Anda di halaman 1dari 11

PROSES POWDER

METALLURGY
KELOMPOK 5
Anggota :
1. Antoni
2. Cevin Novalino Tito
3. Febrian Duta Erlangga
4. Rahmat Tedy Lesmana
5. M Nur Wachid
Metalurgi serbuk (powder metallurgy) merupakan teknologi
pengerjaan logam di mana part atau komponen diproduksi dari serbuk
logam. Proses pengerjaannya yakni serbuk logam ditekan menjadi
bentuk yang diinginkan (dikenal dengan istilah pressing). Selanjutnya
serbuk yang tertekan tersebut dipanaskan supaya saling mengikat dan
PROSES menjadi rigid (dikenal dengan istilah sintering). Sehingga partikel-
partikel logam memadu karena mekanisme transportasi massa akibat
POWDER difusi atom antar permukaan partikel.

METALLURGY
 1. Pembuatan Serbuk.
Langkah-langkah
 2. Mixing.
dasar pada  3. Compaction.
powder  4. Sintering.
metallurgy  5. Finishing.
 Serbuk untuk produk tertentu harus dipilih dengan teliti agar
terjamin sutu proses pembentukan yang ekonomis dan diperoleh
sifat-sifat yang diinginkan untuk produk akhirnya
 Serbuk dicampurkan dengan tujuan untuk merubah beberapa
A. Pembuatan karakteristik tertentu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
mampu alir dan berat jenis, umumnya serbuk yang ada di pasar
Serbuk mempunyai sebaran ukuran partikel yang memadai.
 .Pencampuran serbuk harus dilakukan di liungkungan tertentu
untuk mencegah pir semua jenis serbuk memerlukan pelumas
pada proses pembentukan untuk mengurangi gesekan pada
dinding cetakan serta untuk memudahkan pengeluaran.
Ada beberapa cara dalam pembuatan serbuk antara lain
 A. Decomposition.
Terjadi pada material yang berisikan elemen logam. Material akan
menguraikan/memisahkan elemen-elemennya jika dipanaskan pada temperature
yang cukup tinggi. Proses ini melibatkan dua reaktan, yaitu senyawa metal
dan reducing agent. Kedua reaktan mungkin berwujud solid, liquid, atau gas.

Cara - cara  B. Atomization of Liquid Metals.


Material cair dapat dijadikan powder (serbuk) dengan cara menuangkan material cair
dalam dilewatan pada nozzel yang dialiri air bertekanan, sehingga terbentuk butiran kecil-
kecil.

pembuatan  C. Electrolytic Deposition.


Pembuatan serbuk dengan cara proses elektrolisis yang biasanya menghasilkan
serbuk serbuk yang sangat reaktif dan brittle. Untuk itu material hasil electrolytic deposition
perlu diberikan perlakuan annealing khusus. Bentuk butiran yang dihasilkan oleh
electolitic deposits berbentuk dendritik.
 D. Mechanical Processing of Solid Materials.
Pembuatan serbuk dengan cara menghancurkan material dengan ball milling.
Material yang dibuat dengan mechanical processing harus material yang mudah
retak seperti logam murni, bismuth, antimony, paduan logam yang relative keras dan
britlle, dan keramik.
Pencampuran serbuk dapat dilakukan dengan mencampurkan
logam yang berbeda dan material-material lain untuk
B. Pencampuran memberikan sifat fisik dan mekanik yang lebih baik.
Pencampuran dapat dilakukan dengan proses kering (dry
serbuk (Mixing) mixing) dan proses basah (wet mixing). Pelumas (lubricant)
mungkin ditambahkan untuk meningkatkan sifat powders flow.
Binders ditambahkan untuk meningkatkan green strenghtnya
seperti wax atau polimer termoplastik
 Compaction adalah salah satu cara untuk memadatkan serbuk
menjadi bentuk yang diinginkan.
 Tujuan pemadatan adalah untuk mendapatkan bentuk yang
diperlukan, densitas dan hubungan partikel ke partikel dan untuk
C. Compaction membuat bagiannya sangat kuat untuk proses selanjutnya.

(Powder
Proses cold pressing terdapat beberapa macam antara lain:
consolidation)  Die Pressing : penekanan yang dilakukan pada cetakan yang berisi serbuk
 Cold isotactic pressing : penekanan pada serbuk pada temperature kamar
yang memiliki tekanan yang sama dari setiap arah.
 Rolling : penekanan pada serbuk metal dengan memakai rolling mill.
Penekanan terhadap serbuk dilakukan agar serbuk dapat
menempel satu dengan lainnya sebelum ditingkatkan ikatannya
dengan proses sintering.
 Sintering adalah salah satu tahapan metodologi yang sangat penting
dalam ilmu bahan, terutama untuk bahan keramik. Selama sintering
terdapat dua fenomena utama, yaitu pertama adalah penyusutan
(shrinkage) yaitu proses eliminasi porositas dan yang kedua adalah
pertumbuhan butiran.

D. Sintering  Dari segi cairan, sintering dapat menjadi dua, yaitu sintering fasa
padat dan sintering fasa cair. Sintering dengan fasa padat adalah
sintering yang dilaksanakan pada suatu temperatur yang telah
ditentukan, dimana dalam bahan semuanya tetap dalam fasa padat.
Proses penghilagan porositas dilakukan melalui transport massa. Jika
dua partikel digabung dan dipanaskan pada suhu tertentu, dua
partikel ini akan berikatan bersama-sama dan akan membentuk neck.
Pertumbuhan disebabkan oleh transport yang meliputi evaporasi,
kondensasi, difusi. Lingkungan sangat berpengaruh karena bahan
mentah terdiri dari partikel kecil yang mempunyai daerah permukaan
yang luas.
 Pada saat finishing porositas pada fully sintered masih signifikan (4-
15%). Untuk meningkatkan properties pada serbuk diperlukan
resintering, dan heat treatment yang bertujuan untuk peningkatan
sifat dari produk, atau untuk memberikan karakteristik khusus,
beberapa pengoperasian tambahan dapat dilakukan setelah proses
sintering.

Bagian logam serbuk dapat ditujukan untuk proses finising seperti di


E. Finishing bawah ini:
 Pemrosesan enggan mesin : untuk berbagai sifat geometris dengan
penggilingan, pengeboran dan penyadapan (untuk menghasilkan
lubang).
 Penggilingan : Untuk meningkatkan keakuratan dimensi dan
permukaan
 Pelapisan : Untuk meningkatkan penampilan dan untuk korosi
 Perlakuan panas : Untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai