Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan

Volume 5, No 1, April 2018 (38-47)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jitp

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF KIMIA BERBASIS


ANDROID MENGGUNAKAN PRINSIP MAYER PADA MATERI LAJU REAKSI
Dian Puspita Eka Putri 1*, Ali Muhtadi 2
1IAIN
Syaikh abdurrahman siddik bangka belitung
2Universitas Negeri Yogyakarta
1Jl. Pahlawan 12, Petaling, Mendo Barat, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia
2Jl. Colombo No. 1, Depok, Sleman 55281, Yogyakarta, Indonesia

* Cooresponding Author. Email: dianpuspitaekap@gmail.com


Abstrak
Tujuan penelitian adalah(1) mengetahui karakteristik produk multimedia yang layak
untuk materi laju reaksi (2) menguji keefektivan produk dalam meningkatkan capaian hasil
belajar kognitif. Penelitian dilakukan di kelas XI IPA 3 SMAN 9 Yogyakarta. Metode penelitian
R & D dari model Alessi and Trollip. Subjek uji coba adalah 3 ahli media dan 3 ahli materi pada
uji alpha, 1 guru kimia dan 5 orang siswa pada uji beta, dan 30 siswa pada uji validasi.
Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan tes. Data dianalisis
secara deskriptif kualitatif dan perhitungan statistik. Hasil penelitian: (1) produk sangat layak
(2) karakteristiknya dapat memvisualisasikan konsep laju reaksi, tersusun atas beberapa jenis
media penggunaan dikontrol siswa, memenuhi perbedaan kecepatan belajar, dan dikemas
dalam bentuk aplikasi berbasis android. Oleh karena itu, pembelajaran dengan produk yang
dihasilkan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja; (3) produk terbukti efektif dalam
meningkatkan capaian hasil belajar kognitif pada materi laju reaksi.
Kata kunci: multimedia pembelajaran interaktif, laju reaksi, capaian hasil belajar kognitif

DEVELOPING INTERACTIVE MULTIMEDIA LEARNING CHEMISTRY BASED ON


ANDROID WITH MAYER’S PRINCIPLES ON RATE REACTION COURSE
Abstract
This study aims to: (1) determine the effectiveness of multimedia products interactive learning
based on Android using the principles of Mayer viable in the material reaction rate. (2) test the
effectiveness product to improve outcomes cognitive achievement of students in the material rate
reaction. This research was conducted in SMAN 9 Yogyakarta by using research and development
methods (R & D), followed the model Alessi and Trollip. Subject trials of investigational products were
the three experts of media and three experts material on the alpha test, one chemistry teacher and 5
students grade XI students in beta test and 30 students of class XI IPA 3 SMAN 9 Yogyakarta on
validity test the effectiveness of the product. The collection of data was done through observation,
interviews, questionnaires, and tests. Data were analyzed by descriptive qualitative and statistical
calculations. The results show: (1) the products considered to be feasible, (2) the product has
characteristic can visualize the concept of reaction rate, composed of several types of media, the activity
can be controlled by students, can meet the student's pace difference, can be installed on android
smartphone can be done learn; (3) the product proved effective in raising the achievement of the cognitive
learning.
Keywords: multimedia interactive learning, rate reaction, cognitive learning outcomes

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jitp.v5i1.13752

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


ISSN 2407-0963 (print) ISSN 2460-7177 (online)
Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 39
Dian Puspita Eka Putri, Ali Muhtadi

