Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEKNIK PEMBUATAN SERBUK

DISUSUN OLEH:

A. ADHY KUSUMA PUTRA


D211 16 316
MESIN B

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Teknik Pembuatan Serbuk
dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Teknik
Manufaktur serta membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca
terhadap Pembuatan Serbuk. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui
pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikan garis kesimpulan dalam
makalah ini.

Makalah Teknik Pembuatan Serbuk ini disajikan dalam konsep dan bahasa
yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini.
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami mengenai Teknik
Pembuatan Serbuk.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik
sangat penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu
makalah ini.

Makassar, 24 Mei 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teknik Pembuatan Serbuk ............................................................................... 3

B. Teknik Pembentukan Serbuk............................................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16

B. Saran ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses produksi logam secara metalurgi serbuk sudah cukup dikenal


sekitar abad ke 18. Namun pada saat itu logam yang paling banyak diproduksi
dengan proses ini sebatas emas dan perak. Hal itu mungkin dikarenakan logam
ini memilki sifat komersial yang tinggi dan membutuhkan waktu yang paling
lama dalam prosesnya. Dan ketika mesin pres tekan mulai dipergunakan, yakni
pada sekitar tahun 1870, metalurgi serbuk berkembang kepada bahan-bahan
logam lainnya.
Kemajuan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi. Hal ini juga
terjadi pada bidang pembuatan logam dengan menggunakan metode
serbuk/perlakuan pada material yang banyak menggunakan teknologi modern
dan canggih. Walaupun demikian, secara garis besar tahapan perlakuan masih
tetap seperti sebelumnya. Tahapan tersebut adalah tahap persiapan, tahap
pengolahan, dan tahap pemeliharaan.
Dalam proses pembuatan serbuk terdapat berbagai metode/teknik dalam
pembuatannya, antara lain : mekanik, pengendapan elektrolit, reaksi kimia,
atomisasi cairan logam. Dalam makalah ini akan dijelaskan metode tersebut
namun lebih mendalam hanya pada metode mekanik dan atomisasi cairan logam.
untuk metode mekanik merupakan salah satu jenis metode pembuatan serbuk
yang menggunakan sistem permesinan, artinya material ang dihasilkan
menggunakan metode ini masih kasar dan membutuhkan proses selanjutnya.
Sedangkan dengan metode atomisasi cairan logam menggunakan teknik
penyemprotan pada cairan logam menggunakan fluida berupa (air, udara, gas)
untuk menghasilkan logam murni atau logam paduan.
Namun dalam penggunaan metode-metode tersebut juga memiliki
potensi terjadinya kecacatan serbuk pada pembuatannya, seperti tidak sesuainya
ukuran tidak sesuainya ukuran yang di inginkan, komposisi yang tidak di
inginkan, dan lain-lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pembuatan serbuk?
2. Bagaimana teknik pembentukan serbuk?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teknik pembuatan serbuk.
2. Untuk mengetahui teknik pembentukan serbuk.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Pembuatan Serbuk


Ada beberapa cara dalam pembuatan serbuk antara lain: decomposition,
electrolytic deposition, atomization of liquid metals, mechanical processing of solid
materials. Hal ini tergantung pada material serbuk yang di inginkan, adapun
pembagian macam-macam metode yang digunakan sebagai berikut:
1. Decomposition,
Terjadi pada material yang berisikan elemen logam. Material akan
menguraikan/memisahkan elemen-elemennya jika dipanaskan pada temperature
yang cukup tinggi. Proses ini melibatkan dua reaktan, yaitu senyawa metal dan
reducing agent. Kedua reaktan mungkin berwujud solid, liquid, atau gas.
2. Atomization of Liquid Metals,
Material cair dapat dijadikan powder (serbuk) dengan cara menuangkan
material cair dilewatan pada nozzel yang dialiri air bertekanan, sehingga terbentuk
butiran kecil-kecil.
3. Electrolytic Deposition,
Pembuatan serbuk dengan cara proses elektrolisis yang biasanya
menghasilkan serbuk yang sangat reaktif dan brittle. Untuk itu material hasil
electrolytic deposition perlu diberikan perlakuan annealing khusus. Bentuk butiran
yang dihasilkan oleh electolitic deposits berbentuk dendritik.
4. Mechanical Processing of Solid Materials,
Pembuatan serbuk dengan cara menghancurkan material dengan ball
milling. Material yang dibuat dengan mechanical processing harus material yang
mudah retak seperti logam murni, bismuth, antimony, paduan logam yang relative
keras dan britlle, dan keramik. Dari sekian proses pembuatan serbuk, proses yang
banyak dipakai adalah proses atomisasi.

