Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH MATERIAL LANJUT

TUGAS 2

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Material Lanjut
Program Studi Teknik Metalurgi Universitas Jenderal Achmad Yani

Disusun Oleh:
Uriyana
NIM. 2613181003

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BANDUNG
2021
1. Apa yang dimaksud dengan space holder dalam metallic foam?
Space Holder merupaka suatu Teknik dalam pembuatan metallic foam yang
juga mengikuti rute metalurgi serbuk dalam proses pembuatannya. Dalam teknik
ini diperlukan dua jenis material yaitu serbuk logam dan space holder material.
space holder material dapat berupa logam atau non logam. Berbagai space holder
material digunakan dalam teknik ini seperti NaCl, Karbamid, Wax, Mg dan
senyawa organik lainnya. Metode ini merupakan metode terbaik untuk material
dengan titik leleh tinggi. Ukuran pori dan distribusi seragamnya dapat dengan
mudah dikontrol. [7]. Berbagai langkah dalam teknik space holder diantaranya
adalah sebagai berikut
a. Mixing of metal powder, Pada langkah ini serbuk logam dan space holder
dicampur dan juga beberapa aditif lainnya dicampur dengan serbuk untuk ikatan
dan pengurangan gesekan dan lain lain. Pencampuran ukuran butir yang berbeda
dalam komposisi yang sama disebut mixing. Hal ini dapat dicapai dengan
menggunakan beberapa mixer mekanis seperti ball mill.
b. Compacting, Dalam langkah ini serbuk campuran dikompaksi menggunakan
cetakan dengan bentuk yang diinginkan. Dengan menerapkan tekanan tinggi,
terjadi joint antar partikel logam akibat efek weld yang kecil sehingga campuran
yang dikompaksi akan memiliki bentuk yang diinginkan. Tekanan yang
diterapkan secara umum berada di kisaran 100-1600MPa. Kekuatan produk yang
dipadatkan pada tahap ini disebut green strength [8].
c. Primary Sintering, Pada langkah ini green compact dipanaskan dengan tungku.
Space holder material akan diuapkan dan hanya logam yang akan tetap pada
bentuk awalnya. Partikel logam akan bergabung bersama seperti ikatan difusi.
Tujuan utama dari langkah ini adalah menghilangkan Space holder material.
Dalam beberapa kasus pelarut juga digunakan untuk dislusi space holder.
d. Sintering, Pada dasarnya Sintering digunakan untuk meningkatkan kekuatan
primary sintered foam. Pada langkah ini, Primary Sintered dipanaskan kembali
pada suhu tinggi. Setelah sintering, densitas dari semi finished meningkat karena
tingginya kekuatan ikatan. Suhu sintering umumnya diambil pada 0,7-0,9 kali
titik leleh logam [9].
Langkah langkah pada teknik space holder ditunjukan pada gambar 1.
Gambar 1. Langkah Langkah Teknik Space Holder

