BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metalografi
Metalografi adalah ilmu yang mempelajari struktur suatu logam, sehingga
kita dapat mengetahui dengan jelas gambar dari fasa yang tersusun atasnya.
Metalografi terbagi menjadi dua yaitu metalografi kualitatif dan metalografi
kuantitatif. Metalografi kualitatif adalah fasa-fasa yang terbentuk pada suatu
material. Sedangkan metalografi kualitatif merupakan banyaknya fasa yang
terbentuk pada suatu material.
Selain itu metalografi juga dapat diartikan suatu ilmu yang mempelajari
tentang struktur makro dan mikro dari suatu logam, bisa juga diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang sifat mekanik dan sifat fisik dari suatu material
atau logam.
3
4
dalam proses memotong, harus dicegah kemungkinan deformasi dan panas yang
berlebihan. Oleh karena itu, setiap proses pemotongan harus diberi pendinginan
yang memadai.
Ada beberapa sistem pemotongan sampel berdasarkan media pemotong
yang digunakan, yaitu meliputi proses pematahan, pengguntingan, penggergajian,
pemotongan abrasi (abrasive cutter), gergaji kawat, dan EDM (Electric Discharge
Machining). Berdasarkan tingkat deformasi yang dihasilkan, teknik pemotongan
terbagi menjadi dua, yaitu 3:
1.Teknik pemotongan dengan deformasi yang besar, menggunakan gerinda.
2.Teknik pemotongan dengan deformasi kecil, menggunakan low speed
diamond saw.
Tujuannya, mengetahui prosedur proses pemotongan sampel dan
menentukan teknik pemotongan yang tepat dalam pengambilan sampel
metalografi, sehingga didapat benda uji yang representatif.
2.2.2 Mounting
Spesimen yang berukuran kecil atau memiliki bentuk yang tidak beraturan
akan sulit untuk ditangani khususnya ketika dilakukan pengamplasan dan
pemolesan akhir. Sebagai contoh adalah spesimen yang berupa kawat, spesimen
lembaran metal tipis, potongan yang tipis. Untuk memudahkan penanganannya,
maka spesimen-spesimen tersebut harus ditempatkan pada suatu media (media
mounting).
Secara umum syarat-syarat yang harus dimiliki bahan mounting adalah2 :
1. Bersifat inert (tidak bereaksi dengan material maupun zat etsa).
2. Sifat eksoterimis rendah.
3. Viskositas rendah.
4. Penyusutan linier rendah.
5. Sifat adhesi baik.
6. Memiliki kekerasan yang sama dengan sampel.
7. Flowabilitas baik, dapat menembus pori, celah dan bentuk ketidakteraturan
yang terdapat pada sampel.
5
8. Khusus untuk etsa elektrolitik dan pengujian SEM, bahan mounting harus
kondusif.
Media mounting yang dipilih haruslah sesuai dengan material dan jenis
reagen etsa yang akan digunakan. Pada umumnya mounting menggunakan
material plastik sintetik. Materialnya dapat berupa resin (castable resin) yang
dicampur dengan hardener, atau bakelit. Penggunaan castable resin lebih mudah
dan alat yang digunakan lebih sederhana dibandingkan bakelit, karena tidak
diperlukan aplikasi panas dan tekanan. Namun bahan castable resin ini tidak
memiliki sifat mekanis yang baik (lunak) sehingga kurang cocok untuk material-
material yang keras. Teknik mounting yang paling baik adalah menggunakan
thermosetting resin dengan menggunakan material bakelit. Material ini berupa
bubuk yang tersedia dengan warna yang beragam. Thermosetting mounting
membutuhkan alat khusus, karena dibutuhkan aplikasi tekanan (4200 lb/in2) dan
panas (149 0C) pada mold saat mounting. Sedangkan tujuannya yaitu untuk
memudahkan penanganan sampel yang berukuran kecil dan tidak beraturan tanpa
merusak sampel.
2.2.3 Grinding
Sampel yang baru saja dipotong, atau sampel yang telah terkorosi
memiliki permukaan yang kasar. Permukaan yang kasar ini harus diratakan agar
pengamatan struktur mudah untuk dilakukan4. Pengamplasan (Gambar 3.
merupakan proses grinding) dilakukan dengan menggunakan kertas amplas yang
ukuran butir abrasifnya dinyatakan dengan mesh. Urutan pengamplasan harus
dilakukan dari nomor mesh yang rendah ke nomor mesh yang tinggi. Ukuran grit
pertama yang dipakai tergantung pada kekasaran permukaan dan kedalaman
kerusakan yang ditimbulkan oleh pemotongan. Hal yang harus diperhatikan pada
saat pengamplasan adalah pemberian air. Air berfungsi sebagai pemidah geram,
memperkecil kerusakan akibat panas yang timbul yang dapat merubah struktur
mikro sampel dan memperpanjang masa pemakaian kertas amplas. Hal lain yang
harus diperhatikan adalah ketika melakukan perubahan arah pengamplasan, maka
arah yang baru adalah 450 atau 900 terhadap arah sebelumnya. Tujuannya
6
Gambar 3. Polishing
7
a. Etsa Kimia
Merupakan proses pengetsaan dengan menggunakan larutan kimia dimana
zat etsa yang digunakan ini memiliki karakteristik tersendiri sehingga
pemilihannya disesuaikan dengan sampel yang akan diamati. Contohnya antara
lain : nitrid acid / nital (asam nitrit + alkohol 95%), picral (asam picric +
alkohol), ferric chloride, hydroflouric acid. Perlu diingat bahwa waktu etsa jangan
terlalu lama (umumnya sekitar 4 – 30 detik), dan setelah dietsa, segera dicuci
dengan air mengalir lalu dengan alkohol kemudian dikeringkan dengan alat
pengering.
