Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL JUDUL TUGAS AKHIR

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

RANCANG BANGUN ALAT ANGKAT PEMASANGAN


PLAFON SEDERHANA

Diusulkan oleh:

JENYSARI SAPIN
Nim: 214042

MUH.FADHIL NATSIR
Nim: 214049

RIFAL ANDHIKA
Nim: 214072

AKADEMI TEKNIK SOROAKO

2017
HALAMAN PENGESAHAN

USULAN JUDUL TUGAS AKHIR MAHASISWA

Judul Tugas Akhir : Rancang Bangun Alat Angkat Pemasangan Plafon

Sederhana

Nama Anggota Kelompok : 1. JENYSARI SAPIN NIM : 214042

2. MUH. FADHIL NATSIR NIM : 214049

3. RIFAL ANDHIKA NIM : 214072

Mengetahui/Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Sirama S.S.T., M.Eng Simon Parekke, S.T., M.T.

NIDN : 0906036903 NIDN :0903066802

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Batasan Masalah..................................................................................................1
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................................1
1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................................1
1.6 Sistematika...........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................1
2.1 Macam-macam Alat Bantu untuk Mengangkat Barang......................................1
2.1.1 Pemindahan Barang Secara Tidak kontinyu................................................1
2.1.2 Pemindahan Barang yang Dilakukan Secara Kontinyu...............................1
2.2 Bagian-Bagian Penunjang Alat Angkat..............................................................1
2.2.1 Kabel Baja.....................................................................................................1
2.2.2 Rem dan Roda Pengunci...............................................................................1
2.3 Peralatan Pengangkat Sederhana.........................................................................1
2.4 Baut.....................................................................................................................1
2.5 Sambungan Pengelasan........................................................................................1
2.5.1 Kekuatan Sambungan Pengelasan.................................................................1
2.5.2 Ukuran Kampuh Las.....................................................................................1
2.5.3 Perhitungan Sambungan Las pada Konstruksi Baja dan Alat Angkat........10
2.5.4 Tegangan Ijin pada Pengelasan.....................................................................1
2.6 Tegangan..............................................................................................................1
2.7 Tegangan Ijin......................................................................................................1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................................1
3.1 Tahap Perencanaan dan Perancangan Proses Pembuatan Alat Angkat................1
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................................1

2
3.3 Proses Pengerjaan...............................................................................................1
3.4 Rancangan Mesin.................................................................................................1
3.4.1 Prinsip Kerja Alat..........................................................................................1
3.4.2 Bagian Utama Alat Angkat............................................................................1
3.6 Gambar Susunan Alat Angkat..............................................................................1
3.6.1 Dudukan Plywood.........................................................................................1
3.6.2 Tiang Penyangga Dudukan Plywood............................................................1
3.6.3 Kaki Dudukan...............................................................................................1
3.7 Rancana Anggaran...............................................................................................1
3.8 Jadwal Penelitian................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................1

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi dalam hal proses pemindahan dan pengangkatan
barang cukup pesat, seperti pengangkatan barang ke atas gedung-gedung
bertingkat, hotel dan pabrik-pabrik besar yang membutuhkan alat angkat seperti
crane, forklift, lifting dan alat angkat lainnya.

Salah satu alat angkat sederhana yang dibutuhkan oleh kebanyakan orang
saat ini adalah sebuah alat angkat plywood terutama ketika akan memasang
plafon seorang diri atau tukangnya hanya sendiri.

Diberbagai bangunan umumnya menggunakan plafon yang berfungsi


sebagai langit-langit bangunan sekaligus memperindah ruangan tersebut.
Termasuk di Akademi Teknik Soroako dan Sekolah Umum Yayasan Pendidikan
Soroako (YPS) kebutuhan pemasangan plafon cukup tinggi sehingga menjadi
latar belakang penulisan tugas akhir semester ini dengan judul Rancang Bangun
Alat Angkat Pemasangan Plafon Sederhana.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari judul tugas akhir alat angkat pemasangan
plafon sederhana adalah sebagai berikut:

1. Pemasangan plafon sangat sulit dilakukan jika hanya satu orang.


2. Belum ada alat bantu yang tersedia untuk pemasangan plafon dengan
ketinggian tertentu.
3. Kemampuan manusia yang terbatas untuk mengangkat bahan plafon.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini yaitu:

1
1. Merancang dan membuat alat angkat pemasangan plafon sederhana.
2. Membantu mempercepat proses pemasangan plafon dengan ketinggian
minimum 2 meter dan maksimum 3,8 meter .

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini antaran lain:

1. Perancangan dan pembuatan alat bantu angkat pemasangan plafon.


2. Untuk mengangkat plywood hingga ketebalan
3. Kemiringan pemasangan plafon hanya dibolehkan 45 derajat.
4. Ketinggian plafon minimum 2 meter dan maksimum 3,8 meter .

