Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM KONTROL DAN INSTRUMENTASI


JOB: PROPOSIONAL (P) CONTROLLER

Disusun oleh :
Kelompok 2 – Kelas 7B-D4
1. Alfan NIM : 16642034
2. Muhammad Husein Hidup NIM : 16642035
3. Fajar Romadona NIM : 16642036
4. Hairul Huda NIM : 16642037
5. Yogi Prastaka Endra NIM : 16642038

Tanggal praktik : 25 – 10 – 2019

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

SAMARINDA
2019
BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
POLITEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
NEGERI TANGGAL REVISI : .. / .. / ….
SAMARINDA TANGGAL BERLAKU : 03 / 09 / 2018
KODE DOKUMEN : ..-POLNES-..-LEL

PROGRAM STUDI
LABORATORIUM Job 01: TEKNIK LISTRIK DIPLOMA IV
SISTEM KONTROL DAN Proposional (P) Kode Mata Kuliah : PLT42668
INSTRUMENTASI Controller Semester / SKS : VII / 2
Waktu : 4 jam

A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan job Proposional (P) Controller (Pengontrol Proporsional) adalah
sebagai berikut:
 Mendefinisikan karakteristik suatu pengontrol proporsional (P), seperti linieritas,
proporsional, sifat dinamis, penguatan, aksi proporsional K p, proporsional band,
nilai konvensional, dan frekwensi kritis
 Menganalisis sinyal keluaran dari kontrol P, dan ketergantungan pada sinyal
masukan dari aksi proporsional Kp.

B. Dasar Teori
Pengontrol proporsional (P) adalah merupakan suatu linear ampliflier yang memiliki sifat
dinamis yaitu tanpa perlambatan, kecepatan dan tanpa pergeseran fasa, serta tidak dapat
merasakan sinyal di atas frekuensi kritis (4-5 Hz), sedangkan koefisien penguatan (gain)
menyangkut aksi proporsional Kp, dapat diberikan hubungan sebagai berikut:

di mana:
Vin = hasil dari perubahan masukan untuk kontrol P
Vout = hasil dari perubahan keluaran untuk kontrol P

Aksi proporsional KP dapat diatur dengan range yang luas, di mana biasanya koefisien K P
sebagai ganti dari nilai penguatan yang dinyatakan dengan proporsional band (BP).

Secara umum bagi kebutuhan masyarakat industri, kontrol P mempunyai range operasi
sebagai berikut:
2% ≤ BP ≤ 400%
50 ≥ KP ≥ 0.25

di luar proporsional band (BP) adalah di luar lingkungan operasi tersebut di atas, hubungan
linier antara variabel keluaran dan masukan tidak lagi benar.

Pengontrolan P bereaksi terhadap sinyal masukan voltmeter U 1 dengan menyediakan suatu


sinyal keluaran volmeter U2 yaitu sebagai berikut:

U2 = U1 . KP
dengan KP < 1

Frekuensi kritis diatur dalam Hz (biasanya 4 atau 5 Hz) dalam upaya untuk menghindari
gangguan, dan gangguan campuran yang memungkinkan.

Gambar 1.1. Diagram blok kontrol P

Jika pengontrolan dari sistem kontrol adalah terdiri atas pengontrolan P, maka hubungan
variabel pengontrolan adalah:
𝑉𝑖� = � = � − � = 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
𝑉𝑜𝑢� = � = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑏𝑒� 𝑝𝑒�𝑔𝑎�𝑢𝑟𝑎�
di mana:
w = variabel referensi (set-point)
x = variabel kontrol.

P Controller (y ∞ Ɛ)
 P Controller memerlukan sebuah non null input signal (Ɛ), dan mampu menyediakan
sebuah non null output signal (y)
 Untuk beberapa alasan, dapat membatalkan error. Pengaturan aksi proporsional adalah
cocok untuk scope yang hanya dapat diterima untuk kuantitas pengaturan deviasi yang
tertinggal dari nilai preset
 Deviasi yang tertinggal (off set) adalah sebanding dengan pita (band) proporsional, Jika
pita proporsional terlalu sempit (agar mengurangi deviasi akhir), maka terjadi
ketidakstabilan
 Kontrol P adalah sebuah aksi kontrol laju / cepat.

