Oleh :
Pandhu Utomo Paksi Hartoyo
004201405138
2018
2
ABSTRAK
PT. Injeksi Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
injection molding. Dalam upaya meningkatkan tingkat efisiensinya melalui semua
bidang, perusahaan ini memiliki kendala dalam aplikasi sistem otomasi. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan produk lengan robot yang ada dipasaran (hanya
berupa sistem jepit produk) dan variasi yang tinggi pada bentuk sub produk-
produknya. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, dibuat alat bantu Jig yang
dirancang berdasarkan bentuk varian sub produk yang ada. Adapun teknik desain
alat bantu Jig ini, penulis paparkan dengan metode Value Engineering (Rekayasa
Nilai). Metode ini merupakan metode desain yang berfokus pada rancangan alat
bantu jig dan EOAT. Dengan efisiensi biaya sebesar Rp. 3.161.192,- dimana biaya
tersebut 14,89% lebih rendah dari rancangan awal dan lebih efisien sebesar Rp.
3.082.627,- atau sekitar 14,57% dari alternatif rancangan kedua. Tak hanya dari segi
biaya, tetapi juga dari segi produk, aplikasi alat bantu jig dan end arm of tooling
dapat mencapai waktu siklus produk selama 39,07 detik dengan perbandingan waktu
sebelumnya yaitu 48,57 detik. Diharapkan dengan meningkatnya output produksi,
alat ini dapat membantu mengurangi reject rate produk dari awal sebesar 0,50%
menjadi 0,17%.
PENDAHULUAN
1
10.45 detik + cutting runner 8 detik dengan total adalah 48.57 detik) sehingga target
output tidak terpenuhi. Untuk itu, diupayakan penerapan sistem otomasi penuh pada
proses pembuatan sub-produk torsion bar. Sehingga diperlukan alat bantu/jig
khusus pada lengan robot untuk penyelesaian masalah tersebut. Namun untuk
menghadapi persaingan yang sangat ketat, PT Injeksi Indonesia harus bisa
mengimbangi dengan meningkatkan output produksi menggunakan teknologi yang
efektif dan biaya yang terjangkau.
Sebagai upaya pemecahan masalah ini, penulis mengangkat pembahasan
mengenai alat bantu pengambilan produk torsion bar yaitu dengan jig dan
EOAT, dengan beberapa alternatif pilihan rancangan yang memiliki fungsi untuk
membantu dalam pengeluaran hasil produksi. Metode value engineering
merupakan metode desain yang digunakan dalam penelitian ini yang berfokus
pada efisiensi dan efektifitas desain baik dari segi fungsi maupun dari segi biaya.
2
1. Perancangan alat bantu dilakukan hanya pada jenis produk aksesoris sepatu.
2. Perancangan alat bantu hanya dilakukan pada kasus injeksi plastik sub
produk torsion bar sepatu
3. Perancangan alat bantu hanya menggunakan satu metode, yaitu value
engineering
4. Biaya pembuatan didapat dari perusahaan
5. Pembahasan biaya hanya pada material alternatif 1 dan 2, tidak pada biaya
keseluruhan
6. Tidak membahas pengaturan untuk sistem pergerakan lengan robot.
1.5. Asumsi
Untuk mendukung kelancaran penelitian ini, maka digunakan beberapa asumsi
seperti :
1. Ukuran produk Torsion Bar yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
2. Desain dan ukuran mold sudah ditentukan oleh perusahaan.
3. Upah bulanan, tunjangan karyawan, bonus akhir tahun, tunjangan hari raya,
biaya pajak dan BPJS sudah tentukan kenaikannya.
4. Proses pembuatan produk Torsion Bar menggunakan mesin injeksi 150 ton.
penulisan.
dihadapi.
3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Plastik merupakan material non metalic sintetic yang dapat dibentuk dengan
menggunakan casting, molding, atau extruding dan bisa dikeraskan untuk mempertahankan
bentuk yang diinginkan" (Fatkhi, 2016). Secara garis besar plastik dapat dikategorikan
menjadi 2 tipe, yaitu thermoplastic dan thermosetting. Termoplastik adalah polimer yang bisa
mencair dan melunak. Sedangkan termoset adalah polimer yang tidak mencair atau meleleh
jika dipanaskan.
1. Material transfer
a. Pick, Cut Runner & Pack
b. Palleting
c. Depalletizing
d. LineTracking
2. Machine loading
a. Die Casting
b. Injection (plastic) molding
c. Transfer (plastic) molding
d. Hot forging
e. Up setting or upset forging
f. Stamping press operation
g. Machining operation
3. Welding
a. Spot welding
b. Arc welding
4. Spray coating
5. Processing operations
a. Finishing
b. Bubut
6. Assembly
7. Inspection
a. Paling sederhana
b. Paling murah
c. Umumnya menggunakan driver pneumatic
d. Operasinya pick, cut runner & pack
2. Point to Point
Ciri - ciri :
1. Kontak Sensor
Dapat digunakan untuk mendeteksi kontak atau gaya. Ada dua jenis kontak sensor,
yaitu : touch sensor dan stress / force sensor.
2. Proximity Sensor
Proximity sensor digunakan jika jarak antara obyek dan sensor dekat. Misalnya untuk
mengetahui jarak dari objek.
3. Optical Sensor
Optical sensor dibuat untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu barang.
4. Vision Sensor
Vision sensor digunakan untuk mendefinisikan benda, alignment, dan inspection.
5. Voice Sensor
Voice sensor digunakan untuk mengenali jenis benda dan melakukan perintah lewat
suara.
Dan masih banyak jenis-jenis sensor lainnya. Biasanya sensor digunakan untuk
pengukuran kondisi fisik, seperti suhu, tekanan, aliran listrik dan lain-lain.
Gambar 2.3 Robot Yushin pada Mesin Injeksi PT. Injeksi Indonesia
Alat utama ialah alat yang berfungsi merubah sifat-sifat geometris dari benda kerja.
Sedangkan alat bantu berfungsi untuk menolong atau membantu alat utama tanpa merubah
geometris benda kerja secara langsung. Alat bantu ini disebut Jig atau Fixture. Jig dan fixture
merupakan alat penahan dalam pembuatan part yang presisi secara berulang. Dibawah ini
merupakan definisi dari Jig dan Fixture menurut 2 orang ahli.
Jig ialah "alat pemegang benda kerja yang tidak terikat secara tetap pada mesin
alat pemegang benda kerja yang secara tetap terikat pada mesin dimana alat itu
berada".(S.K.Wiryono, 2012)
machined". (E.G. Hoffman, 2004) Atau bisa diartikan bahwa Jig adalah sebuah
pada part yang akan dilakukan proses permesinan. sedangkan arti fixture ialah
"fixture is a production tool that locates, holds, and support the work securely
berfungsi menempatkan, menahan, dan mendukung benda kerja dan tidak terikat pada mesin.
Sedangkan fixture merupakan alat bantu permesinan yang berfungsi menempatkan, menahan,
dan mendukung benda kerja dan terikat secara tetap pada mesin.
