1
2. Non-Newtonian Fluid
Fluida Non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak
berhubungan secara linier terhadap laju regangan geser. Fluida jenis ini memiliki
viskositas dinamis yang dapat berubah-ubah ketika terdapat gaya yang bekerja
pada fluida tersebut dan waktu. Contoh Fluida Non-Newtonian adalah plastik, oli,
getah karet.
2
2. Incompressible Fluid
Incompressible fluid ialah fluida yang memiliki volume dan massa jenis
tetap pada setiap alirannya. Dengan kata lain massa jenis fluida ini sama pada
setiap titik yang dialirinya. Incompressible fluid memiliki Bilangan Mach lebih
kecil dari 0,3.
= < 0.3
Pembagian kecepatan berdasarkan Bilangan Mach:
- Subsonic (Mach < 1,0)
- Sonic (Mach = 1.0)
- Transonic (0,8 < Mach < 1.3)
- Supersonic (Mach > 1.0)
- Hypersonic (Mach > 5.0)
3
3. Fluida dengan Aliran Transisi
Fluida dengan aliran transisi adalah fluida yang alirannya merupakan aliran
peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran ini memiliki bilangan Re
Antara 2300-4000.
4
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Syarat hukum Bernoulli adalah:
1. Steady state
2. Densitasnya relatif konstan
3. Gesekan diabaikan
4. Diacu pada titik yang terletak di 1 streamline
Secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama
berlaku untuk aliran tak termampatkan (incompressible flow) dan yang lain untuk
fluida termampatkan (compressible flow).
+ + =
1
+ 2 + =
2
2
+ + =
2
5
2
+ + =
2
Keterangan:
b. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan masa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contohnya udara, gas alam, dll.
c. Aplikasi Hukum Bernoulli
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi hukum
Bernoulli yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang
menunjang kehidupan manusia masa kini. Berikut ini beberapa contoh aplikasi
hukum Bernoulli tersebut:
1. Hukum Bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap
dan badan pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.
2. Hukum Bernoulli digunakan untuk mesin karburator yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang
masuk. Salah satu pemakaian karburator adalah dalam kendaraan
bermotor, seperti mobil.
3. Hukum Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki
penampung menujubak-bak penampung. Biasanya digunakan di rumah-
rumah pemukiman.
4. Hukum Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju
kapal layar.
6
1.1.4 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynold adalah rasio antara gaya inersia dan gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan Reynold digunakan untuk membedakan aliran apakah turbulen
atau laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold
(Reynold Number). Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
= =
Keterangan:
1.1.5 Head
Head adalah energi per satuan berat, yang disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair untuk dikonversikan menjadi bentuk lain. Head mempunyai
satuan meter (m). Menurut Bernoulli ada 3 macam head fluida yaitu :
Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair pada sisi isap.
Keterangan:
= Head tekanan(m)
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan (m)
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap (m)
7
Head Kinetik
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat
dari keadaan diam sampai tempat dan kecepatan tertentu.
2 2
=
2 2
Keterangan:
= Head kecepatan atau head kinetik (m)
2
= Kecepatan zat cair pada saluran tekan (m)
2
2
= Kecepatan zat cair pada saluran isap (m)
2
Head Potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane).
Jadi suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan
oleh posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.
Z = Zd Zs
Keterangan
1.1.6 Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida kerugian
head (headlosses) tergantung pada :
1. Bentuk, ukuran dan kekasaran saluran.
2. Kecepatan fluida.
3. Kekentalan.
8
a. Minor Losses
Minor losses disebabkan oleh alat-alat pelengkap lokal atau yang diberi istilah
tahanan hidrolis seperti misalnya, perubahan bentuk saluran atau perubahan
ukurannya. Contoh dari beberapa alat-alat pelengkap-lokal adalah sebagai berikut:
Gambar 1.7 Minor losses (a) gate, (b) orifice, (c) elbow dan (d) valve
Sumber: Suharto (2015)
2
=
2
Keterangan:
b. Major Losses
Major losses adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam pipa
yang disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung kekasaran
pipa,diameter pipa dan bilangan Reynold. Koefisien gesek dipengaruhi juga oleh
kecepatan,karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran turbulen
berbeda. Secara matematik dapat ditunjukkan sebagai berikut:
2
= . .
2
Keterangan:
hf = Major losses (m)
9
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
Keterangan:
Re = Angka Reynold
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
L = Panjang aliran dalam pipa (ft atau m)
V = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
10
Kemudian angka kekasaran () dibagi dengan diameter pipa didapat suatu
harga /d. Dari bilangan Reynold ditarik garis keatas sampai pada garis /d.
