PROSES MANUFAKTUR 1
PENGELASAN (WELDING)
“Teknologi Dalam Proses Pengelasan”
Oleh :
Fajar Dian Syahputra
16050754029
No. Urut: 24
Penyusun
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
3.1 Simpulan..................................................................................................... 21
3.2 Saran........................................................................................................... 21
Daftar Pustaka................................................................................................... v
ii | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Dasar-dasar susunan dan rangkaian listrik Arc Welding................. 4
Gambar 2. Shielded metal arc welding (SMAW)............................................. 4
Gambar 3. Gas metal arc welding (GMAW)................................................... 5
Gambar 4. Flux-cored arc welding (FCAW)................................................... 5
Gambar 5. Electrogas welding (EGW)............................................................. 6
Gambar 6. Submerged arc welding (SAW)...................................................... 7
Gambar 7. Gas tungsten arc welding (GTAW)................................................ 7
Gambar 8. Plasma arc welding (PAW)............................................................ 8
Gambar 9. Twin-carbon Arc Welding............................................................... 8
Gambar 10. Stud Welding (SW)....................................................................... 9
Gambar 11. Resistance Welding (RW)............................................................. 9
Gambar 12. Resistance spot welding (RSW).................................................... 10
Gambar 13. Resistance Seam Welding (RSEW)............................................... 11
Gambar 14. Jenis-jenis sambungan yang dihasilkan RSEW............................ 11
Gambar 15. Resistance projection welding (RPW).......................................... 11
Gambar 16. Flash Welding (FW)..................................................................... 12
Gambar 17. High-frequency resistance welding (HFRW)............................... 12
Gambar 18. Oxyacetylene Welding (OAW)..................................................... 13
Gambar 19. Pressure gas welding (PGW)....................................................... 13
Gambar 20. Electron Beam Welding................................................................ 14
Gambar 21. Laser Beam Welding..................................................................... 15
Gambar 22. Electroslag welding (ESW).......................................................... 15
Gambar 23. Thermit Welding (TW).................................................................. 16
Gambar 24. Forge Welding.............................................................................. 16
Gambar 25. Cold Welding Equipment.............................................................. 17
Gambar 26. Roll welding (ROW)..................................................................... 17
iii | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
Gambar 27. Proses Hot Pressure Welding....................................................... 18
Gambar 28. Diffusion Welding......................................................................... 18
Gambar 29. Explosion Welding........................................................................ 19
Gambar 30. Friction Welding (FRW)............................................................... 19
Gambar 31. Friction stir welding (FSW)......................................................... 20
Gambar 32. Ultrasonic welding (USW)........................................................... 20
iv | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan
keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga
sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya
dalam setiap kehidupan. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari
perkembangan IPTEK. Pada era sekarang ini teknologi dalam proses pengelasan
semakin berkembang dengan munculnya berbagai teknologi pengelasan yang
telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada
konstruksi bangunan dan konstruksi mesin.
Luasnya perkembangan teknologi ini disebabkan konstruksi bangunan atau
mesin yang dibuat memerlukan teknologi pengelasan yang berbeda-beda. Selain
itu, biaya produksi yang murah, teknik yang lebih sederhana, dan hasil yang lebih
kuat menjadi penyebab perkembangan dari teknologi dalam proses pengelasan.
Seiring dengan perkembangan teknologi ini, maka pengetahuan akan
teknologi pengelasan juga semakin banyak. Ketidaktahuan seorang welder akan
perkembangan teknologi ini akan menyebabkan kesalahan teknik yang akan
digunakan untuk mengelas konstruksi bangunan atau mesin yang memerlukan
teknologi pengelasan tertentu. Jika terjadi kesalahan pemilihan teknologi
pengelasan akan menyebabkan cacat produksi, pekerjaan pengelasan tidak efisien,
terjadinya kecelakaan kerja, dan kerugian pada biaya produksi. Oleh karena itu,
seorang welder perlu memiliki pengetahuan berbagai teknologi pengelasan
sehingga memudahkan dalam memilih teknologi pengelasan yang akan digunakan
untuk mengelas konstruksi bangunan atau mesin.
Pengetahuan tentang teknologi pengelasan sangat penting untuk seorang
welder, karena berdampak pada jalannya suatu pekerjaan pengelasan.
Pengetahuan ini harus diperhatikan agar seorang welder tidak salah dalam
memilih teknik yang akan digunakan untuk melakukan pengerjaan pengelasan.
Seorang welder saat melaksanakan pekerjaan pengelasan wajib
melaksanakan prosedur yang sudah ditetapkan karena setiap teknologi pengelasan
mempunyai prosedur yang berbeda-beda, sehingga pekerjaan pengelasan
menghasilkan produk sesuai dengan keinginan, efisiensi produksi, terhindar dari
kecelakaan kerja, dan biaya dapat ditekan seminimal mungkin. Itulah sebabnya
pengetahuan teknologi dalam pengelasan pada proses pengelasan sangatlah
penting.
1. 2 Tujuan
Dari topik yang dijabarkan, tujuan yang akan dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari setiap teknologi pengelasan.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari setiap teknologi pengelasan
3. Untuk mengetahui bagian-bagian yang bekerja dari setiap teknologi
pengelasan.
4. Untuk mengetahui aplikasi dari setiap teknologi pengelasan.
10 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
Gambar 13. Resistance Seam Welding (RSEW)
11 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
bersamaan sehingga terjadi penyambungan. Proses ini bernama flash welding
karena pada saat terjadi pemanasan akibat hambatan arus listrik, beberapa busur
(arc) terbentuk. Terbentuknya busur disebut sebagai flashing. Karena terjadi
busur, terkadang flash welding juga diklasifikasikan ke dalam kelompok arc
welding. Flash welding digunakan antara lain untuk menyambung baja strip pada
proses rolling-mill, menyambung kawat pada proses drawing, dan menyambung
benda-benda berbentuk pipa.
12 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
Gambar 18. Oxyacetylene Welding (OAW). (a) Nyala Api Netral. (b) Nyala Api
Oksidasi. (c) Nyala Api Karburasi. (d) Prinsip OAW
a. Nyala api netral menggunakan perbandingan acetylene dan oksigen
sebesar 1:1. Nyala api ini digunakan untuk mengelas baja.
b. Nyala api oksidasi menggunakan oksigen yang lebih banyak/dominan
daripada acetylene. Nyala api ini digunakan untuk mengelas tembaga dan
tembaga paduan.
c. Nyala api karburasi menggunakan acetylene yang lebih banyak/dominan
daripada oksigen. Nyala api ini digunakan untuk brazing,
soldering, dan flame-hardening.
d. Pressure Gas Welding (PGW)
Pressure gas welding (PGW) merupakan jenis pengelasan nyala api oxy
fuel yang spesial. Hal yang membuat pengelasan ini spesial adalah proses
pengelasannya tanpa menggunakan logam filler seperti pada jenis pengelasan
nyala api lainnya. Pressure gas welding melakukan penggabungan dengan
memanaskan kedua permukaan benda kerja yang ingin disambung. Setelah panas,
benda kerja disatukan dengan menerapkan tekanan (pressure) yang cukup. Bahan
bakar gas yang digunakan pada PGW biasanya adalah acetylene.
13 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
a. Electron Beam Welding (EBW)
Electron beam welding adalah proses pengelasan di mana panas untuk
mengelas dihasilkan dari electron berintensitas tinggi yang difokuskan dan
diarahkan pada benda kerja. Electron beam gun bekerja pada tegangan tinggi
untuk mengakselerasikan electron dan menggunakan arus beam yang rendah.
Daya yang digunakan pada EBW tidak besar, tetapi memiliki kerapatan yang
tinggi. Kerapatan tinggi tersebut diperoleh dari pemfokusan electron beam
menjadi luasan sangat kecil pada permukaan benda kerja.
