Anda di halaman 1dari 31

PANDUAN PELAKSANAAN

MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH


(MPLS)
DI MASA PANDEMI COVID 19

SMK NEGERI 2 REMBANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga tim Kesiswaan dapat menyelesaikan panduan pelaksanaan MPLS Tahun Pelajaran
2020/ 2021 . Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberi dukungan serta bantuannya sehingga panduan ini bisa selesai.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang membantu dalam penyusunan
hingga terselesaikannya panduan ini.
Kami menyadari bahwa panduan ini masih perlu pembenahan dan perbaikan di masa
depannya. Oleh karena itu, saran, masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari
para pengguna panduan ini. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam panduan ini, maka
akan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut demi semakin baik dan
sempurnanya panduan ini.

Rembang, Juli 2020


Kepala SMKN 2 Rembang,

Drs. Bambang Winiharto


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 2
C. Tujuan 2
BAB II KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman 3
B. Pendidikan Keluarga 4
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 6
D. Pencegahan Covid-19 8
E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Kombinasi 10
F. Konsep MPLS 10
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN
1. Kegiatan MPLS 13
BAB IV INSTRUMEN EVALUASI
A. Kegiatan Spiritual 16
B. Kegiatan Sosial 18
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 25
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi
Peserta Didik baru menyatakan bahwa pengenalan lingkungan sekolah dimaksudkan
untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab. Berdasarkan Permendikbud No. 18 Tahun 2016, penyelenggaraan pendidikan
nasional di Indonesia telah mengalami banyak perubahan, mulai dari paradigma,
kurikulum, pelaksanaan pembelajaran termasuk penyelenggaraan Masa Orientasi Siswa
(MOS) yang kini dikenal dengan nama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik wajib dilakukan kegiatan
yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai tempat belajar yang
menyenangkan dan aman .
Sesuai dengan Permendikbud No.18 Tahun 2016, bahwa penyelenggaraan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah wajib melakukan kegiatan yang
bermanfaat, mendidik, kreatif dan menyenangkan. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS) merupakan kegiatan pertama masuk sekolah yang dilakukan oleh peserta didik
baru untuk pengenalan kompetensi keahlian , sarana dan prasarana sekolah, cara belajar
yang efektif, konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal budaya sekolah. Artinya,
peserta didik baru tidak hanya dikenalkan dari sisi fisik sekolah barunya tetapi juga
pengenalan sekolah yang bersifat non fisik.Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS) dilarang mengarah pada perploncoan . Tema Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Pelajaran 2020/ 2021 adalah “ Belajar Untuk Masa
Depanku, Belajar tanpa Batas Ruang dan waktu” , ini sangat penting untuk dilakukan
mengingat Indonesia tengah mengalami Pandemi Covid-19.
Kondisi Pandemi seperti saat ini belum memungkinkan untuk mengadakan MPLS
secara tatap muka secara keseluruhan jumlah Calon Peserta Didik baru, akan tetapi
MPLS akan dilaksanakan secara tatap muka terbatas dan terjadwal dengan penerapan
protocol kesehatan secara ketat. Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah mengubah
paradigma pendidikan Indonesia. Salah satu yang dapat diamati adalah adanya pergeseran
dari pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
yang dapat diakses dengan memanfaatkan teknologi digital. Konsep PJJ ini juga akan
diadopsi dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Oleh karena itu,
kegiatan-kegiatan MPLS secara daring ini akan menyajikan konsep-konsep penting,
seperti: mengutamakan penghargaan bukan hukuman, pendidikan keluarga, pengenalan
lingkungan sekolah dari rumah, pencegahan penyebaran Virus Corona, dan berbagai
kegiatan edukatif lainnya. Kegiatan MPLS akan dilaksanakan kombinasi tatap muka di
sekolah terbatas waktu (1 hari hanya dilaksanakan 2 romobongan belajar, dalam 1 rombel
dibagi 2 kelompok kecil dan waktu tatap muka dibatasi maksimal 2 jam) dan dari rumah
menggunakan metode blended learning (kombinasi luring dan daring) dengan
memanfaatkan beragam aplikasi, seperti: aplikasi meeting, Learning Management
System (LMS), dan media sosial. Penggunaan beragam aplikasi ini dimaksudkan untuk
memfasilitasi semua peserta didik.
Dengan demikian, perlu kiranya dibuat panduan penyelenggaraan MPLS di
lingkungan SMK Negeri 2 Rembang sehingga pelaksanaan MPLS sesuai dengan tujuan
nasional.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang pembagian urusan
pendidikan antara pemerintah pusat dan daerah.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 11 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
7. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah

C. Tujuan
Tujuan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta Didik Baru, antara lain:
1. Mengenali potensi diri peserta didik baru;
2. Membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan
sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana
prasarana sekolah;
3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara elajar efektif sebagai peserta didik
baru;
4. Mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya;
5. Menumbuhkan perilaku positif, antara lain: kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup
bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memilki nilai integritas, etos kerja,
dan semangat gotong royong.
BAB II

KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH


(MPLS)

