Anda di halaman 1dari 9

RESUME MEKANIKA FLUIDA

Dasar-Dasar Aliran
KELOMPOK VIII
Anggota :
Aditya Lutfi Munthaha (15030038)
Evi Roviko (15030027)
Qoyyum Rabbani Puspa (15030042)
Teknik Kimia 15
RESUME MEKANIKA FLUIDA
BAB VI
Dasar-Dasar Aliran Fluida
Dalam konsep mekanika fluida semua bahan nampak berada dalam dua
keadaan, yaitu sebagai zat padat dan cair (fluida). Kebanyakan bahan bisa disebut
entah sebagai zat padat, zat cair, atau gas. Walaupun sebahagian diantaranya
mempunyai sifat-sifat yang memungkinkan diperolehnya sebutan ganda. Sebuah zat
padat umumnya mempunyai bentuk yang tertentu, sedangkan zat cair dan gas
mempunyai bentuk yang ditetapkan oleh wadahnya sendiri (masing-masing).
Perbedaan dasar antara zat cair dan gas (keduanya digolongkan sebagai fluida)
adalah bahwa gas akan menyebar dan mengisi seluruh wadah yang ditempatinya.
Defenisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari
krateristik deformasi bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan yang
menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima suatu gaya geser
(shear). Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus berubah
bentuk apabila mengalami tegangan gesar fluida tidak mampu menahan tegangan
geser tanpa berubah bentuk. Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti oli, cat,
ter dan larutan polimer yang menunjukkan karakteristik entah zat padat atau fluida
tergantung dari tegangan geser yang dialami. (White, M.Frank, 1988)

Umumnya makin besar laju deformasi fluida, makin besar pula tegangan
geser untuk fluida tersebut. Viskositas atau kekentalan adalah ukuran untuk
menyatakan hambatan atau kekentalan fluida terhadap deformasi.

Defenisi tentang fluida ini mengingatkan bahwa tegangan geser ada bila
sebuah fluida sedang mengalami deformasi. Air dalam ssebuah wadah yang
digerakkan atau dirotasikan dengan kecepatan atau percepatan konstan tidak akan
menunjukkan deformasi sehingga tidak mengalami tegangan geser. Namun agar
tegangan geser itu ada, fluida harus viskos sebagai mana karateristik yang
ditunjukkan oleh semua fluida sejati. Fluida ideal boleh didefenisikan sebagai fluida
yang tidak viskos. Jadi tegangan geser pada fluida ideal tidak ada, bahkan meskipun
fluida itu mengalami deformasi.Walaupun fluida yang tidak viskos tidak pernah ada
studi tentang fluida seperti ini penting sekali untuk rekayasa karena perilaku fluida
viskos sering ideal dapat dijabarkan analisis terhadap gerak fluida yang ideal
tersebut.
Dalam suatu aluran fluida terdapat tiga konsep penting yang terdapat
dalam suatu aliran fluida adalah :

a. Prinsip kekekalan massa, pada prinsip kekelan massa ini berhubungan


dengan persamaan kontinuitas, dimana persamaan kontinuitas berhubungan
dengan Debit (Q) dengan satuan m3/s. Q1 = Q2 Debit fluida yang masuk dari
suatu penampang akan sama dengan debit fluida yang keluar dari luas
penampang tersebut .

Dimana untuk mencari Q, kita bisa dapatkan :

Keterangan :

Q : Debit air yang mengalir ( m3/s).

A : luas penampang ( m2)

V : Volume (m3).

v : Kecepatan fluida yang mengalir (m/s)

t : waktu (s)

Untuk fluida berbeda dan konstan, maka persamaannya menjadi :

Untuk fluida yang memiliki massa jenis yang sama (1 = 2), maka
persamannya menjadi :

Q = A1V1 = A2 V2 = Tetap ( konstan ) ( dalam m3/dtk)


b. Prinsip Energi Kinetik , dari mana diturunkan persamaan-persamaan aliran
tertentu, seperti contohya persamaan bernouli. Prinsip Energi Kinetik dengan
prinsip ini diguakan sebagai dasar dari penurunan rumus-rumus dalam Mekanika
Fluida Seperti :

Persamaan Energi ---> Persamaan BERNAULLIE


Persamaan Energi Kinetik ---> HEAD KECEPATAN

Persamaan Bernaullie memiliki rumus:

c. Prinsip Momentum, dari mana persamaan-persamaan yang menghitung gaya-


gaya dinamik yang dikerjakan oleh fluida yang mengalir bisa ditentukan. Prinsip
momentum seperti adanya gaya gesek, kerja dari suatu mesin yang digunakan
untuk menentukan gaya-gaya dinamik fluida. Prinsip ini banyak digunakan dalam
perencanaan pompa, turbin, pesawat terbang, baling-baling, roket, dll.
JENIS-JENIS FLUIDA

Aliran Fluida.
Aliran fluida bisa mantap atau tak mantap; merata atau tak merata;
laminer atau turbulen; satu dimensi, dua dimensi atau tiga dimensi dan
rotasional atau tak rotasional.