3
Gambar 2.1 Proses Atomisasi
(a) Water or gas atomization; (b) Centrifugal atomization; (c) Rotating

electrode

Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk
membuat komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk cat
yang bersifat konduktip. Dalam industri otomotif dan elektronika, pembuatan
komponen dari serbuk tembaga dilakukan dengan teknologi metalurgi serbuk,
dimana proses metalurgi serbuk terdiri dari tahapan tahapan mixing, compacting
dan sintering.
Teknologi ini dianggap lebih menguntungkan daripada teknologi
pengecoran, keunggulan tersebut adalah : komponen yang dihasilkan lebih presisi,
lebih ringan, efisiensi pemakaian bahan lebih tinggi, konsumsi energi lebih rendah,
dan mudah untuk memvariasikan unsur pemadu pada saat pembuatan paduan.
Sedangkan pembuatan serbuk tembaga dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya adalah dengan: proses penghancuran secara mekanik, proses atomisasi,
proses pengendapan elektrolisis, maupun proses reaksi kimia.

Gambar 2.2 Tahapan proses metalurgi serbuk

Dalam pembuatan serbuk terdapat beberapa macam teknik dalam


pembuatannya, antara lain :
1. Mekanik (Proses Penghancuran Secara Mekanik)

4
Mekanik merupakan salah satu pembuatan serbuk dengan menggunakan
permesinan, hasil partikel pada metode ini masih kasar dan dibutuhkan
penggilingan lanjut seperti milling dll (proses lanjut). biasanya dilakukan untuk
logam /paduan yang rapuh, dan dilanjutkan dengan proses penggilingan dan
penyaringan.

Gambar 2.3 Proses Penghancuran Secara Mekanik

Menurut teori yang ada teknik mekanik ini masih terbagi menjadi beberapa
macam lagi antara lain :
a. Impaksi, adalah metode yang dilakukan dengan cara pengurangan
material dengan teknik beban kejut. Artinya material yang akan
dijadikan serbuk diberikan kejutan hingga timbul keretakan.
b. Pengausan, adalah teknik yang dilakukan untuk mendapatkan
serbuk material dengan cara gesekan sehingga menimbulkan
material yang lebih kecil lagi daripada impaksi diatas.
c. Pemotongan, adalah metode pembentukan serbuk dengan cara
pemotongan pada bagian-bagian material untuk mendapatkan
pecahan material yang akan diproses lanjut.
d. Kompresi, adalah metode salah satu cara untuk mendapkan serbuk
dengan metode kompresi atau penekanan pada sejumlah material
yang akan dijadikan serbuk.
2. Shotting,
logam cair dituangkan melalui saringan atau lubang kecil dan dijatuhkan dalam
air. Bentuk partikel yang dihasilkan bulat atau lonjong (teardrop). Metode ini
digunakan pada pembuatan serbuk gelas, pembuatan serbuk superalloy, dll.

5
3. Grinding, menggunakan mesin gerinda untuk logam yang rapuh. Partikel yang
dihasilkan berbentuk serpihan (flake). Digunakan untuk pembuatan serbuk :
berilium, besi karbon tinggi, antimon, nikel dengan kandungan sulfur tinggi,
bismut, mangan.
4. Proses reduksi, mereduksi kandungan oksida dengan mengalirkan gas reduktor
(H, CO, dll). Partikel yang dihasilkan berbentuk tak teratur hingga sponge.
Digunakan untuk pembuatan serbuk : tembaga, besi, nikel, kobal tungsten,
molibdenum.
5. Proses Atomisasi.
Proses atomisasi paling banyak digunakan dalam proses pembuatan serbuk,
baik serbuk murni maupun serbuk paduan Atomisasi secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai proses memecah cairan logam yang jatuh, dimana prinsip
kerja dari metode atomisasi adalah memecah atau mengatomisasi logam cair
menjadi partikel serbuk dengan cara menembakkan gas atau fluida bertekanan
tinggi dari nosel. Untuk proses atomisasi sering dikaitkan pada media yang
digunakan untuk memecah cairan logam tersebut, untuk logam tembaga yang
digunakan media gas, dan air.