Kemudian ditarik ke kiri sejajar garis bilangan Reynold, maka akan didapat harga
f.
1.1.7 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan
besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas
adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa.s). Alat yang digunakanuntuk mengukur
viskositas yaitu viskometer. Rumus viskositas adalah sebagai berikut :
Keterangan:
= Tegangan geser (N/m)
= Viskositas dinamik (Ns.m-2)
Keterangan:
v = Viskositas kinematik (m2/s)
= Viskositas dinamik (Ns.m-2 atau kg m/s)
= Densitas atau massa jenis (kg/m)
11
Gambar 1.9 Viskositas Dinamik
Sumber: Frank M. White (1991)
12
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan
menurun kekentalannya.
Tabel 1.1 Kerapatan dan Kekentalan Udara Pada 1 atm
13
b. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
c. Tekanan
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar tekanannya,
cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya.
Katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan
menutup,membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Beberapa
macam katup yang sering digunakan, yaitu:
a. Gate Valve
Bentuk penyekat adalah piringan, atau sering disebut wedge, yang
digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasanya digunakan
untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi
sebagian terbuka.
14
b. Globe Valve
Digunakan untuk mengatur banyaknya aliran fluida.
15
d. Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya.
16
a. Rotameter
Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat aliran fluida dalam tabung
tertutup. Tersusun dari tabung dengan pelampung di dalamnya yang kemudian
didorong oleh aliran lalu ditarik ke bawah oleh gravitasi.
17
d. Orifice
Alat ini digunakan untuk mengukur besar arus aliran. Terdapat 3 jenis
orifice, yaitu :
1. Concentric Orifice
Digunakan untuk semua jenis fluida yang tidak mengandung partikel
padat.
18
1.1.11 Tujuan Pengujian
Fluid Circuid Friction Experimental Apparatus
1. Mengetahui pengaruh faktor gesekan aliran dalam berbagai pipa
pada bilangan reynold tertentu
2. Mengetahui pengaruh koefisien head pipe, glove valve, gate valve
dan cock pada bilangan reynold tertentu
3. Mengetahui koefisien aliran untuk orifice, nozzle dan pipa venturi
19
Belokan : 90o radius kecil dengan
penghubug ulir (skrup) dan
radius besar yang disambung
dengan las.
Peralatan
Flow meter : Orifice meter, nozzle,
venturi meter, rota meter.
Manometer pipa U (air raksa) : 550 mm (air raksa tidak di
suplai)
Manometer U terbalik (air) : 550 mm
Penunjuk tekanan : 32 point
Kebutuhan Pendukung
1. Listrik 3 fase 220/380 v, 50/60 Hz
2. Suplai air dingin pada tekanan utama (manis) dan kering
20
Water Pipe Line Detail
21
1.3 Cara Pengambilan Data
1.3.1 Fluid Circuid Friction Apparatus
a. Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping
selection dan katup pembuangan (control aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang,
drank ram agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa
dapat bekerja mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2)
untuk mengeluarkan udara dari jaringan pipa.
b. Pengukuran
1. Putar katup control aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran
yang diinginkan dapat dilihat pada Rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R)
3. Buka katup ventilasi manometer air.
4. Buka katup pada pressuer tapping selection untuk mengetahui
perbedaan tekanan antara 2 titik (hanya 2 katup yang terbuka),
apabila ingin mengetahui perbedaan tekanan titik yang lain,
tutup katup dan buka pada katup yang diinginkan dan
seterusnya.
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
6. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power
switch (OFF).
