Disusun oleh:
TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR KERTAS
Disusun oleh:
Arjuna Putra Santoso NIM : 216019
Cristien Lidan NIM : 216026
Hakim NIM : 216031
Mawang Batara Soli NIM : 216052
telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi
Perawatan dan Perbaikan Mesin, Akademi Teknik Soroako.
Ditetapkan di : Sorowako
Tanggal : 13 Agustus 2018
DEWAN PENGUJI
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tugas akhir ini
adalah hasil karya kami sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah dinyatakan dengan benar dalam daftar pustaka.
Sebagai sivitas akademika Akademi Teknik Soroako, kami yang bertanda tangan
di bawah ini menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan,
menyetujui untuk memberikan kepada Akademi Teknik Soroako Hak Bebas
Royalti Non-ekslusif (Non-exclusife Royalty Free Right) atas karya ilmiah kami
yang berjudul :
beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini Akademi
Teknik Soroako berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir ini
tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, dengan menerapkan prinsip-
prinsip, etika dan aturan hukum yang berlaku tentang penggunaan informasi.
Dibuat di : Sorowako
Pada tanggal : 13 Agustus 2018
Yang menyatakan
Ajuna Putra Santoso ( )
216019
Cristien Lidan ( )
216026
Hakim ( )
216031
Mawang Batara soli ( )
216052
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah penulis mampu menyelesaikan laporan ini. Laporan dengan judul
“Rancang Bangun Mesin Penghancur Kertas” disusun untuk memenuhi salah
satu syarat mendapatkan gelar A.md (Ahli Madya) di program studi Perawatan dan
Perbaikan Mesin.
Selesainya karya tulis ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak yang
telah membantu. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan moral,
material serta doa kepada penulis.
2. Bapak Harjuma S.S.T.,M.T selaku Direktur utama Akademi Teknik
Soroako.
3. Bapak Mukhlis A. Hamarung, S.T., M.Eng. dan Bapak Edi Rande Padang,
S.T., M.T selaku pembimbing tugas akhir.
4. Bapak Ahyar.M, S.T., M.T. selaku ketua LPPM.
5. Bapak Ichsan Ristiawan, S.T.,M.Eng selaku ketua Program Studi.
6. Seluruh staff, dosen, instruktur, pengawas, serta karyawan yang telah
memberikan saran dan membantu serta memberikan ilmu pada penulis dan
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
7. Rekan-rekan dan adik-adik Mahasiswa dan Mahasiswi Akademi Teknik
Soroako.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan-laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.
Soroako, 14 Juli 2019
Tim penyusun
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Penetapan Fungsi Komponen............................................................... 27
Tabel 3. 2 Seleksi rancangan konstruksi mesin .................................................... 28
Tabel 3. 3 Konsep Pemilihan Profil Rangka Mesin .............................................. 30
Tabel 3. 4 Konsep Pemilihan Sistem Transmisi ................................................... 31
Tabel 3. 5 Konsep Pemilihan Sumber Penggerak ................................................. 32
Tabel 3. 6 Konsep Pemilihan Sistem Poros Penyuir ............................................. 33
Tabel 3. 7 Penentuan Alternatif Rancangan .......................................................... 34
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kertas adalah lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung,
dilipat, direkat, dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari bahan bakunya.
Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam. Kertas
dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan
banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas. Dokumen penting
dan rahasia juga menggunakan bahan utama kertas. Mesin penghancur kertas,
dengan harapan dapat mengurangi jumlah polusi akibat pembakaran kertas dan
menjaga kerahasiaan suatu dokumen penting.
Sampah kertas yang dikumpulkan dari masyarakat ditampung di bank
sampah desa Sorowako Kec. Nuha. Kemudian sampah tersebut dikirim ke bank
sampah Kabupaten Kota Luwu Timur, Malili. Setelah itu dikirim lagi ke bank
sampah provinsi Sulawesi Selatan di Makassar. Sampah-sampah yang telah
dikumpulkan di Bank Sampah Provinsi semua dalam keadaan belum diolah.
Untuk mengolah sampah-sampah tersebut, bank sampah provinsi mengirim
sampah-sampah tersebut ke bank sampah yang berada di Surabaya. Di bank
sampah ini lah semua sampah di daur ulang.
