1281-1287
ABSTRAK
PT. PGN adalah perusahaan yang bergerak dibidang distribusi gas ke pelanggan atau bisa disebut
“Custody transfer. sesuai dengan area operasionalnya. Custody transfer merupakan proses pemindahan
suatu produk untuk kegiatan jual beli yang membutuhkan alat ukur dengan keakurasian yang sangat
tinggi agar sama-sama menguntungkan bagi kedua pihak antara pembeli dan penjual. PT. PGN
melakukan kegiatan custody transfer dengan bantuan alat yang disebut Metering/Regulating Station
(M/RS). Flowmeter yang digunakan adalah jenis turbine meter untuk mengukur flowrate. Namun dalam
kegiatan custody transfer yang menjadi acuan adalah flowrate base atau laju alir dalam kondisi
standarmaka diperlukan alat yang disebut Electronic Volume Corrector (EVC). Selain flowmeter,
Electronic Volume Corrector (EVC) menjadi alat yang sangat penting untuk kegiatan custody transfer.
Hal ini dikarenakan supaya tidak ada yang dirugikan antara kedua belah pihak. Untuk itu perlu dilakukan
validasi untuk memastikan keakuratan dari EVC tersebut dengan menggunakan standar AGA 7.
Penelitian ini mengambil 4 (empat) titik sampel yaitu pada jam 10.00 WIB, 11.00 WIB, 12.00 WIB, dan
13.00 WIB. Dari keempat titik data sampel, hasil Analisa menunjukkan rata-rata error sebesar 0,2853%
Artinya Electronic Volume Corrector pada pelanggan PT.XXX Dapat simpulkan bahwa masih
memenuhi standar dan masih layak digunakan.
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Natural gas merupakan salah satu sumber daya alam yang bermanfaat dalam berbagai aspek
kehidupan sehari-hari seperti keperluan rumah tangga, rumah sakit, hotel, industri, dan lain-
lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa gas menjadi sesuatu yang sangat penting untuk
dikelola.[1]. PT. PGN merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi gas ke
pelanggan atau bisa disebut “Custody transfer”.sesuai dengan area operasionalnya.
Custody transfer merupakan proses pemindahan suatu produk untuk kegiatan jual beli yang
membutuhkan alat ukur dengan keakurasian yang sangat tinggi agar sama-sama
menguntungkan bagi kedua pihak antara pembeli dan penjual[2]. PT. PGN melakukan kegiatan
custody transfer dengan bantuan alat yang disebut Metering/Regulating Station (M/RS). M/RS
berfungsi untuk menurunkan atau menstabilkan tekanan gas dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah sesuai dengan kesepakatan kontrak penjual dan pembeli. Selain tekanan, volume gas
juga menjadi faktor penting dalam kegiatan custody transfer. Oleh karena itu pada M/RS
dipasang flowmeter sebagai alat untuk mengukur laju alir gas. Untuk fluida gas biasanya
menggunakan flowmeter gas seperti [3],[4] ,[5], dan lain-lain. Flowmeter yang digunakan PT.
PGN untuk distribusi gas ke pelanggan rata-rata menggunkan turbine meter. Untuk menjaga
keakurasian dari flowmeter tersebut diperlukan pengujian dinamis sebagai cara untuk evaluasi
terhadap flowmeter.
Selain flowmeter, Electronic Volume Corrector (EVC) menjadi alat yang sangat penting
untuk kegiatan custody transfer[6]. Hal ini dikarenakan EVC mengkalkulasi flowrate yang
1281
Roby Achmad Firmanto, SNTEM, Volume 2, November 2022, hal. 1281-1287
terukur oleh flowmeter dengan beberapa faktor seperti faktor tekanan, faktor temperature, dan
faktor kompresibilitas gas yang kemudian akan menghasilkan suatu nilai dari volume
standar[7]. Volume dalam keadaan standar inilah yang dijadikan sebagai pedoman PT. PGN ke
pelanggan untuk acuan billing. Oleh karena itu pengujian keakuratan pengukuran EVC pada
M/RS perlu dilakuakan agar tidak ada kerugian antara PT. PGN dan pelanggan. Pengujian bisa
dilakukan dengan cara menghitung ulang secara manual menggunakan data di lapangan dengan
mengacu pada standar dari flowmeter tersebut seperti standar AGA 7 untuk turbine meter
dengan fluida gas.