Pendahuluan ketuntasan minimum sebesar 70 dari tahun


ajaran 2014/2015-2015/2016 adalah materi
Kimia merupakan salah satu cabang
ilmu pengetahuan alam yang ditujukan laju reaksi. Masalah lain terkait pembelajar-
untuk siswa pada jenjang SMA/SMK/MA an kimia khususnya materi laju reaksi yang
dan sederajat. Kimia sebagai kelompok diperoleh dari hasil obsevasi dan wawan-
cara dengan salah satu guru kimia SMAN 9
ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki
Yogyakarta di antaranya adalah masih mi-
kompetensi lanjut yang menuntut siswa
nimnya sumber belajar yang dapat meme-
memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
nuhi karakteristik materi dan karakteristik
prosedural dan metakognitif dalam ilmu
siswa.
pengetahuan (Kementerian Pendidikan dan
Sejauh ini sumber belajar yang biasa
Kebudayaan Republik Indonesia, 2016). Tu-
digunakan berupa buku paket dan Lembar
juan tersebut dapat dicapai apabila seluruh
Kerja Siswa (LKS). Buku paket dan LKS
komponen pembelajaran bersinergi dengan
baik. Komponen tersebut dapat berupa tu- yang digunakan selama ini belum mampu
juan pembelajaran, materi pembelajaran, mengoptimalkan hasil belajar siswa. Hal ini
dikarenakan buku paket dan LKS mempu-
strategi dan metode, media dan sumber,
karakteristik siswa serta karakter materi nyai keterbatasan dalam menyampaikan
kimia itu sendiri. Pemilihan strategi, meto- dan menghadirkan pesan isi materi laju re-
aksi dalam bentuk nyata. Karakteristik ma-
de, media, dan sumber belajar harus efektif
teri laju reaksi yang bersifat abstrak mem-
dan efisien, serta tepat digunakan untuk
butuhkan visualisasi yang dapat menggam-
menunjang pembelajaran sesuai dengan
barkan kejadian dan faktor–faktor yang
karakteristik materi dan karakteristik siswa
mempengaruhi laju reaksi tersebut secara
(Degeng, 2013, pp. 216–221).
lebih real. Oleh karena itu, dibutuhkan sum-
Proses pembelajaran kimia yang ter-
ber belajar dalam bentuk yang lebih nyata.
jadi selama ini belum mampu mencapai tu-
juan pembelajaran secara optimal. Siswa Berdasarkan wawancara yang dila-
masih kesulitan memahami materi pembel- kukan dengan salah satu guru kimia dan be-
ajaran kimia yang ada. Ada beberapa faktor berapa siswa di SMAN 9 Yogyakarta diketa-
yang dapat mempengaruhi hasil belajar, hui bahwa pembelajaran kimia saat ini
sudah memakai media dalam upayanya
yaitu kompetensi guru, sistem kurikulum,
mencapai tujuan pembelajaran, namun me-
siswa, media pembelajaran yang digunakan
dia tersebut dirasa belum cukup optimal.
lingkungan pembelajaran serta strategi dan
Selain itu, media tersebut kurang mampu
metode pembelajaran (Sugiyarto & Ikhsan,
membuat materi laju reaksi menjadi lebih
2014, p. 128). Komponen–komponen terse-
konkret.
but berperan penting dalam mencapai tuju-
Multimedia pembelajaran interaktif
an pembelajaran. Begitu juga dengan media
pembelajaran, media pembelajaran meru- berbasis android merupakan salah satu so-
pakan faktor yang berpengaruh dalam men- lusi yang dianggap dapat membantu per-
capai efektivitas belajar. Oleh karena itu, masalahan tersebut. Pengembangan multi-
untuk meningkatkan efektivitas pembel- media berbasis android dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengoptimalkan kelebih-
ajaran kimia diperlukan sumber atau media
an teknologi dalam menunjang keberhasil-
yang baik.
an pembelajaran sehingga perkembangan
Laju reaksi adalah materi pembel-
teknologi akan membawa dampak positif.
ajaran kimia yang ditujukan untuk siswa
Hal ini sejalan dengan penilitian yang dila-
kelas XI SMA/SMK/MA dan sederajatnya.
kukan oleh (Yektyastuti, 2012, p. 13) yang
Menurut laporan hasil belajar kimia kelas XI
menyimpulkan bahwa peningkatan efekti-
IPA SMAN 9 Yogyakarta (2015) diperoleh
fakta, yaitu rata–rata terendah penguasaan vitas pencapaian tujuan pembelajaran ter-
materi pembelajaran kimia dengan kriteria jadi apabila suatu materi yang bersifat

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 5, No 1, April 2018
40 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan

abstrak dapat disajikan dalam bentuk yang device yang mudah digunakan, salah satu-
lebih konkret dan realistis. nya adalah smartphone. Fenomena sistem
Menurut Ivers & Barron (2010, p. operasi smartphone di Indonesia yang peng-
210), multimedia adalah perpaduan berba- gunaannya paling tinggi adalah sistem ope-
gai macam media untuk menyajikan infor- rasi berbasis Android. Android adalah sis-
masi. Roblyer & Doering (2013, pp. 172–173) tem operasi yang sifatnya open lisence yang
menyatakan bahwa multimedia merupakan memungkinkan siapapun untuk mengem-
gabungan dari berbagai media seperti grafis bangkan berbagai aplikasi termasuk apli-
dan fotografi, suara, video, animasi, dan teks kasi pembelajaran. Menurut data yang di
dalam suatu produk yang tujuannya untuk lansir pada situs gs.statcounter.com menun-
mengkomunikasikan informasi dalam ber- jukkan bahwa terjadinya peningkatan yang
bagai cara. Sementara itu, Vaughan (2006, p. sangat pesat tentang penggunaan smart-
136) menyatakan bahwa multimedia ialah phone berbasis android sebanyak 49,86%
kombinasi dari teks, foto, seni grafis, suara, yaitu dari 18,53% per-agustus 2012 menjadi
animasi, dan elemen-elemen video yang di- 68,39 % per-agustus 2015. Hal ini diperkuat
manipulasi secara digital. Definisi multime- dengan data dari siswa SMAN 9 Yogyakarta
dia yang lain tentang multimedia juga dike- yang menyebutkan bahwa, dari 30 orang
mukakan oleh Mayer (2009, p. 3) yang men- siswa yang memiliki smartphone, terdapat
definisikan multimedia sebagai presentasi sebanyak 90% menggunakan smartphone
materi dengan menggunakan kata-kata se- berbasis Android dan smartphone berbasis
kaligus gambar. Kata adalah materi yang IOS sebanyak 10%.
berbentuk verbal form (bentuk verbal) seper- Berdasarkan uraian yang telah di-
ti teks dan narasi. Gambar adalah materi sampaikan tersebut, maka tujuan penelitian
yang berbentuk pictorial form (bentuk gam- dan pengembangan ini, adalah untuk me-
bar). Gambar bisa berupa grafik statis (se- ngetahui karakteristik produk multimedia
perti foto, grafik, ilustrasi, dan sebagainya) pembelajaran interaktif berbasis android
dan grafik dinamis (seperti animasi dan menggunakan prinsip Mayer yang layak
video). untuk materi laju reaksi dan menguji ke-
Mayer (2009, p. 3) mengemukakan efektivan produk multimedia pembelajaran
beberapa prinsip yang harus diperhatikan interaktif kimia berbasis android menggu-
dalam pengembangan multimedia yang nakan prinsip Mayer dalam meningkatkan
baik. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) capaian hasil belajar kognitif siswa pada
prinsip multimedia, (2) prinsip keterdekat- materi laju reaksi.
an ruang, (3) prinsip keterdekatan waktu,
(4) prinsip koherensi, (5) prinsip modalitas Metode Penelitian
belajar, (6) prinsip redudansi, dan (7) prin-
sip interaktivitas. Metode penelitian adalah penelitian
Milovanović, Obradović, & Milajić dan pengembangan atau lebih dikenal de-
(2013, p. 19) menyebutkan bahwa pengem- ngan istilah R & D (Research and Develop-
bangan multimedia dengan menggunakan ment) yang mengacu pada model Alessi &
prinsip Mayer dapat meminimalisir kesa- Trollip (2001, p. 410). Secara garis besar
lahan yang menyebabkan media pembel- model ini mengacu pada 3 lang-kah besar
ajaran tidak efektif jika dibandingkan de- yaitu planing, design, dan develop-ment.
ngan beberapa prinsip lainnya. Dengan de- Penelitian dilakukan pada tanggal
mikian, penggunaan prinsip Mayer dalam 16-26 November 2016 di SMAN 9 Yogyakar-
mengembangkan multimedia pembelajaran ta. Subjek penelitian adalah 3 orang ahli me-
akan dapat menghasilkan media pembel- dia, 3 orang ahli materi, guru kimia SMAN
ajaran yang lebih baik dan efektif. 9 Yogyakarta, dan 30 orang siswa kelas XI
Penggunaan multimedia pembela- IPA 3 SMAN 9 Yogyakarta.
jaran akan lebih optimal jika didukung oleh

Volume 5, No 1, April 2018


Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 41
Dian Puspita Eka Putri, Ali Muhtadi

Prosedur pada penelitian ini adalah Data dianalisis untuk menentukan


perencanaan, desain, pengembangan, dan klasifikasi kriteria multimedia yang dihasil-
uji coba produk. Data yang diperoleh beru- kan. Berdasarkan Widoyoko (2012, pp. 111–
pa data kualitatif dan kuantitatif. Prosedur 112) diperoleh rentang klasifikasi penilaian
atau kegiatan yang dilakukan adalah tahap sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
planing, yaitu menentukan ruang lingkup
materi, melakukan identitifikasi karakter Tabel 2. Klasifikasi Penilaian
siswa, mengumpulkan sumber-sumber Rerata Skor Klasifikasi
yang mendukung, membuat dokumen pe- Jawaban
rencanaan melakukan brainstorming, yaitu
1 3,26 ≤ xi ≤ 4,00 SL (Sangat layak)
diskusi ide awal dengan para ahli. Kegiatan
2 2,52 ≤ xi ≤ 3,27 L(Layak)
tahap desain meliputi pembuatan flowchart,
pembuatan storyboard, penyiapan naskah 3 1,76 ≤ xi ≤ 2,51 KL (Kurang Layak)
materi. Kegiatan pada tahap pengembang- 4 1,00 ≤ xi ≤ 1,75 TL (Tidak Layak)
an adalah menyiapkan elemen-elemen me-
dia pendukung, seperti menyiapkan gam- Tabel pada xi diketahui dari jumlah
bar, animasi, audio, dan video, dilanjutkan penilaian dibagi dengan banyaknya penilai.
membuat dan mengemas produk. Selanjut- (3) teknik analisis capaian hasil belajar kog-
nya, melakukan alpha testing, melakukan re- nitif siswa. Teknik analisisnya berupa mem-
visi awal, melakukan beta testing, membuat bandingkan hasil pretest, posttest, dan hasil
revisi akhir, dan uji validasi produk belajar laju reaksi siswa pada tahun pembel-
Data yang dikumpulkan adalah da- ajaran sebelumnya dengan uji statistik prog-
ta kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengum- ram SPSS 23. Uji statistik yang digunakan
pulan data melalui tahap wawancara, ob- adalah t-test. Taraf signifikan adalah 5%
servasi, angket, dan tes. Instrumen yang di- dan kriteria keputusan adalah penggunaan
gunakan, yaitu panduan wawancara, obser- produk memberikan perbedaan signifikan
vasi angket penilaian ahli media, angket dalam meningkatkan capaian hasil belajar
penilaian ahli materi tes pretest dan tes kognitif siswa pada materi laju reaksi de-
posttest ngan siswa yang tidak menggunakan
Teknik pengumpulan data yang di- produk.
gunakan dalam penelitian ini adalah (1)
teknik analisis deskriptif kualitatif. Fungsi- Hasil Penelitian dan Pembahasan
nya untuk mengumpulkan dan menyim-
pulkan keseluruhan data kualitatif yang Pada tahap perencanaan hasil yang
diperoleh. (2) teknik analisis uji kelayakan diperoleh, yaitu materi laju reaksi. Kesim-
produk, dimana langkah-langkah yang di- pulan yang diperoleh dari seluruh proses
lakukan, yaitu menyusun hasil penilaian identifikasi karakteristik siswa ini adalah:
ahli media dan ahli materi berdasarkan Rata-rata umur siswa berada dikisaran 16-
skala interval 4. 17 tahun, sebanyak 3 orang siswa menggu-
nakan smartphone berbasis IOS dan 27 orang
Tabel 1. Konversi Data Kualitatif Angket menggunakan smartphone berbasis android.
menjadi Data Interval Selain itu, motivasi belajar siswa meningkat
apabila menggunakan media yang dapat
Data Kualitatif Data Interval dikontrol sendiri penggunaannya. Sebagian
SL Sangat Layak 5 besar siswa memiliki alat komunikasi ber-
L Layak 4 basis android, kecepatan memahami materi
KL Kurang Layak 2 setiap siswa berbeda-beda, dan tipe belajar
TL Tidak Layak 1 yang dimiliki siswa sangat berbeda.
Penerapan prinsip Mayer pada pe-
ngembangan ini adalah: prinsip multime-

