Oleh :
Himawan Agus Prasetyo
102216046
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia dan kasih sayang-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan kerja praktik yang dilaksanakan di lingkungan PT KHI Pipe Industries dengan
lancar, sehingga dapat memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa Program
Sarjana I di bidang studi Teknik Mesin yang diharapkan mampu memberikan gambaran
umum mengenai proses produksi di dunia industri. Dengan selesainya penulisan
laporan kerja praktik ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu keberhasilan jalannya penulisan laporan kerja praktik ini,
khususnya:
1. Kepada Orang Tua atas doa dan dukungannya sehingga kegiatan kerja praktik ini
berjalan dengan lancar.
2. Kepada Bapak Purwo Kadarno selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin
Universitas Pertamina.
3. Kepada Bapak Akbar Barrinaya selaku Dosen Pembimbing.
4. Kepada Bapak Darito selaku Pembimbing Instansi di PT KHI Pipe Industries.
5. Kepada Bapak Wibowo selaku Supervisor Produksi di Plant ERW 2.
6. Kepada Bapak Ibnu selaku Supervisor QC di Plant ERW 2.
7. Kepada Linda Putri Astuti selaku sahabat yang selalu memberikan motivasi dan
semangatnya sehingga dapat menyelesaikan kegiatan kerja praktik ini.
Tidak ada yang bisa saya berikan selain doa dan rasa terima kasih yang tulus
kepada para pendukung diatas. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan laporan kerja praktik ini. Oleh karena itu, segala kritik ataupun saran
yang membangun, sangat diharapkan demi mendekati kesempurnaan penulisan.
Semoga laporan ini bisa berguna untuk berbagai pihak terutama untuk pembaca.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga laporan yang telah saya susun ini
juga mampu memberikan manfaat ke masyarakat lainnya.
Jakarta, 16 Agustus 2019
Penulis
Himawan Agus Prasetyo
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN ............................................................................................................................................................ 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi PT KHI Pipe Industries ........................................................................................................7
Gambar 3.1 APD yang wajib digunakan di area Plant ERW 2 .................................................... 16
PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan tema kerja praktik,
tujuan, tempat dan waktu pelaksanaan, metode penulisan dan sistematika laporan
yang digunakan untuk menyusun laporan kerja praktik.
1.1. Latar Belakang
Kerja praktik merupakan salah satu sarana untuk mahasiswa menggali ilmu
lebih di dalam dunia industri. Selain itu, kerja praktik juga merupakan salah satu
kurikulum yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Teknik
Mesin. Dimana mahasiswa akan terjun langsung ke dalam dunia industri dan
mengambil banyak pelajaran yang ada di industri dan menuliskannya ke dalam
bentuk laporan kerja praktik.
Seperti yang kita ketahui, negara Indonesia beberapa tahun kebelakang sedang
giatnya melakukan pembangunan infrastruktur dengan skala yang cukup besar.
Berbagai macam jenis pipa baja pun digunakan sebagai penunjang struktur
bangunan tersebut. Selain digunakan sebagai pondasi konstruksi suatu bangunan,
ternyata pipa baja memiliki banyak kegunaan, salah satunya ialah untuk pipa
minyak dan gas.
Salah satu proses yang ada di dalam produksi sebuah pipa adalah proses
pengelasan. Definisi pengelasan menurut Deutsche Industrie Norman (DIN) yaitu
merupakan ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilakukan dalam keadaan cair dengan menggunakan energi panas. Dewasa ini jenis
pengelasan semakin banyak digunakan di dalam dunia industri yang berbanding
lurus dengan adanya kemajuan teknlogi, baik sistem pengelasan yang menggunakan
bahan tambahan (filler) maupun yang tidak menggunakan bahan tambahan tetapi
memiliki kekuatan pengelasan yang sama. Salah satu proses pengelasan yang tidak
menggunakan bahan tambahan pada pembuatan pipa baja untuk aplikasi pipa
minyak dan gas adalah dengan pengelasan High Frequency Resistance Welded
(HFRW).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada penulisan laporan ini mengambil
judul yaitu: “Fabrikasi Pipa ERW dengan Sistem Pengelasan HFRW untuk Aplikasi
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktik di PT KHI Pipe Industries dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus adalah sebagai berikut:
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
1. Bagaimana proses produksi pipa longitudinal pada mesin ERW yang ada di
PT KHI Pipe Industries ?
