada titik sambungan/klem trafo setelah


manuver
beban
yang
diperkirakan
menyebabkan
suhu
sambungan/klem berlebih

Menindak lanjuti hasil pengukuran thermovisi

Melakukan pengukuran
sambungan/klem

g.

Kategori
Strategik Inisiatif

thermovisi

ulang

setelah

perbaikan

:
Technical System
Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal
Kegiatan
: Looping transmisi Tello-Daya-Mandai

h.

No

Action Plan

Konfigurasi komunikasi antara relay Line Differential


dengan Mux

Pengaktifan relai Line Differential Tello-Daya-Mandai

Kategori
Strategik Inisiatif

:
Technical System
: Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal
Kegiatan
: Scanning proteksi penghantar & trafo serta kajian
pengaktifan
autoreclose
No

Action Plan

Kajian setting rele penghantar & trafo serta pengaktifan auto


reclose bersama PLN LITBANG

Melakukan resetting sesuai dengan hasil pembahasan dengan


PLN LITBANG

Melakukan pengaktifan autoreclose sejumlah penghantar

i.Kategori
Leadership
Strategik Inisiatif

: Technical System dan Mindset, Capabilities and


:

Program kerja utama :


Kegiatan

Kualitas Produk dan Service


Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Pembentukan Tim SATGAS pemulihan gangguan

Trafo

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

1/11
3

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

No

Action Plan

Pembentukan tim SATGAS Pemulihan Trafo

Pelatihan intensif oleh expert

j.Kategori
Strategik Inisiatif

: Technical System
: Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Kegiatan

: Optimalisasi assessment Trafo

No

Action Plan

Optimalisasi pelaksanaan inspeksi level 1, 2, 3

2
3
k.

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

Pengujian furan, karakteristik dan DGA minyak


Trafo
Analisa dan Evaluasi assessment Trafo

Kategori
Strategik Inisiatif

:
Technical System
: Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Kegiatan

: Pemasangan jendela intip (thermovision screen)

pada kubikel

No

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal


Incoming 20 kV Trafo

Action Plan

Jumlah

Melaksanakan pemasangan jendela intip


(thermovision screen) pada kubikel
Incoming 20 kV Trafo

Pelaksanaan thermovisi
incoming 20 kV Trafo

l.Kategori
Strategik Inisiatif

kubikel

Ketersediaan Kapasitas Penyaluran yang andal

: Perbaikan

tambahan pada
No

10

: Technical System
: Kualitas Produk dan Service

Program kerja utama :


Kegiatan

pada

Semeter Semeter
1
2

sealing

dan

pemasangan

penutup

relai mekanik Trafo


Action plan

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

Jumlah

Semeter

Semeter

1/11
4

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


UPT Sulselrabar

Melaksanakan
penutup
tambahan
dengan menggunakan acrilic pada relai
Bucholz, Jansen dan Preasure Relief Trafo

30

15

15

Perbaikan sealing pada relai mekanik


Trafo

30

15

15

4. KESIMPULAN

Angka gangguan transmisi akibat petir di sistem Sulselrabar masih cukup


tinggi

UPT Sulselrabar telah menetapkan program kerja utama sebagai mitigasi


gangguan transmisi akibat petir dan juga beberapa program peningkatan
keandalan sistem penyaluran

Mitigasi Gangguan Transmisi Akibat Petir

1/11
5

Anda mungkin juga menyukai