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 5, No 1, April 2018
42 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan

dia, siswa dapat belajar lebih baik dari kata- Karakteristik produk yang dihasil-
kata dan gambar-gambar daripada ka-ta- kan adalah produk dapat memvisualisasi-
kata saja. Prinsip kedekatan ruang, siswa kan konsep laju reaksi yang besifat abstrak
dapat belajar lebih baik saat kata-kata dan menjadi lebih konkret. Produk tersusun atas
gambar-gambar terkait disajikan saling ber- beberapa jenis media yang aktivitas peng-
dekatan daripada saat disajikan saling ber- gunaannya dapat dikontrol secara mandiri
jauhan dalam halaman atau layar. Prinsip oleh siswa. Produk dibuat untuk memenuhi
keterdekatan waktu, siswa dapat belajar le- perbedaan kecepatan belajar siswa dalam
bih baik saat kata-kata dan gambar-gambar memahami materi laju reaksi. Produk di-
terkait disajikan secara simultan daripada kemas dalam bentuk software aplikasi yang
bergantian. Prinsip koherensi, siswa dapat dapat diinstal pada smartphone android
belajar lebih baik jika materi yang tidak yang sering digunakan oleh siswa, sehingga
relevan (mengganggu) disisihkan daripada pembelajaran dengan produk tersebut
dimasukkan. Prinsip ini dijabarkan menjadi dapat dilakukan dimana saja dan kapan
tiga versi yang saling melengkapi, yaitu: (1) saja. Media dengan karakteristik seperti ini
pembelajaran siswa akan terganggu jika ka- dapat membantu siswa dalam mencapai
ta-kata dan gambar-gambar menarik, na- hasil belajar yang optimal (Nazalin &
mun tidak relevan ditambahkan ke presen- Muhtadi, 2016, p. 233).
tasi multimedia; (2) pembelajaran siswa Setelah membuat, produk dikemas
terganggu jika suara dan musik menarik, dalam bentuk software aplikasi. Lalu, dila-
namun tidak relevan ditambahkan ke pre- kukan ujicoba produk untuk mengetahui
sentasi multimedia; serta (3) pembelajaran kelayakan dan kefektivan produk. Proses
siswa meningkat jika kata-kata yang tidak pengujian produk dilakukan pada tahap
diperlukan, disingkirkan dari presentasi alpha testing, beta testing, dan validasi
multimedia. Prinsip modalitas, siswa dapat produk.
belajar lebih baik dari animasi dan narasi Pada tahap alpha testing, validasi
daripada dari animasi dan teks on-screen, ahli media dilakukan oleh 2 orang dosen
yakni siswa-siswa bisa belajar lebih baik Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri
saat kata-kata dalam pesan multimedia di- Yogyakarta dan 1 orang pakar ahli media.
sajikan sebagai teks yang diucapkan daripa- Penilaian difokuskan pada aspek tampilan
da teks tercetak. Penerapan dalam multi- dan aspek pemrograman. Penilaian meng-
media, yaitu dengan tidak menuliskan teks gunakan angket skala 4 dengan ketentuan:
pada saat video yang digunakan dalam 1 jika produk kurang layak untuk diguna-
multimedia ini ditampilkan. kan, 2 jika produk cukup layak untuk digu-
Prinsip redudansi, siswa bisa belajar nakan, 3 jika produk layak digunakan, dan
lebih baik dari animasi dan narasi daripada 4 jika produk sangat layak untuk digu-
dari gabungan animasi, narasi, dan teks nakan. Berdasarkan penilaian diperoleh re-
yang identik sama dengan narasi. Penerap- rata penilaian ahli media adalah 3,42 de-
an dalam multimedia yaitu dengan mem- ngan kategori sangat layak.
berikan animasi, teks, dan narasi dalam satu Kriteria penilaian multimedia pada
frame secara bersamaan, melainkan animasi aspek tampilan didasari oleh pendapat
dan teks saja atau animasi dan narasi saja. yang dikemukakan oleh Philips (1997, p. 79)
Prinsip interaktivitas, siswa belajar lebih dan Mayer (2009, pp. 157-162), meliputi: tata
baik ketika ia dapat mengendalikan sendiri letak teks, grafik, warna, animasi, suara dan
apa yang sedang dipelajarinya, bentuk in- bagaimana menempatkam elemen media
teraktivitas dapat berupa self control, si- tersebut agar dapat menjadi penyalur pesan
mulasi, games, branching. Penerapan dalam yang baik, bukan menjadi penggangu pe-
multimedia yang dihasilkan adalah peng- nyampaian pesan. Hal ini sesuai dengan
guna bisa memilih apa yang akan mereka salah satu karakteristik multimedia pembel-
pelajari tanpa harus berurutan dari awal. ajaran yang dikemukakan oleh Munir (2015,