22
1.3.2 Hasil Pengujian Fluid Circuit Friction Apparatus
KELOMPOK 1
Data hasil pengujian aliran pada pipa lurus
No. Q1 v1 Qn Re
1 0.0000833 0.164543854 0.0001001409 4928.554103
2 0.0001389 0.274239756 0.0001712674 8214.256838
3 0.0001944 0.383935658 0.0002458047 11499.95957
4 0.0002500 0.493631561 0.0003174641 14785.66231
5 0.0003056 0.603327463 0.0003871972 18071.36504
6 0.0003611 0.713023365 0.0004523001 21357.06778
7 0.0004167 0.822719268 0.0005189001 24642.77051
8 0.0004722 0.93241517 0.0005896847 27928.47325
9 0.0005278 1.042111072 0.0006606646 31214.17598
No. Q1 v1 Cn Re
1 0.0000833 0.105308066 0.83216052 6160.692628
2 0.0001389 0.175513444 0.810947842 10267.82105
3 0.0001944 0.245718821 0.79105261 14374.94947
4 0.0002500 0.315924199 0.787490515 18482.07788
5 0.0003056 0.386129576 0.789147058 22589.2063
6 0.0003611 0.456334954 0.798388223 26696.33472
7 0.0004167 0.526540331 0.802980442 30803.46314
8 0.0004722 0.596745709 0.800804564 34910.59156
9 0.0005278 0.666951086 0.798858875 39017.71998
No. Q1 v1 Cn Re
1 0.0000833 0.105308066 0.007530047 3942.843282
2 0.0001389 0.175513444 0.00813245 6571.40547
3 0.0001944 0.245718821 0.006915349 9199.967658
4 0.0002500 0.315924199 0.008366718 11828.52985
5 0.0003056 0.386129576 0.006160947 14457.09203
6 0.0003611 0.456334954 0.006817143 17085.65422
7 0.0004167 0.526540331 0.007530047 19714.21641
8 0.0004722 0.596745709 0.007738491 22342.7786
9 0.0005278 0.666951086 0.005631891 24971.34079
23
KELOMPOK 2
Data hasil pengujian untuk pipa inch
Q1
No. Q (m/detik) v (m/s) h Re d
1 0.5 0.000138889 1.096959023 0.014 0.005792113 16341.79425
2 0.7 0.000194444 1.535742633 0.099 0.0208972 22878.51195
3 0.9 0.00025 1.974526242 0.212 0.027070721 29415.22965
4 1.1 0.000305556 2.413309851 0.268 0.022908593 35951.94735
5 1.3 0.000361111 2.852093461 0.401 0.024541814 42488.66505
6 1.5 0.000416667 3.29087707 0.545 0.025053186 49025.38274
7 1.7 0.000472222 3.729660679 0.55 0.019684022 55562.10044
8 1.9 0.000527778 4.168444289 0.73 0.020915326 62098.81814
9 2.1 0.000583333 4.607227898 0.88 0.02063921 68635.53584
24
KELOMPOK 3
Data hasil pengujian untuk pipa 3/4 inch
No. Q Q1 V Re H f
1 0,23 6,38889E-05 0,2242671 5038,077527 0,005 0,018559216
2 0,5 0,000138889 0,487537 10952,34245 0,02 0,01570852
3 0,7 0,000194444 0,6825522 15333,27943 0,044 0,017632013
4 0,9 0,00025 0,8775672 19714,21641 0,067 0,016241834
5 1,1 0,000305556 1,0725821 24095,15339 0,092 0,014929585
6 1,3 0,000361111 1,2675970 28476,09037 0,13 0,015104346
7 1,5 0,000416667 1,4626120 32857,02735 0,185 0,016144868
8 1,7 0,000472222 1,6576269 37237,96433 0,233 0,015830818
9 1,9 0,000527778 1,8526419 41618,90131 0,28 0,015229867
25
KELOMPOK 4
Data hasil pengujian aliran pada pipa lurus
No. Q V Re
1 8,33333E-05 0,164544 0,036813 4902,544
2 0,000138889 0,27424 0,013253 8170,907
3 0,000194444 0,383936 0,006762 11439,27
4 0,00025 0,493632 0,00409 14707,63
5 0,000305556 0,603327 0,002738 17975,99
6 0,000361111 0,713023 0,00196 21244,36
7 0,000416667 0,822719 0,001473 24512,72
8 0,000472222 0,932415 0,001146 27781,08
9 0,000527778 1,042111 0,000918 31049,45
26
1.3.3 Contoh Perhitungan
Perhitungan Eksperimen untuk mengukur kerugian gesek pada pipa inch
A. Laju Aliran (Q1)
1 = 3600
0,5
= 3600 = 0,000138889 m/detik
0,000138889
= = , /
3,14/4(0,0127)2
Dengan diameter pipa, yaitu 0,0127
2 .9,8 .(0,014).0,0127
= = 0,007342757
(1,096959023 )2 2
27
B. Kecepatan air dalam pipa
1
= /4(2 )
8.33333E 05
= = . /
3,14/4(0,0357)2
Dengan diameter pipa, yaitu 0,0357
0,001
= (0.105308066 )2 2 9,8
= 0,254514115
1 1
(1 ).(1 ) 0,0357 0,138752911
4 4
= = 16341,79425
0,000000848
0.00008333
= = . /
3,14/4(0,0357)2
Dengan diameter pipa, yaitu 0,0357
28
C. Laju aliran teoritis pada pipa orifice
= 4 2 2.