Adapun batasan masalah yang akan digunakan pada saat proses pembuatan
Laporan Kerja Praktik selama di PT KHI Pipe Industries antara lain, yaitu:
1. Pelaksanaan Kerja Praktik hanya berfokus pada pipa baja yang di produksi
di Plant 2 (ERW 2) PT KHI Pipe Industries.
2. Spesifikasi pipa baja yang dijadikan sample untuk bahan laporan adalah API
5L PSL1.
BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi latar belakang pemilihan tema kerja praktik, tujuan, tempat dan
waktu pelaksanaan, metode penulisan dan sistematika laporan.
PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai profil dari perusahaan yang dipilih sebagai
tempat dilaksanakannya kegiatan kerja praktik, yang meliputi sejarah singkat
perusahaan, lokasi dan wilayah operasional, visi misi dan logo perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, dan kegiatan produksi yang dilakukan di perusahaan
tersebut.
Pipa-pipa yang dihasilkan perusahaan ini sudah dimulai sejak bulan Juli
1970 dimana wakil-wakil dari PT. Krakatau Steel, Hoogovens Estel, Ijmuiden,
Holland dan International Pipe Industries Corp. Pasig, Rizal Philipine mengadakan
pertemuan guna membahas pelaksanaan pembangunan pabrik pipa di Indonesia.
Produksi pipa PT. KHI Pipe Industries Ltd. dengan sistem las spiral telah
memiliki syarat fisik berstandar Internasional :
Saat ini, PT KHI Pipe Industries telah menjadi perusahaan industri pipa baja
tertua di Indonesia yang memproduksi pipa baja dengan kualitas tinggi untuk
digunakan sebagai oil and gas pipe, pipa pancang untuk kontruksi bangunan, pipa
untuk saluran air, dan untuk keperluan struktural seperti layanan perlindungan
korosi (coating). Jenis pipa yang di produksi oleh PT KHI Pipe Industries antara lain
yaitu Spiral Welded Steel Pipe, High Frequency Resistance Welded Pipe, dan aplikasi
perlindungan korosi (coating) seperti External Liquid Epoxy Coating, Coal Tar
Enamel Coating, Internal Cement Lining, Concrete Weight Coating, FBE Coating, Three
Layers Polyethylene Coating (3LPE), dan Three Layers Polypropylene Coating (3LPP).
1. Dekat dengan jalan tol dan pelabuhan sehingga pengiriman bahan baku dan
pengiriman hasil produksi tidak memenuhi hambatan.
2. Daerah yang kaya akan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga tenaga kerja
tidak akan kekurangan.
3. Lokasi perusahaan yang mudah dijangkau, baik dari dalam maupun dari luar
kota.
Visi PT KHI Pipe Industries adalah menjadi pabrik pipa baja terpadu dengan
keunggulan kompetitif yang tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.
Misi PT KHI Pipe Industries adalah menyediakan pipa baja dan aplikasi
pelapisan (coating) untuk industri migas serta konstruksi dan infrastruktur
termasuk jasa rekayasa teknik dan pengadaan bagi kemajuan bangsa.
Logo dari PT KHI Pipe Industries dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai
berikut, yaitu:
Direktur
Utama
PT.KHI
Staff
Ahli
Direktur Direktur
Direktur
Keuangan Produksi
Komersil
Umum Teknologi
Kepala
Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala
Divisi
Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi
Pernc &
Penjualan I Penjualan II Penjualan III Penjualan IV Keuangan Produksi Proteksi
Prwt pabrik
1. Direktur Utama
4. Direktur Komersil
2.6. Ketenagakerjaan
PT KHI Pipe Industries memiliki 272 karyawan reguler dan 500 karyawan
kontrak dari PT Asoka yang bergerak dalam bidang penyaluran tenaga kerja. PT KHI
membaginya ke dalam 2 bagian yaitu shift dan non shift. Dimana jam kerjanya untuk
pegawai non shift adalah : 08.00-16.00 WIB. Sedangkan untuk pegawai shift, dibagi
menjadi 3 shift, yaitu:
Jumlah jam kerja di PT KHI adalah 8 jam sehari dengan 7 jam kerja efektif
dan 1 jam istirahat. Dengan jumlah hari kerja 5 hari per minggu bagi pegawai
administrasi dan pegawai non produksi. Sedangkan untuk karyawan bagian
produksi 7 hari per minggu (shift dan non shift bagian produksi). Karyawan PT KHI
yang bekerja pada hari Sabtu dan Minggu hanyalah karyawan bagian produksi
dimana perhitungannya dimasukkan ke dalam hari lembur.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pipa baja adalah Hot Rolling Coil
(HRC). Hot Rolling Coil adalah material dasar berbentuk pelat yang di gulung
sehingga membentuk coil. Bahan baku ini didatangkan langsung dari PT Krakatau
Steel yang memproduksi Hot Strip Mill (HSM), kemudian menjadi Hot Rolling Coil
(HRC) seperti pada Gambar 2.4 dibawah ini.
