Anda di halaman 1dari 13

BAB V

METALOGRAFI KUANTITATIF

5.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami metalografi kuantitatif.
2. Mengetahui dan memahami metoda-metoda yang digunakan pada
metalografi kuantitatif.
3. Mengetahui dan mampu menghitung besar butir menggunakan metoda
Heyn, jeffrai, dan point count.
4. Mengetahui tahapan metoda heyn, jeffrais, dan point count.
5. Mengethaui nilai rata-rata besar butir dari metoda heyn, jeffrais, dan
point count.
6. Menganalisa sifat dan fasa yang terbentuk dari struktur mikro yang
dilihat.
7. Mengetahui faktor-faktor yang saling mempengaruhi.

5.2 Teori Dasar


Analisis metalografi secara kuantitatif merupakan pengujian yang cukup
penting dalam proses fabrikasi suatu logam karena dapat digunakan untuk
menentukan fasa yang terbentuk, kekompakan struktur, ukuran butir, dan berbagai
karakteristik fisis lainnya (Malage et al., 2015; Lentz et al., 2015). Informasi-
informasi tersebut bersifat penting karena dari data itu kita dapat memprediksi
kekerasan (Ahmed, et al., 2016), ketangguhan (Maj & Pietrzak, 2015), dan
ketahanan suatu logam terhadap suatu proses degradasi (Pan et al., 2017), serta
dapat menganalisis kerusakan yang muncul pada permukaannya (Dunn, 2016).
Sifat-sifat logam dan paduannya dengan mudah dapat dielajari dari struktur
mikronya, melalui pemeriksaan metalografi kuantitatif yaitu antara lain:[2]
a. Pengukuran besar butir
b. Pengukuran fraksi volume
c. Pengukuran permukaan spesifik
d. Pengukuran panjang garis spesifik
e. Pengukuran kerapatan titik

74
BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

1. Pengukuran besar butir


Ada beberapa faktor penting pengukuran besar butir, yaitu:
a) Average diameter
b) Average area
c) Number of grain per unit area
d) Average intercept length
e) Number of grains per unit volume
f) Average diameter based in average grain volume
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung besar butir
diantaranya adalah:
1) Metoda perbandingan ASTM
Besar butir suatu logam dan juga bentuk serta ukuran grafit serpih dan
grafit bulat dari besi cor dapat ditentukan dengan standar ASTM. Besar
butir nomor G menurut ASTM didefinisikan sedemikian rupa sehingga
2G-1 adalah sama dengan banyaknya butir per inchi peregi pada
pembesaran 100x.
Nomor standar ASTM ini sangat bermanfaat sekali dalam
memperkirakan ukuran besar butir atau ukuran panjang grafit serpih
ataupun ukuran besar grafit bulat. Standar ukuran butir menurut ASTM
dapat dilihat pada Metal Handbook ASM vol.7, “Atlas of Microstructure
of Metal Alloys”.[2]
Tabel 5.1 Nomor ukuran butir ASTM
Grain per Average
ASTM Grain Grain per Average grain
inch2 at grain
number per mm2 mm3 diameter, mm
100x surface mm2
(-3)000 0,06 1 0,7 1,00
(-2)000 0,12 2 2 0,75
(-1)00 0,24 4 5,5 0,50 291000
0 0,5 8 10 0,35 125000
1 1 16 45 0,25 62500
2 2 32 125 0,10 31400
3 4 64 365 0,125 21000

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 75


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

4 8 128 1623 0,001 7800


5 16 256 2300 0,042 3500
6 32 512 8200 0,044 1500
7 64 1024 23000 0,032 980
8 128 2048 65000 0,023 490
2) Metoda garis
Metoda garis ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Metoda Heyn
Besaran butir heyn adalah panjang rata–rata segmen garis suatu garis
pengujian yang melintasi batas–batas butir. Metode heyn dapat
digunakan untuk mengukur besar butir ekuiaksial dan terelongasi,
Metode heyn dapat dilakukan sebagai berikut:[16]
1. Tentukan panjang garis uji.
2. Tentukan jumlah garis uji.
Bila garis memotong batas butir dihitung 1, berhenti ditengah
butir dihitung 0,5 dan bila berhenti dibatas butir dihitung 2.
Besar butir rata–rata dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Metode heyn atau metode besar butir rata-rata, 𝐿̅k yaitu panjang
rata-rata segmen-segmen garis dari suatu pengujian yang
melintasi batas butir –batas butir.
𝑛.𝑙
𝐿̅k =
𝑣∑𝑃𝑘