3,14
= 0,03572 2 . 9,8 . 0,056
4
= 0,00127449 m3/s
= 0,108976052
Pipa inch
HUBUNGAN ANTARA BILANGAN REYNOLD DENGAN
KOEFISIEN GESEK
0.075
HUBUNGAN ANTARA
Koefisien Gesek
BILANGAN REYNOLD
0.05 DENGAN KOEFISIEN
GESEK2
Poly. (HUBUNGAN
ANTARA BILANGAN
0.025 REYNOLD DENGAN
KOEFISIEN GESEK2)
0
0 20000 40000 60000 80000
Bilangan Reynold
29
Pembahasan :
Pada grafik ini dapat dilihat hubungan antara bilangan reynold dengan
koefisien gesek. Dari grafik terlihat bahwa semakin besar bilangan reynoldnya
semakin besar pula kecepatan fluida, hanya saja peningkatan koefisien geseknya
semakin berkurang lalu konstan dan cenderung membentuk polinomial yang
parabola koefisien geseknya cenderung keatas.
Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada bilangan reynold 16341,79425
koefisien geseknya sama dengan 0,005792113 sedangkan pada bilangan reynold
22878,51195 koefisien geseknya meningkat menjadi 0,0208972 hal ini
menunjukkan kenaikan bilangan reynold berbanding lurus dengan kenaikan
koefisien gesek, tapi pada bilangan reynold 55562,1044 kita dapat melihat bahwa
koefisien geseknya adalah 0,001968402, hal ini menunjukkan berkurangnya
peningkatan koefsien gesek. Berkurangnya koefisien gesek dikarenakan semakin
besar bilangan reynold maka semakin besar pula kecepatan fluida, sehingga waktu
kontak fluida dengan dinding pipa semakin sebentar, menyebabkan nilai koefisien
gesek semakin kecil dan grafik cenderung menurun.
Secara teoritis persamaan untuk bilangan reynold dan koefisien gesek adalah
sebagai berikut.
. 2...
Re = dan = ( 2 ).
30
besar diameter pipa (d), maka nilai kerugian gesekan juga semakin meningkat,
begitu pula dengan bilangan reynold.
Gate valve
0.3
0.25
HUBUNGAN ANTARA
Kerugian Gesek
31
berkebalikan atau lebih besar. Maka v akan lebih dominan untuk mempengaruhi
hasil perhitungan sehingga grafik cenderung naik. Bidang kontak antara fluida dan
dinding merupakan faktor yang mempengaruhi koefisien gesek pada fluida.
Berdasarkan rumus :
. (78)
Re = dan f= 1 2
( 14) /2
Pipa Orifice
0.15
Koefisien Aliran Orifice
0.12
HUBUNGAN ANTARA
BILANGAN REYNOLD
0.09 DENGAN KOEFISIEN ALIRAN
2
Poly. (HUBUNGAN ANTARA
0.06
BILANGAN REYNOLD
DENGAN KOEFISIEN ALIRAN
2)
0.03
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Bilangan Reynold
32
Pembahasan :
Koefisien aliran orifice dilihat dari rasio antara jumlah aliran sebelum
masuk orifice dibanding jumlah aliran teoritis pada orifice. Pada saat bilangan
reynold rendah, aliran pada pipa cenderung laminar, akan tetapi apabila bilangan
reynold semakin tinggi, aliran pada pipa akan semakin turbulen. Semakin cepat
fluida mengalir, maka bidang kontak antara fluida dengan dinding orifice akan
semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar bilangan reynold maka
koefisien aliran orifice semakin kecil.
Grafik hubungan antara bilangan reynold dengan koefisien aliran pada
orifice dilihat dari rumus berikut.
co = ,
dimana = 4 2 2.
Semakin besar kecepatan aliran maka semakin besar pula bilangan reynold, begitu
juga Q1 dab Co yang bertambah besar. Jadi saat aliran tersebut turbulen maka
koefisien alirannya menjadi lebih rendah daripada laminer.