14 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
sempit. Selain memiliki kelebihan yang sama dengan electron beam welding, laser
beam welding memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh electron beam
welding. Kelebihan laser beam welding tersebut antara lain: tidak memerlukan
ruang hampa, tidak memancarkan x-ray, dan dapat difokuskan serta diarahkan
dengan lensa optik dan cermin. Meskipun sama-sama memiliki penetrasi yang
baik, penetrasi laser beam welding kurang begitu dalam dibanding electron beam
welding. Kedalaman yang dapat dicapai oleh laser beam welding sekitar 19 mm,
sedangkan pada electron beam welding sekitar 50 mm. Laser beam welding
digunakan untuk mengelas komponen-komponen yang kecil.
15 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
Gambar 22. Electroslag welding (ESW)
b. Thermit Welding (TW)
Thermit welding (TW) adalah proses pengelasan di mana panas untuk
penggabungan dihasilkan dari logam cair yang berasal dari reaksi kimia Thermit.
Thermit merupakan merk dagang dari thermite, yakni sebuah campuran serbuk
aluminium dan besi oksida yang bisa menghasilkan reaksi exothermic ketika
dibakar. Bahan tambah atau filler pada pengelasan ini berupa logam cair. Logam
cair tersebut dituang pada sambungan yang telah dilengkapi dengan cetakan.
Proses penggabungan ini lebih mirip dengan pengecoran. Thermit
welding digunakan untuk menyambung rel kereta dan memperbaiki keretakan
pada baja tuang berukuran besar.
16 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
Cold welding (CW) adalah proses pengelasan solid-state yang dilakukan
dengan memberikan tekanan tinggi diantara dua permukaan benda kerja yang
saling kontak (yang akan disambung). Tekanan tinggi proses CW dilakukan pada
suhu ruang. Kedua permukaan benda kerja yang akan ditempelkan juga harus
bersih. Ketika tekanan diberikan, tekanan tersebut mereduksi ketebalan benda
kerja hingga 50%. Di samping itu, tekanan tersebut juga menyebabkan deformasi
plastis lokal. Deformasi dapat meningkatkan suhu benda kerja dan menghasilkan
sambungan pada permukaan kontak. Pada cold welding, salah satu benda kerja
yang akan disambung harus bersifat sangat ductile dan dapat di-hardening.
Meskipun cukup salah satu saja benda kerja yang bersifat ductile, tapi pada
praktiknya kedua benda kerja dengan sifat ductile lebih disukai. Logam yang
dapat disambung dengan cold welding antara lain seperti aluminium lunak dan
tembaga lunak.
17 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
Gambar 27. Proses Hot Pressure Welding
E. Diffusion Welding (DFW)
Diffusion welding (DFW) adalah proses pengelasan solid-state yang
dihasilkan dari pemberian panas dan tekanan supaya terjadi difusi serta
penggabungan. Proses tersebut biasanya dilakukan dengan atmosfer yang
terkontrol dan waktu yang tepat untuk membiarkan difusi serta penggabungan
terjadi. Temperatur yang digunakan sebaiknya di bawah titik cair dari logam
benda kerja dan deformasi plastis yang terjadi pada permukaan benda kerja
sebaiknya minimal. Mekanisme penggabungan pada diffusion welding terjadi
dalam bentuk padat, di mana atom berpindah dan saling menyeberang di antara
dua permukaan benda kerja yang saling kontak. Pengelasan ini terkadang
menggunakan lapisan bahan tambah yang diletakkan di antara dua benda kerja
yang akan disambung (seperti roti isi). Diffusion welding digunakan untuk
menggabungkan logam-logam berkekuatan tinggi dan tahan api di industri
pesawat terbang dan nuklir. Pada beberapa aplikasi, proses pengelasannya atau
difusinya dapat berlangsung lama (lebih dari satu jam).
18 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
Gambar 29. Explosion Welding
G. Friction Welding (FRW)
Friction welding adalah proses pengelasan solid-state di mana
penggabungan diperoleh dari kombinasi panas akibat gesekan dan tekanan.
Gesekan biasanya terjadi pada dua permukaan benda kerja yang berputar relatif
satu dengan yang lain untuk meningkatkan suhu kedua permukaan benda kerja
tersebut. Suhu yang dicapai biasanya berkisar antara suhu pengerjaan panas.