Gambar 2.4 Proses Atomisasi

logam cair dikabutkan dengan tekanan tinggi dalam ruang vakum,


setelah membeku akan terbentuk serbuk yang sangat halus. Partikel yang
dihasilkan berbentuk tak teratur hingga bulat. Pada metode ini terbagi menjadi
3 macam ditinjau dari fluida nya antara lain : air, udara, dan gas. Untuk teknik
pengkabutan nya sendiri terbagi menjadi gaya sentrifugal, gaya semprot air,

6
gaya semprot gas. Untuk water atomization dilakukan vertikal seperti contoh
pada gambar diatas dengan tekanan air yang sangat tinggi sehingga terjadi
percikan/pecahan atau pemecahan logm akibat bertbrakan nya air dengan
logam cair. Adapun macam-macam semprotan air yang digunakan adalah
cratering, splashing, stripping, burshing, dll. Semakin besar tekanan maka
semakin kecil ukuran serbuk yang dihasilkan. Misalnya tekanan yang
digunakan adalah 150 Mpa maka serbuk yang dihasilkan berukuran 5
mikrometer. Begitu juga sebaliknya, jika tekanan yang disemprotkan keci,
maka ukuran serbuk yang dihasilkan besar. Misalnya tekanan yang digunakan
adalah 17 Mpa maka ukuran serbuk yang dihasilkan adalah 117 mikrometer,
dan seterusnya.

Untuk atomization gas prinsipnya sama dengan yang menggunakan


fluida air, namun pada metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu vertikal
dan horizontal. Namun tujuannya tetap sama yaitu untuk mendapatkan serbuk
dengan ukuran yang di inginkan. Gas yang digunakan pada metode ini adalah
nitrogen, helium, dll. Pada proses penyemprotan gas ini, gas hasil
penyemprotan tidak dibuang begitu saja namun, digunakan lagi. Dengan cara
pemberian filter pada bagian setelah chamber (tempat serbuk) sehingga gas
yang telah disemprotkan dapat digunakan lagi tanpa adanya serbuk material
yang tercampur atau ikut masuk pada gas tersebut. Terdapat variabel-variabel
yang perlu diperhatikan pada penggunaan metode ini adalah Tipe gas yang
digunakan, Residual atmosfir, Temperatur peleburan logam dan viskositas
yang ada pada lubang masuk nozel, Paduan logam yang digunakan, Metal feed
rate, Tekanan gas, Gas feed rate and velocity, Ukuran nozel, temperature gas
(jika panas, maka sulit terjadi pendinginan). Digunakan untuk pembuatan
serbuk : stainless steel, kuningan, perunggu, timah putih dan hitam, besi, seng.

6. Proses Pengendapan elektrolit,

Proses ini hampir sama dengan teknik penyepuhan logam, plating, yaitu
dengan cara mengendapkan serbuk pada katoda dari sel elektrolit. Metode ini
menggunakan proses elektrolisa sehingga terjadi pengendapan logam pada

7
elektrode. Partikel yang dihasilkan berbentuk tak teratur hingga flake. Proses
pengendapan elektrolisis merupakan cara yang banyak digunakan secara luas
dalam pembuatan serbuk tembaga, berilium, besi, serta nikel. Kesesuaian
antara material kimia dengan kondisi fisik selama elektrode posisi
memungkinkan untuk melonggarkan endapan yang menempel pada katoda,
sehingga mudah untuk diserut menjadi serbuk. Metoda ini pula dapat
menghasilkan serbuk logam dengan kemurnian tinggi sehingga sangat baik
untuk pengolahan metalurgi serbuk industri elektronika. Tetapi untuk
pembuatan serbuk besi contohnya, akan jauh lebih mahal operasinya bila
dibanding dengan proses atomisasi, akan tetapi untuk pembuatan serbuk
tembaga cukup kompetitif.