Volume 5, No 1, April 2018


Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 43
Dian Puspita Eka Putri, Ali Muhtadi

p. 64), yaitu multimedia yang dibuat (multi- XI kelompok belajar IPA. Pengambilan
media by design) harus memenuhi unsur ke- responden didasarkan pada prestasi belajar
indahan (estetika) dalam bentuk, warna dan siswa yang diperoleh dari guru bidang
kombinasinya serta rapi dalam pembuatan- studi. Masing–masing responden memiliki
nya. Hal ini sejalan dengan yang dikemuka- peringkat pertama di kelas. Adapun aspek
kan oleh Malik & Agarwal (2012, p. 465) yang dinilai oleh responden uji beta adalah
bahwa pemakaian berbagai jenis media se- aspek pembelajaran, materi dan tampilan.
perti audio, video, gambar, dan sebagainya Penilaian menggunakan angket skala 4
dalam multimedia harus ditata secara serasi dengan ketentuan skor 1 jika produk dinilai
dan seimbang dengan tidak mengabaikan kurang layak untuk digunakan, 2 jika pro-
unsur artistik dan estetikanya. duk cukup layak untuk digunakan, 3 jika
Kriteria penilaian multimedia pada produk layak digunakan dan 4 jika produk
aspek pemrograman didasari oleh penda- sangat layak untuk digunakan. Hasil rerata
pat Alessi & Trollip (2001, pp. 53-54) bahwa responden uji beta 3,81 dengan kategori
multimedia yang baik adalah multimedia sangat layak. Validasi produk terhadap 30
yang memiliki struktur navigasi yang baik, orang siswa SMAN 9 Yogyakarta diperoleh
konsisten tempat dan bentuknya. Hal ini rerata kelayakan 3,77 dengan kategori
sesuai dengan pendapat Joshi, Shete, & sangat layak.
Somani (2015, p. 253) yang mengemukakan Perolehan nilai ini menunjukkan
bahwa multimedia pembelajaran memiliki multimedia pembelajaran interaktif yang
karakteristik mandiri yang artinya multi- dikembangkan sudah layak digunakan se-
media yang digunakan dapat memberi ke- bagai media pembelajaran kimia pada ma-
mudahan kepada pengguna untuk meng- teri laju reaksi dengan melakukan perbaik-
gunakan multimedia tanpa bimbingan an pada bagian-bagian sesuai saran dari
orang lain. Hal ini didukung oleh Martono para ahli materi. Hal ini sesuai dengan
& Nurhayati (2014, p. 170), multimedia ha- fungsi multimedia pembelajaran yang dike-
rus dirancang agar dapat digunakan oleh mukakan oleh Jangathe & Rojatkhar (2015,
siapa saja. p. 135) yaitu multimedia pembelajaran yang
Validasi ahli materi dalam peneliti- digunakan dapat menanamkan konsep
an ini adalah dosen jurusan Pendidikan benar, nyata, dan tepat.
Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Yog- Analisis data capaian hasil belajar
yakarta dan dosen Universitas Islam Negeri kognitif ini dilakukan untuk mengetahui se-
Sultan Syarif Kasim. Validasi yang dilaku- jauh mana tingkat pencapaian hasil belajar
kan oleh ahli materi difokuskan pada aspek kognitif siswa pada materi laju reaksi. Data
pembelajaran dan isi materi. Penilaian capaian hasil belajar kognitif siswa dapat
menggunakan angket skala 4 dengan keten- dilihat dari pencapaian hasil belajar yang
tuan skor 1 jika produk dinilai kurang layak diperoleh siswa setelah menggunakan mul-
untuk digunakan, 2 jika produk cukup la- timedia pembelajaran interaktif kimia ber-
yak untuk digunakan, 3 jika produk layak basis android (posttest). Uji ini dilakukan
digunakan dan 4 jika produk sangat layak terhadap 30 orang siswa kelas XI IPA 3
untuk digunakan. Rerata penilaian ahli SMAN 9 Yogyakarta yang dipilih secara
materi 3,83 dengan kategori sangat layak. acak. Sebelum menggunakan produk, siswa
Kriteria penilaian multimedia oleh diberikan tes (pretest) untuk melihat pe-
ahli materi didasari oleh pendapat Tan & ngetahuan siswa sebelum menggunakan
Wong (2003, p. 143) dan Heinick, Molenda, produk.
Russell, & Smaldino (1996, p. 47). Pada uji Adapun skor kompetensi minimal
beta testing, respondennya adalah 5 orang yang harus dikuasai oleh siswa pada materi
siswa dan salah guru kimia kelas XI IPA laju reaksi di SMAN 9 Yogyakarta adalah ≥
SMAN 9 Yogyakarta. Sebanyak 5 orang sis- 70. Data hasil belajar kognitif pada saat pre-
wa tersebut mewakili masing–masing kelas test dan post-test disajikan pada Gambar 1.