2. Apa yang dimaksud dengan nano dan mesoporous material dan


sebutkan aplikasinya?
Material nano merupakan material yang memiliki ukuran dalam skala
nanometer yaitu berukuran sekitar 1-100 nm. Karakteristik dari sutau material dapat
berbeda setelah menjadi nanomaterial. Nano material memiliki ukuran surface area
yang besar daripada material awal. Hal tersebut dapat meningkatkan reaktivitas
kimia dan meningkatkan sifat elektrik dari material. Kemudian, efek kuantum dari
nanomaterial mendominasi bahan dari nanoscale terutama pada pengaruh optical
dan sifat magnetik material. Terdapat 4 jenis nanomaterial dan aplikasi yang umum
digunakan, yaitu Nol dimensi untuk nanopartikel (Oksida logam, Semikonduktor
dan fullerenes), satu dimensi untuk aplikasi nanotubes, nanorods dan nanowires,
dua dimensi untuk aplikasi thin films (multilayer, monolayer, self-assembled, dan
mesoporous) dan tiga dimensi untuk palikasi Nanokomposit, nanograined,
microporous, mesoporous, interkalasi, dan material organic-anorganik hybrids.
Material mesoporous, adalah material yang berpori dengan diameter antara 2
hingga 50 nm. Sebagai perbandingan, material mikropori adalah material yang
memiliki pori-pori dengan diameter lebih kecil dari 2 nm dan material
makropori adalah material yang pori-pori diameternya lebih besar dari 50 nm.
Material mesoporous yang khas meliputi beberapa
jenis silika dan alumina yang memiliki ukuran mesopori yang sama. Oksida
mesopori dari niobium, tantalum, titanium, zirconium, cerium dan tin juga bisa
digunakan. Namun, keunggulan material mesopori adalah karbon mesopori yang
memiliki aplikasi langsung pada perangkat penyimpanan energi. Karbon mesopori
memiliki porositas dalam kisaran mesopori, sehingga meningkatkan luas
permukaan spesifik secara signifikan. Material mesopori yang sangat umum
adalah karbon aktif, biasanya terdiri dari kerangka karbon dengan mesoporositas
dan mikroporositas, tergantung pada kondisi ketika disintesiskan. Material
mesopori dapat berurutan atau tidak berurutan dalam mesostruktur. Pada material
kristal anorganik, struktur mesopori dengan jelas membatasi jumlah unit kisi,
sehingga mengubah struktur kimia padatan secara signifikan. Aplikasi dari
mesoporous adalah katalisis, penyerapan, sensor gas, pertukaran ion, optik,
dan fotovoltaik.
3. Apa yang dimaksud dengan stent dan boneplate dan bagaimana cara
sintesisnya?
Stent atau sering juga disebut ring, adalah material bioimplan berbentuk
silinder kecil dari material logam atau polimer yang dimasukkan ke dalam
pembuluh darah guna memaksa agar pembuluh tetap terbuka. Ada banyak jenis
stent yang berbeda-beda fungsi, mulai dari pembuluh koroner, vasikular dan biliari,
hingga stent sederhana untuk menjaga aliran urin dari ginjal ke kandung kemih.
Saat ini, sebagian besar stent terbuat dari kerangka baja tahan karat (stainless
steel) yang ukurannya sangat kecil. Namun baja tahan karat seri 316L yang sering
digunakan juga tidak sepenuhnya biokompatibel dimana terdapat kejadian
menutupnya kembali atau runtuhnya arteri (restenosis) yang tinggi dan
pembentukan bekuan atau adanya bekuan darah dalam pembuluh darah
(trombosis).
Komponen bone plate adalah salah satu alat medis yang dibuat untuk
menggantikan struktur dan fungsi suatu bagian biologis. Karakterisasi material
bone plate telah dilakukan menggunakan beberapa pengujian yaitu pengujian
komposisi kimia, metalografi, pengujian kekerasan dan pengujian korosi. Tiga
kelompok material logam yang mendominasi biomedis seperti 316L stainless steel,
paduan kobal-kromium-molibdenum, dan titanium murni dan paduan titanium.
Pertimbangan utama dalam pemilihan logam dan paduan untuk aplikasi biomedis
adalah biokompatibilitas, sifat mekanik yang sesuai, tahan korosi dan biaya. Pada
sisi lain jenis logam yang dipakai dalam biomedis tergantung pada aplikasi implan
tertentu. Jenis 316L stainless steel (SS 316L) masih merupakan paduan yang paling
banyak digunakan di semua divisi implan mulai dari kardiovaskular untuk
otorhinology. Namun, ketika implan membutuhkan ketahanan aus yang tinggi
seperti sendi buatan, paduan CoCrMo lebih baik.
Cara pembuatan stent dan bone plate diambil melalui jalur metalurgi serbuk
dengan beberapa teknik yaitu Decomposition, electrolytic deposition, atomization
of liquid metals, mechanical processing of solid materials. Proses pertama dalam
metalurgi serbuk untuk pembuatan material bioimplan yaitu Mixing (pencampuran
serbuk), Pencampuran serbuk dapat dilakukan dengan mencampurkan logam yang
berbeda dan material-material lain untuk memberikan sifat fisik dan mekanik yang
lebih baik. Pencampuran dapat dilakukan dengan proses kering (dry mixing) dan
proses basah (wet mixing). Pelumas (lubricant) mungkin ditambahkan untuk
meningkatkan sifat powders flow. Binders ditambahkan untuk meningkatkan green
strenghtnya seperti wax atau polimer termoplastik. Proses selanjutnya adalah
Compaction (Powder consolidation) Proses kompaksi adalah suatu proses
pembentukan logam dari serbuk logam dengan mekanisme penekanan setelah
serbuk logam dimasukkan ke dalam cetakan (die). Proses kompaksi pada umumnya
dilakukan dengan penekanan satu arah dan dua arah. Pada penekan satu arah
penekan atas bergerak kebawah. Sedangkan pada dua arah, penekan atas dan
penekan bawah saling menekan secara bersamaan dalam arah yang berlawanan.
Jenis dan macam produk yang dihasilkan oleh proses metalurgi serbuk sangat
ditentukan proses kompaksi dalam membentuk serbuk dengan kekuatan yang baik.
Bahan bahan dengan kekerasan rendah, seperti aluminium, kuningan, dan perunggu
memerlukan tekanan pemadatan yang rendah. Proses terakhir dilakukan dengan
Sintering, Proses sinter merupakan metode pembuatan produk dari bahan serbuk
yang sebelumnya dilakukan proses kompaksi (cetak) kemudian dengan
memanaskan matrial dibawah titik leburnya sehingga partikel partikelnya berikatan
satu sama lain. Dan proses terakhir adalah machining dengan beberapa teknik
pemesinan untuk mendapatkan bentuk dan geometri yang sesuai dengan stent dan
bone plate.

Anda mungkin juga menyukai