b. Elektro Etsa
Merupakan proses etsa dengan menggunakan reaksi elektroetsa. Cara ini
dilakukan dengan pengaturan tegangan dan kuat arus listrik serta waktu
pengetsaan. Etsa jenis ini biasanya khusus untuk stainless steel karena dengan etsa
kimia susah untuk medapatkan detil strukturnya
Tujuan dari proses etsa adalah untuk mengamati dan mengidentifikasi
secara detil struktur logam dengan bantuan mikroskop optik setelah terlebih
dahulu dilakukan proses etsa pada sampel, mengetahui perbedaan antara etsa
kimia dengan elektro etsa serta aplikasinya dapat melakukan preparasi sampel
metalografi secara baik dan benar.
9
Gambar 4. Etsa 4
garis dianggap setengah. Perhitungan dilakukan pada tiga daerah agar mewakili.
Nilai diameter rata-rata ditentukan dengan membagi jumlah butir yang
berpotongan dengan panjang garis. Metode ini cocok untuk butir yang tidak
beraturan.
3. Metode Planimetri (Jeffries)
Metode ini menggunakan lingkaran yang umumnya memiliki 5000 mm2.
perbesaran dipilih sedemikian sehingga ada sedikitnya 75 butir yang berada di
dalam lingkaran. Kemudian hitung jumlah total semua butir dalam lingkaran
ditambah setengah dari jumlah butir yang berpotongan dengan lingkaran. Besar
butir dihitung dengan mengalikan jumlah butir dengan pengali Jeffries (f). Perlu
diperhatikan bahwa ketiga mode di atas hanya merupakan besar butir pendekatan,
sebab butir memiliki 3 dimensi bukan dua dimensi4.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Preparasi
sampel
Grinding
(
Polishing
alumina
Etsa
Data
pembahasan literatur
kesimpulan
11
12
seperti cermin dan tidak ada goresan maka pemolesan telah selesai
dilakukan
7. Membersihkan permukaan benda uji dengan menggunakan air dan alkohol
(etanol) untuk menghilangkan lemak dan benda uji telah siap untuk dietsa.
Cara mengetsa yaitu : menyelupkan benda uji yang akan diteliti kedalam
larutan etsa selama kurang lebih 5 detik, kemudian angkat dan dibersihkan
dengan blower. Benda uji yang telah dietsa jangan sampai tergores dan
terkena lemak (menggunakan larutan nital 2%).
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
Annealing Normalizing
Perbesaran 80 x Perbesaran 80 x
BAB V
14
15
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
16 II, Cilegon Banten: Fakultas
1. Panduan Praktikum Laboratorium Metalurgi
Teknik UNTIRTA, 2007.
17
Etsa dilakukan untuk mengikis daerah batas butir sehingga struktur bahan
dapat diamati dengan jelas dibawah mokroskop optik. Apabila tidak dilakukan
etsa maka kita akan kesulitan dalam hal pengamatan benda uji karena benda
uji hasil polishing belum tentu kelihatan benar-benar halus oleh karena itu
masih perlu dilakuakn etsa. Mekanismenya adalah sebagai berikut :
menyelupkan benda uji yang akan diteliti kedalam larutan etsa selama kurang
lebih 5 detik, kemudian diangkat dan dibersihkan dengan blower. Benda uji
yang telah dietsa diusahakan jangan sampai tergores dan terkena lemak
(menggunakan larutan nital 2%).
2. Apa yang dimaksud dengan mounting, mengapa diperlukan proses mounting?
Jawaban :
Mounting (pembingkaian) adalah suatu proses yang dilakukan pada uji
metalografi yang hanya bisa dilakukan untuk benda uji yang kecil dan tipis
sehingga memudahkan kita pada saat pemegangan benda uji. Karena benda
pada pengamatan ini mengunakan benda uji yang kecil maka kita memerlukan
proses mounting sebagai proses pembantunya.
3. Apa manfaat pengujian metalografi dan bagaimana aplikasinya dalam dunia
industri?
Jawaban :
Karena ilmu metalografi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur
makro dan mikro dari suatu logam, dan bisa juga diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang sifat mekanik dan sifat fisik dari suatu material atau
logam, maka manfaatnya kita bisa melihat struktur apa yang terkandung dalam
suatu material logam dan tahapan apa yang harus kita lakukan untuk
memproduksi suatu material logam dengan kekuatan yang kita inginkan sesuai
dengan pengujian.
Aplikasi dalam dunia industri pada pengujian metalografi adalah bisa
digunakan untuk mengetahiu kadar kekuatan dari suatau material logam dan
unsur atau paduan apa yang harus digunakan untuk menghasilkan logam
dengan kekuatan yang kita inginkan, karena tujuan pada uji metalografi disini
adalah untuk mendapatkan struktur mikro dari suatu logam maka aplikasi
19
pada temperatur dibawah garis A1 tidak akan terjadi lagi transformasi dari
austenit menjadi martensite, dimana pada temperature kamar struktur terdiri
dari perlit yang terbungkus jaringan sementit.
6. Sebutkan macam-macam larutan etsa dan sebutkan penggunaannya dari
larutan etsa tersebut?
Jawaban :
Nital, banyak digunakan untuk mengetsa daerah batas butir sehingga struktur
bahan dapat diamati dengan jelas dibawah mikroskop optik. Alkohol, banyak
22
Gambar 9. Mesin