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 5, No 1, April 2018
44 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan

2005, p. 231), dengan kriteria keputusan,


yaitu produk memberikan peningkatan
yang signifikan dalam meningkatkan capai-
an hasil belajar kognitif siswa pada materi
laju reaksi apabila signifikansi lebih besar
dari taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil analisis uji signifi-
kan yang telah dilakukan diperoleh nilai
signifikansi, yaitu 0,710 lebih besar daripa-
da taraf signifikansi 5%. Hal tersebut me-
nunjukkan bahwa produk multimedia pem-
Gambar 1. Perbandingan hasil pre test dan
belajaran interaktif kimia berbasis android
post test
menggunakan prinsip Mayer memberikan
Berdasarkan data yang diperoleh, peningkatan yang signifikan dalam me-
didapati bahwa rata-rata nilai pretest siswa ningkatkan capaian hasil belajar kognitif
sebelum menggunakan bantuan multime- siswa. Oleh karena itu, terbukti produk
dia pembelajaran interaktif berbasis android multimedia pembelajaran interaktif kimia
adalah 36,80. Hasil posttest siswa setelah berbasis android menggunakan prinsip
menggunakan multimedia pembelajaran Mayer dapat meningkatkan capaian hasil
interaktif berbasis android adalah 84,69. belajar kognitif siswa.
Keseluruhan siswa (100%) memperoleh ca- Berdasarkan rangkaian hasil uji co-
paian hasil belajar kognitif melewati nilai ba produk yang dihasilkan terbukti bahwa
ketuntasan minimum (KKM) yaitu ≥ 70. produk layak untuk digunakan dalam
Hal ini menunjukkan bahwa produk yang pembelajaran kimia materi laju reaksi ber-
digunakan dapat meningkatkan capaian dasarkan uji kelayakan menurut ahli media
hasil belajar kognitif siswa pada materi laju dan ahli materi. Produk yang dihasilkan
reaksi. juga dapat meningkatkan capaian hasil
Bukti lain yang juga dapat mem- belajar kognitif siswa pada materi laju reak-
perkuat simpulan di atas adalah ketika hasil si. Terbukti dengan 100% siswa mencapai
belajar kognitif siswa yang menggunakan hasil belajar lebih besar dari angka KKM
bantuan belajar dengan multimedia pem- (70) dengan rata-rata capaian hasil belajar
belajaran interaktif berbasis android ini di- kognitif siswa sebesar 84, 67. Serta dengan
bandingkan dengan hasil belajar tahun se- uji statistik paired sample t-test yang me-
belumnya, dimana siswa sebelumnya belum nunjukkan peningkatan capaian hasil bel-
menggunakan multimedia pembelajaran in- ajar siswa setelah menggunakan produk
teraktif kimia berbasis android namun telah multimedia pembelajaran interaktif berba-
sama-sama mendapatkan materi pembel- sis android menggunakan prinsip Mayer
ajaran laju reaksi. Rerata hasil belajar tahun adalah signifikan.
lalu untuk materi laju reaksi adalah 55,42 Hal ini disebabkan dalam pengem-
dan hasil belajar dengan bantuan media bangan multimedia prinsip-prinsip multi-
adalah 84,67 dengan kondisi pembanding media yang baik telah diterapkan, seperti
sama dengan kondisi yang dibandingkan, penggunaan prinsip Mayer (2009). Oleh ka-
yaitu jumlah siswa yang sama yakni 30 rena itu, multimedia yang digunakan dalam
orang siswa, dibimbing oleh guru yang produk ini dapat memvisualisasikan materi
sama dan waktu pembelajaran juga sama. laju reaksi yang bersifat abstrak menjadi
Kedua data tersebut dianalisis lebih konkret. Hal ini menjadikan penggu-
menggunakan program SPSS 23 dengan uji naan produk mendukung penyampaian
statistik paired sample t-test. Taraf signifikan- materi dan membuat siswa lebih mudah
si yang digunakan adalah α=5% (Sudjana, untuk memahami materi laju reaksi.