2.7.2. Mesin
Dalam proses pembuatan pipa baja, PT KHI Pipe Industries memiliki 2 jenis
mesin produksi pembuat pipa, yaitu mesin mesin Spiral Pipe Machine (SPM) dan
Electric Resistance Welded (ERW). Pada mesin Spiral Pipe Machine (SPM) sendiri
terdapat 4 macam mesin, yaitu: SPM 900, SPM 1200, SPM 2000 dan SPM 1800. Akan
tetapi yang masih berproduksi hanya 3 mesin saja yaitu SPM 1200, SPM 1800 dan
SPM 2000. Sedangkan pada mesin Electric Resistance Welded (ERW) PT KHI
memiliki 2 macam mesin, diantaranya mesin ERW 1 dan ERW 2. Selain itu, PT KHI
juga memiliki mesin-mesin yang mendukung untuk aplikasi pelapisan (coating)
pada pipa.
Spiral Pipe Machine (SPM) adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah hot
rolling coil (HRC) menjadi pipa spiral. PT KHI sendiri memiliki empat mesin
pembuat pipa spiral dengan kemampuan yang berbeda-beda, yaitu:
a) SPM 900
Mesin pembuat pipa ini dipakai untuk membuat pipa dengan diameter
sedang. Ukuran diameter pipa yang dihasilkan adalah 12 inch – 36 inch.
b) SPM 1200
Mesin pembuat pipa ini dipakai untuk membuat pipa dengan diameter
sedang. Ukuran diameter pipa yang dihasilkan adalah 16 inch – 60 inch.
c) SPM 1800
Berikut adalah gambar mesin Spiral Pipe Machine (SPM) yang dimiliki oleh PT KHI,
dapat dilihat pada Gambar 2.5 dibawah ini.
PT KHI Pipe Industries juga melayani aplikasi untuk coating, oleh sebab itu
terdapat beberapa macam mesin yang digunakan untuk mendukung kegiatan
coating tersebut, antara lain yaitu:
Merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan pipa baja dari karat
(korosi). Terdapat 2 cara yang digunakan yaitu: Internal Shot Blasting yang
menggunakan sand blast dan Eksternal Shot Blasting yang menggunakan steel blast.
b) Painting Machine
Mesin ini berfungsi untuk membuat pemberat pada pipa baja yang akan
diletakkan didasar laut. Adapun bahan yang digunakan adalah campuran pasir,
Di bawah ini merupakan flow chart mengenai proses produksi pipa ERW
untuk aplikasi pipa minyak dan gas dengan spesifikasi API 5L PSL1 di PT KHI Pipe
Industries.
Start
Hidrostatic Test
Uncoiling Annealing
Automatic Ultrasonic
Pinch roll Air (Off-line)
and leveler Cooling
Manual Ultrasonic
Edge (Off-Line)
Water
Milling Cooling
Final Inspection
Forming Sizing
Marking
Welding
HFRW Rotary Cut
Off
Vernish Coating
Finish
Pipa Electric Resistance Welded (ERW) merupakan salah satu jenis pipa baja
yang diproduksi dengan cara mengalirkan arus listrik berfrekuensi tinggi sehingga
pada bagian kedua sisi plat akan mengalami panas dan dengan proses penekanan
yang pada akhirnya terjadilah penyambungan las pada kedua sisi pipa tersebut.