A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman


Selama ini, masa pengenalan lingkungan sekolah selalui identik dengan kata
hukuman apabila peserta didik tidak dapat melakukan tugas tertentu. Seperti kebanyakan
orang, peserta didik juga mengharapkan penghargaan sebagai apresiasi terhadap hasil
yang dicapainya. Penghargaan dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dan
menumbuhkan motivasi eksternal untuk lebih mengembangkan diri dan belajar dari
kesalahan. Penghargaan/pujian diberikan kepada peserta didik manakala prestasinya baik
maupun kurang baik kinerjanya. Hal ini disebabkan oleh penghargaan/pujian akan
memberikan motivasi untuk selalu mengulangi perbuatan tersebut secara kontinyu.
Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan
tingkah laku peserta didik.
Konsep “Penghargaan bukan hukuman” dalam MPLS adalah sebuah konsep dimana
selama pelaksanaan MPLS lebih ditekankan kedapa penghargaan atas segala capaian
yang dilakukan peserta didik bukan hanya terfokus pada kesalahan-kesalahan yang
dikukan dengan pemberian hukuman tertentu. Konsep ini mengajak dan membelajarkan
peserta didik untuk selalu berpikir positif dan selalu fokus pada kebaikan. Dampaknya,
peserta didik akan bersemangat untuk berkompetisi dalam kebaikan. Artinya, jika selama
pelaksanaan MPLS terdapat peserta yang melakukan hal-hal tertentu yang dianggap salah
atau melanggar peraturan pemberian hukuman tetap dilakukan dengan memberikan
“hukuman” berbasis kegiatan-kegiatan yang positif dan mengutamakan dialoq, diskusi,
konstruktif, humanis dengan mempertimbangkan perkembangan kejiwaan dan potensi
peserta didik. Selanjutnya, memberikan penghargaan akan capaian yang telah dilakukan
selama melakasanakan hukuman sehingga menimbulkan reinforcement positif pada diri
peserta didik.
Hukuman diartikan sebagai sanksi. Hukuman biasanya dilakukan ketika apa yang
menjadi target tertentu tidak tercapai, atau ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang diyakini oleh sekolah tersebut. Jika penghargaan merupakan bentuk
reinforcement yang positif; maka hukuman sebagai bentuk reinforcement yang negatif,
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi bagi peserta didik.
Akan tetapi, selama ini kita cenderung terfokuspada kesalahan-kesalahan peserta didik
sehingga hukuman lebih sering dilakukan dibandingkan dengan pemberian penghargaan.
Jika pemberian hukuman dilakukan terus menerus tanpa diimbangi dnegan penghargaan
maka akan muncul beberapa hal, seperti: hukuman dapat menimbulkan efek emosional
yang tidak diharapkan, hukuman hanya dapat memberi tahu apa yang tidak boleh
dilakukan, bukan yang harus dilakukan, dan hukuman seolah-olah membenarkan
tindakan menyakiti orang lain.
B. Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-
anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu dimasyarakat kelak.
pendidikan keluarga di sekolah mampu menjadi wadah untuk mensinergikan peran serta
sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menumbuh kembangkan karakter dan budaya
berprestasi peserta didik dianggap sebagai program yang paling cocok dalam membangun
tiga pilar kemitraan yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Kata keluarga berasal dari kata “ kawula” dan “warga “. Kawula artinya “abdi” yakni
“hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Keluarga adalah bentuk masyarakat kecil
yang terdiri dari beberapa individu yang terikatoleh suatu keturunan, yakni kesatuan
antara ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan
keluarga.
Pelibatan keluarga dalam proses pembelajaran di sekolah atau kegiatan-kegiatan
sekolah termasuk MPLS, antara lain:
 Meningkatkan kehadiran peserta didik di satuan Pendidikan
 Orang tua merasa turut berhasil
 Meningkatkan kepercayaan diri orang tua
 Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap satuan Pendidikan
 Meningkatkan moral guru
 Mendukung iklim satuan Pendidikan yang lebih baik
 Mendukung kemajuan satuan Pendidikan secara keseluruhan
 Mengurangi perilaku disruptif (mengganggu) pada anak
 Sikap dan perilaku anak lebih positif
 Meningkatkan kebiasaan belajar anak
 Meningkatkan prestasi akademik anak
 Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan satuan Pendidikan
 Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak

Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat digambarkan seperti bagan di
bawah ini.
Gambar 2.1 Model Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat
Secara operasional model ini dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan
sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun atas dasar
kebutuhan anak sehingga orang tua dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif
dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Bentuk penyederhanaan dari model kemitraan
keluarga, satuan Pendidikan dan masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.2 Model Sederhana Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat


Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan, antara lain: penguatan komunikais dua arah,
Pendidikan orang tua, kegiatan sukarela, belajar di rumah, dan kolaborasi dengan masyarakat.
Bentuk pelibatan orang tua dalam Pendidikan keluarga, seperti: pertemuan dengan wali kelas,
mengikuti kelas orang tua, hadir sebagai narasumber dalam kelas inspirasi, membantu proses
belajar peserat didik di rumah dan menyelenggarakan pentas kelas pada akhir tahun
pembelajaran. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran dan pengenalan lingkungan
sekolah dari rumah adalah dukungan orang tua. Bentuk dukungan orang tua tersebut, antara
lain:
 Beribadah Bersama sesuai agamanya
 Sarapan Bersama sebelum beraktivitas
 Berpamitan sebelum berpergian
 Menyambut anak saat pulang sekolah
 Memberitahu saat anak terlambat pulang
 Menjadi pendengar yang baik bagi anak
 Mendukung anak untuk belajar
 Memberikan rasa aman dan nyaman
 Menjalin komunikasi dengan sekolah
 Membiasakan hidup bersih dan sehat
 Melakukan kegiatan Bersama keluarga
 Mendukung minat dan potensi
 Dalam pengasuhan anak tidak menggunakan kekerasan

C. Pengenalan Lingkungan Sekolah


Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momentum terbaik untuk
mengenalkan kondisi, potensi, sarana prasarana, dan kultur budaya sekolah. Berikut ini
adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama masa pengenalan lingkungan sekolah.
1. Mengenali Potensi Diri Peserta Didik Baru
Kegiatan Wajib
 Pengisian formulir peserta didik baru oleh orangtua/wali;
 Kegiatan pengenalan peserta didik.
Kegiatan Pilihan:
 Diskusi konseling;
 Mengenalkan kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah;
 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap diskusi.
2. Peserta didik baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan
sekitarnya, antara lain: kultur sekolah, aspek keamanan, fasilitas umum, dan
sarana-prasarana sekolah.

Kegiatan Wajib
 Kegiatan pengenalan warga sekolah;
 Kegiatan pengenalan sejarah, logo sekolah dan maknanya, lagu mars
sekolah, visi-misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib
sekolah;
 Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan
memegang prinsip persamaan hak seluruh siswa;
 Pengenalan stakeholders sekolah lainnya.
Kegiatan Pilihan
 Pengenalan tata cara dan etika makan, tata cara penggunaan fasilitas
toilet, dan tata cara berpakaian/sepatu;
 Mengajak peserta didik berkeliling ke seluruh area sekolah, sambil
menjelaskan setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di
sekolah serta kegunaannya (dilakukan secara daring dengan
video/sketsa denah, dan lain-lain)
 Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekitar sekolah;
 Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan sarana
prasarana sekolah dan fasilitas-fasilitas umum;
 Kegiatan simulasi penanggulangan bencana;
 Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah;
 Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi,
termasuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundangundangan
terkait.
3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta
didik baru
Kegiatan Wajib
 Simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi
dan semangat belajar peserta didik;
 Prestasi yang pernah diraih oleh Guru, peserta didik dan kepala sekolah
pada sekolah tersebut baik yang bersifat akademis maupun
nonakademis.
 Kegiatan pengenalan etika komunikasi, termasuk tata cara
menyapa/berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Kegiatan Pilihan:
 Pengenalan metode pembelajaran yang efektif dalam bentuk quantum
learning (speed reading, easy writing, mind mapping, super memory
system);
 Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagi
pengalaman;
 Kegiatan pengenalan kewirausahaan atau adiwiyata (kegiatan berbasis
lingkungan)
4. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya
Kegiatan Wajib:
 Pembiasaan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun;
 Pengenalan etika pergaulan antar siswa serta antara siswa dengan guru
dan tenaga kependidikan, termasuk kepada sikap simpati, empati, dan
saling menghargai, serta sportif.
Kegiatan Pilihan:
 Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang
kesenian, dan olahraga (secara daring)
 Kegiatan yang menjalin keakraban antar peserta didik dengan warga
sekolah antara lain dengan permainan atau diskusi kelompok
(memanfaatkan media daring)
5. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup
bersih dan sehat untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai
integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong pada diri peserta didik.
Kegiatan Wajib:
 Kegiatan penanaman dan penumbuhan akhlak dan karakter;
 Pengenalan budaya dan tata tertib sekolah;
 Pemilihan tema kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai
dengan nilai-nilai positif.
Kegiatan Pilihan:
 Beribadah keagamaan bersama, pengenalan pendidikan anti korupsi,
cinta lingkungan hidup, dan cinta tanah air;
 Kegiatan kebanggaan terhadap keanekaragaman dan kebhinekaan,
antara lain pengenalan suku dan agama, penggunaan pakaian adat di
sekolah;
 Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara
membuang sampah sesuai dengan jenis sampah.

D. Pencegahan Covid-19
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu materi penting yang perlu diangkat
dalam kegiatan MPLS 2020. Hal ini dilakukan untuk membekali peserta didik baru
tentang pengetahuan dan keterampilan pencegahan penyebaran virus Corona. Virus
corona adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Virus corona
(Latin : crown) berbentuk seperti mahkota yang merujuk pada protein spike yang
mengelilingi permukaan virus. Protein spike ini berperan penting dalam pola infeksi virus
ke sel pernapasan.

Gambar 2.3 Struktur Virus Corona

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)


adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 pada
manusia pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada pertengahan
Desember 2019. Nama SARS-CoV-2 ini ditetapkan oleh Komite Internasional tentang
Taksonomi Virus (ICTV) pada 11 Februari 2020 sebagai nama virus corona baru yang
menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19 juga dikenal sebagai coronavirus Wuhan atau
virus pneumonia pasar makanan laut Wuhan (Wuhan seafood market pneumonia virus) dan
disebut juga novel coronavirus.
Infeksi SARS-CoV-2 terjadi di jaringan dan saluran paru-paru yang menyebabkan
peradangan di paru-paru dan saluran pernapasan hingga membuat pernapasan menjadi lebih
sulit, lalu berkembang menjadi pneumonia dan bronkitis. Gejala COVID-19 dapat muncul
dalam satu atau dua hingga empat belas hari setelah terpapar virus Gejala COVID-19 berupa
.

demam ≥ 38 C, pilek, nyeri tenggorokan, batuk dengan lendir, nyeri dada, dan sesak saat
0

bernapas. COVID-19 bisa menimbulkan komplikasi serius berupa sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, bahkan kematian.
Penderita COVID-19 bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Beberapa orang
hanya mengalami pilek ringan, sementara yang lain harus dirawat di rumah sakit, bahkan
meninggal karena paru-parunya meradang dan terisi cairan. Sebaliknya, sejumlah kasus
infeksi virus ini juga menunjukkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang dideteksi
positif. Hal ini karena sistem kekebalan yang memainkan peran penting dalam merespon
infeksi COVID-19 tersebut.
COVID-19 dapat ditransmisikan dari manusia ke manusia. Virus ini menyebar melalui
percikan air liur penderita (bantuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah penderita,
menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur
penderita. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa virus dapat tetap hidup pada plastik
dan baja hingga tiga hari, tetapi tidak bertahan hidup di atas karton selama lebih dari satu hari
atau pada tembaga selama lebih dari empat jam.
Obat untuk COVID-19 belum ada, sehingga perawatan difokuskan pada
pengurangan gejala, misalnya memberikan obat pereda demam dan nyeri, perlakuan mandi
dengan air hangat, istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah, dan banyak minum air putih.
Pada umumnya penderita COVID-19 akan pulih dengan sendirinya, perlakuan yang diberikan
pada penderita adalah isolasi, serial foto toraks sesuai indikasi, terapi simptomatik, terapi
cairan, ventilator mekanik (bila gagal napas), dan bila disertai infeksi bakteri, dapat diberikan
antibiotik. Antibiotik ini tidak bekerja untuk melawan COVID-19, karena antibiotik bekerja
pada bakteri.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi maupun
penularan COVID-19 adalah sebagai berikut:
1. Menjaga imunitas, menjaga lingkungan, menggunakan masker saat berada di ruang
terbuka, mengolah makanan dengan tepat, dan segera ke dokter apabila mengalami
gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas
2. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik hingga bersih
3. Menghindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor
atau belum dicuci
4. Menghindari kontak langsung atau berdekatan dengan penderita
5. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya 1 meter, terutama
dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin, dan demam
6. Menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, kemudian membuang
tisu dan mencuci tangan hingga bersih
7. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan
8. Tidak keluar rumah dalam keadaan sakit
9. Menghindari menyentuh hewan atau unggas liar yang terbukti tertular virus corona
10. Menghindari makan daging yang tidak dimasak hingga matang
11. Untuk seseorang yang diduga terinfeksi COVID-19, hendaknya tidak keluar rumah
kecuali untuk berobat, tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu,
mencegah orang lain menjenguk, menghindari menggunakan perlengkapan dengan
orang lain, memakai masker dan sarung tangan, dan menerapkan etika batuk serta
menggunakan tisu
12. Pasien yang telah sembuh mengisolasi diri selama sepekan dan melakukan pemantauan
kondisi kesehatan secara mandiri
Salah satu cara yang dapat bekerja secara efektif mencegah infeksi dan penularan virus
corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Bahkan,
sabun lebih efektif untuk digunakan daripada cairan pembersih tangan atau hand sanitizer,
karena sabun dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit. Virus
corona merupakan virus yang memiliki lapisan membran lipid luar atau lapisan lemak pada
bagian luar. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk melarutkan
lapisan lemak ini dan membunuh virusnya.
E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Kombinasi Tatap Muka Terbatas
(luring) dan Dalam Jaringan (Daring/ on line)
Dalam persiapan pembelajaran/pengenalan lingkungan sekolah akan dilaksanakan
secara tatap muka terbatas dan dalam jaringan (on line) akan dipersiapkan beberapa hal,
seperti: sarana dan prasarana, platform atau moda pembelajaran, infrastruktur dan sumber
daya manusia. Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran/kegiatan
daring adalah pemahaman dan pemilihan platform pembelajaran agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Pemilihan platform juga
harus memperhatikan setting belajar dan aktivitas pembelajaran.
Masa Pengenalan sekolah akan dilakukan secara kombinasi tatap muka terbatas
(luring) dan daring/ online. Dalam jadwal tatap muka, calon peserta didik akan dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil. Satu kelompok kecil terdiri dari 18 peserta didik dan
akan didampingi oleh guru pendamping dan anggota OSISI. Sementara yang tidak
terjadwal pada tatap muka maka akan melaksanakan kegiatan MPLS secara daring. Calon
peserta didik bisa mengakses materi MPLS di website SMKN 2 Rembang. Dalam
kegiatan daring akan dipandu oleh guru pendamping.