Volume 5, No 1, April 2018


Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 45
Dian Puspita Eka Putri, Ali Muhtadi

Penggunaan produk juga dapat Simpulan


dikontrol oleh siswa, memberikan kebebas-
Berdasarkan uraian hasil penelitian
an kepada siswa untuk memahami materi dan pembahasan, maka disamapaikan sim-
sesuai dengan kecepatan belajar yang siswa pulan sebagai berikut. Produk yang dihasil-
miliki. Hal ini sesuai dengan pendapat kan berupa aplikasi software multimedia
Babiker (2015, p. 66), manfaat penggunaan
pembelajaran interaktif kimia berbasis
multimedia pembelajaran berpotensi untuk
android materi laju reaksi yang mencakup
menciptakan gaya belajar multisensory dan
halaman identitas, menu, petunjuk, kom-
pada saat yang bersamaan mendorong sis-
petensi, materi, evaluasi, games dan profil
wa untuk mengeluarkan gaya belajar mere-
pengembang. Berdasarkan penilaian 3
ka sebanyak mungkin. Peran multimedia
orang ahli media, 3 orang ahli materi, res-
tampak pada pembelajaran mandiri yang
ponden uji beta, dan responden uji validasi
memberi ruang gerak bagi siswa untuk aktif
produk multimedia pembelajaran interaktif
membangun pengetahuan, keterampilan, kimia berbasis android menggunakan prin-
dan sikap mereka. Hal ini didukung oleh sip Mayer dinilai sangat layak digunakan
pendapat Darmawan (2011), dengan meng-
sebagai salah satu alat bantu pembelajaran
gunakan multimedia siswa dapat memilih kimia pada materi laju reaksi.
apa yang dikehendakinya karena terdapat Karakteristik produk, yaitu produk
alat pengontrol seperti tombol di dalamnya.
dapat memvisualisasikan konsep laju reaksi
Kelebihan produk multimedia pem-
yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret,
belajaran interaktif kimia berbasis android
tersusun atas beberapa jenis media yang
materi laju reaksi yang dihasilkan antara
aktivitas penggunaannya dapat dikontrol
lain: (1) dalam penyajian terdapat peng-
secara mandiri oleh siswa. Selain itu,
gabungan berbagai unsur multimedia (teks,
produk dibuat untuk memenuhi perbedaan
gambar, suara, video, dan interaktivitas)
kecepatan belajar siswa dalam memahami
yang membantu siswa untuk aktif mengon- materi laju reaksi, dikemas dalam bentuk
struksi sendiri pengetahuan, pemahaman software aplikasi yang dapat diinstal pada
mereka, membuat program multimedia smartphone android yang sering digunakan
pembelajaran ini menarik, dan menambah oleh siswa, sehingga pembelajaran dapat
motivasi belajar siswa; (2) File multimedia
dilakukan dimana saja dan kapan saja.
ini berbentuk aplikasi (*.apk) yang dapat
Produk multimedia yang dihasilkan
diinstall pada smartphone siswa, sehingga
terbukti efektif untuk meningkatkan capai-
dapat langsung digunakan kapan saja dan
an hasil belajar kognitif siswa pada materi
dimana saja; (3) terdapat feedback/umpan
laju reaksi. Hal ini ditinjau dari hasil uji
balik di dalamnya, sehingga siswa termoti-
posttest dan uji statistik
vasi akibat adanya penghargaan yang di-
Berdasarkan uraian simpulan pene-
berikan; (4) multimedia pembelajaran ini litian tersebut, maka disampaikan saran
membantu guru dalam memvisualisasikan sebagai berikut. Multimedia pembelajaran
materi laju reaksi yang bersifat abstrak; (5) interaktif berbasis android dapat digunakan
aktivitas belajar dapat dikontrol sendiri oleh sebagai salah satu sumber ataupun media
siswa; (6) siswa dapat belajar sesuai ke-
belajar bagi siswa. Selain itu, dapat dise-
mampuan dan kecepatannya masing-ma-
barluaskan di sekolah-sekolah SMA/MA
sing dalam memahami pengetahuan dan
sederajat secara langsung ataupun secara
informasi yang disajikan; (7) siswa men-
elektronik melalui media internet yang di-
dapat fasilitas untuk mengulang pembel-
unduh, diduplikasi atau dikemas menggu-
ajaran kapan saja dan dimana saja, dalam
nakan CD bagi siapa saja yang mem-
pengulangan tersebut siswa dapat me-
butuhkan.
ngembangkan kreativitasnya. Penelitian dan pengembangan lebih
lanjut hendaknya dapat memperhatikan ke-