Spesifikasi pipa yang digunakan untuk membuat pipa ERW juga bermacam-macam,
tergantung pada fungsinya. Misalnya, untuk aplikasi pipa minyak dan gas digunakan
spesifikasi pipa jenis API 5L grade A hingga API 5L X 80, kemudian untuk aplikasi
general and structural purpose (pipa pancang) digunakan spesifikasi pipa jenis
AWWA C200, AS 1163, AS 1396, BS 1387, JIS G3444, JIS G3101, dan sebagainya.
Pada kegiatan kerja praktik ini, produksi pipa hanya berfokus pada salah
satu proses produksi yang dilakukan di plant 2 (ERW 2), yaitu pipa baja untuk
aplikasi minyak dan gas yang memiliki spesifikasi API 5L PSL1, dengan dimensi
508,00 mm (20 inch) X 12,70 mm X 12,0 m.
1. Uncoiling
Merupakan tahap pertama pada proses produksi pipa. Pada tahap ini
operator akan meletakkan Hot Rolling Coil (HRC) pada mandrel dan membuka
ikatan HRC tersebut. Kemudian memposisikannya ke coil stand dengan posisi
lipatan pertama pada sisi atas. Selanjutnya coil dipancing masuk ke meja rool
penarik (pinc roll) dan coil ditarik lurus masuk ke leveling.
Pelat Hot Rolling Coil (HRC) yang masuk dari coil stand biasanya memiliki
bentuk yang kurang rata, maka selanjutnya akan diratakan dengan proses flattening
terlebih dahulu. Proses perataan (Levelling) dilakukan sebelum proses edge milling.
3. Edge Milling
Tahap ini merupakan salah satu tahap dimana Hot Rolling Coil (HRC) akan di
prepare pada bagian tepinya, dengan tujuan untuk membentuk grove welding agar
memudahkan pada saat proses forming, terutama pada saat proses pengelasan
untuk menyambungkan kedua tepi HRC tersebut sampai mejadi pipa.
4. Forming
Proses pengelasan pipa dilakukan pada saat setelah Hot Rolling Coil (HRC)
melewati tahap pembentukan (forming). Kemudian setelah HRC sudah berbentuk
seperti pipa, selanjutnya dilakukanlah proses pengelasan pada bagian tepi (ujung
pipa) dengan diberikan temperatur dan tekanan yang tinggi agar bagian ujung pipa
dapat menempel dengan kuat sehingga akan membentuk inner bead dan outer bead.
6. Bead Removing
Pada tahap ini bertujuan untuk menyerut kampuh las bagian luar (outer
bead) dan kampuh las bagian dalam (inner bead) yang dihasilkan selama proses
pengelasan berlangsung. Hal tersebut harus dilakukan karena jika kedua kampuh las
tidak diserut maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan internal pada pipa.
Proses bead removing dilakukan tepat setelah proses welding berakhir, dengan jarak
antara welding stand dengan bead removing stand sekitar 30-40 cm. Hasil dari sisa-
sisa penyerutan kampuh las selanjutnya akan diletakkan pada scarf box.
Tahap ini merupakan tahap dimana setelah pipa melewati proses forming
dan welding yang membuat material pipa memiliki tingkat strees material yang
tinggi, kemudian dilakukan proses heat treatment (annealing) dengan cara
memanaskan pipa baja hingga suhu tertentu (900-950 kemudian menahannya
dan didinginkan secara lambat. Tujuan proses ini adalah untuk mengetahui sifat-
8. Air Cooling
9. Water Cooling
Merupakan tahap pendinginan pipa baja dengan menggunakan air. Tahap ini
dilakukan setelah pipa melewati proses pendinginan dengan udara, dikarenakan
jika melewati pendinginan dengan air terlebih dahulu akan membuat sifat material
pada pipa akan menjadi getas dan mudah crack karena pipa tersebut masih memiliki
temperature yang tinggi. Temperature pipa pada tahap ini dapat turun sampai
temperature standar (normal).
Pipa baja yang telah melewati proses pendinginan dengan udara maupun air
untuk selanjutnya akan melewati proses sizing. Dimana proses ini nantinya akan
menggunakan roller yang berfungsi untuk membuat pipa menjadi tetap bulat dan
lurus sesuai dengan ukuran pada sizing roll karena proses pengelasan dan
pemanasan dapat membuat pipa menjadi berbentuk oval dan bengkok. Pada tahap
ini juga operator harus paham dalam melakukan penyetelan roller agar pipa yang
keluar dari proses sizing memiliki bentuk yang bulat dan lurus. Reduksi diameter
dari welding sampai setelah sizing roll biasanya sebesar 1- 3 %.