Proses daur ulang sampah kertas dimulai dengan proses penghancuran
kertas menjadi bagian-bagian kecil. Kertas yang sudah dihancurkan direndam
selama sehari semalam. Kemudian dicampur dengan tepung terigu dan diaduk
hingga campuran kental. Setelah itu campuran disaring menggunakan
penyaringan halus. Bagian yang halus dituang di cetakan untuk dijadikan kertas
baru.
Dari situasi diatas menimbulkan pemikiran penulis untuk membantu
pengolahan limbah kertas di kabupaten Luwu Timur dengan proses awal
penghancuran kertas menggunakan teknologi sederhana dan teknis
pengelolaan pembuatan karya dari limbah kertas. Berdasarkan permasalahan
Batasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis membatasi beberapa hal, yaitu :
1. Panjang, lebar dan berat kertas yang akan dihancurkan dibatasi, dengan
ukuran 21,6 CM X 33 CM dengan berat 70-80 gram.
Tujuan Penelitian
1. Dapat merancang dan membuat mesin penghancur kertas.
2. Dapat menghancurkan kertas yang biasa digunakan di perkantoran berupa
dokumen-dokumen yang sudah tidak dipakai lagi.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai suatu penerapan teori dan kerja praktek yang diperoleh saat
di bangku perkuliahan.
b. Meningkatkan kreativitas, inovasi, dan keahlian mahasiswa.
c. Menambah pengetahuan tentang cara merancang dan menciptakan
karya teknologi yang bermanfaat.
Sistematika Penulisan
Adapun penulisan penelitian ini terdiri dari :
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori pendukung yang membahas tentang
pembuatan mesin penghancur kertas
TINJAUAN PUSTAKA
Mesin jenis ini memiliki fungsi untuk pemusnahan dokumen penting yang
tercetak diatas kertas terutama jika dokumen tersebut merupakan dokumen rahasia.
Dengan menggunakan mesin ini, tidak perlu lagi memusnahkan dokumen rahasia
2.3.4 Mesin crusher dengan kapasitas 120 kg/jam sebagai pengolah limbah
kertas dan kain
• Daya Motor
Untuk mengitung daya motor (P) terlebih dahulu dhitung Torsinya (T)
𝑇 = 𝐹 × 𝑟 ................................................................................................ (2.3)
𝑃 = 𝑇 × 𝑣 ............................................................................................... (2.4)
2𝜋𝑛
𝑣= ............................................................................................... (2.5)
60 𝑥 𝑓𝑐
Keterangan :
T = Torsi (Nmm)
F = Gaya total (N)
r = jari − jari puli motor (mm)
P = Daya motor (watt)
v = Kecepatan Linear (m/s)
n = putaran poros (rpm)
fc = Faktor Koreksi Daya
Keterangan :
i = Angka perbandingan
n1 = putaran poros motor (rpm)
n2 = putaran poros penyuir (rpm)
Dp = Diameter puli poros penyuir (mm)
dp = Diameter puli poros motor (mm)
• Jarak Antara Sumbu
Dp + dp
C= × 3……………………………………………………………..(2.6)
2
Keterangan :
C = jarak antara sumbu (mm)
Dp = Diameter puli poros penyuir (mm)
dp = Diameter puli poros motor (mm)
• Kecepatan Sabuk
𝜋 𝑑𝑝 𝑛1
𝑣 = 60 𝑥 1000 ............................................................................................ (2.7)
Keterangan :
v = Kecepatan sabuk (m/s)
dp = Diameter puli poros motor (mm)
Keterangan :
L = Panjang sabuk(mm)
C = jarak antar sumbu (mm)
Dp = diameter puli poros (mm)
Dp = diameter puli motor ( mm )
• Sudut Kontak
57 (𝐷𝑝−𝑑𝑝)
𝜃 = 180° ................................................................................ (2.9)
𝐶
Keterangan :
ϴ = sudut kontak (°)
C = jarak sumbu (mm)
Dp = diameter puli poros (mm)
dp = diameter puli motor (mm)
• Jumlah sabuk
Dalam perencanaan sabuk V ini gaya sentrifugal yang terjadi pada pully
(Tc) turut diperhitungkan dengan persamaan berikut :
𝑚.𝑣 2
𝑇𝑐 = 𝑔
................................................................................................. (2.12)
Gambar 2. 8 Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung
lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat
digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak,
maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk
uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam)
sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat
(ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya
dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.