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 5, No 1, April 2018
46 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan

butuhan siswa sehingga dapat membantu (2015). Android based smart learning
dan memberikan kontribusi besar dalam and attendance management system.
meningkatkan pemahaman konsep dan International Journal of Advanced
menghilangkan pemikiran siswa tentang Research in Computer and
konsep belajar kimia yang sulit, materi yang Communication Engineering, 4(6), 256–
bersifat abstrak, serta tidak menarik. Selain 260.
itu, dapat menambahkan kelengkapan https://doi.org/10.17148/IJARCCE.2
komponen yang belum tersedia seperti 015.4655
penambahan bidang evaluasi yang dapat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melihat peningkatan hasil belajar afektif Republik Indonesia. Peraturan
dan psikomotor siswa. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Daftar Pustaka Kompetensi Lulusan Pendidikan
Alessi, S. M., & Trollip, S. P. (2001). Dasar dan Menengah (2016).
Multimedia for learning: methods and Malik, S., & Agarwal, A. (2012). Use of
development (3rd ed.). Boston: Allyn multimedia as a new educational
and Bacon. technology tool–a study. International
Babiker, M. E. A. (2015). For effective use of Journal of Information and Education
multimedia in education, Technology, 468–471.
teachersmust develop their own https://doi.org/10.7763/IJIET.2012.V
educational multimedia applications. 2.181
TOJET: The Turkish Online Journal of Martono, K. T., & Nurhayati, O. D. (2014).
Educational Technology, 14(4), 62–68. Implementation of android based
Retrieved from mobile learning application as a
http://www.tojet.net/articles/v14i4/ flexible learning media. IJCSI
1446.pdf International Journal of Computer Science
Darmawan, D. (2011). Teknologi Issues, 11(3). Retrieved from
pembelajaran. Bandung: PT. Remaja https://ijcsi.org/papers/IJCSI-11-3-1-
Rosda Karya. 168-174.pdf

Degeng, I. N. S. (2013). Ilmu pembelajaran Mayer, R. E. (2009). Multimedia learning


klasifikasi variabel untuk pengembangan prinsip-prinsip dan aplikasi. (T. W.
teori dan penelitian. Bandung: Kalam Utomo, Trans.). New York:
Hidup. Cambrigde University Press.

Heinick, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Milovanović, M., Obradović, J., & Milajić,
Smaldino, S. E. (1996). Instructional A. (2013). Application of interactive
media and technologies for learning. multimedia tools in teaching
Upper Sadle River: Prentice Hall. mathematics – examples of lessons
from geometry. TOJET: The Turkish
Ivers, K., & Barron, A. (2010). Multimedia Online Journal of Educational
projects in education: designing, Technology, 12(1), 19–31. Retrieved
producing, and assessing. Westport: from
Libraries Unlimited. http://www.tojet.net/articles/v12i1/
Jangathe, G., & Rojatkhar, D. (2015). Use of 1213.pdf
android in education. International Munir, M. (2015). The use of multimedia
Journal of Electrical and Electronics learning resource sharing (MLRS) in
Research, 3(4), 133–137. developing sharing knowledge at
Joshi, R., Shete, V. V., & Somani, S. B. schools. International Journal of

Volume 5, No 1, April 2018


Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 47
Dian Puspita Eka Putri, Ali Muhtadi

Multimedia and Ubiquitous Engineering, “Chem Edu” berbasis android sebagai


10(9), 61–68. suplemen materi kimia berdasarkan
https://doi.org/10.14257/ijmue.2015. kurikulum 2013 untuk meningkatkan
10.9.07 academic performance peserta didik
SMA/MA. Yogyakarta.
Nazalin, N., & Muhtadi, A. (2016).
Pengembangan multimedia interaktif Tan, S. C., & Wong, A. F. L. (2003). Teaching
pembelajaran kimia pada materi and learning with technology. Singapore:
hidrokarbon untuk siswa kelas XI Prentice Hall.
SMA. Jurnal Inovasi Teknologi Vaughan, T. (2006). Multimedia: making it
Pendidikan, 3(2), 221. works. (A. Prabawati & A. H.
https://doi.org/10.21831/jitp.v3i2.73 Triyuliana, Trans.) (8th ed.). New
59 York: McGraw Hill Education.
Philips, R. (1997). The developer’s handbook to Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan
interactive multimedia: a practical guide instrumen penelitian. Yogyakarta:
for educational applications. New York: Pustaka Pelajar.
Kogan Page, Ltd.
https://doi.org/10.1.1.183.7898 Yektyastuti, R. (2012). Pengembangan
media pembelajaran Kimia berbasis
Roblyer, M., & Doering, A. D. (2013). Android pada materi kelarutan dan
Integrating educational technology into hasil kali kelarutan untuk
teaching. New York: Pearson meningkatkan motivasi belajar dan
Education, Inc. hasil belajar kognitif peserta didik
Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil proses SMA. Jurnal Pembelajran Kimia, 3(2), 8–
belajar mengajar. Bandung: PT Remaja 15.
Rosdakarya.
Sugiyarto, K. H., & Ikhsan, J. (2014).
Pengembangan media mobile learning

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 5, No 1, April 2018

Anda mungkin juga menyukai