Gambar 2.5 Proses pengendapan Elektrolisis


Proses elektrolisis pembuatan serbuk tembaga mirip dengan proses
elektrolisis pemurnian tembaga, dimana logam mentah tembaga, dicetak
menjadi lempengan, yang digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang
mengandung larutan Cu SO4 dalam H2SO4 berair. Namun biasanya pada alat
ini terdapat kotoran yang menempel pada dinding elektrolit akibat sisa
pengendapan yang belum sempurna (proses elektrolisasi yang belum
sempurna) sehingga dibutuhkan transportasi melalui katoda yang disalurkan
pada elektrolit tersebut untuk membersihkan sisa-sisa proses tersebut. Proses
ini seperti mengkorosikan logam namun proses ini tidak dapat dilakukan pada
logam yang berporus dan kelemahan lain proses ini adalah terdapat
kontaminasi antara larutan elektrolit dengan logam tersebut apabila kadar
larutan yang berlebihan atau tidak sesuai dengan prosedur sehingga langkah

8
selanjutnya adalah dilakukan penggilingan pada material yang telah
terkontaminasi tersebut dan diproses ulang.

B. Teknik Pembentukan Serbuk

Serbuk untuk produk tertentu harus dipilih dengan teliti agar terjamin sutu
proses pembentukan yang ekonomis dan diperoleh sifat-sifat yang diinginkan untuk
produk akhirnya. Bila hanya digunakan satu jenis serbuk dengan sebaran ukuran
partikel yang tepat, biasanya tidak diperlukan pencampuran lagui sebelum proses
penekanan. Kadang-kadang berbagai ukuran partikel serbuk dicampurkan dengan
tujuan untuk merubah beberapa karakteristik tertentu seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya ; mampu alir dan berat jenis, umumnya serbuk yang ada di pasar
mempunyai sebaran ukuran partikel yang memadai. Pencampuran akan sangat
penting bila menggunakan campuran serbuk, atau bila ditambahkan serbuk bukan
logam.Pencampuran serbuk harus dilakukan di liungkungan tertentu untuk
mencegah terjadinya oksida atau kecacatan.

Hampir semua jenis serbuk memerlukan pelumas pada proses pembentukan


untuk mengurangi gesekan pada dinding cetakan serta untuk memudahkan
pengeluaran. Meskipun penambahan pelumas menyebakan peningkatan porositas
namun sebenarnya fungsi pelumas dimaksudkan untuk meningjkatkan tingkat
produksi tang banyak digunakan pada mesin peres dengahn pengumpan otomatik.
Pelumas tersebut antara lain adalah asam stearik, lithium stearat dan serbyuk grafit.
Diagram pembagian berbagai proses-nya :

9
Gambar 2.6 Skema Berbagai Cara Pembentukan Serbuk

1. Cara Penekanan (Pressing)


Serbuk diteka dalam die baja dengan tekanan 20 1400 MPa. Karena
partikel yang lunak dapat ditekan dengan mudah, dan serbuk yang bersifat plastic
tidak memrlukan tekanan tinggi. Sedang untuk serbuk yang lebih keras dengan
berat jenis yang memadai memerlukan tekanan yang lebih besar. Berat jenis dan
kekerasan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan yang diberikan, akan
tetapi selalu ada tekanan optimum (rekomendasi atau yang lebih tepat). Diatas
tekanan optimum ini terjadi peningkatan sifat-sifat yang sebenarnya tidak berarti
lagi. Untuk tekanan yang lebih tinggi diperlukan die yang kuat dan mesin pres
berkapasitas tinggi, sehingga dengan sendirinya ongkos produksi naik karena
meningkatnya tekanan ynag diperlukan.
Umumnya mesin pres yang dikembangkan untuk proses lain dapat
dimanfaatkan pula untuk metalurgi serbuk. Meskipun pres mekanik banyak
digunakan karena laju produksi yang tinggi, pres hidraulik digunakan bila benda
besar dan bila diperlukan tekanan yang tinggi. Pres punch tunggal dan pres
multy-punch rotary berkecepatan tinggi didesain sedemikian rupa sehingga
operasinya mulai pengisian cetakan dengan serbuk, pengeluaran benda cetak jadi,

10
berlangsung kontinu dan bertahap. Pres meja putar mempunyai laju produksi yang
tinggi, karena dilengkapi dengan serangkaian lubang die, yang masing-masing
dilengkapi dengan ponds atas dan bawah. Selama produksi meja berputar, operasi
pengisian, penekanan dan pengeluaran produk berlangsung secara bertahap. Pada
gambar 2.8, tampak susunan ponds dan die yang sederhana untuk memadatkan
serbuk logam. Ada dua penekan, penekan atas yang sesuai dengan bentuk bagian
atas dari benda dan penekan bawah yang sesuai dengan bentuk die bagian bawah.

Gambar 2.7 Susunan Penekan Dan Die Untuk Memadatkan Serbuk Logam

Penekan bawah sekaligus berfungsi sebagai ejector untuk mengeluarkan


benda yang telah dicetak. Ruang die harus halus untuk mengurangi gesekan dan
harus tirus sedikit untuk memudahkan pengeluran benda. Gesekan dinding akan
mengurangi tekanan ke serbuk dan bila tekanan bekerja pada satu sisi saja, dalam
benda itu sendiri akan timbul perbedaan berat jenis (dari atas ke bawah). Oleh
karena itu digunakan penekan baik atas maupun bawah. Jarak penekanan
tergantung pada rasio kompresi serbuk. Untuk bersi dan tembaga, harga berkisar
dari 2 1. Ruang die diisi sampai ketinggian 3 kali tinggi benda jadi. Bentuk
benda yang dikeluarkan atau yang disebut dengan kompak mentah, telah
menyerupai produk akhir akan tetapi kekuatannya masih rendah. Kekuatan akhir
diperoleh setelah proses sinter. Susunan paralatan untuk menekan serbuk brons
tampak dalam gambar 2.9.
Pada gambar 2.10 tampak mesin pres untuk membuat roda gigi kecil dari
logam, berbagai alat peralatan dapat dibuat dengan proses tekan tanpa pengerjaan
lanjutan, cukup disinter. Diperkirakan bahwa diperlukan tekanan sebesar 150 500

11
MPa untuk membentuk kompak mentah. Proses sinter meningkatkan kekuatan dan
memperbaiki struktur kristal setelah itu.

Gambar 2.8 Susunan Peralatan Untuk Menekan Serbuk Brons Menjadi Bantalan

Gambar 2.9 Pembuatan Roda Gigi Kecil Dari Serbuk Logam


Besar benda serbuk yang dapat dibuat tergantung pada kapasitas pres. Luas
kompak dapat dihitung dari hubungan berikut :

Dimana :

Berat jeni merupakan salah satu cirri khas produk serbuk logam. Tekanan
yang lebih besar menghasilkan benda dengan berat jenis yang lebih tinggi, oleh
karena itu kekuatnnya bertambah. Berat jenis dapat ditingkatkan dengan
menggunakan sebruk yang lebih halus.

2. Dengan Peningkatan Kepadatan Secara Sentrifugal


Pemadatan sentrifugal merupakan suatu cara untuk menghasilkan benda
dengan berat jenis yang merata khususnya untuk serbuk logam berat. Cetakan diisi
dengan serbuk kemudian diputar hingga mencapai tekanan sekitar 3 MPa. Akan

12
diperoleh berat jenis yang merata, karena gaya sentrifugal bekerja pada masing-
masing partikel serbuk. Setelah dikeluarkan dari cetakan, kompak diolah seperti
lazimnya. Tehnik ini hanya diterapkan pada benda yang dibuat dari serbuk logam
berat seperti karbida wolfram. Bentuk benda sedapat mungkin uniform, oleh karena
ketebalan yang berbeda menghasilkan benda yang kurang merata padatnya.

3. Cetakan Slip
Kompak mentah dengan serbuk wolfram, molibden dan serbuk lain kadang-
kadang dibuat dengan metode slip. Serbuk yang diubah menjadi campuran kental,
mula-mula dituangkan dalam cetakan yang dibuat dari gips. Karena cetakan ini
poreus, cairan terserapo dan terbentuklah lapisan bahan yang padat pada permukaan
cetakan. Setelah terbentuk lapisan dengan ketebalan tertentu, cairan kental yang
berlebihan dituangkan keluar menghasilkan benda yang berongga. Prosedur ini
sangat sederhana dan memungkinkan dibentuknya benda dengan berbagai bentuk
dan ukuran. Proses ini banyak digunbakan untuk membuat benda-benda keramik.
Berikut tahapan proses-nya :

Gambar 2.10 Skema Proses Cetakan Slip

4. Cara Ekstrusi
Cara ini dimaksudkan untuk membuat benda dengan berat jenis tinggi dan
memiliki sifat mekanik yang baik, sehingga prosesnya sangat tergantung pada
karakter serbuk yang digunakan. Banyak menggunakan elemen bahan baker nuklir.
Bahan logam lainnya yang digunakan : Alumunium, Tembaga, Nikel Benda
berbenuk panjang dibuat dengan proses ekstrusi. Perkembangan di bidang ini
memungkinkan dibentuknya benda dari serbuk dengan berat jenis yang tinggi dan
sifat mekanik yang baik. Cara ekstrusi tergantung pada karakteristik serbuk,