Untuk mengurangi efek gesekan antara kepala baut dengan benda kerja
dapat ditambahkan ring/washer di antara kepala baut dan permukaan benda kerja.
Washer berbentuk spiral dapat digunakan pada baut untuk membantu mencegah
kekuatan sambungan berkurang yang disebabkan baut mengendor akibat getaran.
Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala
pada salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di bagian
ujung) batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan,
baja tahan karat ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau
paduan logam lainnya untuk keperluan – keperluan khusus.
Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :
a. Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konsruksi di lapangan.
b. Konstrruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
2.4.5 Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur, atau
gabungan antara puntir dan lentur. Poros juga ada yang mendapat beban tarik atau
tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin, dan lain-lain. Kelelahan
tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros
bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Sebuah poros
harus direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban seperti yang telah
disebutkan di atas.
b) Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros telah memiliki kekuatan yang cukup, tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian
pada suatu mesin perkakas. Hal ini dapat berpengaruh pada getaran dan suaranya
(misalnya pada turbin dan kotak roda gigi). Kekakuan poros juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan menggunakan poros tersebut.
Bila kecepatan putar suatu mesin dinaikan, maka pada harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.Putaran ini dinamakan
putaran kritis. Hal semacam ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.jika
memungkinkan, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga
kerjanya menjadi lebih rendah daripada putaran kritisnya.
d) Korosi
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan
terhadap kausan. Beberapa bahan yang dimaksud di antaranya adalah baja khrom,
nikel, baja.
Perencanaan poros harus menggunakan perhitungan sesuai dengan yang
telah ditetapkan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada perencanaan poros
adalah :
➢ Kekuatan Bahan Poros
Tegangan bengkok yang bekerja pada bahan poros harus lebih kecil atau
sama besar dengan tegangan bengkok yang diijinkan
➢ Kekakuan/defleksi
Defleksi yang diijinkan maksimum 0.3 s/d 0.35 mm untuk setiap jarak
kedua bantalan 1 meter
➢ Putaran Kritis (nc)
Dengan adanya gaya luar dengan besar yang tetap untuk selamanya,
maka tengangan akan naik dari nol hingga maksimum dan terus tetap dan
konstan.
n = jumlah baut
m = jumlah patahan
D ≈ s + 8 mm
Faktor jepitan:
Proses Pemesinan
2.8.1 Proses kerja bubut
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian
mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
mesin bubut.
Prinsip kerja mesin bubut:
1. Benda kerja yang berputar
2. Menggunakan pahat bermata potong tunggal (single-point cutting tool)
3. Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.
Keterangan:
vc = kecepatan potong (m/min)
𝑣𝑐 × 1000 n = putaran (rpm)
𝑛=
𝜋×𝑑 d = Diameter benda (mm)
Keterangan:
Th = waktu pemesinan (m/min)
𝐿 L = panjang langkah (mm)
th =
𝑆×𝑛 n = putaran (rpm)
S = feeding (m/min )
Keterangan:
𝐿 = 𝑙 + (𝑙𝑎 + 𝑙𝑢) 𝑙𝑎/𝑙𝑢 = jarak alat potong terhadap
( Bubut Silinder ) benda kerja yang akan dipotong
(mm)
𝐿 = 𝑟 + 𝑙𝑎
( Bubut Permukaan )
Karakteristik proses bor agak berbeda dengan proses pemesinan yang lain,
yaitu:
2. Beram yang keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya besar dan
atau kontinyu
4. Untuk pembuatan lubang dalam pada benda kerja yang besar, cairan pendingin
dimasukkan ke permukaan potong melalui tengah mata bor.
Keterangan:
Th = waktu pemesinan (m/min)
I = kedalaman lubang (mm)
n = putaran (rpm)
𝑙
𝑡ℎ = S = feeding (m/min)
𝑆×𝑛
Keterangan :
Vc = kecepatan potong (m/min)
𝑣𝑐 × 1000 n = putaran (rpm)
𝑛=
𝜋×𝑑 d = Diameter mata bor (mm)
METODE PERANCANGAN
a. Perancangan
Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha untuk merealisasikan
suatu ide atau gagasan agar menjadi suatu produk real. Dalam tahapan perancangan
membutuhkan kreatifitas dalam menuangkan ide atau gagasan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap proses pembuatannya. Pada tahap perancangan meliputi
sketsa mesin / alat, spesifikasi teknik, perhitungan dan berbagai alternatif
komponen yang dapat diterapkan pada mesin tersebut.