F. Konsep MPLS

MPLS 2020 mengambil tema “Belajar Untuk Masa Depanku, Belajar Tanpa Batas
Ruang dan waktu”. Artinya, seluruh kegiatan MPLS diikuti oleh peserta didik dilakukan
tatap muka terbatas di sekolah dan dari rumah masing-masing dan dievaluasi secara blended
(kombinasi luring dan daring) oleh panitia. Setelah dievaluasi hasil kegiatan MPLS, maka
dilakukan pengarahan untuk pembelajaran sekolah .
Kegiatan MPLS dilaksanakan dengan agenda kegiatan bersama secara daring dan
kegiatan mandiri di rumah masing-masing dengan fokus pada praktek perbuatan baik di
rumah masing-masing. Kegiatan MPLS ini ada yang bersifat langsung atau live dan ada juga
yang bersifat record courses, ataupun gabungan dari keduanya. Jenis kegiatannya bisa
berupa wawancara, belajar secara langsung, penugasan, praktek kebaikan, evaluasi diri,
evaluasi orang tua, diskusi antar teman, diskusi peserta dengan pembina, diskusi antara
peserta dengan orang tua dan diskusi antar angkatan serta peserta belajar untuk berani
membuat sebuah keputusan.
Komponen evaluasi yang dilakukan pada kegiatan MPLS ini, antara lain:
kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, gotong royong, percaya
diri, kepedulian dan toleransi. Peserta akan berkompetisi melakukan perbuatan baik di
rumah masing masing yang setiap saat akan di rekam dan di kalkulasi oleh panitia dan
selanjutnya peserta melakukan evaluasi diri beserta orang tuanya. Pada kegiatan MPLS ini,
sekolah dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk perbuatan baik peserta
didik. Jika nilai kebaikan peserta MPLS dibawah KKM maka akan ada kegiatan perbaikan.
Setelah melaksanakan pelaksanaan kegiatan MPLS secara daring/luring/kombinasi
keduanya, setiap panitia berkewajiban untuk menilai hasil capaian dan tugas peserta didik.
Untuk teknik penilaian dalam asesment terstruktur harus sesuai dengan jenis kegiatan, yang
terdiri dari: observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, atau angket. Instrumen
penilaian yang digunakan harus mampu mengukur kemampuan peserta didik saat kegiatan
daring dalam berbuat kebaikan dari rumah, seperti: penilaian proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran dilakukan terhadap portofolio yang menggambarkan unjuk kerja peserta
didik, dan penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi selama kegiatan
MPLS daring. Setelah dilakukan penilaian, panitia berkewajiban untuk memberikan feed
back atau balikan dan menyampaikan hasil belajar ke peserta didik.
Tabel 2.4 Skenario Kegiatan MPLS Luring dan Daring
No. Skenario Rekomendasi
1. Skenario 1  Panitia dapat menyiapkan bahan/materi
Peserta didik tidak memiliki gawai dan MPLS dalam bentuk print out/hard copy
akses internet kemudian diberikan kepada orang tua
melalui jasa kurir atau orang tua
mengambil ke sekolah dengan
menerapkan protokol kesehatan. Hasil
pekerjaan peserta didik dapat
dikumpulkan ke sekolah dengan batas
waktu yang telah ditentukan.
2. Skenario 2 Panitia menyiapkan bahan/materi kedalam
Peserta didik memiliki akses internet bentuk soft file (PDF) kemudian materi
terbatas atau sinyal yang kurang tersebut diberikan melalui WA atau
mendukung kemungkinan lain orang tua ke sekolah
untuk mengambil bahan/materi soft file
kegiatan MPLS.
3. Skenario 3 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin merekam suara atau audio a. Voice recorder di smartphone atau
visual untuk kegiatan MPLS agar dapat perekam audio digital lainnya.
diakses oleh peserta didik b. Microsoft powerpoint kemudian
gunakan fastone capture (audio visual)
c. Zoom atau webex meeting (audio
visual)

4. Skenario 4 Unggah konten digital melalui Google form


Panitia sudah merekam materi atau unggah ke WAG (Whatshapp grup).
pembelajaran atau sudah memiliki
konten digital namun belum terbiasa
menggunakan LMS (panitia dan peserta
didik)
5. Skenario 5 Kemas konten digital atau materi dalam
Panitia dan peserta didik sudah terbiasa bentuk modul online dan video kemudian
menggunakan LMS unggah ke LMS.
(LMS) yang dibuat misalnya google
classroom per pleton (kelompok MPLS).
6. Skenario 6 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin melakukan diskusi secara a. Wa grup
online untuk kegiatan MPLS dan bahan b. Telegram
penilaian sikap c. Line
d. Discord forum
e. Diskusi online pada LMS

7. Skenario 7 Gunakan salah satu aplikasi berikut.


Panitia ingin melakukan kegiatan MPLS a. Google meet
dengan live (sinkronous) b. Zoom meeting
c. Jitsi
d. Youtube Live Streaming
e. Cisco Webex
f.
8. Skenario 8 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin melihat perkembangan a. Gunakan google form
peserta didik, memberikan umpan balik b. Gunakan fitur Classwork-
dan evaluasi kegiatan Assiggnment pada Googel Classroom.

9. Skenario 9 Gunakan aplikasi berikut:


Panitia ingin memberikan materi a. Berikan materi di Youtube
berbasis kegiatan dan melihat peserta b. Membuat video untuk presentasi
didik presentasi materi durasi singkat kemudian
diunggah misalnya di IG TV dan tag
panitia MPLS.

Sembilan skenario tersebut sangat mungkin untuk dikembangkan disesuaikan dengan


kondisi, kebutuhan dan kemampuan sekolah masing-masing. Skenario tersebut diharapkan
dapat memfasilitasi kegiatan MPLS baik secara luring, daring atau kombinasi keduanya
dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan Covid-19.
BAB III

SRATEGI PELAKSANAAN

Pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah di tengah Pandemi Covid-19 akan


ddilakukan selama tiga hari yaitu tanggal 13 Juli sampai 15 Juli 2020

Kegiatan MPLS
Kegiatan MPLS dimulai dengan kegiatan pembukaan secara daring dan atau tatap
muka terbatas. Pada hari pertama MPLS, kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta
didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek
keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan mekanismenya tercantum pada Tabel 3.1 berikut ini.

Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan


Luring Daring
Absensi kehadiran Daftar absen manual yang Absensi melalui google form atau
peserta didik baru dapat diisi di sekolah dengan via whatsapp grup/menggunakan
protokol Covid-19 dan aplikasi share live location
penjadwalan tertentu
Pengenalan visi, misi, Panitia menyediakan print  Pengenalan awal dapat
program, lingkungan out denah sekolah, stake menggunakan live conferences
sekolah, tata tertib, holder sekolah, tata tertib, dimana melibatkan peserta didik,
pengenalan visi-misi kemudian diberikan sekolah dan orang tua.
stakeholders sekolah kepada peserta didik melalui  Pengenalan dapat menggunakan
kurir atau difasilitasi di video yang selanjutnya diunggah
sekolah. ke kanal youtube sekolah
sehingga dapat ditonton da
dipelajari peserta didik kapan
saja (saat kuota internet
terpenuhi) dan dimana saja.
 Video yang dibuat berupa video
atau vlog eksplorasi lingkungan
sekolah, fasilitas sekolah, tata
tertib, cara berpakaian dan lain-
lain dapat diunggah di google
drive
Pengenalan Panitian menyediakan print  Membuat file PDF
Ekstrakurikuler out foto-foto masing-masing ekstrakurikuler beserta nama dan
kegiatan ekstrakurikuler gambar/foto kegiatan
 Membuat video demo
ekstrakurikuler yang melibatkan
osis atau ketua ekstrakurikuler
kemudian diunggah di kanal
Youtube sekolah.

Tabel 3.1 Alternatif Kegiatan MPLS


selanjutnya adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi
untuk semangat dalam belajar dan interaksi sosial. Berikut adalah alternatif kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan
Luring Daring
Pengenalan prestasi sekolah, Panitia membuat daftar Menampilkan video, atau
guru, dan peserta didik prestasi baik sekolah, portofolio penghargaan yang
guru, dan peserta didik pernah dirasih oleh guru dan
peserta didik
Pemberian materi-materi yang  Pembuatan soft file  Pemberian materi dapat
penting dengan mendatangkan materi berupa slide menggunakan Teknik
narasumber. Materi-materi presentasi kemudian di sinkronus atau live dengan
tersebut, antara lain: prin out dan diberikan ke menggunakan aplikasi
 Wawasan wiyata peserta didik. meeting seperti zoom,
mandala  Peserta didik dapat webex, google meet dan
 Pramuka menonton tayangan lain-lain sehingga terjadi
 Kesadaran berbangsa dan televisi, atau mendengar interaksi dua arah antara
bernegara siaran radio terkait topik peserta MPLS dengan
 Cara belajar yang efektif tersebut dan membuat narasumber. Pada tahap
 Pendidikan karakter resumenya. Kemudian, inilah proses diskusi dapat
 Tata krama dikumpulkan ke panitia dilakukan secara virtual.
 Anti narkoba di sekolah.  Setiap akhir sesi, peserta
 Anti Bulying didik diminta membuat
 Antivradikalisme di resume kemudian
sekolah. dikumpulkan melalui
 Adiwiyata WhatsApp grup atau
 Covid-19 diunggah di media sosial
 Toleransi beragama dalam bentuk poster
digital sehingga
mengedukasi generasi
muda sekaligus
masyarakat.
Pemberian “reward” the best of  Panitia dapat  Pemberian reward dapat
the day memberikan reward berupa kuota internet
kepada peserta didik  Panitia membuat profile
yang terbaik setiap peserta didik kemudian
harinya dalam diunggah di akun media
menyelesaikan tugas- sosial panitia MPLS
tugas atau kegiatan sekolah.
MPLS dengan
memberikan hadiah
berupa buku, alat
tulis dan lain-lain
Tabel 3.2 Alternatif Kegiatan MPLS

Alternatif kegiatan MPLS selanjutnya adalah bertujan untuk menumbuhkan rasa tanggung
jawab, kreativitas, interaksi sosial, kolaborasi, dan spiritual. Kegiatan yang diberikan berupa
tugas-tugas yang bermakna, bermanfaat dan menggali kebaikan setiap individu serta
melibatkan peran orang tua dan masyarakat. Berikut adalah contoh alternatif kegiatan dalam
tahapan ini.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan
Luring Daring
Mengisi jurnal kegiatan Jurnal yang diprint oleh panitia Jurnal dapat berupa google
“perbuatan baik” sepanjang kemudian setiap harinya form yang diisi setiap
hari (spiritual, bakat minat, peserta didik mengisi jurnal harinya oleh peserta didik
tata kram dan sopan santun) tersebut setiap kali mereka kemudian panitia merekap
melakukan kebaikan, seperti: kegiatan kebaikan yang
membantu orang tua, sholat dilakukan oleh pserta
berjamaan, membantu tetangga, didik.
menjenguk orang sakit, dan
lain-lain
Memberikan tugas-tugas Kegiatan dapat dilakukan Tugas dapat dikumpulkan
individu seperti membuat menggunakan kertas atau buku pada kantong tugas atau
rangkuman materi, membuat catatan kemudian dikumpulkan Learning management
poster praktik baik di rumah, ke sekolah system yang telah dibuat
membuat protofolio tugas, misalnya google
membuat video atau vlog dan classroom pleton 1.
lain-lainnya sesuai tugas dari
panitia MPLS masing-masing
sekolah
Tugas pleton (kelompok) Panitia dapat memberikan Membuat video inagurasi
berupa diskusi memecahkan alternatif kegiatan serupa Bersama melalui aplikasi
masalah global seperti Covid- namun kolaborasi dilakukan daring seperti Tiktok,
19, membuat inagurasi antar peserta didik dengan melakukan diskusi
pertunjukan pentas pleton keluarganya misalnya orang tua Bersama di grup untuk
secara virtual atau kerabatnya. menentukan kegiata
berkelompok yang dapat
dilakukan secara virtual
Tabel 3.3 Alternatif Kegiatan MPLS