Dimana :
𝐿̅k = Besar butir rata-rata
n = jumlah garis uji
l = panjang garis uji (mm)
v = pembesaran foto
b. Metoda garis potong (intercept)
Ditentukan oleh banyaknya butir yang terpotong oleh sebuah garis
luru (edikitnya 50 butir).[2]
𝑙
𝐿̅i =
𝑛.𝑣

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 76


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

Dimana:
𝐿̅I = Jarak perpotongan rata-rata (mm)
l = panjang garis lurus (mm)
v = Pembesaran foto
n = banyaknya butir yang terpotong
3) Metoda Bidang Datar
Metoda bidang datar dibagi menjadi 2 yaitu:[2]
a. Metoda lingkaran
Besar butir rata-rata (Fm) dalam mm2 ditentukan dengan persamaan:
𝐹𝑘
Fm =
(0,67𝑛+ 𝑍).𝑣

Dimana:
Fm = besar butir rat-rata (mm2)
Fk = lingkaran (mm2)
Z = banyaknya butir di dalam lingkaran
n = banyaknya butir yang terpotong
v = pembesaran foto

Gambar 5.1 Metoda lingkaran


b. Metoda Planimetrik
Metoda ini sering diebut juga dengan metoda jeffreis Metode
Planimetric dikembangkan oleh Jeffries yang telah digunakan cukup
lama dan sederhana untuk menentukan jumlah butir persatuan luas
pada bagian bidang yang dapat dihubungkan pada standar ukuran

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 77


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

butir ASTM E112. (Vander Voort, 1984, hal 445). Dalam


penggunaan metode Jeffries dapat dilakukan dengan menggambar
sebuah lingkaran pada gambar struktur mikro yang akan dianalisa.
Jumlah butir yang utuh di dalam daerah lingkaran disebut dengan n1
dan jumlah butir yang berpotongan dengan garis lingkaran disebut
dengan n2.[16]

Gambar 5.2 Metoda Planimetrik


Rumus yang digunakan metoda ini adalah:
𝑀2
(f) =
𝐴 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛

Jumlah butir = f (n1+n2/n3)

𝑙
Butir rata-rata =
(𝑁𝐴)1/2

4) Metoda Hilliard
Metode Hillard digunakan untuk mengukur besar butiran spesimen
dengan menggunakan satu lingkaran dengan diameter tertentu sebagai
dasar perhitungan ukuran butiran.[2]
𝐿𝑡
𝐺 = −10 − 6,64 log
𝑃.𝑀
Dimana:
G = besar butiran ASTM
LT= total keliling lingkaran
P = Total jumlah perpotongan lingkaran dengan butiran
M = Perbesaran

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 78


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

5) Metoda Point Count


Metode ini adalah dengan cara menghitung jumlah titik yang ada dalam
suatu fasa dibagi dengan jumlah seluruh titik. Titik-titik tersebut didapat
dari sebuah grid. Grid yang digunankan adalah grid dengan total titiknya
9, 16, 25 dan 100. Untuk yang memiliki fraksi volume yang tinggi, lebih
efektif menggunakan grid dengan densitas titik yang rendah dan
sebaliknya (misalnya untuk fraksi volume 50% menggunkan grid yang
25.[16]
Metoda ini (ASTM Specification E562) dengan rumus yaitu:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑎
%Fasa = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑢𝑗𝑖
Ʃ𝑝
PT =
𝑃𝑇

Gambar 5.3 Metoda Point count


2. Fraksi Volume
Digunakan untuk menentukan fraksi volume dari fasa tertentu atau dari
suatu kandungan tertentu. Teknik yang paling sederhana yaitu dengan
melihat struktur mikro. Dengan metode perhitungan ada dua cara. Cara yang
pertama adalah dengan analisa lua yang diperkenalkan pertama kali oleh
Delesse yang menunjukkan fraksi luas Aa.
Vv = A / AT
Cara yang kedua adalah dengan analisa garis, metode ini total panjang dari
garis-garis, metoda ini total panjang dari garis-gari yang ditarik

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 79


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

sembarangan memotong fasa yang diukur (L) dibagi dengan total panjang
(LT) untuk memperoleh fraksi garis :[16]
LL = L/LT : Vv