33
1.3.4 Data Perbandingan Dari Masing Masing Kelompok
Pipa lurus dengan diameter inch, inch, dan 1 inch
0.03
kelompok 4 (1 inch)
KERUGIAN GESEKAN
0.025
0.015
Poly. (kelompok 2 (1/2
inch))
0.01
Poly. (kelompok 4 (1 inch))
0.005
Pembahasan :
Grafik tersebut membandingkan besar bilangan reynold dengan kerugian
gesek yang dialami fluida dengan besar penampang pipa yang berbeda pula. Dari
grafik dapat dilihat bahwa semakin tinggi bilangan reynold maka kerugian gesek
yang terjadi semakin menurun lalu konstan, hal ini disebabkan karena semakin
tinggi kecepatan fluida maka lama kontak antara dinding pipa dengan fluida
semakin sebentar, hal tersebut sesuai dengan asumsi dasar teori yang menyatakan
sebagai berikut.
. 2...
Re = dan = ( 2 ).
34
Semakin tinggi kecepatan aliran (v) maka akan meningkatkan bilangan reynold
(Re) dan menurunkan besar . Jika di grafik semakin konstan, itu disebabkan
karena peningkatan nilai kecepatan aliran yang diimbangi oleh besar perbedaan
tekanannya (h). Semakin kecil diameter pipa, menyebabkan kecepatan fluida
yang semakin meningkat, sehingga berujung pada meningkatnya bilangan
reynold. Semakin cepat fluida mengalir melalui pipa, semakin kecil kontak antara
fluida tersebut dengan dinding pipa yang menyebabkan koefisien geseknya
semakin menurun.
14
kelompok 2 (gate valve)
12
8
Poly. (kelompok 3 (glove
6 valve))
-2
Pembahasan :
Grafik tersebut membandingkan besar bilangan reynold dengan kerugian
gesek yang dialami fluida dengan jenis valve yang berbeda pula. Dari grafik dapat
dilihat bahwa semakin tinggi bilangan reynold maka kerugian gesek yang terjadi
semakin menurun lalu konstan, hal ini sesuai dengan dasar teori yang menyatakan
35
1 1
(14).(14) (78)
f= 1 2
( 14) 2
Semakin tinggi kecepatan aliran (v) maka akan meningkatkan bilangan Reynold
(Re) dan membuat konstan nilai koefisien kerugian geseknya disebabkan
peningkatan besar v diimbangi dengan perbedaan tekanan (h) yang semakin besar
pula. Dari grafik dapat dilihat kerugian gesek terbesar ada pada glove valve. Hal
tersebut dikarenakan bentuk konstruksi dari glove valve yang menyebabkan
bidang kontak antara fluida dan dinding valve lebih besar akibat banyaknya
belokan.
1
kelompok 4 (venturi)
0.8
kelompok 1 (nozzle)
0.6
36
tinggi bilangan reynold maka koefisien aliran yang terjadi akan konstan, hal ini
sesuai dengan dasar teori yang menyatakan :
= 4 2 2. co =
37
BAB II
CENTRIFUGAL FAN TESTING APPARATUS
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Fan
Fan adalah piranti yang menimbulkan aliran suatu fluida gas dengan cara
menciptakan sebuah beda tekan melalui pertukaran momentum dari bilah atau
sudu fan ke partikel partikel fluida gas. Impeller fan mengubah energi mekanik
rotasional menjadi energi kinetik maupun statik dalam fluida gas. Pembagian
energi mekanik menjadi energi kinetik dan statik yang dihasilkan dan efisiensi
energi yang dihasilkan bergantung pada jenis bilah fan yang dirancang.
Fan banyak digunakan di dunia industri. Fan pada umumnya digunakan
untuk memindahkan sejumlah volume udara atau fluida gas melalui suatu saluran
(duct). Selain itu, fan juga diaplikasikan guna memasok udara dalam proses
pemindahan bahan tersuspensi di dalam aliran gas, pengeringan, pengeringan
asap, pengondensasian menara, pemasokan udara untuk proses pembakaran boiler,
pembuangan debu, aerasi sampah, pendinginan proses proses industrial, dan
ventilasi ruangan.
Pemilihan yang tepat terhadap dimensi dan tipe fan merupakan hal yang
sangat penting dalam kaitannya dengan sistem energi yang efisien. Fan biasanya
digunakan untuk tekanan rendah. Tekanan yang dihasilkan biasanya kurang dari
0,5 lb/in2 (3,45 kPa).
Fan menghasilkan tekanan total yang merepresentasikan statik dan energi
kinetik yang diberikan oleh impeller kepada udara. Bilah bilah impeller fan yang
berputar mengkonversikan energi mekanik menjadi statik dan energi kinetik
melalui perubahan vektor kecepatan dari udara. Ada dua jenis Fan, yaitu
Centrifugal Fan dan Axial Fan. Detailnya adalah sebagai berikut.