Seluruh alternatif kegiatan MPLS tersebut ditekankan pada aktivitas-aktivitas berbuat


kebaikan dan menggali potensi diri dari rumah. Bagi peserta didik yang belum memenuhi
kriteria kelulusan MPLS, sekolah akan berkoordinasi dengan orang tua dan menetapkan
mekanisme pelaksanaan MPLS ulang (remedial). Tahap terakhir adalah kegiatan evaluasi
kegiatan baik dari peserta didik maupun orang tua untuk bahan pertimbangan regulasi atau
kebijakan MPLS yang lebih baik.
Peran serta orang tua sangat besar dalam proses MPLS dari rumah. Orang tua menjadi
fasilitator, pembimbing, pengontrol, pendamping sekaligus pengawas setiap aktivitas peserta
didik. Orang tua menjadi mitra yang penting bagi sekolah untuk keberhasilan MPLS baik
secara luring atau daring. Orang tua juga menjadi orang pertama yang memastikan kondisi
kesehatan anak-anaknya sehingga dapat mengikuti kegiatan MPLS dengan baik. Dengan
demikian, inti dari seluruh kegiatan MPLS adalah kesehatan dan penghargaan.
BAB IV
INSTRUMEN EVALUASI

Penilaian menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau kegiatan.
Penialain ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perlakuan yang telah diberikan berhasil
untuk mengubah perilaku peserta didik. Penilaian menjadi tolok ukur dalam memberikan
penghargaan sehingga peserta didik termotivasi dalam melakukan kebaikan dan kegiatan-
kegiatan MPLS dari rumah. Berikut ini disajikan indikator dan instrument penilaian kegiatan
MPLS, seperti: kegiatan spiritual, pengenalan lingkungan sekolah, tata krama, prestasi dan
pengemabangan bakat minat.

A. Kegiatan Spiritual
Kegiatan spiritual ini disesuaikan dengan keyakinan dan agama dari peserta didik.
Kegiatan ini dapat diisi oleh peserta didik dengan jujur dan dipantau oleh orang
tua. Indikator kegiatan spiritual yang dapat dinilai, antara lain:
A. Terhadap Tuhan
a. Beribadah tepat waktu
b. Membaca Kitab Suci
c. Mengikuti dan atau ceramah keagamaan
d. Berdo’a setiap akan beraktivitas secara baik
B. Terhadap orang tua
a. Menghormati, menghargai
b. Membantu pekerjaan orang tua
c. Bersikap lembut
d. Tidak mendahului berbicara
e. Bicara dengan nada lembut
f. Tidak brdiri didpn orang tua yg sedang duduk
g. Meminta maaf
C. Terhadap Guru
a. Mendahului memberi salam
b. Tidak banyak bicara di depan guru
c. Ternyum ketika bicara sama guru
d. Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan
e. Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah
f. Mendengarkan yang disampaikan guru
g. Mengangkat tangan (terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum faham
a. (jika secara daring maka dapat diamati dari cara berbicara di grup WA, cara
berbicara atau bersikap saat live conference).
D. Dalam berbicara
a. Berkata baik atau diam
b. Yang penting-penting saja
c. Tidak membiacarakan setiap yangg didengar
d. Tidak bicara hal-hal kotor
e. Tidakg memancing perdebatan, walau kita benar
f. Tidak berdusta untuk membuat orang tertawa
E. Dalam berpakaian
a. Mentup aurat
b. Pantas sesuai kapasitasnya sebagai pelajar
c. Bersih, rapi
d. Warna, corak disesuaikan dengan seragam sekolah setempat
e. Tidak ber make up
Tabel 4.1 Instrumen penilaian kegiatan spiritual dapat disajikan seperti berikut ini (Contoh Agama
Islam)
SHALAT FARDHU BACA SHALAT SUNNAH Do.a
Ceram
HARI/T AL- yang
ah
GL Shub Dzuh Ash Maghr Isy QUR’A Rawat Tahajj Dhuh dibac
uh ur ar ib a’ ib ud a agama
N a

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ket. Pengisian kolom:


2, 3, 4, 5, 6, 9, 10 diisi centang (v jika melaksanakan, - jika tidak melaksanalan)
7 ditulis Surah apa dan ayat berapa
8 Ditulis Qabliyah/ba’diyah shalat apa
11 tulis nama penceramah, topik, sumber tulis rangkuman isi (di lembar tersendiri)
12 Do’a apa saja yang dibaca

Kegiatan spiritual tersebut disesuaikan dengan Agama, keyakinan dan kondisi masing-masing
peserta didik. Kegiatan ini dapat dialkukan secara luring dan daring. Misalnya peserta didik
mendengarkan ceramah keagamaan melalui radio atau menonton tayangan televisi. Sementara, MPLS
konsep daring, panitia bisa membuat live meeting mengajak peserta didik untuk memberikan ceramah
keagamaan.
Table 4.2 Instrumen Penilaian Tata krama terhadap Kedua Orang Tua
Sikap dan
Sikap Membantu Meminta
HATI/TGL nada bicara Keterangan
menghormati/menghargai pekerjaan maaf
lembut
1 2 3 4 5
Kolom
1, 2: ditulis bentuk
sikap & bentuk
bantuannya
3,4: Ditulis Iya atau
Tidak

Table 4.3 Instrumen penilaian Tata Krama terhadap Guru


KADANG- TIDAK
NO SIKAP SELALU SERING KET
KADANG PERNAH
1 Mendahului memberi salam
2 Tidak banyak bicara di
depan guru Beri tanda
3 Tersenyum ketika berbicara centang (√) pada
sama guru kolom yang
4 Tidak menanyakan suatu sesuai
masalah di tengah
perjalanan
5 Tidak banyak bertanya
ketika guru sedang lelah
6 Mendengarkan yang
disampaikan guru
7 Mengangkat tangan (terlebih
dahulu) untuk bertanya jika
belum faham