5.3 Metodologi Paraktikum


5.3.1 Skema Proses

Siapkan alat dan bahan

Hitung ukuran besar butir dengan beberapa


metoda

Heyn Jeffreis Point


count

Pengumpulan dan pengolahan data

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gmbar 5.4 Skema proses metalografi kuantitatif

5.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Menyiapkan alat dan bahan untuk pengujian metalografi kuantitatif.
2. Menghitung ukuran besar butir dengan menggunakn metoda Iheyn,
dengan cara membuat garis pembingkai terlebih dahulu pada gambar
struktur mikro, kemudian setiap 1 cm diagaris meintang memotong
butir-butir yang ada di gambar. Kemudian menghitung berapa
banyak butir yang yang terkena garis potong kemudian memplot ke
dalam rumus yang ada.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 80


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

3. Memghitung ukuran besar butir dengan menggunkan metoda Jeffaris


dengan cara membuat lingakaran dengan diameter ±4cm. kemudian
menghitung berapa banyak butir yang berada dalam lingkaran terebut
lalu memplot ke dalam rumus yang ada.
4. Menghitung menggunakan metode point count dengan cara
menempelkan kertas mikrograf diata gambar struktur mikro,
kemudian menghitung jumlah btir hitam dan butir putih lalu memplot
ke dalam rumu yang ada.
5. Melakukan proses pengumpulan dan pengolahan data dari hasil
penghitungan tiap-tiao metode yang telah dilakukan.
6. Membuat analisa dan pembahasan.
7. Membuat kesimpulan.

5.4 Alat dan Bahan


5.4.1 Alat
1. Kertas mikrograf : 1 buah
2. Jangka : 1 buah
3. Penggaris : 1 buah
4. Bolpoin tinta merah : 1 buah
5.4.2 Bahan
1. Gambar struktur mikro IF-steel (Marshall’s reagent) : 2 gambar
2. Gambar struktur mikro baja karbon UNS 610150 : 1 gambar
(picral 4% + nital 2%)

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 81


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

5.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


5.5.1 Pengumpulan Data
Tabel 5.2 Hasil pemeriksaan struktur mikro dan fasa yang terbentuk
Hasil Pemeriksaan Struktur Mikro dan
Keterangan
Fasa yang Terbentuk
a. Spesimen dan Treatmentnya:
IF-steel Marshall Reagent
b. Metode : Heyn
𝑛.𝑙
c. Rumus : 𝐿̅k =
𝑣∑𝑃𝑘

Gambar 5.5 Struktur mikro IF-steel, 400x


a. Spesimen dan Treatmentnya:
IF-steel Marshall Reagent
b. Metode : jeffrais
𝑀2
c. Rumus : (f) =
𝐴 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛

Jumlah butir = f (n1+n2/n3)


𝑙
Butir rata-rata =
(𝑁𝐴)1/2
Gambar 5.6 Struktur mikro IF-steel, 400x
a. Spesimen dan Treatmentnya:
Baja karbon UNS 610150
d. Metode : point count
e. Rumus : %fasa =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑎
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑢𝑗𝑖

Gambar 5.7 Struktur mikro baja karbon UNS


610150, 200x
5.5.2 Pengolahan Data
1) Metode Heyn
Diketahui :

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 82


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

l = 6,1 cm = 61 mm
ƩPk = 65 butir
n =4
v = 400x
𝑛.𝑙
𝐿̅k =
𝑣∑𝑃𝑘
4 𝑥 61
=
400 𝑥 65
= 9,38 x 10-3 mm / 9,38 μm
2) Metode Jeffrais
Diketahui :
D = 4 cm 2 cm = 20 mm
n1 = 72
n2 = 31
𝑀2
a) (f) =
𝐴 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛

4002
=
𝜋.𝑟 2
160000
=
1256,63

= 127,32
b) Jumlah butir/mm2 (NA)
f (n1+n2/2) = 127,32 (72 + 31/2)
= 17,32 (87,5)
= 11140,5
c) Butir rata-rata
𝑙 1
=
(𝑁𝐴)1/2 √11140,5

= 9,47 x 10-3 mm
= 9,47 μm
3) Metode Point count
a. Fasa putih
Tabel 5.3 Fasa putih
1 1 1 1 1/2 ½ 1 1 0 0