C. Peralatan dan Komponen


 Modul DL 2613 Catu Daya
 Modul DL 2687 Function Generator
 Modul DL 2670 P Controller
 Oscilloscope (Digital Storage Oscilloscope); GDS-2000A Series
 Kabel Penghubung.
Gambar 1.2. Rangkaian peralatan pengontrol P

Gambar 1.3. Proses percobaan job pengontrol P

D. Langkah Kerja
1. Siapkan dan pasang modul peralatan sesuai petunjuk job praktikum seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 1.2 dan gambar 1.3
2. Aturlah Oscilloscope (Digital Storage Oscilloscope) GDS-2000A Series; Pada
trace 1 (probe 1) untuk sinyal U1 / terminal Y1 (channel 1) pada modul DL 2687
diatur / di-set 5 volt/div DC (pada posisi garis ke 5), dan pada trace 2 (probe 2)
untuk sinyal U2 / terminal Y2 (channel 2) pada modul DL 2670 diatur / di-set 5
volt/div DC (pada posisi garis ke 0) dengan TB (Time Base) 20 second/div
3. Aturlah function generator Modul DL 2687. Tombol untuk seleksi jenis fungsi
gelombang di-set pada fungsi gelombang kotak. Potensiometer untuk pengaturan
amplitudo di-set pada U1 = 5 volt. Tombol untuk pemilihan "signal/period tinggi" di
posisi 9/10. Potensiometer untuk peraturan frekuensi ulangan pada f = 0.2 Hz
(approx; periode sekitar 5 second).
4. Aturlah pengontrol P Modul DL 2670. Saklar untuk pengaturan K P di posisi x0.1.
Potensiometer untuk pengaturan KP diposisi 10.
5. Prosedur Pengujian. Switch / saklar pada modul DL 2613 pada posisi on, ukur dan
gambarkan dengan baik dan benar sinyal masukan U 1 (terminal Y1) dan sinyal
keluaran U2 (terminal Y2) dengan mengatur garis / line pada osiloskop yang relevan
sehingga didapatkan gambar dengan baik / tepat. Hasil pengukuran (data percobaan)
dibuat dalam bentuk tabel dan evaluasi KP terhadap U2
6. Prosedur Percobaan. Switch / saklar pada modul DL 2613 pada posisi on, atur
amplitudo U1 modul DL 2687, ukur dan gambarkan dengan baik dan benar sinyal
masukan U1 (terminal Y1) dan sinyal keluaran U 2 (terminal Y2) dengan mengatur
garis / line pada osiloskop yang relevan sehingga didapatkan gambar dengan baik /
tepat.
Data setting percobaan sbb: Percobaan A: U 1 = 5 volt, f = 0,2 Hz, K P = 1; Percobaan
B: U1 = 5 volt, f = 0,2 Hz, K P = 2; Percobaan C: U1 = 10 volt, f = 0,2 Hz, KP = 1;
Percobaan D: U1 = 10 volt, f = 0,2 Hz, KP = 10; Hasil pengukuran (data percobaan)
dibuat dalam bentuk tabel.
7. Operasikan sistem peralatan sesuai petunjuk job praktikum (setting variabel /
konstanta modul peralatan sesuai kebutuhan) untuk memperoleh data percobaan
terbaik yang diharapkan dalam bentuk grafik f(t) menggunakan modul osiloskop
8. Ukurlah semua besaran / variabel input-output (arah vertikal dan horizontal) dengan
menggunakan fasilitas function keys osiloskop (measure dan cursor) sesuai
kebutuhan job
9. Hasil percobaan job praktikum berupa data percobaan terbaik disimpan dalam
bentuk soft file (menggunakan flash disk masing-masing kelompok), dan soft copy-
nya segera diserahkan ke tim pengajar / instruktur untuk disalin.

E. Pertanyaan
1. Pada proses aksi proporsional, jelaskan karakteristik utamanya !
2. Tuliskan rumus Kp dan berikan penjelasan !
3. Jika f = 4 Hz dan 5 Hz, bagaimana karakteristik P Controller, jelaskan !
4. Pada range berapakah KP berada, jelaskan !
5. Jika U1 = 7,7 volt, Kp = 0,8; berapa nilai amplitudo U2 ?
6. Jika U1 = 0,2 volt, Kp = 50, berapa nilai amplitudo U2 ?
7. Jika U1 = 8 volt, Kp = 1,5; bagaimana kondisi sinyal led dan berapa nilai U2 ?
F. Gambar Hasil Percobaan
 Percobaan A: U1 = 5 volt, f = 0,2 Hz, KP = 1