Aliran satu dimensi yang sesungguhnya dari suatu fluida tak kompresibel terjadi
bila arah dan besar kecepatannya di semua titik sama.

Aliran dua dimensi terjadi bia partikel-partikel fluida bergerak dalam bidang-
bidang atau bidang-bidang yang sejajar dan pola-pola garis arusnya sama di
setiap bidang.

Aliran Mantap
Aliran air dikatakan steady (mantap) apabila kelajuan air pada setiap titik
tertentu setiap saat adalah konstan. Hal ini berarti pada titik tersebut kelajuannya
akan selalu konstan. Hal ini barati pada aliran steady (mantap) kelajuan pada satu
titik tertentu adalah tetap setiap saat, meskipun kelajuan aliran secara keseluruhan
itu berubah/berbeda. Aliran steady ini akan banyak dijumpai pada aliran air yang
memiliki kedalaman yang cukup, atau pada aliran yang yang memiliki kecepatan
yang kecil.
Aliran mantap terjadi jika di sembarang titik, kecepatan partikel-partikel
fluida yang bersifat sama pada jangka waktu yang berurutan. Jadi, kecepatannya
tetap terhadap waktu atau dv/dt = 0, tapi bisa berubah-ubah pada titik-titik yang
berbeda-bedaatau terhadap jarak. Contoh aliran yang meliputi keadaan-keadaan
aliran mantap, misalnya jalur-jalur pipa yang mnegalirkan cairan pada keadaan
head tetap atau mulut sempit (orifice) yang mengalir pada keadaan tetap,
menggambarkan aliran mantap.
Aliran Tidak Mantap
Aliran air dikatakan tidak mantap (non steady) apabila kecepatan pada
setiap tempat tertentu dan setiap saat tidak konstan. Hal ini berarti bahwa pada
aliran ini kecepatan v sebagai fungsi dari waktu.
Dalam aliran ini elemen penyusun air akan selalu berusaha menggabungkan
diri satu sama lain dengan elemen air di sekelilingnya meskipun aliran secara
keseluruhan berlangsung dengan lancar. Contoh aliran tidak steady ini adalah aliran
turbulen, yakni bahwa partikel dalam fluida mengalami perubahan kecepatan dari
titik ke titik dan dari waktu ke waktu berlangsung secara tidak teratur (acak).
Aliran Merata
Aliran merata terjadi bila besar dan arah kecepatannya tidak berubah dari
titik ke titik di dalam fluida, atau dV/ds=0. Pernyataan ini menerangkan bahwa
variable-variabel fluida lainnya tidak berubah bersama jarak, atau dy/ds = 0 , dp/ds
= 0 , dp/ds = 0 , dan seterusnya. Aliran masuk di bawah tekanan melalui jalur-jalur
pipa yang panjang bergaris tengah tetap adalah aliran merata baik aliran itu
mantap ataupun tak mantap. Aliran tak merata terjadi bila kecepatan, kedalaman,
tekanan, dan seterusnya, berubah dari titik dalam aliran fluida tersebut atau ,
dV/ds tidak sama dengan nol dan seterusnya.
Garis - Garis Arus
Garis-garis arus adalah kurva-kurva khayal yang ditarik melalui suatu fluida
untuk menunjukkan arah gerakan di berbagai bagian aliran dari system fluida.
Sebuah garis singggung di sembarang titik pada kurva tersebut menyatakan arah
sesaat dari kecepatan partikel fluida di titik itu. Arah rata-rata dari kecepatan bisa
juga dinyatakan oleh garis-garis yang menyinggung garis-garis arus. Karena vector
kecepatannya punya komponen nol yang tegak lurus ke garis arus makatidak akan
bisa ada aliran yang memotong suatu garis arus pada titik mana pun.
Tabung - Tabung Arus
Sebuah tabung arus menyatakan bagian dasar dari suatu fluida yang
mengalir yang dibatasi oleh sekelompok garis arus yang menyelubungi aliran. Jika
luas irisan penampang tabung arus cukup kecil, kecepatan titik tengah dari
sembarang irisan penampang tabung arus cukup kecil, kecepatan titik tengah dari
sembarang irisan penempang bisa diambil sebagai kecepatan rata-rata untuk irisan
tersebut sebagai satu keseluruhan. Tabung arus akan digunakan untuk menurunkan
persamaan kontinuitas untik aliran tak kompresibel mantap satu dimensi.
Atau
(dalam satuan berat)