Merupakan tahap terakhir pada proses produksi pipa, dimana pipa baja akan
di potong sesuai dengan ukuran panjang yang ada di work order. Bentuk alat
pemotongnya berbentuk rotary seperti blade. Pada tahap ini, rangkaian panjang
pipa yang bergerak dengan kecepatan konstan akan mencapai ujungnya pada proses
ini. Kecepatan produksi yang konstan memiliki dampak yang besar terhadap proses
pemotongan pada pipa sehingga berpengaruh juga pada jumlah hasil produksi pipa.
Pipa yang sudah melewati proses produksi dan di potong sesuai dengan
ukurannya masing-masing untuk selanjutnya akan melewati tahap pengecekan dan
pengujian yang bertujuan untuk melihat apakah permukaan hasil pengelasan
terdapat retakan, celah, maupun indikasi lain yang membuat pipa harus di reject.
Pengujian tersebut dinamakan dengan flattening test.
13. Beveling
Pada tahap ini juga pipa baja akan diberikan proses beveling yang bertujuan
untuk membuat sudut pada kedua ujung pipa sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan. Sudut yang diberikan pada saat proses beveling yaitu sekitar 30-35 .
Proses pengujian ini merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk
menguji kekuatan hasil pengelasan dengan menggunakan air yang memiliki tekanan
tinggi dan tergantung pada spesifikasi pipa yang digunakan. Jika hasil pengelasan
memiliki kekuatan yang baik, maka pada saat proses pengujian hydrostatic air tidak
akan keluar dari pipa tersebut. Untuk pipa berdiameter kurang dari 18 inch ditahan
selama 5 second, sedangkan untuk pipa berdiameter lebih dari 18 inch akan ditahan
selama 10 second.
Pengujian ini berlangsung dengan tujuan untuk mendeteksi reject atau defect
pada daerah lasan pipa. UT Off-Line dilakukan di luar lini produksi pipa atau lebih
tepatnya tepat setelah proses hydrostatic test.
Pada proses ini terdiri dari berbagai jenis kegiatan yang harus dilakukan,
mulai dari pemeriksaan ketebalan, kebulatan, hasil serutan kampuh las, hasil proses
perbaikan dengan grinding machine, dan hasil dari laporan pengujian yang
sebelumnya. Pada akhirnya jika hasil dari final inspection ini baik, maka akan
diberikan tanda pada permukaan pipa yang berarti pipa tersebut telah memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan.
18. Marking
Tahap ini dilakukan setelah pipa melalui serangkaian proses produksi dan
pengujian lalu sudah dinyatakan accept, maka selanjutnya pipa akan diberikan
tanda. Tanda yang diberikan yaitu berupa tanda fabrikasi pipa, spesifikasi pipa,
diameter pipa, panjang pipa, nomor pipa, dan yang lainnya.
20. Storage
Setelah proses produksi pipa berakhir, maka pipa akan disimpan di tempat
penyimpanan yang letaknya tidak jauh dari plant. Akan tetapi, ada juga pipa yang
langsung dimasukkan ke dalam container truck untuk segera dikirim ke konsumen.
Dalam memproduksi pipa ERW untuk aplikasi pipa minyak dan gas memang
sangatlah banyak hal-hal yang harus dilalui, mulai dari saat proses manufaktur
sampai proses pengujian yang dilakukan. Hal ini dikarenakan untuk aplikasi pipa
minyak dan gas memiliki standar kualitas yang sangat tinggi, mengingat resiko yang
dimiliki oleh pipa tersebut juga sangatlah tinggi. Berbeda dengan proses produksi
pipa ERW untuk aplikasi pipa pancang (konstruksi bangunan) maupun pipa untuk
aplikasi pipa air, yang lebih sedikit proses yang harus dilalui. Berikut adalah
gambaran proses produksi untuk pipa ERW (Electric Resistance Welded) dapat
dilihat pada diagram dibawah ini.