Pada tahap percangan ini dilakukan secara tim, dimana setiap anggota
tersebut memiliki tugas sesuai dengan bidangnya. Oleh sebab itu, dalam
perancangan ini membutuhkan spesialisasi Drafting, Maintenance, Machining,
Automotive dan Fabrication. Hasil dari kerja sama tim tersebut meghasilkan konsep
rancangan yang dituangkan dalam bentuk gambar yang terdiri dari gambar bagian
dan gambar susunan yang dibuat sesuai dengan standar-standar yang berlaku.
Tahapan perancangan meliputi pendeskripsian masalah yang kemudian
dikumpulkan menjadi konsep sebuah permasalahan yang dijelaskan dalam konsep
rancangan, perhitungan dan spesifikasi teknik lainnya yang berkaitan dengan
rancangan tersebut. Selanjutnya dibentuk suatu struktur kerja menghasilkan solusi
dari permasalahan yang ada.
b. Tahap Manufaktur
Tujuan dari tahap manufaktur ini adalah membuat komponen dengan
mempergunakan material tertentu sehingga memenuhi persyaratan bentuk dan
ukuran, serta struktur yang mampu melayani kondisi lingkungan.
Desain dan gambar yang telah dibuat akan menjadi panduan bagi operator
dalam proses manufaktur. Pemilihan mesin dan alat untuk mengerjakan bagian-
bagian dari mesin penyuir daging untuk abon disesuaikan dengan profil dan
kepresisian yang ingin dicapai. Proses permesinan meliputi pembuatan poros
1. Studi pustaka
Mengumpulkan data dan informasi dari buku maupun
Internet, serta melakukan bimibingan diskusi dengna pembimbing
dan rekan kelompok mengenai mesin penghancur kertas.
2. Wawancara
Proses pengambilan data yang dilakukan dengan proses
wawancara terhadap pegawai kantor Kec. Nuha bagian pengelolaan
sampah
PENETAPAN FUNGSI
a. Fungsi perancangan
Fungsi mesin penghancur kertas ini yaitu untuk membantu
proses awal untuk pengelolaan limbah kertas bekas menjadi kertas baru
di kawasan Luwu Timur.
b. Fungsi mekanisme mesin
Untuk mengetahui secara rinci komponen-komponen dan fungsi
dari rancangan mesin penghancur kertas perlu dibuatkan daftar tabel
seperti dibawah ini:
Konsep 1 Konsep 2
Aspek Teknis Yang
NO. Bobot Bobot Bobot
Dinilai Nilai Nilai
Nilai Nilai
1 Kemudahan Perakitan 3 3 9 2 6
2 Ketersediaan Material 2 5 10 4 8
3 Keamanan 2 3 6 3 6
4 Biaya Operasional 3 5 15 2 6
Rangking Penilaian 10 40 26
*Keterangan nilai:
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Baik
4 = Lebih baik
5 = Sangat baik
Dari tabel 3.3 dapat dismpulkan bahwa konsep pemilihan profil rangka
mesin yang akan digunakan pada mesin penghancur kertas yaitu profil L/profil
angle. Pemilihan tersebut dinilai berdasarkan aspek-aspek seperti kemudahan
perakitan, ketersediaan material, keamanan dan biaya operasional.
Konsep 1 Konsep 2
Aspek Teknis Yang
NO. Bobot Bobot Bobot
Dinilai Nilai Nilai
Nilai Nilai
Efisiensi transfer
1 2 4 8 3 6
putaran
Jangkauan transfer
2 2 3 6 3 6
putaran
3 Maintenance 2 5 10 4 8
4 Alignment proses 2 5 10 4 8
5 Biaya 2 5 10 3 6
Rangking Penilaian 10 44 34
*Keterangan nilai:
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Baik
4 = Lebih baik
5 = Sangat baik
Dari tabel 3.4 dapat dismpulkan bahwa konsep pemilihan rancangan sistem
transmisi yang akan digunakan pada mesin penghancur kertas yaitu pully dan belt.