2.6.1. Definisi VE
Terdapat beberapa definisi yang diutarakan para ahli tentang value engineering. Dalam
sector. It is an organized process with an impressive history of improving value and quality”.
(Dell'Isola, 1997) atau bisa diartikan bahwa VE adalah sebuah metode yang diakui di bidang
industri, dimana metode ini merupakan proses terorganisir melalui catatan pengembangan
Adapun value itu sendiri didefinisikan sebagai ”The most cost-effective way to reliably
accomplish function that will meet the user's needs, desires, and expectations".(Dell'Isola,
1997) Yang artinya bahwa value atau nilai adalah jalan yang paling efektif dari segi biaya
objectives and develop means to achieve them". (Park, 1999) atau bisa dikatakan bahwa VE
adalah sistem yang lengkap dirancang untuk mendefinisikan tujuan-tujuan secara jelas
goods and services for the purposes of achieving basic function at the lowest overall cost,
terorganisir yang diarahkan untuk menganalisis fungsi barang dan pelayanan dengan tujuan
mencapai fungsi dasar, biaya keseluruhan yang rendah, dan karakter inti secara konsisten.
metode perancangan atau pengembangan suatu produk atau objek berdasarkan analisis fungsi
2.6.2. Sejarah VE
nilai). Istilah ini dibuat oleh asosiasi VE amerika yang disingkat SAVE (Society of American
pertama kali dimulai oleh Lawrence D. Miles ketika ia melakukan praktek metodologi di GE
(General Electric). Miles terpaksa mencari cara untuk membuat produk-produk GE dengan
bahan baku yang minim. Pada saat itu bahan baku yang ada banyak dipakai untuk perang
dunia II. Biro Perkapalan Amerika USBS (United State Burea of Ships) kemudian
memutuskan untuk memanfaatkan analisis nilai yang dilakukan Miles. Namun satu-satunya
cara menambah pekerja dalam Pengembangan Nilai yaitu dengan memanggil mereka
Engineer, bukan Analist seperti apa yang disarankan Miles. Karena hal tersebut, keterampilan
material utama dalam pembuatan produk untuk mencapai fungsi dengan biaya
yang dikurangi.
menunjukkan fungsi yang harus difokuskan oleh tim. Diagram ini sangat
program VE di Jepang.
pembuatan bangunan.
Tahun 1973: SAVE mendirikan program sertifikasi bagi para spesialis VE.
GSA.
Manajemen Sistem juga terdapat beberapa sistem yang berbeda-beda. Setiap sistem
mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri yang membuatnya lebih baik dalam beberapa fase
memerlukan definisi tujuan yang spesifik pada fase-fase awalnya. Pendefinisian ini terlalu
menghabiskan waktu sehingga menjadi salah satu alasan sistem tersebut jarang digunakan.
Contoh sistem lain yaitu ZBB (Zero-Based Budget) yang juga merupakan sistem yang
perusahaan mendapati sistem ini sangat bermanfaat dalam program pengembangan yang
lebih kecil. Sebagai tambahan, sistem ini memiliki aspek-aspek yang tidak ternilai dalam
Beberapa metode sistem lain seperti K-T (Kepner-Trego) terlihat baik dalam
pemecahan masalah seperti metode Taguchi yang sering digunakan dalam pengembangan
kualitas dan simplikasi produk manufaktur.
Tabel 2.1. Matrix ToolBox Sistem Manajemen dan Taraf Aplikasinya.
Skala: 5.Baik Sekali 4.Baik 3.Kurang 2.Sangat Kurang 1.(Kosong) Tidak ada
perancangan. ”. (Dell'Isola, 1997) Analisis ini merupakan satu dari beberapa hal yang
Analisis Fungsi terdiri dari Definisi Fungsi, Evaluasi Fungsi, dan Pencarian Alternatif.
Ketiga item ini yang membentuk inti dasar dari Value Engineering.
Technique)
Fungsi terdiri dari kata kerja dan kata benda. (McGeourge, 1997) Pada umumnya,
fungsi dari suatu benda/objek/produk tidak bisa ditentukan tanpa penggunaan kata kerja dan
kata benda.
Dalam upaya membuat metodologi yang mudah dalam pendefinisian fungsi, maka
Fungsi Sekunder bisa diartikan sebagai fungsi yang tidak mendasari daya guna
Diagram FAST bisa didefinisikan sebagai "Diagram for taking project functions and
arranging them in logical order".(Dell'Isola, 1997)* sebuah teknik diagram yang berfungsi
mendefinisikan fungsi projek melalui urutan logika. Diagram ini mempunyai kelebihan
seperti dibawah:
diusulkan.
3. Ketika anda menjalankan fungsi ini, apa fungsi lain yang harus dilakukan?
Setelah penjabaran fungsi dari keseluruhan proyek, maka dilakukan evaluasi fungsi
dari segi biaya. Dengan tabel Lowest Cost to Achieve Function, didapat biaya minimum dari
kemungkinan biaya yang lebih rendah tanpa mengurangi fungsi. Adapun metode yang biasa
digunakan yaitu brain storming. Sebagai teknik manajemen yang umum, alat ini sering
Brain storming ialah sebuah pendekatan yang sangat bermanfaat dan mudah dilakukan.
Pendekatan ini meliputi pendefinisian tujuan, lalu meminta masukan potensial mengenai
metode lain dalam pencapaian tujuan tersebut. Tugas disini ialah merancang sebuah produk
baru atau merancang ulang produk yang ada untuk mengurangi biaya.
2012) dalam bukunya yang berjudul ”Project Risk and Cost Analysis" yaitu:
Definisikan masalah
Pilih partisipan
Seperti disebutkan diatas, bahwa langkah awal dalam melakukan brain storming yaitu
perancangan, perlu dibuat kategori peringkat biaya. Kategori ini dibuat dalam bentuk pareto
biaya dari perancangan yang ada. Hal ini berfungsi untuk lebih memfokuskan ide perbaikan
selama brain storming sehingga efek dari ide alternatif dalam hal biaya akan lebih signifikan.
Tabel 2.3. Pareto Biaya
Value engineering mengikuti suatu metodologi berupa langkah yang tersusun secara
sistematis yang dikenal dengan rencana kerja rekayasa nilai (value engineering job plan).
Terdapat berbagai macam versi dari rencana kerja VE ini. Adapun yang akan diulas disini
yaitu rencana kerja VE menurut (McGeorg, 1997) adapun VEJP tersebut terdiri dari fase-fase
Fase Informasi
Pada fase ini, seluruh informasi yang berhubungan dengan cakupan proyek VE
dikumpulkan.
Fase Analisis
Fase ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: Definisi Fungsi, dan Evaluasi Fungsi.
Fase Kreatif
Pada fase ini, hasil analisis fungsi dijadikan acuan BrainStorming untuk
melahirkan ide alternatif lain dengan tetap memenuhi fungsi yang didefinisikan
Fase Penentuan
Pada fase ini dilakukan evaluasi pada seluruh alternatif yang didapat.