13
beberapa jenis serbuk memerlukan ekstrusi dingin dengan bahan pengikat sedang
lainnya dapat dipanaskan sampai suhu ekstrusi tertentu.
Umumnya serbuk ditekan, membentuk billet, disusul dengan pemanasan
atau sinter dalam lingkungan tanpa oksidasi sebelum dimasukkan dalam pres. Ada
kalanya untuk menghindarkan oksidasi, billet tadi dimasukkan dalam wadah logam
yang ditutup rapat sebelum dimasukkan ke dalam pres. Proses ini banyak
diterapkan pada elemen bahan bakar padat nuklir dan bahan-bahan lainnya seperti
untuk penggunaan pada suhu tinggi. Logam-logam lainnya seperti aluminium,
tembaga, nikel dapat diekstrusi juga. Berikut tahapan prosesnya :

Gambar 2.11 Skema Proses Ekstrusi

5. Cara Sinter Gravitasi


Lembaran logam dengan porositas terkendali dapat dibuat dengan proses
sinter gravitasi. Proses ini banyak diterapkan untuk pembuatan lembaran baja tahan
karat. Serbuk dengan ketebalan merata diletakkan diatas tatakan keramik dan
disinter selama 48 jam dalam lingkungan gas ammonia pada suhu tinggi. Lembaran
tersebut kemudian digiling agar ketebalan merata dan agar memiliki penyelesaian
permukaan yang lebih baik. Lembaran tadi kemudian dapat dibentuk lebih lanjut.
Lembaran baja porous tahan karat digunakan sebagai filter di industri minyak bumi
dan kimia.

14
6. Dengan Mengerol
Dari tempat pengumpan, serbuk dimasukkan diantara dua rol yang menekan
dan membentuknya menjadi lembaran dengan kekuatan yang memadai sehingga
dapat dimasukkan ke dalam dapur sinter. Lembaran tersebut kemudian dirol
melalui beberapa pasangan rol lainnya dan mengalami perlakuan panas selanjutnya
bila diperlukan. Dengan mencampurkan serbuk sebelum memasuki rol, dapat
dibuat lembaran paduan. Serbuk logam yang dapat dirol menjadi lembaran adalah
tembaga, perunggu, kuningan, monel dan baja tahan karat. Sifat mekanik yang
merata dan porositas yang terkendali dapat dihasilkan melalui proses rol ini.
Produk output dalam bentuk lembaran logam. Logam yang digunakan
tembaga (Mg), Kuningan, Perunggu, Monel, baja tahan karat.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pembuatan serbuk terbagi menjadi dekomposisi, atomisasi,
pengendapan elektrolit, reaksi kimia, reaksi kimia. Dalam pembuatan serbuk
juga terdapat beberapa macam teknik dalam pembuatannya, antara lain :
1. Mekanik (Proses Penghancuran Secara Mekanik)
2. Shotting,
3. Grinding,
4. Proses reduksi,
5. Proses Atomisasi.
6. Proses Pengendapan elektrolit,
Mekanisme pembentukan serbuk meliputi penekanan, pengerolan,
pemampatan eksplosif, proses serat logam, peningkatan kepadatan secara
sentrifugal, sinter gravitasi, ekstrusi, cetakan slip. Dalam pembentukan serbuk
terdapat sifat penting serbuk yang harus diperhatikan, yaitu densitas. Densitas
(berat jenis) suatu produk serbuk logam ditentukan oleh besarnya penekanan dan
sinter.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait makalah ini adalah untuk
lebih menelaah makalah ini dan menjadikannya sebagai sebuah referensi dan
juga agar memanfaatkan makalah ini sebagai sumber infomasi mengenai Teknik
Pembuatan dan Pembentukan Serbuk.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Metalurgi Serbuk. www.ilmumetalurgiserbuk.com. Diakses pada


23 Mei 2017 pukul 20.04 WITA.

Hidayat,Rahmat.2009.Pembuatan Metalurgi Serbuk.


http://antek-07.blogspot.com/2013/07/skripsi-metalurgi-serbuk.html
www.wikipedia.pembuatan metalurgi serbuk.com. Diakses pada 23 Mei
2017 pukul 20.15 WITA.

17

Anda mungkin juga menyukai