Penelitian ini membahas tentang validasi perhitungan laju aliran oleh turbine meter sebagai
flowmeter nya. Proses validasi ini dilakukan dengan membandingkan laju alir standar hasil
pengukuran dari EVC dan laju alir standar dari perhitungan manual yang mengacu pada standar
AGA 7 dengan menggunakan data riil di lapangan. Ada 4 (empat) titik sampel data yang akan
dibandingkan sebagai bahan validasi. Deviasi eror dihitung untuk menganalisis kelayakan hasil
pengukuran.
2. METODE
Dimana :
P = Faktor tekanan
pf = Tekanan absolut kondisi aktual (psia)
= p + pa
p = Tekanan gauge kondisi aktual (psig)
pa = Tekanan atmosferik (psia)
pb = Tekanan absolut kondisi standar (psia)
𝑧𝑏
Z = 𝑧𝑓 (3)
Dimana :
Z = Faktor kompresibilitas gas
zb = kompresibilitas kondisi standar
zf = kompresibilitas kondisi aktual
Untuk natural gas yang memiliki specific gravity tidak sama dengan 0,6 dan mengandung
𝐶𝑂2 dan 𝑁2 yang tinggi, maka nilai kompresibilitasnya dicari dengan rumus pada AGA NX-19.
Berdasarkan AGA NX-19[8] faktor kompresibilitas diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a) Untuk tekanan gas di bawah 4 barg
Jika tekanan pada aliran gas tersebut bertekanan rendah atau dibawah 4 barg, maka nilai faktor
kompresibilitas dihitung menggunakan rumus berikut :
𝑧𝑏
= 1 + (0,0002 x pf) (4)
𝑧𝑓
b) Untuk tekanan gas di atas 4 barg
Namun jika tekanan dari aliran gas di atas 4 barg, maka nilai factor kompresibilitas dihitung
menggunakan rumus berikut :
𝑧𝑏
= (𝐹𝑝𝑣)2 (5)
𝑧𝑓
3. PEMBAHASAN
B. Data Lapangan
Sampel data yang digunakan diambil dari EVC pada tanggal 7 Maret 2022 pukul 10.00
WIB adalah sebagai berikut :
1283
Roby Achmad Firmanto, SNTEM, Volume 2, November 2022, hal. 1281-1287
Parameter Nilai
𝑧𝑏 0,9963
Gas Compressibility Factor (𝑧𝑓)
C. Faktor Tekanan
Setelah mengetahui parameter – parameter di lapangan, selanjutnya dapat dihitung nilai dari
faktor tekanan menggunakan persamaan (1) yaitu :
𝑝𝑓
P = 𝑝𝑏
𝑝𝑓 3,0112
P= = 1,01559
𝑝𝑏
𝑝𝑓
P= =2,96497602379
𝑝𝑏
D. Faktor Temperatur
Selanjutnya mencari faktor temperatur berdasarkan data yang ada di lapangan dan
mengkonversinya ke satuan kelvin menggunakan persamaan (2) yaitu :
𝑡𝑏
T = 𝑡𝑓
𝑡𝑏 15,56 +273,15
T = 𝑡𝑓 = 21,75+273,15
𝑡𝑏 288,71
T = 𝑡𝑓 = 294,9
𝑡𝑏
T = 𝑡𝑓 = 0,97900983384
E. Faktor Kompresibilitas
Berdasarkan standar AGA-NX 19,Apabila tekanan operasi berada di bawah 4 barg maka
Gas Compressibility [8]dihitung menggunakan persamaan (4) :
𝑧𝑏
= 1 + (0,0002 x pf)
𝑧𝑓
𝑧𝑏
= 1 + (0,0002 x 3,0112)
𝑧𝑓
𝑧𝑏
= 1,00060224
𝑧𝑓
𝑧𝑏
Sehingga nilai dari Gas Compressibility adalah 1,00060224 yang menjadi parameter (𝑧𝑓)
untuk digunakan dalam menghitung volume standarnya (Qb). Setelah semua faktor sudah
1284
Roby Achmad Firmanto, SNTEM, Volume 2, November 2022, hal. 1281-1287
diketahui, maka didapatkanlah parameter – parameter untuk mencari nilai dari volume standar
adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Parameter perhitungan AGA 7
7 Maret 2022 pukul 10.00 WIB
Parameter Nilai
𝑧𝑏 1,00060224
Gas Compressibility Factor (𝑧𝑓)
1285
Roby Achmad Firmanto, SNTEM, Volume 2, November 2022, hal. 1281-1287
Tabel 4 menunjukkan hasil dari perhitungan flowrate base dengan standar AGA 7. Sama
seperti pada tabel 3 dengan parameter yang sama, akan tetapi terdapat deviasi antara keduanya
di setiap titik sampel.