Untuk fluida-fluida tak kompresibel dan bila p1=p2 , persamaan tersebut menjadi :
Q = V1A1 = V2A2 = tetap (konstan) (dalam m3/dtk)
Dimana A1 dan V1 masing-masing adalah luas penampang adalah m2 dan
kecepatan rata-rata daria arusnya dalam m/dtk. Satuan aliran yang biasa digunakan
adalah meter kubik per detik (m3/dtk), meskipun gallon per menit (gpm) dan juta
gallon per hari (mgd) digunakan dalam pekerjaan suplai air.
Persamaan kontinuitas untuk aliran mantap tak kompresibel, dua dimensi, adalah

Dimana suku-suku An menyatakan luas yang tegak lurus ke masing-masing vektor


kecepatan.
Jaring - Jaring Aliran
Jaring-jaring aliran digambarkan untuk menunjukkan pola-pola dalam
peristiwa aliran dua dimensi, atau bahkan aliran tiga dimensi. Jaring aliran terdiri
dari (a) suatu sistem garis arus berjarak demikian rupa sehingga laju aliran q di
antara tiap pasang garis yang berurutan sama, dan (b) sistem garis lainnya yang
tegak lurus ke garis arus dan berjarak demikian rupa sehingga jarak antara garis-
garis tegak lurus tersebut sama dengan jarak antara garis-garis arus yang
berdekatan.
Persamaan Energi
Persamaan energi dihasilkan dari penerapan prinsip kekekalan energi pada
aliran fluida. Energi yang dimiliki oleh suatu fluida yang mengalir terdiri dari energi
dalam dan energi-energi akibat tekanan,kecepatan dan kedudukan. Pada
persamaan energi persamaan yang dikenal adalah teorema bernauli:
P1 V12 P2 V22
( + + 1 ) + HA - HL - HE = ( + + 2 )
2 2

Dimana :
Z : ketinggian (m)
H A : Energi yang ditambahkan.
HL : Energi yang hilang.
HE : Energi yang di ambil
Head Kecepatan
Head Kecepatan menyatakan energi kinetik per satuan berat yang terdapat di
suatu titik tertentu. Jika kecepatannya di suatu irisan penampang merata, maka
head kecepatan yang dihitung bersama kecepatan rata rata atau merata ini akan
menjadi energi kinetik per satuan berat fluida yang sesungguhnya.
Garis Energi
Garis energi adalah pernyataan grafis dari energi di tiap bagian. Energi total
terhadap suatu datum yang dipilih dapat digambarkan pada tiap bagian yang
mewakilinya dan garis yang diperoleh dengan cara tersebut merupakan alat yang
berharga dalam banyak soal soal aliran.
Garis Derajat Hidraulik
Garis derajat hidraulik terletak di bawah garis energi dengan suatu jumlah
yang sama dengan head kecepatan di bagian itu. Dua garis sejajar untuk semua
bagian dengan luas irisan penampang yang sama. Ordinat antar pusat arus dan
garis derajat hidraulik adalah head tekanan di bagian itu.
Daya
Daya dihitung dengan mengalikan jumlah N fluida yang mengalir per detik
(gQ) dengan energi H dalam J/N jadi menghasilkan persamaan :
Daya P = gQH = N/m3 x m3 /s x J/N = J/s (W watts)
gQH
Daya dalam kW = 1000

Penerapan Teorema Bernoullie


Penerapan teorema Bernoullie harus rasional dan sistematik. Prosedur yang
disarankan adalah sebagai berikut.
1) Lukis sebuah gambar sistemnya, pilih dan tandai semua irisan penampang arus
yang diselidiki.
2) Terapkan persamaan Bernoullie dalam arah aliran. Pilih bidang datum untuk
tiap persamaan yang ditulis. Titik yang rendah merupakan pilihan logis agar
tanda-tanda minus dihindari dan jumlah kesalahan dikurangi.
3) Hitunglah energi hulu di Bagian 1. Energi ada dalam satuan J/N yang
disingkat menjadi satuan meter fluida. Untuk cairan head tekanan bisa
dinyatakan dalam satuan meteran atau mutlak, tapi dasar yang sama harus
digunakan untuk head tekanan di Bagian 2. Satuan head tekanan mutlak harus
digunakan bila kerapatan tidak tetap. Seperti pada persamaan kontinuitas, V1
ditentukan sebagai kecepatan rata-rata di bagian itu tanpa kehilangan ketelitian
yang bisa diterima.
4) Tambahkan, dalam meter fluida, setiap energi yang diberikan oleh alat-alat
mekanis misalnya seperti pompa.
5) Kurangkan, dalam meter fluida, setiap energi yang hilang sepanjang aliran.
6) Kurangkan, dalam meter fluida, setiap energi yang diambil oleh alat-alat
mekanis, misalnya seperti turbin.
7) Samakan penjumlahan energi ini ke jumlah head tekanan, head kecepatan dan
head ketinggian di Bagian 2.
8) Jika kedua head kecepatan tersebut tidak diketahui, hubungkan mereka satu
sama lain dengan menggunakan persamaan kontinuitas.

Anda mungkin juga menyukai