Setelah melihat Tabel 4.1 di atas, di dapat parameter yang akan digunakan
pada saat melakukan proses pengelasan pada pipa baja untuk aplikasi minyak dan
gas yang memiliki spesifikasi API 5L PSL1, dengan dimensi 508,00 mm (20 inch) X
12,70 mm X 12,0 m, yaitu:
Untuk lebih detailnya mengenai struktur mikro yang diperoleh dari proses
pengelasan HFRW dan proses annealing untuk pipa dengan spesifikasi API 5L PSL1
yang memiliki dimensi 508,00 mm (20 inch) X 12,70 mm X 12,0 m dengan data
parameter pengelasan yang sudah disesuaikan dengan standar perusahaan dan
temperature proses annealing sekitar 900-950 dapat dilihat melalui hasil uji
metalografi dengan pembesaran 50X pada Gambar 4.14 seperti dibawah ini.
Dari gambar mengenai bentuk struktur mikro hasil pengelasan HFRW diatas
dapat dilihat bahwa bagian yang berwarna putih ialah ferrite dan bagian yang
berwarna gelap ialah perlite. Struktur ferrite dihasilkan dari proses pendinginan
lambat dari baja karbon rendah dibawah suhu kritis, dan memiliki sifat lunak, ulet,
dan sangat magnetic. Sedangkan struktur perlite mempunyai sifat relatif lebih kuat,
keras, dan ulet. Jadi, struktur micro pada area hasil pengelasan HFRW memiliki sifat
yang kuat dan ulet. Dan struktur mikro tersebut bukanlah martensite.
TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini menjelaskan mengenai tinjauan teoritis yang digunakan sebagai
referensi dalam proses penyusunan laporan kerja praktik.
HFRW atau High Frequency Resistance Welding merupakan salah satu jenis
pengelasan yang dilakukan dengan menggunakan arus listrik berfrekuensi tinggi
untuk memanaskan benda kerja. Dimana pada saat pemanasan benda kerja
belangsung diikuti dengan pemberian gaya tekan untuk menggabungkan benda
kerja. HFRW bekerja dengan frekuensi sebesar 10-500 kHz, dan biasanya digunakan
dalam proses pengelasan untuk produksi pipa longitudinal (Jeff Pierson, 2010).
Pengelasan HFRW memiliki tingkat produktifitas dan efisiensi yang tinggi dalam
melakukan proses penyambungan logam. Berikut adalah tahapan dalam proses
pengelasan HFRW, yaitu :
Untuk ilustrasi hasil pengelasan HFRW dapat dilihat pada gambar dibawah
ini, yaitu:
Struktur mikro pada material sangat erat kaitannya dengan sifat pada logam
tersebut. Perubahan struktur mikro khususnya pada material logam dapat dilalui
dengan pengaturan laju pendinginan yang akan mengubah sifat baja dan dikenal
dengan istilah Heat Treatment. Pada proses pengelasan, transformasi austenite
menjadi ferrite merupakan salah satu tahap yang paling krusial karena struktur
mikro pada logam hasil pengelasan sangat ditentukan di tahap ini. Diantara faktor-
faktor yang mempengaruhi transformasi austenite menjadi ferrite ialah besarnya
heat input, komposisi kimia logam las, kecepatan pendinginan pada saat setelah
proses pengelasan (dari 800 - 500 ), bentuk sambungan las dan jumlah
kandungan kadar oksigen pada logam las. Kemudian, untuk logam hasil pengelasan
dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu: (Achmad Arifin, 2016).
1) Base Metal
Merupakan logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama
proses pengelasan berlangsung mengalami siklus thermal pemanasan dan
pendinginan cepat sehingga daerah ini merupakan daerah yang paling kritis dari
sambungan las.
3) Weld Metal
Untuk lebih jelasnya mengenai bentuk struktur mikro pada ferrite dan
martensite dapat dilihat pada Gambar 5.4 dibawah ini.
6.1 Kesimpulan
1) Proses produksi pipa Electric Resistance Welded (ERW) untuk aplikasi pipa
minyak dan gas harus melalui beberapa tahap yang cukup panjang
dibandingkan dengan peoduksi pipa untuk aplikasi pipa air maupun
pancang. Hal tersebut dikarenakan pipa minyak dan gas memiliki tingkat
resiko yang paling besar, terlebih jika terjadi suatu kebocoran pada pipa
tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian yang sangat besar.
2) Proses pengelasan untuk produksi pipa ERW untuk aplikasi pipa minyak dan
gas menggunakan pengelasan jenis High Frequency Resistance Welded
(HFRW), dimana jenis pengelasan tersebut bekerja dengan mengikuti
parameter-parameter yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu dengan
berdasarkan ketebalan (thickness) dari material tersebut.