Tabel 5 Q AGA7 vs Q EVC
Menurut SK PT. PGN maksimal error yang diperbolehkan dari pembacaan EVC adalah
sebesar 2%. Berdasarkan data di atas, rata-rata error yang dihasilkan dari 4 titik sampel data
1286
Roby Achmad Firmanto, SNTEM, Volume 2, November 2022, hal. 1281-1287
dibawah 1% yaitu 0,2853% yang mengartikan bahwa EVC yang ada pada pelanggan
PT.XXXX dapat dikatakan masih memenuhi standar dan layak untuk digunakan.
4. SIMPULAN
Penelitian ini membandingkan antara flowrate base dari EVC dan flowrate base
perhitungan AGA 7. Validasi dilakukan dengan mengambil 4 titik sampel data pada pukul
10.00 WIB – 13.00 WIB. Dari 4 sampel data tersebut diperoleh rata-rata deviasi error sebesar
0,2853% Artinya Electronic Volume Corrector pada pelanggan PT.XXX Dapat simpulkan
bahwa masih memenuhi standar dan masih layak digunakan.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Sembiring S, “Pemanfaatan Gas Alam sebagai LPG (Liquified Petroleum Gas),” vol. 8, pp. 206–
207, 2019.
[2] S. Mareta and A. Kusuma Dewi, “Rancang Bangun Software Perhitungan Untuk Sistem Meter
Turbin dengan Metode Fuzzy,” Blora, 2022.
[3] S. Vemulapalli and S. K. Venkata, “Parametric analysis of orifice plates on measurement of flow:
A review,” Ain Shams Engineering Journal, vol. 13, no. 3. Ain Shams University, May 01, 2022.
doi: 10.1016/j.asej.2021.11.008.
[4] P. Stoltenkamp, S. Araujo, H. J. Riezebos, J. P. Mulder, and A. Hirschberg, “Spurious counts in
gas volume flow measurements,” Proceedings of the Tenth International Congress on Sound and
Vibration, vol. 1, pp. 3351–3358, 2003, doi: 10.1016/j.jfluidstructs.2003.08.019.
[5] L. C. Lynnworth and Y. Liu, “Ultrasonic flowmeters: Half-century progress report, 1955-2005,”
Ultrasonics, vol. 44, no. SUPPL., Dec. 2006, doi: 10.1016/j.ultras.2006.05.046.
[6] R. T. Safitri, J. V. Tuapetel, I. Putu, and M. Santika, “ANALISA CAPABILITY PROCESS
PADA MR/S PEMBAGI DI PT PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK,” vol. 3, no. 1, 2019.
[7] R. C. Baker, “FLOW MEASUREMENT HANDBOOK : Industrial Designs, Operating
Principles, Performance, and Applications (English Edition)” Cambridge University Press, 2016.
[8] R. H. Zimmerman, 1963 , “Manual for the Determination of Supercompressibility Factor For
Natural Gas”, AGA NX 19, Texas 5
[9] AGA 7, “Measurement Of Fuel Gas By Turbine Meter,” American Gas Association, 1993.
[10] AGA 3, “AGA Report No.3 Orifice Metering Of Natural Gas And Other Related Hydrocarbon
Fluids General Equations and Uncertainty Gudlines (3th ed).,” American Gas Assocoation, 2003.
1287