Fase Pengembangan
dipilih.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam hal ini penulis mencoba berpikir secara sistematis dengan membuat
kerangka kerja penelitian. Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
berikut:
3.2.1. Observasi
Observasi adalah tahap awal dalam melakukan penelitian untuk mencari data
responden. Metode yang digunakan adalah melalui interview dan meeting terhadap
permasalahan yang dialami responden dalam produksi torsion bar. Selain itu juga
dilakukan pengamatan secara langsung bagaimana proses injeksi dan pengambilan
produk saat ini. Langkah selanjutnya dilakukan pengambilan data kuantitatif terhadap
pendapat beberapa responden melalui hasil form meeting untuk mendapatkan yang
dibutuhkan.
Ide Brain storming ini didapat dari orang-orang seksi terkait, yakni seksi
automation development, production development, production (operator), dan
general affair (GA). Dilakukan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sorting data alat-alat jig berdasarkan jumlah biayanya dari urutan termahal
hingga termurah
2. Buat pareto biaya untuk melihat alat-alat dengan item biaya tertinggi
3. lakukan pengumpulan ide brain storming untuk mencari alternatif material
yang lebih murah untuk meningkatkan efisiensi biaya, khususnya untuk item
biaya tertinggi
4. Lakukan penyaringan ide yang mungkin untuk diaplikasikan
5. Data ulang biaya yang dihasilkan dan bandingkan biaya totalnya untuk melihat
efisiensi biaya pada perancangan awal (Alternatif 1) dan akhir (alternatif 2)
Data output dari produksi pada bulan februari 2018 untuk produk
torsion bar adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1. Data output produksi dalam 1 hari pada bulan Februari 2018
Shift
Date Shift Mode Machine Item Size Output
Name
01-Feb Shift 3 A 3 Shift 205-1101070 Torsion Bar AD-42142 Supernova 5-6 136
01-Feb Shift 3 A 3 Shift 205-1101070 Torsion Bar AD-42142 Supernova 5-6 139
01-Feb Shift 2 C 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 5-6 + 11-12 148
01-Feb Shift 2 C 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 6½-7½ + 8-9 152
01-Feb Shift 2 C 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 155
01-Feb Shift 2 C 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 + 9½-10½ 128
01-Feb Shift 3 A 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 144
01-Feb Shift 3 A 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 145
01-Feb Shift 1 B 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 11-12 120
01-Feb Shift 1 B 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ + 11-12 136
01-Feb Shift 1 B 3 Shift 211-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 11-12 139
Dari tabel diatas dapat dilihat data output produksi torsion bar dalam
1 hari dengan waktu kerja 8 jam dalam 3 shift pada tanggal 1 februari 2018.
Lalu dengan total hasil output selama 1 bulan pada bulan februari dapat
dilihat pada tabel 4.2. dibawah.
Tabel 4.2. Data output produksi bulan Februari 2018
TOTAL : 85.387
Output per Hari (pairs) 3.558
Output per Jam (pairs) 148
Rata - rata Cycle Time per Produk (detik) 48,57
1
Dari tabel 4.2 total output produksi selama 1 bulan pada bulan februari
2018 yaitu 85.387 pairs sehingga didapati cycle time produk per shoot
injeksi yaitu 48.57 detik. Untuk uraian kebutuhan cycle time per 1 shoot
produk dapat dilihat pada tabel 4.3. dibawah ini.
Tabel 4.3. Total cycle time produk torsion bar pada februari 2018
2
berpengaruh terhadap pembuatan alat bantu yang nantinya akan digunakan
pada produk tersebut. Dilihat dari gambar 4.2. dimana produk telah menjadi
produk jadi akhir, sedangkan gambar 4.3. adalah gambar runner dan ingate
produk.
Selanjutnya dicari data layout mold untuk melihat posisi produk pada
cetakannya. Tidak kalah penting juga, area buka mold sebagai batasan dimensi
alat bantu jig sekaligus ruang geraknya dapat dilihat pada gambar 4.4 untuk detail
nya :
3
Sama halnya dengan produk yang memiliki 2 sisi luar dan dalam mold pun
memiliki 2 sisi yaitu core dan cavity, pada mold core adalah bagian yang yang
menjadi sisi dalam dari produk sedangkan cavity adalah bagian yang menjadi sisi
terluar dari produk, untuk jelas nya mengenai bagian mold cavity dan core dapat
dilihat pada gambar 4.5 dan 4.6.
Dari gambar di atas dapat dilihat antara mold cavity dan core pada produk
torsion bar, setelah proses injeksi mold akan terbuka dan memiliki area buka
antara mold cavity dan core sedangkan produk akan menempel bagian cavity
mold sehingga EOAT yang dibuat dan dirancang untuk mengambil produk pada
bagian ini. Untuk jelas nya dapat dilihat pada gambar 4.7.
4
4.1.3. Daftar Harga Part-Part Umum pada Jig
Sebagai bahan pertimbangan dalam perihal biaya, maka perlu disusun tabel
daftar harga material yang biasa digunakan dalam pembuatan jig. Adapun
material lain yang dibutuhkan kemudian setelah perancangan belum bisa didapat.
Hal ini sering terjadi karena tingkat keunikan kasus, dimana alat bantu jig
menggunakan part yang unik sebagai upaya untuk mengatasi tingkat kompleksitas
produk.
Tabel 4. 4. Daftar Harga Material Part Umum Jig
Transportasi Rp 330.000
THR Rp 4.065.000
5
Dari tabel diatas akan dibuatkan perhitungan total upah untuk operator
yang digunakan untuk proses produksi torsion bar tersebut. Dengan asumsi rata –
rata kenaikan upah per tahun adalah 11,9% (dihitung dari kenaikan upah selama 5
tahun terakhir lalu dibagi 5). Dapat dilihat pada tabel 4.6. sebagai berikut:
Tabel 4.6. Rate Upah Operator selama 5 tahun
Dilihat dari tabel tersebut bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membiayai 2
operator untuk kebutuhan produksi torsion bar adalah Rp 784.111.242,-
Dari tabel diatas didapat biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
membiayai pengoperasian robot selama 5 tahun, biaya yang dikeluarkan sudah
termasuk biaya unit robot, biaya kelistrikan, biaya depresiasi barang selama 5
tahun, untuk biaya perawatan sudah termasuk dalam garansi pembelian selama 5
6
tahun. Sehingga didapatkan total biaya yaitu $ 45.223,20 atau Rp 610.513.200,-
(Dengan asumsi nilai tukar dollar terhadap rupiah di angka Rp 13.500,-)
7
Fungsi basic merupakan fungsi dasar dari suatu produk dan hanya
memiliki satu fungsi. Tanpa adanya fungsi ini, maka produk tersebut tidak
memiliki kegunaan pada EOAT dan jig fungsi basic yaitu untuk mengambil
produk torsion bar dari mesin injeksi agar produk dapat langsung di proses
packing, sedangkan fungsi secondary merupakan fungsi pendukung terhadap
fungsi basic dari suatu produk dan memiliki lebih dari satu fungsi seperti
memotong ingate penghubung antara produk dengan runner dan memudahkan
pemisahan antara runner dan produk. Untuk lebih rinci untuk fungsi basic dan
secondary dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Tabel Fungsi
Fungsi Untuk mengambil produk Torsion Bar dari mesin c. Untuk mempemudah pengecekan dan packing
Jig /EOAT injeksi agar produk dapat langsung diproses packing. produk Torsion Bar oleh operator.
