Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 07

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METALURGI FISIK

BAB IV

METALOGRAFI KUALITATIF

4.1 Tujuan

 Mengetahui struktur micro dan fasa logam sehingga dapat di analisa

4.2 Teori Dasar

Merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik mikrostruktur dan


makrostruktur suatu logam, paduan logam dan material lainnya serta
hubungannya dengan sifat-sifat material, atau biasa juga dikatakan suatu proses
umtuk mengukur suatu material baik secara kualitatif maupun kuantitatif
berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan dari material yang diamati.

Dalam ilmu metalurgi struktur mikro merupakan hal yang sangat penting
untuk dipelajari. Karena struktur mikro sangat berpengaruh pada sifat fisik dan
mekanik suatu logam. Struktur mikro yang berbeda sifat logam akan berbeda
pula. Struktur mikro yang kecil akan membuat kekerasan logam akan meningkat.
Dan juga sebaliknya, struktur mikro yang besar akan membuat logam menjadi ulet
atau kekerasannya menurun. Struktur mikro itu sendiri dipengaruhi oleh
komposisi kimia dari logam atau paduan logam tersebut serta proses yang
dialaminya.

Metalografi bertujuan untuk mendapatkan struktur makro dan mikro suatu


logam sehingga dapat dianalisa sifat mekanik dari logam tersebut. Pengamatan
metalografi dibagi menjadi dua,yaitu:

1. Metalografi makro, yaitu penyelidikan struktur logam dengan


pembesaran 10 ± 100kali.

2. Metalografi mikro, yaitu penyelidikan struktur logam dengan


pembesaran 1000 kali.

Tujuannya adalah agar pada saat diamati benda uji terlihat dengan jelas, karena
sangatlah penting hasil gambar pada metalografi. Semakin sempurna preparasi

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI 2014 22


KELOMPOK 07
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METALURGI FISIK

benda uji, semakin jelas gambar struktur yang diperoleh. Adapun tahapan
preparasinya meliputi pemotongan, mounting, pengampelasan, polishing dan
etching (etsa).

Pemotongan

Pada saat pemotongan jangan sampai merusak struktur bahan


akibat gesekan alat potong dengan benda uji. Untuk menghindari
pemanasan setempat atau berlebihan dapat digunakan air sebagai
pendingin. Berdasarkan tingkat deformasi yang dihasilkan, teknik
pemotongan terbagi menjadi dua yaitu : teknik pemotongan dengan
deformasi yang besar menggunakan gerinda, sedangkan teknik
pemotongan dengan deformasi yang kecil menggunakan low speed
diamond saw

Pembingkaian

Proses mounting atau pembingkaian benda uji dilakukan pada


benda uji dengan ukuran yang kecil dan tipis, hal ini bertujuan untuk
mempermudah pemegangan benda uji ketika dilakukan tahap preparasi
selanjutnya seperti pengampelasan dan polishing.

Jenis jeinis pembingkaian dapat di pilih :

 - Pembingkaian cor (cast mounting)


 - Pembingkaian tekan (compression mounting)
 - Pembingkaian jepit (clamp mounting)
 - Pembingkaian konduktif (untuk SEM)

Penggerindaan / pengamplasan

Untuk meratakan permukaan spesimen hasil dari penggerindaan


kasar sebelum spesimen dipoles, dilakukan penggerindaan halus atau juga
disebut pengamplasan. Seperti pada penggerindaan kasar, juga harus
selalu dialiri air pendingin, agar specimen tidak rusak atau terganggu oleh
pemanasan yang terjadi.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI 2014 23


KELOMPOK 07
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METALURGI FISIK

Pengamplasan adalah proses untuk mereduksi suatu permukaan dengan


pergerakan permukaan abrasif yang bergerak relatif lambat sehingga panas
yang dihasilkan tidak terlalu signifikan. Pengamplasan bertujuan untuk
meratakan dan menghaluskan permukaan sampel yang akan diamati.
Pengamplasan ini dilakukan secara berurutan yaitu dengan memakai
amplas kasar hingga amplas halus.

Pemolesan

Proses pemolesan dilakukan diatas kain poles pada piringan poles dengan
menambahkan pasta poles selama proses berlangsung. Tujuan utama
pemolesan adalah untuk menghilangkan goresan yang terbentuk pada
waktu proses pengamplasan, hingga permukaan sampel menjadi
mengkilap. Jenis kain poles yang dipakai antara lain beludru, biliard,
katun, kanvas dan nilon. Sedangkan pasta polesnya adaah pasta intan,
alumunia, magnesium oksida dan krom oksida.

Pengetsaan

Pengetsaan kimia dilakukan dengan cara mencelupkan spesimen ke dalam


larutan etsa (dengan menggunakan penjepit nikel atau baja tahan karat)
dan dianjurkan untuk menggerak-gerakan spesimen dalam larutan etsa
tersebut. Lamanya pengetsaan adalah “derajat keburaman” dari
permukaan spesimen yang dietsa. Setelah pengetsaan dilakuka pencucian
dengan air, pembersihan dengan alkohol dan pengeringan dengan udara
panas.