Pemilihan tersebut dinilai berdasarkan aspek-aspek seperti efisiensi transfer
Konsep 1 Konsep 2
Aspek teknis yang
No. Bobot Bobot Bobot
dinilai Nilai Nilai
Nilai Nilai
Kemudahan
1 2 4 8 2 4
penggunaan
2 Ketersediaan energi 2 4 8 2 4
Keterbatasan jangkauan
3 3 4 12 3 6
area kerja
4 Biaya operasional 3 3 9 4 12
Rangking penilaian 10 37 28
*Keterangan nilai:
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Baik
4 = Lebih baik
5 = Sangat baik
Konsep 1 Konsep 2
Aspek teknis yang
No. Bobot Bobot Bobot
dinilai Nilai Nilai
Nilai Nilai
Proses
1 2 5 10 2 4
fabrikasi/machining
2 Maintenance 2 4 8 1 2
3 Kecepatan menyuir 2 2 4 4 8
4 Perakitan 2 5 10 3 6
5 Biaya Pengadaan 2 4 8 2 4
Rangking penilaian 10 40 24
*Keterangan nilai:
1=Sangat kurang
2=Kurang
3=Baik
4=Lebih baik
Dari tabel 3.6 dapat dismpulkan bahwa konsep pemilihan sistem poros
penghancur yang akan digunakan pada mesin penghancur kertas yaitu poros
crusher Pemilihan tersebut dinilai berdasarkan aspek-aspek seperti proses
fabrikasi/machining, maintenance, kecepatan penghancuran, perakitan, dan biaya
pengadaan.
Motor Listrik
Poros crusher
Hasil Perancangan
Setelah diketahui diameter puli penggerak dp = 76.2 mm, dan putaran puli
penggerak n1 = 1400 rpm
𝑛2 = 𝑑𝑖𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 2 𝑗𝑎𝑑𝑖, 700 𝑟𝑝𝑚, maka :
𝑛1 𝐷𝑝 𝑛1 × 𝑑𝑝 1400 𝑟𝑝𝑚 × 76,2 𝑚𝑚
= ; 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐷𝑝 = = = 152,4 𝑚𝑚
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 700 𝑟𝑝𝑚
Pada perencanaan puli ini, karena perbandingan 1 : 2, maka dapat dipilih
puli untuk poros utama adalah puli berdiameter 6 inchi karena puli pada motor
dipakai puli 3 inchi.
Data yang diketahui untuk perancangan ini adalah sebagai berikut :
1. Data yang ditransmisi
a. Daya yang ditransmisi : 0,75 Kw
b. Putaran pada poros motor : 1400 rpm
c. Putaran poros penyuir : 700 rpm
d. Jarak sumbu poros (C) : 329,4 mm
e. Penampang sabuk-V : Tipe A
2. Diameter Puli
a. Dp 6 inchi = 152,4 mm
b. dp 3 inchi = 76,2 mm
Dp + dp
C= ×3
2
152,4 + 76,2
C= ×3
2
C = 329,4 mm
3. Kecepatan Sabuk ( v )
𝜋. 𝑑𝑝. 𝑛1
𝑣=
60 × 1000
𝜋 × 76,2𝑚𝑚 × 1400 𝑟𝑝𝑚
𝑣=
60 × 1000
𝑣 = 5,58 𝑚/𝑠
4. Panjang Sabuk (L)
𝜋 1
𝐿 =2𝐶+ (𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 ) + (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)2
2 4𝑐
𝜋 1
𝐿 = 2 × 329,4 + (152,4 + 76,2) + (152,4 − 76,2)2
2 4𝑥329,4
𝐿 = 1022,290 𝑚𝑚
𝐿 = 40,24 "
5. Sudut Kontak (ϴ)
57 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)
ϴ = 180 −
𝐶
57 (152,4 − 76,2)
ϴ = 180 −
329,4
ϴ = 180 − 13,18
ϴ = 166,82°
KESIMPULAN
• Moh. Dahlan, 2016, Mesin Crusher dengan Kapasitas 120 Kg/Jam Sebagai
Pengolah Limbah Kertas Dan Kain, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus.
• Basori, Syafrizal, Dkk, 2014, Redesain Mesin Pemotong Kertas Tipe Pemotongan
• https://www.academia.edu/33820463/PROPOSAL_PROYEK_AKHIR_PROGR
AM_STUDI_TEKNIK_MEKATRONIKA_POLITEKNIK_CALTEX_RIAU