Table 4.4 Instrumen penilaian tata krama Dalam berbicara


KADANG- TIDAK
NO SIKAP SELALU SERING KET
KADANG PERNAH
1 Berkata baik atau diam Beri tanda centang
2 Bicara yang penting- (√) pada kolom
penting saja yang sesuai
3 Tidak membiacarakan
setiap yang didengar
4 Tidak bicara hal-hal
kotor
5 Tidak memancing
perdebatan, walau kita
benar
6 Tidak berdusta untuk
membuat orang tertawa

Table 4.5 Instrumen Penilaian Tata Krama dalam Berpakaian


KADANG- TIDAK
NO SELALU SERING KET
KADANG PERNAH
1 Menutup aurat Beri tanda centang
2 Pantas sesuai kapasitasnya (v) pada kolom
sebagai pelajar yang sesuai
3 Bersih, rapi
4 Warna, corak disesuaikan
dengan seragam sekolah
setempat
5 Tidak bermake up

B. Kegiatan Sosial
Pengertian penilaian keterampilan sikap sosial adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan
berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya. Penilaian sikap sosial ini dilakukan oleh peserta didik melalui penilaian diri dan
orang tua melalui observasi.
1. Sikap jujur yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan tindakan dan
pekerjaan
Komponen Penilaian Kejujuran meliputi :
a. Tidak berbohong
b. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian atau ulangan
c. Tidak menjadi plagiat
d. Mengungkapkan perasaan apa adanya
e. Menyerahkan barang temuan pada pihak yang berwenang
f. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi yang ada
g. Mengakui kesalahan yang telah diperbuat

Table 4.6 Instrumen Penilaian Sikap Kejujuran


Kriteria skor Indikator
Sangat Baik Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen
4
(SB) dan kepada siapapun
Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen
Baik (B) 3
dan kepada siapapun
kadang berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru,
Cukup (C) 2
temendan kepada siapapun
Tidak pernah berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada
Kurang (K) 1
guru, temen dan kepada siapapun

Nama peserta didik :........


Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan
kepada siapapun
2 Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan
kepada siapapun
3 Kadang berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen
dan kepada siapapun
4 Tidak pernah berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru,
temen dan kepada siapapun

2. Sikap disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib, dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
Komponen Penilaian Disiplin Meliputi :
a. Hadir tepat waktu saat kegiatan MPLS atau pembelajaran
b. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama atau satuan pendidikan
c. Mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
d. mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar
e.
Table 4.7 Instrumen Penilaian Sikap Disiplin
Kriteria skor Indikator
Sanagat Baik 4 Selalu datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti
(SB) proses pembelajaran
Baik (B) 3 Sering datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti
proses pembelajaran
Cukup (C) 2 Kadang datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
mengikuti proses pembelajaran
Kurang (K) 1 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin
mengikuti proses pembelajaran
Nama peserta didik :.........
Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
Skor
Aspek Pengamatan
No 1 2 3 4
1 Selalu hadirtepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti
proses pembelajaran/kegiatan MPLS
2 Sering hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti
proses pembelajaran/Kegiatan MPLS
3 Kadang hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam
mengikuti proses pembelajaran
4 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displindalam
mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan MPLS

3. Sikap tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam sosial & budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha
Esa
Komponen Penilaian Tanggung Jawab meliputi :
a. Melaksanakan tugas individu dengan baik
b. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan
c. Tidak menyalahkan atau menuduh orang lain tanpa bukti akurat
d. Mengembalikan barang pinjaman
e. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
f. Menepati janji
g. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri.
h. Melaksanakan apa yang pernah dikatakantanpa disuruh atau diminta

Table 4.8 Instrumen Penilaian Sikap Tanggung Jawab


Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik 4 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari
(SB) tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
Baik (B) 3 Sering melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima resiko
atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
Cukup (C) 2 Kadang melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima
resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan
kesalahan
Kurang (K) 1 Tidak pernah melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani
menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila
melakukan kesalahan
Nama peserta didik :.........
Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
2 Sering melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
3 Kadang melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan
4 Tidak pernah melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko
dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan

4. Sikap toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai latar belakang,
pandangan, dan keyakinan.
Komponen Penilaian Toleransi meliputi :
a. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
b. Menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat
c. Dapat menerima kekurangan orang lain
d. Dapat memaafkan kesalahan orang lain
e. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapapun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan
f. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.
g. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang
lain agar dapat memahami orang lain lebih baik.
h. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru

Table 4.9 Instrumemn Penilaian Sikap Toleransi


Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik 4 Selalu Menghormati pendapat teman, suku, agama, ras, budaya,
(SB) menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Baik (B) 3 Sering Menghormati pendapat temen suku, agama, ras, budaya,
menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Cukup (C) 2 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya,
menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras,
budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
Nama peserta didik :.........
Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima
kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
2 Sering Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya,
menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain
3 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya,
menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

4 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya,


menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

5. Sikap gotong royong, yaitu bekerja bersama sama dengan oranglain untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara
ikhlas
Komponen Penilaian gotong royong meliputi :
a. Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau satuan pendidikan
b. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
c. Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan
d. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
e. Aktif dalam kerja kelompok
f. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
g. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat atau pikiran antara diri sendiri
dengan orang lain
h. Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama

Table 4.10 Instrumen Penilaian Sikap Gotong Royong


Kriteria Skor Indikator

Sangat Baik (SB) 4 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela
berbagi, dan rela berkorban.
Baik (B) 3 Sering aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Cukup (C) 2 Kadang aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Kurang (K) 1 Tidak pernah aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka
menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.
Nama peserta didik :.........
Kelas :..... ...
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok :.........
skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan
rela berkorban.
2 Sering aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan
rela berkorban.
3 Kadang aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan
rela berkorban.
4 Tidak pernah aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela
berbagi, dan rela berkorban.