Gambar 1

Gambar 2
 Percobaan B: U1 = 5 volt, f = 0,2 Hz, KP = 2

Gambar 3

Gambar 4
 Percobaan C: U1 = 10 volt, f = 0,2 Hz, KP = 1

Gambar 5

Gambar 6
 Percobaan D: U1 = 10 volt, f = 0,2 Hz, KP = 10

Gambar 7

Gambar 8
G. Tabel Data Hasil Percobaan

Tabel 1
Percobaan A: U1 = 5 volt, f = 0,2 Hz, KP = 1
U1 (Gelombang Kuning) U2(Gelombang Biru)
Nilai Titik 1 5,2 V 4,4 V
Nilai Titik 2 5,2 V 4,4 V

Tabel 2
Percobaan B: U1 = 5 volt, f = 0,2 Hz, KP = 2
U1 (Gelombang Kuning) U2(Gelombang Biru)
Nilai Titik 1 5V 8,8 V
Nilai Titik 2 5V 8,8 V

Tabel 3
Percobaan C: U1 = 10 volt, f = 0,2 Hz, KP = 1
U1 (Gelombang Kuning) U2(Gelombang Biru)
Nilai Titik 1 10 V 7,4 V
Nilai Titik 2 10 V 7,4 V

Tabel 4
Percobaan D: U1 = 10 volt, f = 0,2 Hz, KP = 10;
U1 (Gelombang Kuning) U2(Gelombang Biru)
Nilai Titik 1 10 V 14,8 V
Nilai Titik 2 10 V 14,8 V

H. Analisa
Pada gambar hasil percobaan, nilai gelombang tegangan input ditunjukan oleh
gelombang berwarna kuning dan nilai gelombang tegangan output ditunjukan oleh
gelombang berwarna biru.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa jika KP bernilai 1, maka gambarnya kurang
lebih sama dengan outputnya, dibuktikan dengan tegangan inputnya 5 V dan
keluarannya ±5V. Ketika KP bernilai 2 maka gambarnya akan berbeda 2 kali lipat
/gambar kotaknya akan memanjang 2 kali lipat, dibuktikan dengan tegangan inputnya 5
V dan keluarannya ±10V. Ketika KP bernilai 10, seharusnya gambar outputnya adalah
10x lipat dari gambar inputnya, namun di sini tidak, ini terjadi karena over, dibuktikan
dengan lampu led merah over menyala

Maka dari itu dapat dilihat bahwa aksi proporsional Kp terhadap U1 memberikan
dampak perubahan langsung pada nilai U2. Nilai U2 yang dihasilkan akan sebanding
dengan aksi proporsional Kp terhadap U1. Jika diperhatikan, gelombang input dan
gelombang output memiliki bentuk yang sama dikarenakan perubahan nilai yang
sebanding pada U2 terhadap U1 (liniear amplifier).

I. Jawaban Pertanyaan
1. Kontroler Proporsional memiliki karakteristik bahwa outputnya berupa variabel
yang dikontrol berubah sebanding (Proporsional) dengan inputnya yang berupa
variabel selisih (error) antara masukan acuan (reference) dengan variabel
termanipulasi atau output nyata dari plant.
 Jika nilai Kp kecil, pengontrol proporsional hanya mampu melakukan koreksi
kesalahan yang kecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem yang lambat
(menambah rise time).
 Jika nilai Kp dinaikkan, respon/tanggapan sistem akan semakin cepat mencapai
keadaan mantapnya (mengurangi rise time).
 Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan, akan
mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil atau respon sistem akan berosilasi.
 Nilai Kp dapat diset sedemikian sehingga mengurangi steady state error, tetapi
tidak menghilangkannya.

2. Berikut rumusnya :

dimana:
Vin = hasil dari perubahan masukan untuk kontrol P
Vout = hasil dari perubahan keluaran untuk kontrol P
KP = aksi proporsional

3. Suatu linear amplifier ini memiliki sifat yang tidak dapat merasakan sinyal di atas
frekuensi kritis (4-5 Hz).

4. KP berada pada range:


50 ≥ KP ≥ 0,25
Kurang dari sama dengan 50 dan lebih dari sama dengan 0,25

5. U2 = U1 . KP = 7,7 x 0,8 = 6,16 V

6. U2 = U1 . KP = 0,2 x 50 = 10 V

7. U2 = U1 . KP = 8 x 1,5 = 12 V
Kondisi sinyal led over pada DL2670 adalah menyala

J. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kontrol
jenis P (proporsional) ini terdapat hubungan yang sebanding atau proporsional antara
keluaran terhadap kesalahan, secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa keluaran
pengendali proporsional merupakan perkalian antara konstanta proporsional dengan
masukannya.

Anda mungkin juga menyukai