8
diambil. Untuk lebih rinci dibuatkan Diagram FAST untuk proses injeksi pada
gambar 4.8.
Function
How ? Why ?
Mendinginkan
produk
Dari diagram diatas dapat dilihat terdapat dua segmentasi antara proses
yang dilakukan otomatis oleh mesin injeksi dan cakupan projek pembelajaran
value engineering yaitu proses pengambilan produk. Lalu dari diagram diatas
dapat kita deskripsikan lagi mengenai proses pengambilan produk dengan
menggunakan diagram FAST lanjutan yang dibuat ada pada gambar 4.9.
Function
How ? Why ?
Mengatur Robot
3 Axis
Menggerakan alat
bantu pengambil
9
Dari diagram diatas, didapatkan informasi awal untuk membuat alat bantu
pengambilan produk dengan alat bantu robot sehingga dapat mencakupi kriteria
yang sudah ditentukan. Kemudian dapat dianalisa lebih rinci mengenai proses
pengambilan produk dengan robot tersebut dengan menerapkan fungsi – fungsi
yang sudah ditentukan baik basic maupun secondary. Dari fungsi tersebut dapat
kita tentukan bagaimana agar mendapatkan fungsi itu berjalan dan kenapa fungsi
itu harus berjalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10.
Dari tabel diatas, didapatkan beberapa fungsi basic dan secondary dengan
beberapa proses yang dapat dipilih sebagai alternatif alat bantu yang akan kita
10
tentukan, dari tabel diatas dapat dijelaskan lebih rinci dalam diagram FAST pada
gambar 4.10.
Function
How ? Why ?
Menempatkan di
Penempatan part
Jig
Mengatur
program robot
Menekan
Mendorong Ejektor
pneumatic cylinder
Menggerakan
Jig Nipper Cutting
pneumatic nipper
Meletakan produk
11
Dari diagram diatas, didapatkan informasi bagian-bagian dasar atau utama
beserta fungsi dari alat bantu jig. Informasi tersebut dirangkum ke dalam daftar
Tabel 4.11. Daftar Noun & Verb Bagian Utama Alat Bantu Jig
Kategori fungsi
Kata Benda Kata Kerja Note
(P/S)*
Sumber: Data Hasil Fast Diagram. Pandhu Utomo Paksi Hartoyo. 2018
dapat disingkat sebagai EOAT dan jig dengan kriteria fungsi yang telah
2013.
dengan runner menggunakan besi tajam yang di panas kan, panas dari heater
membutuhkan tegangan listrik kurang lebih 220 V. Dengan beberapa fungsi basic
12
dan secondary yang sudah ditentukan pada Jig dan EOAT dengan metode Heat
Tabel 4.12. Tabel Expanding Random Function untuk Jig Torsion Bar
metode Heat Blade
No Keywords Item Part Why Function How
Untuk menarik produk agar Mengambil produk dari Menggunakan tekanan udara /
1 Mengambil Produk EOAT Vacum Pad
terpisah dari mold mesin injeksi Vacum untuk mengambil produk
Agar proses pemotongan antara Proses pemisahan produk Menempatkan produk pada jig
3 Menempatkan Produk EOAT Jig
runner dan produk lebih mudah dengan runner untuk proses pemotongan
(Sumber: Data Hasil Expanding Random Function. Pandhu Utomo Paksi H. 2018)
Dari tabel diatas dapat ditentukan fungsi basic dan secondary, serta item – item
yang dapat digunakan untuk memenuhi fungsi – fungsi tersebut lalu dari item
tersebut dapat kita ketahui part – part apa saja yang mendukung agar fungsi basic
dan secondary tersebut dapat dijalankan. Setelah itu akan ditentukan desain yang
sesuai dengan tabel diatas, dan dapat kita lihat pada gambar rancangan 4.11.
13
Gambar 4.11. Rancangan Alat Bantu EOAT
Dilihat dari gambar 4.11. Sistem kerja nya ialah produk torsion bar di
ambil dari mold pada mesin injeksi oleh EOAT, proses pengambilan produk ialah
dengan menggunakan vacum pad pada EOAT, vacum akan menghisap produk
sehingga dapat menahan produk untuk dibawa menuju jig yang nantinya akan
dilanjutkan ke proses pemotongan ingate, lalu pemisahan antara produk dengan
runner. Kemudian dengan perancangan jig, dirancang untuk melakukan proses
pemotongan ingate agar produk dengan runner dapat terpisah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.12.
14
Gambar 4.12. Rancangan Alat Bantu Jig Heat Blade
Dilihat dari tabel 4.7. dan gambar 4.12. EOAT akan mendorong plate
pada jig agar produk dapat terpotong oleh blade atau besi tajam yang di
panaskan dengan heater pada bagian ingate. Ketika produk dan runner
terpisah, keduanya akan dibawa lagi oleh EOAT untuk di tempatkan pada
conveyor.