Kedua benda kerja selanjutnya didekatkan dengan gaya yang pas untuk
membentuk ikatan secara metalurgi. Friction welding normalnya tidak
menggunakan bahan tambah (filler). Pengelasan ini juga tidak memerlukan flux.
Selain itu FRW juga tidak menggunakan gas pelindung (shielding gas) serta tidak
terjadi pencairan benda kerja. Karena memerlukan putaran untuk menghasilkan
panas, mesin friction welding didesain mirip dengan mesin bubut. Mesin friction
welding memerlukan spindle yang bertenaga untuk memutar salah satu benda
kerja pada kecepatan tinggi. Mesin ini juga harus bisa menggeser benda kerja
secara aksial baik pada chuck yang berputar maupun pada chuck yang tidak
berputar. Friction welding biasanya digunakan untuk mengelas bermacam-macam
poros dan komponen tubular. Friction welding dapat dijumpai di bidang otomotif,
pesawat terbang, peralatan pertanian, dan migas.
19 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
Shoulder dan probe merupakan komponen atau bagian dari tool. Shoulder
berfungsi untuk menggesek benda kerja supaya menjadi panas dan memaksa
logam yang sudah menjadi plastis untuk mengalir di sekitar probe. Probe
dirancang dengan bentuk yang khusus. Probe digunakan untuk mengaduk logam
secara mekanis sepanjang permukaan ujung (butt). Friction stir welding
digunakan di bidang aerospace, otomotif, kereta, dan perkapalan. Jenis
sambungan yang digunakan adalah butt joint. Logam yang dapat dilas dengan
FSW antara lain: aluminium, baja (steel), titanium, dan tembaga. Selain logam
ada material lain yang dapat dilas dengan FSW yakni polimer dan komposit.
20 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
BAB III
PENUTUP
3. 1 Simpulan
Proses pengelasan cukup penting dalam dunia industri, terutama industri
manufaktur. Melihat kebutuhan industri yang sangat penting terhadap
pengetahuan seorang welder akan teknologi pengelasan, seorang insinyur dan
welder dituntut mengetahui berbagai macam teknologi pengelasan tersebut.
Teknologi pengelasan yang digunakan untuk mengelas dua atau lebih benda kerja
sangat beragam tergantung pada aplikasi dari masing-masing teknologi
pengelasan. Teknologi pengelasan yang sudah disebutkan merupakan metode
yang efektif sesuai literatur. Proses dan metode pengelasan menjadi penting saat
pengerjaan karena berpengaruh terhadap kualitas produk, efesiensi waktu, biaya,
dan keselamatan, kesehatan kerja (K3) seorang welder.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang teknologi dalam proses pengelasan
perlu ditingkatkan agar tercipta waktu kerja yang efektif, dan efisien demi
meningkatkan produktivitas kerja perusahaan. Selain itu, pengetahuan tentang
teknologi dalam proses pengelasan mampu memberi gambaran kepada seorang
welder untuk melakukan proses pengerjaan pengelasan secara aman untuk diri
sendiri dan orang lain.
3. 2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa materi dari
makalah ini belum sempurna dan masih perlu perbaikan mengenai tata tulis.
Karena hal tersebut, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pihak lain atau pembaca yang dapat digunakan untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya. Dari materi yang sudah disampaikan,
alangkah baiknya apabila kita terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi ditengah tengah majunya perkembangan industri, khususnya mahasiswa
agar lebih memahami langkah–langkah dalam mengoprasikan dan menciptakan
teknologi baru yang berkaitan dengan pengelasan.
21 | T e k n o l o g i D a l a m P r o s e s P e n g e l a s a n
DAFTAR PUSTAKA
Manufaktur, Teknologi, Welding,
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id/search/label/Welding, diakses 27
Mei 2018
Groover, Mikell P., 2010, Fundamentals of modern manufacturing: materials,
processes and systems, 4th edition, Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.
Dwi Djamiko, Riswan, 2008, Modul Teori Pengelasan Logam, Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta