Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI KEKERASAN BRINELL BAJA St 45

Disusun Oleh :

Eka Sakti Sumarwan (1217010010)

ME-4D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Gedung Direktorat Politeknik Negeri Jakarta

Kampus Baru UI, Depok 16425. Telp. 0217270036


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test) terhadap suatu
material dengan metoda pengujian kekerasan brinell.

1.2 Dasar Teori


Kekerasan suatu bahan adalah kemampuan sebuah material untuk menerima beban tanpa
mengalami deformasi plastis yaitu tahan terhadap identasi, tahan terhadap penggoresan, tahan
terhadap aus, tahan terhadap pengikisan (abrasi). Kekerasan suatu bahan merupakan sifat
mekanik yang paling penting, karena kekerasan dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat
mekanik yang lain, yaitu strenght (kekuatan). Bahkan nilai kekuatan tarik yang dimiliki suatu
material dapat dikonversi dari kekerasannya. Seperti pada gambar 1

Ada beberapa metode pengujian kekerasan yang digunakan untuk menguji kekerasan logam,
yaitu :
1.Metode Pengujian Kekerasan Brinell
2.Metode Pengujian Kekerasan Vickers
3.Metode Pengujian Kekerasan Rockwell

Dari ketiga metode yang disebut diatas, yang dilakukan percobaan pada lab. Teknik mesin
adalah metode pengujian kekerasan brinell

1.2.1 Metode Pengujian kekerasan Brinell


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengujian kekerasan brinell adalah
sebagai berikut :
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan
● Rata dan Halus
● Ketebalan Minimal 6 mm
● Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horizontal
2. Indentor yang digunakan adalah bola baja yang telah dikeraskan, namun untuk bahan
yang sangat keras (sanmpai 650 BHN) digunakan bola dari karbida tungsten. Jarak
antara titik pengujian minimal dua kali diameter tapak identasi.
3. Pemakaian beban (F) dan diameter identor (D) harus memenuhi persyaratan
perbandingan F/D = 30 untuk baja, 10 untuk tembaga dan panduannya, serta 5 untuk
aluminium dan paduannya.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan identor
pada permukaan spesimen selama 15 detik
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN (Brinells Hardness
Number) yang dihitung berdasarkan diameter identasi dengan persamaan sebagai
berikut :
2𝐹
BHN :
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

Dimana :

F = Gaya tekan (kgf)


D = Diameter identor bola (mm)
d = Diameter hasil identasi (mm)

Persamaan diatas diperoleh dari :


1 2 1 2
𝐹2 = (2 𝐹) − (2 𝐹)
1
= 4 (𝐹2 − 𝐹2 )
1
1
X = 2 (𝐹2 − 𝐹2 )2
1
h =2 𝐹−𝐹
1
1 1
= 2 𝐹 − 2 (𝐹2 − 𝐹2 )2
1
= 2 {𝐹 − (𝐹2 − 𝐹2 )}

A = 𝐹. 𝐹. 𝐹
1
1 2
= 2 (𝐹𝐹) {𝐹 − (𝐹 − 𝐹2 )2 }
Gambar 1.1 Penampang Pengujian Brinell
BHN = F/A
1
= 2F / (𝐹𝐹) {𝐹 − (𝐹2 − 𝐹2 )2 }

6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut :


150 BH 2,5/150 – 10
Dimana : 150 = Nilai Kekerasan.
BH = Metode Pengujian Brinell
2,5 = Diameter Identor
150 = Gaya Pembebanan (N)
10 = Waktu Pembebanan (detik)
7. Karena pengukuran dilakukan secara manual, maka terdapat peluang untuk terjadinya
kesalahan ukur. Kesalahan itu mungkin terjadi pada saat pemfokusan objek pada
layar, peletakan alat ukur pada objek dan pembacaan pengukurannya.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

a. Mesin uji kekerasan


b. Identor bola baja
c. Kikir
d. Stopwatch

2.1.2 Bahan
a. Spesimen uji kekerasan baja St 45

2.2 LANGKAH LANGKAH KERJA


1. Persiapan material uji dengan menghaluskan permukaan yang akan diamati
menggunakan kikir kasar dan kikir halus
2. Persiapan mesin dengan meletakkan indentor pada ball holder
3. Meletakkan spesimen uji pada sampel bearer, lalu menaikkannya dengan memutar
hand wheel hingga steel ball indentor menyentuh permukaan spesimen
4. Menutup relief valve dan menaikkan tekanan dalam silinder utama dengan hand
pump
5. Menunggu kira kira selama 15 detik hingga penekanan sempurna
6. Membuka kembali relief hingga tekanan pada gauge berkurang sampai nol
7. Memutar kembali hand wheel ke posisi semula, kemudian mengukur diameter
bekas penekanan dengan measuring microscope.

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengujian dan Perhitungan

Brinell Hardness Test


Load (F) : 50 kgf
Indentor : Bola
No Time : 15 detik
D Indentor : 5 mm
St 45
d (mm) BHN
1 17 21,3722
2 18 18,9900
3 16,5 22,7286
4 18 18,9900
5 17 21,3722
6 16 24,2141
7 17 21,3722
8 17 21,3722
9 16 24,2141
10 15 27,6425
Tabel 3.1 Besar Indentasi dan Nilai brinellnya

Perhitungan :

2𝐹
1. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,72 )

= 21,3722
2𝐹
2. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,82 )

= 18,9900
2𝐹
3. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,652 )

= 22,7286
2𝐹
4. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )
2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,82 )

= 18,9900
2𝐹
5. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,72 )

= 21,3722
2𝐹
6. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,62 )

= 24,2141
2𝐹
7. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,72 )

= 21,3722
2𝐹
8. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,72 )

= 21,3722
2𝐹
9. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )
2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,62 )

= 24,2141
2𝐹
10. BHN =
(𝐹𝐹)(𝐹−√𝐹2 −𝐹2 )

2×50
=
( 𝐹×5)(5−√52 −1,52 )

=27,6425
Rata-rata BHN pada baja St 45

𝐹𝐹𝐹 𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹
=
10

222,2681
=
10

= 22,2268 [kgf/𝐹𝐹2 ]

Jadi Nilai Kekerasan Pada Baja St 45 = 22,2268 [kgf/𝐹𝐹2 ]

Gambar 3.1 Hasil Uji Brinell


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Nilai Kekerasan Rata-Rata Baja St 45


Brinell [HB] 219
Rockwell [HRC] 18.0
Vickerz [HV] 230

Tabel 4.1 Nilai Brinell St 45 dan Konversinya

Dari 10 kali hasil pengujian didapatkan bahwa nilai kekerasan brinell pada baja St
45 sebesar 22,2268 [kgf/mm] atau pada tabel dibulatkan sebesar 219 [HB] dan apabila
di konversikan ke nilai kekerasan rockwell akan didapatkan hasil sebesar 18.0 [HRC]
dan apabila di konversikan ke nilai kekerasan vickerz akan didapatkan hasil sebesar
230 [HV].

Anda mungkin juga menyukai