Centrifugal Fan
Centrifugal fan bekerja dengan menghisap fluida dari arah aksial dan
mengalirkannya ke arah tangensial. Fan sentrifugal meningkatkan kecepatan
aliran fluida dengan impeler yang berputar. Kecepatan meningkat sampai
mencapai ujung sudu dan kemudian diubah ke tekanan oleh volute.
38
Gambar 2.1: Centrifugal Fan
Sumber : Avallone, et al (ed). (2007: 1446)
Axial Fan
Aksial fan menggerakan aliran fluida sepanjang sumbu fan. Cara kerja
aksial fan pada impeller pesawat terbang yaitu dengan putaran blades fan
menghasilkan pengangkatan aerodinamis yang menekan udara.
39
Fenomena volute yaitu mengubah energy kecepatan menjadi energy
tekanan. Ketika fluida yang masuk diputar oleh fan maka kecepatan bertambah
dan fan yang berputar akan meneruskan dan memberikan gaya putar centrifugal
kepada fluida sehingga fluida bergerak keluar dengan tekanan tinggi, sesuai
dengan luas penampang volute yang semakin lama semakin membesar.
Sehubungan dengan hukum kontinuitas, jika semakin besar luas
penampang suatu ruang maka kecepatan akan berkurang sedangkan tekanannya
bertambah, begitu juga sebaliknya.
40
=
Dimana : m1 = m2
= .V
m1 = 1
V1 = A1L1 = A1v1t
m1 = A1v1t
Mengingat bahwa dalam aliran steady, massa fluida yang masuk sama dengan
massa fluida yang keluar. Maka :
m1 = m2
A1v1t = A2v2t
A1v1 = A2v2
Dimana :
A1 = Luas penampang 1
A2 = Luas penampang 2
dan
v1 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
v2 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 2
Av = Laju aliran volume v/t alias debit
41
2.1.4 Pengukuran Tekanan
Pada kenyatannya dalam sebuah fan terdapat dua jenis tekanan, yaitu
tekanan masuk dan tekanan keluar. Untuk menghitung tekanan suatu fluida gas
dengan cara membandingkan dengan tekanan atmosfir digunakan alat yang
disebut dengan manometer.
Manometer digunakan untuk menetukan perbedaan tekanan diantara dua
titik di saluran pembuangan udara. Perbedaan tekanan kemudian dapat
digunakan untuk menghitung kecepatan aliran di saluran dengan menggunakan
persamaan Bernoulli. Macam-macam manometer, antara lain :
Manometer U
Manometer pipa U diisi cairan setengahnya (biasanya berisi minyak,
air atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa,
sementara tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfer) diterapkan pada
tabung yang lainnya.Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan
yang diterapkan.
42
Gambar 2.5: Manometer Pipa U Satu Sisi
Sumber : Avallone, et al (ed). (2007: 334)
Venturi
Venturi adalah sebuah pipa yang berfungsi menurunkan tekanan fluida
yang terjadi ketika fluida tersebut bergerak melalui pipa yang menyempit.
43
Kecepatan fluida dipaksa meningkat untuk mempertahankan debit fluida yang
sedang bergerak tersebut, sementara tekanan pada bagian sempit ini harus turun
akibat pemindahan energi potensial tekanan menjadi energi kinetik. Hal ini juga
berhubungan dengan hukum kontinuitas.
Nozzle
Nozzle adalah alat yang digunakan untuk mengekspansikan fluida
sehingga kecepatannya meningkat dan tekanannya menurun. Fungsi Nozzle
adalah pressure control untuk mesin dan perangkat percepatan konversi energi
gas menjadi energi kinetik.
1 12 2 22
+ = + + 1
2 2
44
2.2 Tujuan Pengujian Sentrifugal Fan Apparatus
1. Melihat grafik karakteristik dari sebuah fan sentrifugal.
2. Mengukur debit dengan mempergunakan venturi dan iris damper.
3. Pengaruh rpm terhadap keluaran.
Unit Penggerak
No. Tipe : HM 2000
1 Merk : GUNT AT100 Drive Unit
2 Pout : 100 200 watt
3 Putaran Blower : 2700 rpm
45
2.4 Centrifugal Fan Apparatus
a. Pengaruh Putaran Fan Terhadap Tekanan Statis
1. Kenaikan Tekanan Statis
Hindari motor dan pada putara rendah, misalnya pada
500 rpm, kenaikan tekanannya diukur.
Putaran fan dinaikkan menjadi 750 rpm dan tekanannya
diukur lagi, ulangi hal ini dengan menaikkan putaran
sebesar 250 rpm sehingga mencapai putaran 2700 rpm.
