KELOMPOK 3
KELAS A1
1.
2.
3.
4.
5.
Wiwiet Imania
Nasrul Hendrik
Muslih Mustofa
Hanif Prasojo
Satrio Sigit Purnomo
(14503241011)
(14503251012)
(14503241013)
(14503241016)
(14503241018)
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minggu lalu kita telah membahas sedikit mengenai salah satu proses
pembentukan , yakni Powder Metalurgi. Dari penjelasan minggu lalu dapat kita
ketahui bahwa yang dimaksud dengan powder metalurgi adalah proses pembentukan
alat dengan menggunakan serbuk dari bahan pembuatannya. Dari ilmu yang kita
pelajari kemarin, ada beberapa proses di dalam Powder Metalurgi ini, diantaranya :
1.Proses pembuatan serbuk
2.Blending(Pencampuran)
3.Cetak
4.Sintering
Bagaimanakah sebenarnya proses Powder Metalurgi ini, akan dbahas didalam
kajian mengenai Powder Metalurgi.
1.2. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan yang akan kami bahas dalam kajian Powder Metalurgi ini
diantaranya :
1. Pengertian Powder Metalurgi
2. Tahapan-tahapan Powder Metalurgi
3. Penggunaan Powder Metalurgi
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Powder Metalurgi
Metalurgi serbuk merupakan proses pembentukan benda kerja komersial dari
logam dimana logam dihancurkan dahulu berupa tepung, kemudian tepung tersebut
ditekan di dalam cetakan (mold) dan dipanaskan di bawah temperatur leleh serbuk
sehingga terbentuk benda kerja. Sehingga partikel-partikel logam memadu karena
mekanisme transportasi massa akibat difusi atom antar permukaan partikel. Metode
metalurgi serbuk memberikan kontrol yang teliti terhadap komposisi dan penggunaan
campuran yang tidak dapat difabrikasi dengan proses lain. Sebagai ukuran ditentukan
oleh cetakan dan penyelesaian akhir (finishing touch).
Proses ini pertama digunakan oleh orang Mesir sekitar 3000 SM untuk
membuat peralatan besi. Salah satu alat modern pertama yang digunakan adalah pada
awal tahun 1900-an untuk membuat kawat pijar tungsten untuk bohlam lampu pijar.
Logam yang paling umum digunakan dalam powder metal adalah besi,
alumunium, tembaga, timah, nikel, titanium dan logam tahan panas. Untuk bagian
yang dibuat dari kuningan, perunggu, baja dan baja tahan karat, campuran serbuk
yang digunakan, dimana masing-masing bagiannya adalah campuran. Sumber logam
biasanya dari logam padat dan campuran, bijih, garam dan campuran lainnya.
Langkah-langkah dasar pada powder metallurgy:
1. Pembuatan Serbuk.
2. Mixing.
3. Compaction.
4. Sintering.
5. Finishing.
Serbuk untuk produk tertentu harus dipilih dengan teliti agar terjamin sutu
proses pembentukan yang ekonomis dan diperoleh sifat-sifat yang diinginkan
untuk produk akhirnya. Bila hanya digunakan satu jenis serbuk dengan sebaran
ukuran partikel yang tepat, biasanya tidak diperlukan pencampuran lagi sebelum
proses penekanan. Kadang-kadang berbagai ukuran partikel serbuk dicampurkan
dengan tujuan untuk merubah beberapa karakteristik tertentu seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya mampu alir dan berat jenis, umumnya serbuk yang ada di
pasar mempunyai sebaran ukuran partikel yang memadai.
Pencampuran akan sangat penting bila menggunakan campuran serbuk, atau
bila ditambahkan serbuk bukan logam.Pencampuran serbuk harus dilakukan di
liungkungan tertentu untuk mencegah terjadinya oksida atau kecacatan. Hampir
semua jenis serbuk memerlukan pelumas pada proses pembentukan untuk
mengurangi gesekan pada dinding cetakan serta untuk memudahkan pengeluaran.
Meskipun penambahan pelumas menyebakan peningkatan porositas namun
sebenarnya fungsi pelumas dimaksudkan untuk meningjkatkan tingkat produksi
tang banyak digunakan pada mesin peres dengahn pengumpan otomatik. Pelumas
tersebut antara lain adalah asam stearik, lithium stearat dan serbuk grafit.
Ada beberapa cara dalam pembuatan serbuk antara lain: decomposition,
electrolytic deposition, atomization of liquid metals, mechanical processing of
solid materials.
a. Decomposition.
Terjadi pada material yang berisikan elemen logam. Material akan
menguraikan/memisahkan elemen-elemennya jika dipanaskan pada temperature
yang cukup tinggi. Proses ini melibatkan dua reaktan, yaitu senyawa metal
dan reducing agent. Kedua reaktan mungkin berwujud solid, liquid, atau gas.
terbentuk butiran kecil-kecil. Ataupun material cair bisa juga dilewatkan pada
nozzle yang dialiri gas bertekanan, sehingga bisa terbentuk butiran kecil-kecil.
c. Electrolytic Deposition.
Pembuatan serbuk dengan cara proses elektrolisis yang biasanya
menghasilkan serbuk yang sangat reaktif dan brittle. Untuk itu material hasil
electrolytic deposition perlu diberikan perlakuan annealing khusus. Bentuk
butiran yang dihasilkan oleh electolitic deposits berbentuk dendritik.
d. Mechanical Processing of Solid Materials.
Pembuatan serbuk dengan cara menghancurkan material dengan ball
milling. Material yang dibuat dengan mechanical processing harus material
yang mudah retak seperti logam murni, bismuth, antimony, paduan logam yang
relative keras dan britlle, dan keramik.