15
Tabel 4.13. Tabel Lowest Cost to Achieve Function Jig Torsion Bar
Kategori Biaya total terendah untuk
No Part Qty Kata Kerja Kata Benda Harga Satuan
Fungsi mencapai fungsi
8 Heat Blade 4 Memotong Torsion Bar B Rp 1.385.000 Rp 5.540.000
1 Top Plate 1 Menyangga Heat Blade B Rp 2.900.000 Rp 2.900.000
18 Heater 4 Memotong Torsion Bar B Rp 500.000 Rp 2.000.000
9 Heat Cover 4 Menahan Heat Blade B Rp 225.000 Rp 900.000
12 Clamp Plate 1 Menyangga Heat Blade B Rp 740.000 Rp 740.000
5 Pin Shaft A 4 Mengarahkan Ingate B Rp 169.000 Rp 676.000
4 Guide Shaft C 8 Menahan Top & Bottom Plate B Rp 79.000 Rp 632.000
13 Bottom Plate 1 Menyangga Heat Blade B Rp 615.000 Rp 615.000
J 7 Blade Seat 4 Mengikat B Rp 145.000 Rp
Ingate 580.000
I
G 16 Spring 4 Menahan Top & Bottom Plate S Rp 85.000 Rp 340.000
6 Pin Shaft B 2 Mengarahkan Top & Bottom Plate S Rp 169.000 Rp 338.000
2 Guide Shaft A 4 Menyangga Vacuum Pad holder B Rp 83.000 Rp 332.000
3 Guide Shaft B 4 Menarik Vacuum Pad holder S Rp 75.000 Rp 300.000
15 Adjust Spacer 4 Menahan Top & Bottom Plate S Rp 65.000 Rp 260.000
10 Bolt Head Cap Allen Screw 30 Mengikat Alumunium profile S Rp 1.050 Rp 31.500
14 Bolt Head Cap Allen Screw 10 Mengikat Profile frame S Rp 1.250 Rp 12.500
17 Nut 10 Mengikat Top & Bottom Plate S Rp 1.250 Rp 12.500
11 Ring 30 Mengikat Baut S Rp 375 Rp 11.250
19 Alumunium profile 12 Menahan EOAT B Rp 222.645,00 Rp 222.645,00
20 Angle Bracket Diecast 2020 40 Menahan EOAT S Rp 8.804,00 Rp 352.160
21 Bolt L M4x8 40 Mengikat EOAT S Rp 677,00 Rp 27.080
E 22 T-Nut M4 2020 4 Mengikat EOAT S Rp 2.370,00 Rp 9.480
O
23 Vacuum Pad 4 Menahan Torsion Bar B Rp 50.000,00 Rp 200.000
A
T 24 Galvanized pipe 12mm 4 Menahan Torsion Bar B Rp 200.000,00 Rp 800.000
25 Vacuum Pad holder 2 Menahan Torsion Bar B Rp 100.000,00 Rp 200.000
26 Gripper for runner 2 Menahan Runner Torsion Bar B Rp 1.500.000,00 Rp 3.000.000
27 Part stopper 4 Menyangga Top & Bottom Plate S Rp 50.000,00 Rp 200.000
28 L Steel Plate 3 Menyangga JIG S Rp 78.400 Rp 235.200
29 Dyna Bolt 4 Mengikat Table S Rp 1.492 Rp 5.968
T 30 Steel Plate 4 Menyangga JIG S Rp 244.000 Rp 976.000
a 31 Bolt Cap Head Allen Screw 20 Mengikat JIG S Rp 1.250 Rp 25.000
b
l 32 Alluminium Plate 1 Menyangga JIG S Rp 2.584.136 Rp 2.584.136
e 33 Alluminium Plate 1 Menyangga JIG S Menggunakan plate No. 23 -
34 Nut 20 Mengikat JIG S Rp 1.250 Rp 25.000
35 Ring Flat 20 Mengikat JIG S Rp 375 Rp 7.500
36 Allu. Profile Frame 5 Menyangga Frame S Rp 222.645 Rp 1.113.225
F 37 Wiremesh 1 Menahan Frame S Rp 140.000 Rp 140.000
R 38 Angle Bracket 50 Menyangga Frame S Rp 13.800 Rp 690.000
A
M 39 Bolt Cap Head Allen Screw 100 Mengikat Frame S Rp 1.250 Rp 125.000
E 40 Budget Nut 100 Mengikat Frame S Rp 2.500 Rp 250.000
41 Anchor Connector 20 Mengikat Frame S Rp 18.000 Rp 360.000
TOTAL: Rp 27.769.144
16
4.5. Pencarian alternatif Brainstorming
Seperti yang dituliskan dalam bab tinjauan pustaka, langkah paling awal
dalam upaya brainstorming ialah mendefinisikan masalah. Dalam pencarian
alternatif ini, diusahakan untuk mendapatkan pilihan desain lain yang lebih rendah
dari segi biaya, dan menambah kemungkinan fungsi yang sudah ditetapkan.
Untuk mengidentifikasi area mana yang memiliki biaya paling tinggi akan
dibuat diagram pareto, tetapi sebelumnya dibutuhkan pendataan sesuai dengan
tabel 4.14.
Tabel 4.14. Tabel biaya tertinggi pada alat bantu pengambilan Torsion Bar
Akumulasi
Bagian Nama Part Biaya
(%)
Heat Blade Rp 5.540.000 19,95%
Top Plate Rp 2.900.000 30,39%
Heater Rp 2.000.000 37,60%
Heat Cover Rp 900.000 40,84%
Clamp Plate Rp 740.000 43,50%
Pin Shaft A Rp 676.000 45,94%
Guide Shaft C Rp 632.000 48,21%
Bottom Plate Rp 615.000 50,43%
Blade Seat Rp 580.000 52,52%
JIG
Spring Rp 340.000 53,74%
Pin Shaft B Rp 338.000 54,96%
Guide Shaft A Rp 332.000 56,15%
Guide Shaft B Rp 300.000 57,23%
Adjust Spacer Rp 260.000 58,17%
Bolt Head Cap Allen Screw Rp 12.500 58,21%
Bolt Head Cap Allen Screw Rp 31.500 58,33%
Nut Rp 12.500 58,37%
Ring Rp 11.250 58,41%
Alumunium profile Rp 222.645 59,21%
Angle Bracket Diecast 2020 Rp 352.160 60,48%
Bolt L M4x8 Rp 27.080 60,58%
E
T-Nut M4 2020 Rp 9.480 60,61%
O
Vacuum Pad Rp 200.000 61,33%
A
Galvanized pipe 12mm Rp 800.000 64,22%
T
Vacuum Pad holder Rp 200.000 64,94%
Gripper for runner Rp 3.000.000 75,74%
Part stopper Rp 200.000 76,46%
L Steel Plate Rp 235.200 77,31%
Dyna Bolt Rp 5.968 77,33%
T
Steel Plate Rp 976.000 80,84%
A
Bolt Cap Head Allen Screw Rp 25.000 80,93%
B
Alluminium Plate Rp 2.584.136 90,24%
L
Alluminium Plate - 90,24%
E
Nut Rp 25.000 90,33%
Ring Flat Rp 7.500 90,36%
Allu. Profile Frame Rp 1.113.225 94,36%
F
Wiremesh Rp 140.000 94,87%
R
Angle Bracket Rp 690.000 97,35%
A
Bolt Cap Head Allen Screw Rp 125.000 97,80%
M
Budget Nut Rp 250.000 98,70%
E
Anchor Connector Rp 360.000 100,00%
TOTAL: Rp 27.769.144
17
Dari tabel diatas, dapat kita lihat bahwa terdapat 4 bagian item yang
dipisah yaitu jig, EOAT, table dan frame. Kemudian dipisahkan biaya mana yang
paling tinggi dari pembuatan alat bantu pengambilan torsion bar ini dengan
Gambar 4.13. Gambar Diagram Pareto alat bantu pengambilan Torsion Bar
Dari diagram diatas, bisa dilihat biaya paling tinggi terletak pada jig.
Selanjutnya, dari data tersebut akan dilakukan pencarian lebih detail biaya
tertinggi yang dapat dilakukan brainstorming dari alat bantu jig. Untuk
mengidentifikasi area biaya yang dominan, dibuat diagram pareto biaya terlebih
dahulu.
18
Setelah dilihat pada gambar 4.13. diagram pareto biaya tertinggi ada pada
item jig, kita dapat membuat rincian jelas untuk part – part yang ada pada item jig
Akumulasi
Bagian Nama Part Biaya
(%)
Heat Blade Rp 5.540.000 34,15%
Top Plate Rp 2.900.000 52,03%
Heater Rp 2.000.000 64,36%
Heat Cover Rp 900.000 69,91%
Clamp Plate Rp 740.000 74,47%
Pin Shaft A Rp 676.000 78,64%
Guide Shaft C Rp 632.000 82,54%
Bottom Plate Rp 615.000 86,33%
Blade Seat Rp 580.000 89,90%
Spring Rp 340.000 92,00%
JIG
Pin Shaft B Rp 338.000 94,08%
Guide Shaft A Rp 332.000 96,13%
Guide Shaft B Rp 300.000 97,98%
Adjust Spacer Rp 260.000 99,58%
Bolt Head Cap Allen
99,66%
Screw Rp 12.500
Bolt Head Cap Allen
99,85%
Screw Rp 31.500
Nut Rp 12.500 99,93%
Ring Rp 11.250 100,00%
Total : Rp 16.220.750
(Sumber: PT. Injeksi Indonesia)
Dengan tabel diatas diketahui biaya dari masing – masing part dan
diakumulasikan dalam bentuk persentase untuk pembuatan diagram pareto item
jig, dapat dilihat diagram dibawah ini pada gambar 4.14.