2. Beda Tekanan Pada Saluran Masuk Fan
Hidupkan motor dan pada putaran rendah, misalnya pada
500 rpm, kenaikan tekanannya diukur.
Putaran fan dinaikan menjadi 750 rpm dan tekanannya
diukur lagi. Ulangi hal ini dengan menaikan putaran sebesar
250 rpm sehingga mencapai putaran 2700 rpm.
b. Pengaruh Pembukaan Damper Terhadap Tekanan Statis
Susunlah alas pengujian sesuai pada pembagian, tatapi ujung
atasnya terpasang damper
Hubungkan titik-titik pengukuran tekanan dengan
ujung-ujung manometer.
Hidupkan motor listrik
Naikkan putarannyas sehingga mencapai putaran 2700 rpm.
Posisi damper terbuka penuh, ukurlah tekanan-tekanannya.
Ulangi langkah 3, tetapi posisi daper terbuka
Ulangi langkah 4, tetapi posisi damper dibuka penuh.
46
Naikkan putaran fan pelan-pelan sehingga mencapai
putaran 2700 rpm.
Pada putaran ini penguran P dan tekanan pada outlet dari
fan dilakukan pada tiga posisi damper
- Terbuka penuh
- Terbuka kira-kira setengah
- Tertutup penuh
47
2.5 Data Hasil Centrifugal Fan Testing Apparatus
48
Pengaruh Buakaan Damper Terhadap Tekanan Efektis Venturi
Terbuka Terbuka Tertutup
No Posisi Damper Penuh Setengah Penuh
H 0.056 0.02 0
1 Tekanan Efektif
P 0.54936 0.1962 0
2 Aliran Volume V 0.001225505 0.000732379 0
2.
= . .
Dimana : = koefisien aliran fluida = 1.03
= koefisien ekspansi = 0.99
A = luas penampang damper ( m2)
= beda tekanan (kPa)
= berat jenis udara = 1.32 (kg/m3)
Diketahui : tebuka penuh : 0.1666 kPa
tertutup setengah : 0.05978 kPa
tertutup penuh : 0 kPa
Terbuka penuh
3,14 0,04 2 . 0,54936
V = 1.033 x 0,99 x [m3/s] = 0,001169065 m3/s
4 1.32
Tertutup setengah
3,14 0,04 2 . 0,1962
V = 1.033 x 0,99 x [m3/s] = 0,00069865 m3/s
4 1.32
Tertutup penuh
3,14 0,04 2 . 0
V = 1.033 x 0,99 x [m3/s] = 0,000732379 m3/s
4 1.32
49
Grafik dan Pembahasan
Grafik hubungan Putaran Fan dengan Tekanan.
0.5
0.4
Hubungan
Putaran Fan
0.3 dengan Tekanan
Masuk
Hubungan
BEDA TEKANAN
0.2
Putaran Fan
dengan Tekanan
0.1
Keluar
Hubungan
0 Putaran Fan
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 dengan Tekanan
Statis
-0.1 Poly. (Hubungan
Putaran Fan
-0.2 dengan Tekanan
Masuk)
-0.3
PUTARAN FAN
Pembahasan :
Pada P saluran masuk terlihat bahwa semakin besar putaran maka
semakin besar pula P nya. Pada tekanan masuk P semakin besar dan nilai
tekanannya negative terhadap atmosfer. Hal ini karena selisih antara P dan
tekanan udara luar. Bila putaran ditambah, tekanan masuk makin kecil sebab
putaran sudu fan semakin cepat, sehingga kecepatan alir fluida meningkat, dan
otomatis tekanannya turun dan lebih rendah dari pada atmosfer.
Pada saluran keluar P semakin besar, karena saat udara dari atmosfer
sesaat setelah melewati baling-baling fan bertekanan tinggi. Pada hal ini
disebabkan oleh fenomena volute. Sehingga kecepatan alir fluida turun dan
tekanan keluar naik.
Pada tekanan statis P semakin besar, karena saat udara dari atmosfer
sesaat setelah melewati baling-baling fan bertekanan tinggi. Pada hal ini
disebabkan oleh fenomena volute. Sehingga kecepatan alir fluida turun dan
tekanan keluar naik. Pada tekanan statis nilai P lebih besar dibandingkan tekanan
keluar. Hal ini dikarenakan tekanan masuk yang lebih rendah dari pada atmosfer.