6. Sikap sopan santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan, berbahasa dan tingkah laku
Komponen Penilaian Sopan Santun meliputi :
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Tidak berkata kotor, kasar, dan takabur
c. Tidak meludah di sembarang tempat
d. Tidak menyela atau memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepat
e. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
f. Memberi salam, senyum, dan sapa (3S)
g. Meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang
milik orang lain
h. Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan
dengan baik

Table 4.11 Instrumen Penilaian Sikap Sopan Santun


Kriteria Skor Indikator

Sangat Baik (SB) 4 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Baik (B) 3 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Cukup (C) 2 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah

SMK Negeri 2 Rembang, yang beralamat di Jalan Raya Rembang – Lasem, Kilometer 4
Rembang, Jawa Tengah, Berdiri pada tanggal 1 Juli 2006, berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Rembang Nomor 326 tertanggal 1 Juli 2006.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Rembang merupakan sekolah unggulan yang
memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu/berkualitas sesuai dengan
visi dan misi sekolah. Profil siswa SMK Negeri 2 Rembang diharapkan dapat menjadi siswa
yang memiliki sumber daya yang berakhlak mulia, berdisiplin tinggi, berbudi pekerti luhur
dan memiliki wawasan ilmu pengetahuan, teknologi, yang dapat diunggulkan .
SMK Negeri 2 Rembang merupakan sekolah yang dikenal di masyarakat Kabupaten
Rembang dan sekitarnya dengan sebutan SMK Pelayaran. Sekolah yang meluluskan alumni
alumni yang siap bersaing di dunia kerja di bidang pelayaran, perikanan dan teknologi
rekayasa baik di industri dalam negeri maupun luar negeri (Jepang, Korea selatan , China dan
lainnya)

VISI :

Menjadi Pusat Pengembangan Pendidikan Kejuruan Terpadu Bidang Kelautan , Perikanan


dan Teknologi Rekayasa Yang Dipercaya Oleh Masyarakat Dan Dunia Industri

MISI :

1. Mengembangan Diri Menjadi Pusat Pengembangan Pendidikan Di Bidang Kelautan,


Perikanan dan Teknologi Rekayasa
2. Melayani Masyarakat Untuk Keterampilan Kerja Yang Profesional
3. Menyiapkan Tenaga Kerja Terampil Tingkat Menengah Untuk Memenuhi Kebutuhan
Dunia Industri

TUJUAN SEKOLAH :

1. Mencetak tenaga kerja tingkat menengah di bidang kelautan, perikanan dan teknologi
rekayasa yang profesional, kreatif , inovatif, beretos kerja yang tinggi dan berbudi pekerti
luhur
2. Menumbuhkan jiwa wiraswasta sehingga nantinya diharapkan dapat membuka lapangan
kerja secara mandiri
3. Membekali siswa dengan ilmu untuk dapat memperdalam ilmu pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi pada bidang kelautan, perikanan dan teknologi rekayasa.

MOTTO

= Berdisiplin Tinggi Meraih Masa Depan = “ Jaleswari Bhumandhala Shiwamba “

Jaleswari : Lautan / Perairan


Bhumandhala : Bumi / Daratan
Shiwamba : Sumber Penghidupan
“ Lautan dan bumi sumber penghidupan “
Ditulis dalam bahasa Sansekerta bertujuan agar motto memiliki nilai puitis dan estetis serta
emosional artistic.
INSTRUMEN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Aspek Yang Dinilai:


 Alasan memilih sekolah
 Pengenalan lingkungan sekolah
 Prestasi sekolah

Petunjuk pengisian angket :


1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V)
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
4. Pedoman nilai:
1 = Tidak Setuju
2 = Cukup Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju

Identitas Pribadi

Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :

Table 4.13 Instrumen Pengenalan Lingkungan Sekolah


No. Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4
Memilih SMK Negeri 2 Rembang
1. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena dekat dengan rumah saya
2. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena sekolah favorit
3. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena fasilitas sekolah lengkap
4. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena memiliki gedung yang aman
dan nyaman
5. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena mengikuti saran orang tua
6. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena mengikuti saran teman
7. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena banyak prestasi yang diraih
sekolah
8. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena perpindahan tugas orang tua
9. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena banyak prestasi yang diraih
oleh siswa secara akademis maupun non akademik
10. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena program OSIS yang menarik
dan spektakurikuler
11. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena alumni banyak yang bekerja
baik perusahaan dalam negeri maupun luar negeri
12. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena tertarik dengan seragam
13. Saya memilih SMK N 2 Rembang karena tertarik dengan pola
pembinaan ketarunaan
Pengenalan Lingkungan SMK N 2 Rembang
14. Saya tahu, paham, dan hafal visi SMK N 2 Rembang
15. Saya tahu, paham, dan hafal misi SMK N 2 Rembang
16. Saya tahu tanggal lahir SMK N 2 Rembang
17. Saya tahu arti motto SMK N 2 Rembang
18. Saya tahu fasilitas yang ada di SMK N 2 Rembang
19. Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMK N 2 Rembang
20. Saya tahu letak lokasi laboratorium fisika, kimia, biologi, multimedia,
dan perpustakaan di SMK N 2 Rembang
21. Saya tahu ruang administrasi SMK N 2 Rembang
22. Saya tahu letak ruang praktik
23. Saya tahu letak tempat ibadah
Prestasi SMK N 2 Rembang
24. Saya tahu SMK N 2 Rembang menjadi sekolah ramah anak
25. Saya tahu SMK N 2 Rembang menjadi juara 1 Tingkat Provinsi LKS
26. Saya tahu SMK N 2 Rembang menjadi juara perlombaan-perlombaan
tingkat Kabupaten
BAB V
PENUTUP

Demikian penyusunan panduan pelaksanaan MPLS di tengah pandemi Covid-19.


Buku panduan ini disusun sebagai acuan/pedoman dalam penyelenggaraan masa pengenalan
orientasi peserta didik secara daring dan luring di tengah Pandemi Covid-19. Pada akhirnya,
dengan menerapkan MPLS kombinasi daring dan luring di tengah Pandemi kita semua tetap
berharap peserta didik baru dapat mengenal lingkungan SMK Negeri 2 Rembang dengan baik
dan terjalin kemitraan antara peserta didik, sekolah dan orang tua dalam hal menggali
kebaikan dan potensi diri dengan maksimal dari rumah dan dari sekolah .
Masa Pengenalan Lingkungan sekolah (MPLS) pada tahun ini diharapkan dapat
mendorong orang tua dan masyarakat untuk lebih terlibat dalam pendidikan yang baik bagi
anak. Dengan harapan anak atau peserta didik akan tetap produktif, bahagia, semangat belajar
di tengah pandemi. Semoga panduan ini dapat digunakan dan dapat bermanfaat bagi seluruh
calon peserta didik, orang tua dan warga SMK Negeri 2 Rembang .

Anda mungkin juga menyukai