19
Gambar 4.14. Gambar Diagram Pareto Jig Torsion Bar
20
Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa 5 item biaya yang paling tinggi
terletak pada:
1. Heat Blade
2. Top Plate
3. Heater
4. Heat Cover
5. Clamp Plate
Selanjutnya, dilakukan brainstorming untuk mengurangi item biaya
tertinggi pada item jig. Hal ini dimaksudkan agar tindakan perbaikan memiliki
efek yang cukup signifikan terhadap penekanan biaya, dengan diadakannya
meeting oleh orang – orang terkait pada departemen automation Injeksi Indonesia
yang memahami dengan baik part – part alternatif yang dapat kita pilih ada pada
tabel 4.16.
Tabel 4.16. Tabel Brainstorming Alternatif Part Jig Torsion Bar
Masalah :
Terdapat biaya yang cukup tinggi pada beberapa item part JIG
Tujuan :
Mencari Alternatif part Jig Torsion Bar yang lebih murah dan meningkatkan fungsinya
Part - Part
1. Heat Blade 4. Heat Cover
Termahal:
3. Heater
21
4.5.1. Perancangan Jig Torsion Bar dan EOAT dengan metode Nipper Cutting
Perancangan jig dan EOAT yang di aplikasikan pada konsep ini berupa
pemotongan produk dengan runner menggunakan gunting atau bisa disebut
nipper. Nipper akan memotong ke-empat ingate secara bersamaan. Dapat
dilihat pada tabel 4.17. dibawah ini.
Tabel 4.17. Tabel Expanding Random Function untuk Jig Torsion Bar metode
Nipper Cutting pada EOAT
Keywords Item Part Why Function How
Agar proses pemotongan antara runner Proses pemisahan produk Menempatkan produk pada jig
Menempatkan Produk EOAT Jig
dan produk lebih mudah dengan runner untuk proses pemotongan
Proses pemisahan antara runner dan Memotong ingate produk Memotong ingate dengan
Memotong Ingate Jig Nipper Cutting produk dengan memotong ingate yang terhubung dengan menggunakan nipper cutting
menggunakan Nipper Cutting runner pada EOAT
(Sumber: Data Hasil Expanding Random Function. Pandhu Utomo Paksi H. 2018)
Dari tabel 4.14. dibuatkan diagram FAST pada diagram untuk mengetahui
fungsi sistem kerja pada jig dan EOAT, dapat dilihat pada gambar 4.15.
Function
How ? Why ?
Menempatkan TB
Penempatan part
Pada Jig
Mengatur
Menekan program robot
Menggerakan pneumatic
Memotong Ingate Jig Nipper Cutting Mendorong Ejektor
pneumatic nipper cylinder
Meletakan produk
Menyimpan Menempatkan
Conveyor berjalan
Torsion Bar Torsion Bar
22
Dilihat dari diagram FAST diatas, dapat ditentukan perancangan dengan
konsep metode nipper cutting dengan EOAT pada gambar 4.16. dibawah ini.
Dilihat dari tabel 4.14. dan gambar 4.16., sistem kerja rancangan ini
produk torsion bar di ambil dari mold pada mesin injeksi oleh EOAT, lalu
akan mengarahkan nipper cutting ke ingate pada produk untuk memotong antara
runner dan produk. Ketika produk dan runner terpisah, vacuum akan menahan
23
4.5.2. Table Biaya Jig Torsion Bar Metode Nipper Cutting pada EOAT
Dari hasil perancangan jig dan EOAT alternatif pertama di dapat tabel
biaya yang akan dikeluarkan untuk material pembuatan metode dengan nipper
cutting pada EOAT dilihat di tabel 4.18.
Tabel 4.18. Tabel biaya untuk Jig Torsion Bar metode Nipper Cutting pada
EOAT
Part
No. Material Satuan Panjang Jumlah Harga/m Harga/pc Harga Total
FABRIKASI JIG NIPPER CUTTING
1 Alu profile Alumunium pcs 1,5 m 1 Rp 222.645,00 Rp 222.645,00
2 Angle Bracket Diecast 2020 Baja pcs 12 Rp 8.804,00 Rp 105.648,00
3 Bolt L M4x8 Baja pcs 40 Rp 677,00 Rp 27.080,00
4 T-Nut M4 2020 Baja pcs 40 Rp 2.370,00 Rp 94.800,00
E 5 Vacuum Pad Standar pcs 4 Rp 50.000,00 Rp 200.000,00
O 6 Galvanized pipe 12mm Galvanized pcs 0,5 m 4 Rp 200.000,00 Rp 800.000,00
A 7 Vacuum Pad holder Alumunium pcs 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000,00
T 8 Gripper for runner Standar pcs 1 Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00
9 Nipper Standar pcs 4 Rp 2.100.000,00 Rp 8.400.000,00
10 Nipper holder Alumunium pcs 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000,00
11 Spring Baja pcs 5 cm 4 Rp 85.000,00 Rp 340.000,00
12 Part stopper Alumunium pcs 4 Rp 50.000,00 Rp 200.000,00
13 Top Plate Alumunium pcs 1 Rp 1.900.000 Rp 1.900.000
14 Pin Shaft A Besi pcs 4 Rp 169.000 Rp 676.000
15 Guide Shaft C Besi pcs 8 Rp 79.000 Rp 632.000
16 Bottom Plate Alumunium pcs 1 Rp 535.000 Rp 535.000
17 Pin Shaft B Besi pcs 2 Rp 169.000 Rp 338.000
J 18 Guide Shaft A Besi pcs 4 Rp 83.000 Rp 332.000
I 19 Spring Baja pcs 4 Rp 85.000 Rp 340.000
G 20 Guide Shaft B Besi pcs 4 Rp 75.000 Rp 300.000
21 Adjust Spacer Alumunium pcs 4 Rp 65.000 Rp 260.000
22 Bolt Head Cap Allen Screw Baja pcs 30 Rp 1.050 Rp 31.500
23 Bolt Head Cap Allen Screw Baja pcs 10 Rp 1.250 Rp 12.500
24 Nut Baja pcs 10 Rp 1.250 Rp 12.500
25 Ring Baja pcs 30 Rp 375 Rp 11.250
TOTAL : Rp 18.070.923,00
Dilihat dari tabel biaya diatas untuk alternative pertama dengan metode
24
4.5.3. Perancangan Jig Torsion Bar dan EOAT dengan Metode Heat Blade
Perancangan jig dan EOAT yang diaplikasikan pada konsep ini berupa
pemotongan produk dengan runner menggunakan besi yang dipanaskan atau bisa
disebut Heat Blade. Konsep ini gabungan antara metode awal dengan metode
alternative pertama. Sehingga proses pemotongan dengan heat blade tetapi
peletakan alat pemotong kini berada pada End Of Arm Tooling. Berikut dapat
dilihat expanding random function untuk metode ini pada tabel. 4.19. dibawah ini.