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 83


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

1 1 1 1 1 0 1 1/2 1 1
1/2 1 1/2 0 1 1 1 1/2 1/2 1
1 0 1/2 1 1/2 0 1 1 1/2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1/2 0 1 1/2 0 1 1/2 1/2 0
1 1 1/2 1/2 1 1 1/2 1 1 1
1/2 1 1 1 1/2 ½ 1 1/2 1 ½
1/2 1 1 1/2 1/2 1 1 1/2 1/2 1/2
Total fasa putih = 7+8,5+6+6,5+10+5+8,5+7,5+7
= 66 butir
b. Fasa hitam
Tabel 5.4 Fasa hitam
0 0 0 0 1/2 ½ 0 0 1 1
0 0 0 0 0 1 0 1/2 0 0
1/2 0 1 1 1/2 0 0 1/2 1 0
0 1 1/2 0 1/2 ½ 0 0 1/2 0
1/2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
0 0 1/2 1 1/2 0 1/2 1/2 0 0
1 1/2 0 1/2 1/2 ½ 0 1/2 0 0
1/2 0 0 0 1/2 0 0 0 0 0
Total fasa hitam = 2+1,5+4,5+3+1/2+4+3+3,5+1
= 23 butir
Titik uji 90
66
a. Fasa ferrite (putih) = 𝑥 100%
90
= 73,33%
23
b. Fasa pearlite (hitam)= 𝑥 100%
90
= 25,55%
Total fasa = 73,33% + 25,55%
= 98,88%

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 84


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

5.6 Analisa dan Pembahasan


Metalografi kuantitatif untuk mengukur besar butir dan fasa yang terbentuk
dari struktur mikro. Ada 3 metoda yang digunakan dalma praktikum ini yaitu
metoda Heyn, Jeffreis, dan Point count.
Penghitungan metoda heyn adalah dengan menghitung banyaknya butir
yang terlewati oleh garis lurus dan kemdudian menghitung hasilnya menggunakan
rumus. Dimana dari hasil penghitungan tersebut rata-rata besar butirnya adalah
9,38μm.
Selanjutnya menggunkan metoda Jeffreis praktikan akan membuat lingkaran
dengan diameter sekitar 4 cm dan kemudian menghitung jumlah butir yang
terdapat di dalam lingkaran kemudian menghitung menggunakan rumus Dari hasil
penghitungan rata-rata besar butir yang didapat adalah 9,47μm.
Metoda terakhir yang digunakan adalah metoda point count. Penghitungan
ini menggunakan bantuan kertas mikrograf yang ditempel di atas gambar struktur
mikro kemudian dihitung jumlah fasa putih dan fasa hitamnya kemudian
dimasukkan dalam persamaan. Dari hasil penghitungan jumlah fasa putih
sebanyak 73,33% ditambah dengan jumlah fasa hitam sebanyak 25,55% yang
kemudian mendapat hasil akhr sebesar 98,88%.
Dari ketiga metoda yang digunakan metoda yang mendekati hasil 100%
adalah metoda point count hal ini dikarenakan penghitungan dilakukan dengan
menghitung semua butir fasa termasuk fasa hitam dan putih sehingga hasil yang
didapat lebih akurat.

5.7 Kesimpulan
1. Praktikan mengetahui perbedaan antara metalografi kualitatif dan
kuantitatif serta tahapan-tahapannya.
2. Mengetahui cara menghitung rata-rata besar butir menggunak metode
heyn, jeffrais, point count.
3. Nilai rata-rata dari metode heyn yang diperoleh adalah 9,38μm
4. Nilai rata-rata dari metode jeffrais yang didapat adalah 9,47μm.
5. Banyaknya fasa putih (pearlite) adalah 73,33% dan banyaknya fasa
hitam (ferrite) adalah 25,55%

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 85


BAB V METALOGRAFI KUANTITATIF Kelompok 5

6. Metode yang mendekati sempurna dengan hail mendekati 100% adalah


metode point count.
7. Ketidakakuratan hasil disebabkan oleh kesalahan penghitungan pada
jumlah butir atau human error.
8. Gambar mikro struktur yang digunakan untuk metode heyn dan jeffreis
adalah IF-steel (Marshall’ reagent) dengan pembesaran 400x sedangkan
gambar struktur mikro yang digunakan untuk metode point count adalah
baja karbon UNS 610150 (picral 4% + nital 2%) dengan pembesaran
200x.
9. Ukuran butir yang lebih besar berdampakk memiliki kekerasan yang
rendah.
10. Alasan point count lebih mendekati 100% adalah penghitungan
dilakukan dengan menghitung semua butir fasa termasuk fasa hitam dan
putih sehingga hasil yang didapat lebih akurat.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 86

Anda mungkin juga menyukai