Larutan etsa yang digunakan sering kali dicampur dengan alkohol atau air,
hal ini dimaksudkan untuk memperlambat kecepatan reaksi antara
permukaan spesimen yang dipoles dengan larutan tersebut. Selama proses
pengetsaan, ion-ion H +¿¿ , OH, Cl dan sebagainya akan menuju ketempat-
tempat yang anodik dan katodik pada permukaan yang dipoles dengan
demikian proses pengetsaan dapat memberikan gambaran/konfigurasi
batas butir atau gambaran/konfigursi pemukaan butir (misalnya orientasi
dan sebagainya).

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI 2014 24


KELOMPOK 07
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METALURGI FISIK

4.3 Alat Dan Bahan

4.3.1 Alat

 Mesin poles
 Microscop Dengan Kamera
 Buku standar struktur micro (Metal Hanabook ASM, vol.7)

4.3.2 Bahan

 Resin
 Amplas / Gerinda
 Kain poles
 Larutan Etsa (Nital)
 Spesimen
 pasta

4.4 Tata Cara Praktikum

4.4.1 Skema Proses

Analisa Pendauluan

Pembingkaian

Pengamplasan / penggerindaan

Pemolesan

Pengetsaan

Analisa Struktur

4.4.1 Penjelasan Skema Proses

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI 2014 25


KELOMPOK 07
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METALURGI FISIK

a) Analisa pendahuluan di lakukan untuk menentukan bagian mana


yang akan di analisis secara Metalografi , pada praktikum ini
bagian penampang spesimen yang akan di analisis.
b) Jika spesimen terlalu kecil atau tipis, maka perlu
pemegang/pembingkai dengan material pembingkai antara lain :
resin,gip, bakelit. Jenis pembingkai pada praktikum ini
menggunakan pembingkaian cor dengan material resin.

Gambar 4.1 pembingkaian cor

c) Setelah spesimen di cor dan mengering, maka langkah selanjut nya


adalah pengampalasan dengan amplas kasar sampai amplas halus
(ukuran 150,200, 800,1200,1500), dan cara pengamlasan dengan
pergeseran 90º setiap penggantian amplas.

Gambar 4.2 Arah Pengamplasan

d) Proses pemolesan di lakuakan di atas kain poles pada piringan


poles dengan menambahakan pasta oles dan air selama
berlangsung proses pemolesan, tujuan utama dari pemolesan
adalah untuk menghilangkan goresan yang terbentuk pada proses
pengamplasan, hingga permukaan sampel menjadi mengkilap.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI 2014 26


KELOMPOK 07
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METALURGI FISIK

e) Pengetsaan kimia di lakaukan dengan cara mencelupkan spesimen


ke dalam larutan etsa dan di anjurkan untuk menggerk-gerakan
spesimen dalam larutan etsa tersebut. Lamanaya pengetsaan adalah
“derajat keburaman” dari permukaan sesimen yang di etsa.
f) Setelah proses pengetsaan pada permukaan spsimen , struktur
micro dapat di lihat dengan Microscop dengan perbesaran 1000x
dan kemudia di gambarkan atau di foto.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI 2014 27


KELOMPOK 07
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METALURGI FISIK

4.5 Pengumpulan Dan Pengolahan Data

4.5.1 Pengumpulan Data

Hasil Pemeriksaan Struktur Micro Dan


No Keterangan
Fasa Yang Terbentuk
1  Speesimen dan Treatment nya :
Quench.Water
 Larutan Etsa : Nital (Alcohol 97% + HNO3
3%)
 Pembesaran Microscop : 1000 x
 Referensi ASM Metal Handbook vol 7 :
Gambar no 256 , Halaman 34.

2  Speesimen dan Treatment nya : Quench.Oil


 Larutan Etsa : Nital (Alcohol 97% + HNO3
3%)
 Pembesaran Microscop : 1000 x
 Referensi ASM Metal Handbook vol 7 :
Gambar no 236, Halaman 32.

3  Speesimen dan treatment nya : Annealing


 Larutan Etsa : Nital (Alcohol 97% + HNO3
3%)
 Pembesaran Microscop : 1000 x
 Referensi ASM Metal Handbook vol 7 :
Gambar no 235, Halaman 32.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI 2014 28


KELOMPOK 07
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METALURGI FISIK

4  Speesimen dan treatment nya : Normalizing


 Larutan Etsa : Nital (Alcohol 97% + HNO3
3%)
 Pembesaran Microscop : 1000 x
 Referensi ASM Metal Handbook vol 7 :
Gambar no 230, Halaman 31.

4.6 Analisa Dan Pembahasan

 Pada spesimen dengan treatment quencing oil struktur berwarna dominan


adalah hitam ke abu-abuan.
 Pada spesimen dengan treatment normalizing struktur berwarna dominan
putih.

4.7 Kesimpulan Dan Saran

4.7.1 Kesimpulan

 Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur mikro spesimen


dari setiap proses pendinginan, dan batas butir dari setiap spesimen
yang ada.
 Hasil pengujian metalografi kualitatif struktur mikro dapat
dibandingkan atau dicocokan dengan standard buku (ASM
hanabook, vol7)

4.7.2 Saran

 Pada saat pengamplasan lebih baik menggunakan amplas dari pada


gerinda, karena goresan akan lebih banyak bila menggunakan
gerinda.
 Proses pengamplasan dilakukan sampai sehalus mungkin agar pada
saat pemolesan tidak memakan waktu yang lama.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI 2014 29

Anda mungkin juga menyukai