Tabel 4.19. Tabel Expanding Random Function untuk Jig Torsion Bar metode
Heat Blade pada EOAT
Agar proses pemotongan antara Proses pemisahan produk Menempatkan produk pada jig
Menempatkan Produk EOAT Jig
runner dan produk lebih mudah dengan runner untuk proses pemotongan
Dari tabel 4.19. dibuatkan diagram FAST pada diagram untuk mengetahui
fungsi sistem kerja pada jig dan EOAT, dapat dilihat pada gambar 4.16.
25
Function
How ? Why ?
Menempatkan TB
Penempatan part
Pada Jig
Mengatur
program robot
Menggerakan Memanaskan Heat Menekan
Memotong Ingate Mendorong Ejektor
Heat Blade Blade pneumatic cylinder
Meletakan produk
Menyimpan Menempatkan
Conveyor berjalan
Torsion Bar Torsion Bar
Dilihat dari diagram FAST diatas, dapat ditentukan perancangan dengan konsep
metode nipper cutting dengan EOAT pada gambar 4.17. dibawah ini
Dilihat dari tabel 4.19. dan gambar 4.17. sistem kerja rancangan produk
torsion bar diambil dari mold pada mesin injeksi oleh EOAT, lalu ditempatkan
pada jig penempatan untuk proses pemotongan. Sebelumnya besi pada EOAT
dipanaskan terlebih dahulu menggunakan heater dengan daya 220 volt setelah
26
panas cukup robot akan menggerakan EOAT sehingga heat blade akan terdorong
ke arah ingate sehingga produk dan runner akan terpisah. Ketika produk dan
runner terpisah, maka vacuum akan menahan dan membawa produk kemudian
akan diteruskan ke conveyor sedangkan runner akan dibawa dengan gripper untuk
diteruskan ke tong pembuangan.
4.5.4. Table Biaya Jig Torsion Bar Metode Heat Blade pada EOAT
Dari hasil perancangan jig dan EOAT alternatif pertama di dapat tabel
biaya yang akan dikeluarkan untuk material pembuatan metode dengan nipper
cutting pada EOAT dilihat di tabel 4.20.
Tabel 4.20. Tabel biaya untuk Jig Torsion Bar metode Heat Blade pada EOAT
Nama Part
No Jumlah Satuan Material Harga Satuan Harga Total
FABRIKASI EOAT HEAT BLADE
1 Guide Shaft A 4 pcs Alumunium Rp 83.000 Rp 332.000,00
2 Guide Shaft B 8 pcs Alumunium Rp 75.000 Rp 600.000,00
3 Galvanized pipe 12mm 8 pcs Galvanized pipe 12mm Rp 200.000 Rp 1.600.000,00
4 Alumunium profile 4 pcs Alumunium profile Rp 226.450 Rp 905.800,00
E 5 Heat Blade 4 pcs KNL Extra (Hardened) Rp 1.385.000 Rp 5.540.000,00
O 7 Heater 300W 220V 4 pcs Standar Rp 500.000 Rp 2.000.000,00
A 7 Blade Seat 4 pcs Baja Rp 145.000 Rp 580.000
T 8 Vacuum Pad holder 8 pcs Standar Rp 100.000 Rp 800.000,00
9 Gripper for runner 2 pcs SUS Rp 1.500.000 Rp 3.000.000,00
10 Spring 4 pcs Baja Rp 85.000 Rp 340.000,00
11 Baut 33 pcs Baja Rp 1.250 Rp 41.250,00
12 Mur 45 set Baja Rp 750 Rp 33.750,00
13 Top Plate 1 pcs Alumunium Rp 1.900.000 Rp 1.900.000
14 Pin Shaft A 4 pcs Besi Rp 169.000 Rp 676.000
15 Guide Shaft C 8 pcs Besi Rp 79.000 Rp 632.000
16 Bottom Plate 1 pcs Alumunium Rp 535.000 Rp 535.000
17 Pin Shaft B 2 pcs Besi Rp 169.000 Rp 338.000
J 18 Guide Shaft A 4 pcs Besi Rp 83.000 Rp 332.000
I 19 Spring 4 pcs Baja Rp 85.000 Rp 340.000
G 20 Guide Shaft B 4 pcs Besi Rp 75.000 Rp 300.000
21 Adjust Spacer 4 pcs Alumunium Rp 65.000 Rp 260.000
22 Bolt Head Cap Allen Screw 30 pcs Baja Rp 1.050 Rp 31.500
23 Bolt Head Cap Allen Screw 10 pcs Baja Rp 1.250 Rp 12.500
24 Nut 10 pcs Baja Rp 1.250 Rp 12.500
25 Ring 30 pcs Baja Rp 375 Rp 11.250
TOTAL : Rp 21.153.550,00
Dari tabel rincian diatas, kita mendapatkan biaya yang perlu dikeluarkan
untuk pembuatan rancangan dengan metode alternative heat blade dengan total
biaya Rp 21.153.550,00
27
pemotongan baik menggunakan metode alternatif pertama nipper cutting ataupun
alternatif kedua yaitu menggunakan metode heat blade. Berikut gambar
rancangan jig penempat sebagai alternatif brainstorming pada gambar 4.18.
Top Plate diatas merupakan penempat untuk produk pada jig ketika akan
dilakukan proses pemotongan dari masing – masing alternative. Berikut adalah
gambar ketika produk diletakkan pada jig dan posisi EOAT pada gambar 4.19 dan
4.20.
Gambar 4.19. Posisi EOAT, Jig, dan Produk ketika Proses Pemotongan Alternatif
Pertama
Pada gambar di atas adalah posisi EOAT, top plate, dan produk ketika akan
melakukan proses pemotongan ingate dengan metode nipper cutting, dapat dilihat
28
bahwa posisi frame EOAT sudah berada pada posisi yang lebih dalam, lalu ke-
empat nipper sudah berada pada posisi yang lebih dalam untuk proses
pemotongan ingate secara bersamaan. Untuk gambar posisi alternatif ke-dua dapat
dilihat pada gambar 4.20.
Gambar 4.20. Posisi EOAT, Jig, dan Produk ketika Proses Pemotongan Alternatif
Ke-Dua
Pada gambar di atas adalah posisi EOAT, top plate, dan produk ketika akan
melakukan proses pemotongan ingate dengan metode heat blade, konsepnya sama
dengan alternatif pertama hanya saja perbedaannya ada pada alat pemotongan
ingate menggunakan besi tajam yang dipanaskan.