Dari sekian proses pembuatan serbuk, proses yang banyak dipakai adalah
proses atomisasi.
sehingga
difusi
antar
permukaan
juga
semakin
besar
dan
menyangkut
kemurnian
serbuk,
jumlah
oksida
yang
4. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah perbandingan volum serbuk dengan volum
benda yang ditekan. Nilai ini berbeda-beda dan dipengaruhi oleh distribusi
ukuran dan bentuk butir, kekuatan tekan tergantung pada kompresibilitas.
5. Kemampuan sinter
Sinter adalah proses pengikatan partikel melalui proses penekanan
dengan cara dipanaskan 0.7-0.9 dari titik lelehnya.
pada saat dilakukan proses sintering. Bentuk benda yang dikeluarkan dari
pressing disebut bahan kompak mentah, telah menyerupai produk akhir, akan
tetapi kekuatannya masih rendah. Kekuatan akhir bahan diperoleh setelah proses
sintering.
Besar benda serbuk yang dapat dibuat tergantung pada kapasitas pres.
Luas kompak dapat dihitung dari hubungan berikut :
A
F
P
= luas (m2)
4. Sintering
Sintering adalah salah satu tahapan metodologi yang sangat penting dalam
ilmu bahan, terutama untuk bahan keramik. Selama sintering terdapat dua
fenomena utama, yaitu pertama adalah penyusutan (shrinkage) yaitu proses
eliminasi porositas dan yang kedua adalah pertumbuhan butiran. Fenomena yang
pertama dominan selama pemadatan belum mencapai kejenuhan, sedang kedua
akan dominan setelah pemadatan mencapai kejenuhan. Parameter sintering
diantaranya adalah temperatur, waktu penahanan, kecepatan pendinginan,
kecepatan pemanasan dan atmosfir. Sintering biasanya digunakan pada sampel
pada temperatur tinggi. Dalam terminologi teknik istilah sintering digunakan
untuk menyatakan fenomena yang terjadi pada produk bahan, padat dibuat dari
bubuk, baik logam / non logam. Sebuah kumpulan partikel dengan ukuran yang
tepat (biasanya diameter beberapa mikro atau lebih kecil) dipanaskan sampai
suhu antara dan titik leleh, ini dalam orde menit selama perlakuan ini
partikel-partikel tergabung bersama-sama.
Dari segi cairan, sintering dapat menjadi dua, yaitu sintering fasa padat dan
sintering fasa cair. Sintering dengan fasa padat adalah sintering yang
dilaksanakan pada suatu temperatur yang telah ditentukan, dimana dalam bahan
semuanya tetap dalam fasa padat. Proses penghilagan porositas dilakukan melalui
transport massa. Jika dua partikel digabung dan dipanaskan pada suhu tertentu,
dua partikel ini akan berikatan bersama-sama dan akan membentuk neck.
Pertumbuhan disebabkan oleh transport yang meliputi evaporasi, kondensasi,
difusi. Lingkungan sangat berpengaruh karena bahan mentah terdiri dari partikel
kecil yang mempunyai daerah permukaan yang luas. Oleh karena itu lingkungan
harus terdiri dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah terbantuknya lapisan
oksida pada permukaan selama proses sinter.
Pemanasan kompak mentah sampai temperatur tinggi disebut sinter. Pada
proses sinter, benda padat terjadi karena terbentuk ikatan-ikatan. Panas
menyebabkan bersatunya partikel dan efektivitas reaksi tegangan permukaan
meningkat. Dengan kata lain, proses sinter menyebabkan bersatunya partikel
sedemikian rupa sehingga kepadatan bertambah. Selama proses ini terbentuklah
batas-batas butir, yang merupakan tahap rekristalisasi. Disamping itu gas yang
ada menguap. Temperatur sinter umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur
cair serbuk utama. Waktu pemanasan berbeda untuk jenis logam berlainan dan
tidak diperoleh manfaat tambahan dengan diperpanjangnya waktu pemanasan.
Lingkungan sangat berpengaruh karena bahan mentah terdiri dari partikel kecil
yang mempunyai daerah permukaan yang luas. Oleh karena itu lingkungan harus
terdiri dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah terbantuknya lapisan oksida
pada permukaan selama proses sinter.
5. Finishing
Pada saat finishing porositas pada fully sintered masih signifikan
(4-15%).
III.
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Metalurgi serbuk merupakan proses pembentukan benda kerja komersial dari
logam dimana logam dihancurkan dahulu berupa tepung, kemudian tepung tersebut
ditekan di dalam cetakan (mold) dan dipanaskan di bawah temperatur leleh serbuk
sehingga terbentuk benda kerja. Tahapan-tahapan prosesnya meliputi :
1. Pembuatan Serbuk
-decomposition
-electrolytic deposition
- atomization of liquid metals
- mechanical processing of solid materials.
2. Mixing (Pencampuran)
- dry mixing
- wet mixing
3. Compaction (Pemadatan)
- Hot isotactic pressing
- Cold isotactic pressing
4. Sintering.
5. Finishing.
Beberapa kriteria benda-benda yang bisa diproduksi dengan menggunakan
Powder Metalurgi diantaranya :
1. Benda-benda yang ukurannya tidak terlalu besar
2. Benda-benda dengan tingkat toleransi tinggi dan permukaan halus
3. Benda-benda dengan tingkat porositas terkendali
4. Benda-benda yang memiliki kekuatan tinggi dan bersifat getas
5. Benda-benda dengan perpaduan banyak material