50
Grafik Pengaruh Bukaan Damper terhadap Tekanan
0.6
0.4
Tekana Keluar
BEDA TEKANAN
-0.4
BUKAAN DAMPER
Pembahasan :
Pada grafik dapat dilihat bahwa perbedaan pada tekanan masuk bertambah
besar dan bernilai negatif seiring dengan semakin besarnya bukaan damper. Pada
bukaan damper kecil, perbedaan tekanan di sisi masuk sangat kecil dan juga
terdapat tekanan balik dari tekanan sisi keluar sehingga tekanan udara sisi masuk
damper sama dengan tekanan udara luar (atmosfer). Setelah damper dibuka maka
udara dapat mengalir dan memperbesar kecepatan udara di sisi masuk. Hal ini
menyebabkan P semakin besar dan bernilai negatif terhadap tekanan atmosfer.
Pada saat bukaan damper kecil tekanan pada sisi keluar akan mencapai
maksimal karena semua energi kinetik dari impeler dirubah menjadi energi
tekanan yang menyebabkan fluida termampatkan pada saluran alir fluida.
sehingga tekanan pada sisi keluar lebih besar dari pada tekanan atmosfer. Tetapi
setelah damper dibuka udara mengalir dan memperbesar kecepatan di sisi keluar
yang menyebabkan beda tekanan keluar turun.
Pada beda tekanan statis P memiliki tekanan tertinggi dikarenakan
perbedaan tekanan dibandingkan dengan tekanan masuk yang memiliki tekanan
dibawah tekanan atmosfer. Pada grafik terjadi penyimpangan disebabkan
kesalahan dalam pengambilan data.
51
Grafik pengaruh putaran terhadap tekanan efektif venturi
500
450
400
350
TEKANAN EFEKTIF
300
250
200
150
100
50
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600
PUTARAN FAN
Pembahasan :
Pada grafik terlihat bahwa putaran pada 600 rpm, beda tekanan pada
nozzle venturi terendah dan pada putaran 2400 rpm beda tekanannya tertinggi. Ini
dikarenakan semakin besar putaran maka semakin besar energi yang dihasilkan
dan semakin besar kecepatan putaran maka semakin besar tekanan yang
dihasilkan sehingga perbedaan tekanan pada nozzle venturi besar. Hal ini sesuai
rumus
Q1 = Q2
A1V1 = A2V2
Dimana :
A2 < A1
V2 > V1
52
Rumus diatas menunjukkan bahwa jika luas penampang kecil, maka
kecepatan aliran akan meningkat. Sehingga tekanan yang terjadi mengecil dengan
itu jika putaran fan ditambah maka kecepatan naik, dan sebaliknya tekanan
menurun.
0.0012
0.001
0.0006 Volume
Poly. (Hubungan Bukaan
0.0004 Damper dengan Aliran
Volume )
0.0002
0
0 0.5 1
BUKAAN DAMPER
Pembahasan :
Pada saat damper tertutup tidak ada udara mengalir keluar, semakin besar
bukaan damper maka volume aliran udara juga semakin besar. Hal ini
dikarenakan pada saat damper terbuka. volume aliran udara yang dapat mengalir
semakin banyak sehingga nilai beda tekanan pada sisi masuk dan keluar semakin
besar begitu juga sebaliknya.
2
= . .
Dimana :
V= Aliran volume (m3/s) d =Selisih diameter
= Koefisien gesek P = Selisih tekanan(kPa)
= Koefisien kecepatan aliran = Berat jenis udara
Jika P naik, volume aliran (V) juga akan naik pula karena P sebanding
dengan V. Begitu pula sebaliknya jika P turun maka V akan turun juga. Saat
53
damper terbuka penuh tekanan pada titik masuk lebih besar dari pada tekanan saat
keluar yang menyebabkan P nya tinggi. Sedangkan pada saat damper tertutup,
udara berkumpul pada venturi baik pada A1 maupun pada A2 sehingga P pada
venturi sama dengan nol.
2.7 Kesimpulan
54
terjadi diluar dan didalam fan. Kemudian bagaimana caranya tekanan dapat
meningkat setelah masuk ke dalam fan.
Dari beberapa percobaan diatas, ada beberapa hasil dari percobaan yang
kurang sesuai dengan hukum-hukum yang berkaitan. Selisih ini terjadi karena
kesalahan dalam proses pengambilan data.
55
DAFTAR PUSTAKA
White, F.M. 2005. Fluid Mechanics . New York: McGraw Hill Laboratorium
Fenomena Dasar Mesin FT-UB
Vierck, R.K. 1967. Vibration Analysis. Pennsylvania: International Text .
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2017. Universitas Negeri Malang. UM Press.
56