1. Metalurgi Serbuk
Metalurgi serbuk (powder metallurgy) merupakan teknologi pengerjaan logam di
mana part atau komponen diproduksi dari serbuk logam. Proses pengerjaannya yakni
serbuk logam ditekan menjadi bentuk yang diinginkan (dikenal dengan istilah pressing).
Selanjutnya serbuk yang tertekan tersebut dipanaskan supaya saling mengikat dan
menjadi rigid (dikenal dengan istilah sintering).
Proses metalurgi serbuk sering disebut sebagai PM. Metalurgi serbuk bisa menghasilkan
produk yang hampir tidak berpori yang memiliki sifat hampir setara dengan bahan yang
sepenuhnya rapat. Proses difusi selama perlakuan panas merupakan inti pengembangan
sifat-sifat ini. Metode metalurgi serbuk sangat cocok untuk logam yang memiliki daktilitas
rendah, karena hanya perlu deformasi plastis kecil dari partikel bubuk.
Sintering
Setelah proses pemadatan, compact green tidak memiliki kekuatan dan kekerasan. Oleh
sebab itu diperlukan proses sintering. Sintering adalah proses perlakuan panas yang
dilakukan pada compact untuk mengikat partikel logamnya, sehingga meningkatkan
kekuatan dan kekerasan. Sintering biasanya dilakukan pada suhu antara 0,7 sampai 0,9
kali titik cair logam. Istilah solid-state sintering kadang digunakan untuk
proses sintering konvensional ini karena logamnya tidak mencair.
2. Teknologi peledakan
Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat khusus
untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan industri lainnya, di
luar keperluan militer.
Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu :
1. Kekuatan (Strength)
2. Kecepatan Detonasi (velocity of detonation = VOD)
3. Kepekaan (Sensivity)
4. Bobot Isi Bahan Peledak (density)
5. Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)
6. Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance)
7. Sifat Gas Beracun (Fumes) & smoke
1. Blasting Machine (sumber energi listrik DC), beserta ohm meter (penguji tahanan
rangkaian), Rheostat (penguji kapasitas blasting machine)
2. Cap Primer (sejenis tang khusus untuk peledakan)
3. Kabel Utama (bus wire, leading wire) yaitu kabel yang menghubungkan blasting
machine (exploder) ke rangkaian peledakan listrik
peledakan dengan menggunakan arus listrik searah (DC) sebagai sumber tenaga
dihasilkan dari blasting machine. Arus listrik berfungsi membangkitkan panas yang
dapat menyalakan detonator kemudian detonator akan meledakan primer dimana
terdapat isian.
Prinsip rangkaian peledakan dapat diilustrasikan dengan gambar :
Tuj peldk utk memberaikan bhn gal agar dapat diangkut dengan mudah
Pd umumnya badak terdiri dari 3 bahan :
Explosive base; zat kimia yg mudah bereaksi. (semula padat/cair berubah menjadi
gas, dengan perubahan volume yang berlipat ganda bisa jutaan X). Contoh; NG
(nitroglyserine); TNT (trinitro toluena); Nitrocelulose (gun cotton); Dinitrotoluena
Oxygen carrier (oksidataor); K.clorate; Na.clorate; Na.nitrate; Amonium Nitrate
Zat penyerap / tambahan; serbuk: (kayu; batang gandum, batu bara; belerang)
Berdasarkan keuatan ledakannya:
Low Exposives (badak lemah):
Tak seluruhnya bereaksi menjadi gas
Kekuatan ledakan relatif lemah
Sifat ledakannya “deflagration”, tak dpt menghasilkan gelombang kejut / shock waves
Contoh: black powder;
8C + 3S + 10KNO3 --à 3K2SO4 + 2K2CO3 + 6C02 + 5N2
High Explosives (badak kuat)
Seluruhnya bereaksi menjadi gas
Kekuatan ledaknya sangat kuat
Sft ledakannya “detonation” yaitu menghsilkan gelombang kejut (shock vawes)
Contoh: dynamite; gelatine; special; blasting agent
Badak yg terdiri campuran bahan kimia yang apabila sebelum dicampur bukan mrpk
badak, tetapi setelah dicampur dg perbandingan ttu akan merupakan badak
Contoh ANFO (amonium nitrat + fuel oil); amonium nitrat / NH4NO3 / urea pupuk (94%)
dan fuel oil / CH2 / solar (6%)
High explosive tapi tidak sensitif
Diledakkan menggunakan booster
Murah (sangat), tapi mudah larut dlm air
3NH4NO3 + CH2 -----à CO2 + 3N2 + 7H2O
Badak yg hrs memenuhi persyaratan ttu:
Api peledakannya kecil & pendek
Tempertur peledakan rendah
Tidak mengsilkan gas beracun (fumes)
Aplikasi utk tamb bwh tanah & terutama tamb bwh tanah untuk batubara
Utk memperoleh kategori “permissible” badak hrs lulus uji atau memenuhi persyaratan
yg ditetapakan badan resmi pemerintah. Contoh US Bureu of Mines
Safety fuse (sumbu api); media utk meng hantarkan api ke detonator / blasting cap.
Black powder (badak lemah) yg dibungkus dgn bahn tahan air.
Dpt disulut dgn api (korek api)
Utk meledakan detonator biasa
Primacord/Cordtex (sumbu ledak); media utk menghantarkan detonasi ke badak.
Badak kuat dibungkus dgn bhn tahan air
Hrs menggunakan detonator
Detonator / Primer (penggalak);
Pemulai peledakan
Dpt dilengkapi delay (delay element)
Ada 2 macam: Detonator biasa menggunakan safety fuse,
Detonator listrik menggunakan blasting machine
Blasting Machine / Exploder; alat utk meng hasilkan arus searah utk meledakan deto-
nator listrik
Booster / blasting cap; badak kuat yang sudah dilengkapi dgn detonator, untuk
meledakan ANFO
Priming; cara memasangkan detonator pada cartridge (badak/dodol badak), agar
kuat/tidak lepas. Ada 2 cara: bottom & collar priming.
Stemming; mengisi bag lubang tembak yg tak terisi badak dg pasir / tnh liat agak efek
ledakannya optimal
Tamping; kayu bulat yg digunakan utk memampatkan stemming
Cara priming ada 2 cara : Bottom priming (didasar isian / charge), Collar priming
(dibagian atas isian / charge)
Cara primary blasting ada 2 cara : Simultaneous (serentak),
Delay (berurutan)
Cara secondary blasting ada 3 cara : Snake holing, Block holing, Mud capping
Fly rock; bongkah yg beterbangan hsl peledakan
Smooth blasting / Free splitting; membelah (=seem drilling)