29
4.6.1. Perbandingan Biaya antara kedua Alternatif
Dilihat dari tabel 4.21. perbandingan biaya antara metode nipper cutting
dengan total biaya Rp 18.070.923 dan metode heat blade dengan total biaya Rp
21.153.550. Dari perhitungan biaya dari kedua metode, metode nipper cutting
adalah pilihan yang paling rendah dengan selisih Rp 3.082.627.
Kemudian dilihat dari segi kualitas hasil output produk yang dikeluarkan
menjadi salah satu patokan utama dalam brainstorming ini. Pengaruh hasil
30
pemotongan ingate dengan menggunakan metode nipper cutting dan metode heat
blade. dapat dilihat pada tabel 4.22. dibawah ini.
Tabel 4.22. Tabel Perbandingan Kualitas Output Produk
Katalog Kualitas Torsion Bar
Metode Nipper Cutting Metode Heat Blade
Detail Gambar Gambar Detail
Dari hasil perancangan dan pembuatan alat bantu jig dan EOAT untuk
produksi torsion bar, didapat jumlah perbandingan output antara penggunaan
31
operator dengan alat bantu jig serta EOAT (robot) dalam 1 hari yang terdapat 3
shift didalamnya, dapat dilihat pada tabel 4.23. dan 4.24. dibawah ini.
Dilihat dari tabel diatas bahwa output produksi dengan menggunakan operator
dalam 1 hari 3 shift sebesar 3.466 pasang produk torsion bar.
Lalu dibandingkan dengan penggunaan alat bantu jig dan EOAT (Robot) dapat
dilihat pada tabel 4.24. dibawah ini.
32
Tabel 4.24. Tabel Perbandingan Output Produksi Menggunakan Alat Bantu Jig
dan EOAT
Shift
Date Shift Mode Machine Item Size Output
Name
01-Mar Shift 1 C 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 180
01-Mar Shift 1 C 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 170
210-1101089 /
01-Mar Shift 1 C 3 Shift Torsion Bar AD-42142 Supernova 6½-7½ + 8-9 298
211-1101081
01-Mar Shift 1 C 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 185
01-Mar Shift 1 C 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 280
01-Mar Shift 1 C 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 170
01-Mar Shift 1 C 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 182
01-Mar Shift 1 C 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 180
01-Mar Shift 2 A 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 190
01-Mar Shift 2 A 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 182
01-Mar Shift 2 A 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 178
01-Mar Shift 2 A 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 182
01-Mar Shift 2 A 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 187
01-Mar Shift 2 A 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 182
01-Mar Shift 2 A 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 190
01-Mar Shift 2 A 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 182
01-Mar Shift 3 B 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 185
01-Mar Shift 3 B 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 190
01-Mar Shift 3 B 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 190
01-Mar Shift 3 B 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 190
01-Mar Shift 3 B 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 190
01-Mar Shift 3 B 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 190
01-Mar Shift 3 B 3 Shift 210-1101089 Torsion Bar AD-42142 Supernova 8-9 190
01-Mar Shift 3 B 3 Shift 211-1101081 Torsion Bar AD-42142 Supernova 9½-10½ 185
TOTAL : 4.628
Dilihat dari tabel diatas output produksi dengan menggunakan alat bantu jig dan
EOAT (Robot) dalam 1 hari 3 shift memiliki ouput produksi torsion bar yaitu
sebesar 4.628 pasang. Dilihat dari perbandingan output dalam 1 hari antara
operator dan robot maka didapatkan bahwa dengan menggunakan alat bantu jig
dan EOAT mendapatka output yang lebih banyak dibandingka dengan operator,
selisih kedua nya yaitu 1.162 pasang torsion bar.
Dari output produksi akan dicari total cycle time per produk antara
menggunakan operator atau dengan menggunakan robot. Cycle Time yang
diambil dihitung dari output produksi selama 1 bulan. Berikut adalah tabel 4.25.
perbandingan cycle time dengan menggunakan operator dan robot.
Tabel 4.25. Tabel Perbandingan Cycle Time
Ouput Produksi Menggunakan Operator Ouput Produksi Menggunakan Robot
Waktu produksi Total Output / Bulan Total Output / Bulan Waktu produksi
85.387 pasang 101.716 pasang
Rata - rata Output / Hari Rata - rata Output / Hari
3.558 pasang 4.422 pasang
Februari 2018 Rata - rata Output / Jam Rata - rata Output / Jam Maret 2018
148 pasang 184 pasang
Rata - rata Cycle Time / Produk Rata - rata Cycle Time / Produk
48,57 detik 39,07 detik
33
Dilihat dari tabel diatas output produk dengan menggunakan operator
mendapatkan cycle time 48,57 detik sedangkan dengan menggunakan alat bantu
robot didapati cycle time 39,07 detik. Selisih cycle time antara kedua output
produksi yaitu 9,5 detik.
Dari cycle time dan output yang di dapat akan dilihat perbandingan reject
rate antara kedua metode yaitu menggunakan operator atau dengan pengunaan
robot. Reject Rate yang diambil dihitung dan dilihat dari output produksi selama 1
bulan. Berikut adalah tabel 4.26. perbandingan reject rate dengan menggunakan
operator dan robot.
Tabel 4.26. Tabel Perbandingan Reject Rate
Feb-18 Mar-18
Reason Defect Defect Ratio Defect Defect Ratio
Black dot 10 0,01% 55 0,06%
Short shot 255 0,25% 35 0,04%
Unformed 55 0,05% 20 0,02%
Startup Reject 39 0,04% 20 0,02%
Wrong color 65 0,06% 10 0,01%
Scratch 37 0,04% 5 0,01%
Silver streak (Wet material) 45 0,04% 3 0,00%
Total Loss 506 0,50% 148 0,17%
Output 85.387 101.175
Dari tabel diatas reject rate produk dengan menggunakan operator yaitu dengan
total loss 506 pairs atau dengan persentase 0,50%, sedangkan dengan
menggunakan alat bantu robot didapati total loss 148 pairs atau dengan persentase
0,17% . Selisih reject rate diantara penggunaan robot dan operator adalah 358
pairs atau dengan persentase 0,33%.
34
BAB V
1.1. Kesimpulan
6.1 Saran
1. Perlu dilakukan perencanaan untuk sistem otomasi dalam cakupan yang
lebih luas lagi dimasa yang akan dating, karena tulisan ini hanya membahas
otomatisasi dalam lingkup satu area mesin.
2. Sebaiknya untuk perbaikan sistem di masa yang akan datang, dilakukan
terlebih dahulu perencanaan secara matang. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kasus yang serupa terjadi, yakni ketidakmampuan aplikasi lengan
robot untuk mesin injeksi torsion bar.
1
2
DAFTAR PUSTAKA
Berk, Joseph. Cost Reduction and Optimization for Manufacturing and Industrial
Companies. Scrivener Publishing LLC.
Dobson, Michael S and Deborah S. Dobson. 2012. Project Risk and Cost Analysis.
American Management Association.
Hoffman, Edward G. 2004. Jig and Fixture Design. Thomson Learning Inc.
Park, Richard J. 1999. Value Engineering: A Plan for Invention. CRC Press LLC.
Younker, Del L. 2003. Value Engineering Analysis and Methodology. Marcel vc Dekker
Inc.