3) Hasil uji metalografi yang dilakukan terhadap hasil pengelasan HFRW dan
proses Annealing pada area HAZ, weld metal, dan base metal dapat
disimpulkan bahwa struktur mikro tersebut bukanlah struktur martensite,
dimana martensite memiliki sifat yang kurang baik bagi pipa baja tersebut
karena bersifat sangat keras dan getas sehingga mudah crack.
6.2 Saran
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja dari sistem produksi pipa
Electric Resistance Welded (ERW) yang ada di PT KHI Pipe Industries dapat diberikan
saran, yaitu:
1) Pada saat melakukan proses pemotongan pipa dengan mesin rotary cut off
untuk memposisikan agar ukuran pipa tersebut memiliki ukuran panjang
yang pas masih menggunakan tenaga manusia untuk mendorongnya,
alangkah lebih baik jika digunakan suatu alat (mesin) agar proses tersebut
lebih efisien sehingga tidak mengganggu pada saat proses produksi pipa.
2) Pada saat proses pengelasan pipa berlangsung harus selalu ada pengawasan
karena proses tersebut merupakan proses yang paling penting dalam
produksi pipa baja, dan hasil pengelasan akan mempengaruhi kualitas yang
dimiliki oleh pipa baja itu sendiri.
American Welding Society. (2011). AWS Welding Handbook. Ninth Edition (Vol.4).
American Welding Society. Miami.
Fadhila, Reza. (2015). Gas Pelindung. Retrieved October 24, 2019, from
http://www.teknikmesin.org/gas-pelindung/.
Jeff Pierson, Mike Didonato. (2010). High Frequency Electric Resistance Welding: An
Overview. Retrieved July 21, 2019, from
https://www.thefabricator.com/article/arcwelding/high-frequency-electric-
resistance-welding-an-overview.
Siswanto. (2011). Konsep Dasar Teknik Las Untuk SMK (Teori dan Praktek). Jakarta:
Prestasi Pustakaraya.
WORK ORDER
TO PRODUCTION DEPARTMENT
ERW 2
Tolerance Length :
Delivey Date Required : 26.04.2019 Max Length : 12,50 Meter
Pipe Specification : API 5L PSL 1 Min Length : 11,00 Meter
Steel Quality : API 5L GR.L245 / B Avg Length : 12,00 Meter
Monogram : Quality Req : 86 PCS
Customer : PT LIBRA DWI KARTIKA Total Length : 1.026,00 Meter
Project : Unit Length : 155,12 Kg/Meter
Contract No. : PO1904024 Total Weight : 159,15 Tons
PIPE ENDS PREPARATION : BOTH BEVELED ENDS : 30 -35 ROOT FACE : 1,6 MM 0,8 MM
SCARFING : a. Inside = YES
b. Outside = YES
INSPECTION : 100 VISUAL & DIMENSIONAL AS PER API SPEC 5L GR.L245/B PSL1
ULTRASONIC TEST : a. Online =
b. Offline = 100 ON WELD SEAM & FULL BODY AFTER HYDROSTATIC TEST
c. Manual = ON SPOT UT OFFLINE UNCOVERED AREA WELD SEAM& LAMINATION
AT PIPE END
HYDROSTATIC TEST : 7,35 MPa for 10,00 Second
MILL VARNISH : YES
REMARK : - Qty based on meter
- Pipa SRL (6 Meter) as balanced meter is ACCEPTED (Max 2 pcs)
- ME Code to be informed
- Dye Penetrant Test 100 at each bevel
- ME Code dicantumkan pada kedua ujung pipa
- Insert internal varnish black E1 & E2
- Using varnish dop
- Sisa scrap menjadi milik KHI
REV.1 (26.06.19)
Penambahan HRC dengan spec X46 M
REV.2 (11.07.19)
Perubahan Qty dari 85 pcs menjadi 86 pcs
MARKING :
E1 E2
API Spec 5L 0203.1 (Monogram API)(MYM-YY) 508 Wo No : 01-PGP-0487
12,7 L245 B PSL1 HFW Pipe No : …………….
Wo No: 01-PGP-0487 Heat No: ……….. kg/m Length : ……………. M
Pipe No: …………. Length: …………. M
PT. LIBRA DWI KARTIKA