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian antara lain:

1. Untuk mempermudah pengangkatan dan pemasang plafon.

2. Menjadi referensi bagi pembaca dalam merancang dan membuat alat


angkat.

3. Dapat menghindari potensi kejatuhan plywood saat memasang plafon.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Alat angkat biasanya digunakan untuk mengangkat barang dari suatu tempat ke
tempat lain pada jarak tertentu. Pada prakteknya jarak yang ditempuh hanya sebatas
pada puluhan meter atau ratusan meter yang umumnya beroperasi pada pabrik
pertambangan, pembangunan hotel dan gedung bertingkat. Contoh alat angkat yang
biasa kita temui adalah Stationer hidrolik seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Stationer hidrolik


(Sumber: AliExpress.com)

2.1 Macam-macam Alat Bantu untuk Mengangkat Barang


Barang-barang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain dapat
dilakukan secara kontinyu dan tidak kontinyu.

2.1.1 Pemindahan Barang Secara Tidak Kontinyu


a. Pemindahan barang dengan arah horisontal. Contoh; kereta gantung,
traktor dan hall.
b. Pemindahan barang dengan arah vertikal. Contoh: perangkat mesin-mesin
pengangkat, stationery winch, lift, elevator dan lift tambang.
c. Pemindahan barang dengan arah pemindahan kombinasi. Contoh; crane,
lifting car dan fork-lift.

2.1.2 Pemindahan Barang yang Dilakukan Secara Kontinyu

3
a. Pemindahan barang dengan arah vertikal. Contoh; conveyor belt, scraper
handling, distributing conveyor dan roller conveyor.
b. Pemindahan barang dengan arah vertikal. Contoh; bucket elevator, rotating
bucket elevator dan screw conveyor.
c. Pemindahan barang dengan arah kombinasi. Contoh; rantai, chain
conveyor, bagger molen, escalator, hydrolic dan pneumatic handling
equipment.

Adapun barang-barang yang dipindahkan dapat dibagi menjadi:

a. Barang-barang berupa curah


b. Barang-barang berupa potongan-potongan material.
c. Orang ataupun hewan.

2.2 Bagian-Bagian Penunjang Alat Angkat

2.2.1 Kabel Baja


Kabel baja yang merupakan sarana untuk pengangkatan mempunyai sifat-
sifat yang berbeda dengan rantai, yaitu:

a. Kelebihannya:
Tahan terhadap beban kejut.
Bila akan putus memperlihatkan tanda-tanda.
Berat persatuan panjang adalah kecil.
Elastis.
Dapat digunakan untuk kecepatan angkat tinggi.
b. Kekurangan:
Tidak tahan terhadap korosi.
Sukar untuk ditekuk-tekuk, sehingga memerlukan drum atau tromol
penggulung yang besar.
Dapat mulur atau memanjang.
Cenderung untuk berputar.

Kabel tidak hanya dibebani tarik saja, namun juga dibebani beban bolak-
balik, yaitu mengingat untuk menggulung ataupun membuka gulungan kabel
pada tromol penggulung, sehingga dengan demikian tegangan yang terdapat di

4
dalam kabel adalah tegengan kombinasi yang terdiri dari tegangan tarik dan
tegangan lentur.

2.2.2 Rem
Untuk menjaga agar beban yang diangkat tetap berada di tempatnya atau
tetap pada posisinya atau untuk menghentikan gerakan, menghentikan
pengangkatan menghentikan penurunan benda maka digunakan rem. Rem
dibedakan berdasarkan penggunaannya:

Pengangkatan/penurunan benda.
Menghentikan gerakan benda yang melayang/tergantung.
Menghentikan jalannya benda.

Pengereman untuk pengangkatan/penurunan benda; dimasukkan untuk


mengatur kecapatan pengangkatan/penurunan. Untuk itu peralatan rem harus
mampu mengatasi energi potensial benda.

Pengereman untuk menghentikan gerakan benda dalam keadaan


tergantung atau melayang; maka dalam hal ini peralatan rem hanya sekedar
untuk menahan energi potensial. Pengereman untuk menghentikan benda yang
sedang bergerak; maka dalam hal ini peralatan rem harus mampu mengatasi
energi kinetis benda yang sedang berjgerak tersebut.

2.3 Peralatan Pengangkat Sederhana


Pada setiap alat angkat pasti memiliki peralatan atau alat yang digunakan
untuk mengkonversi gaya awal menjadi gaya yang akan digunakan untuk
merubah posisi benda atau memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain.
Peralatan angkat sederhana merupakan suatu perlatan yang digunakan untuk
mengubah atau mengkonversi suatu gaya yang nantinya gaya tersebut
diperlukan untuk melakukan pengangkatan. Berikut akan dibahas beberapa
peralatan angkat sederhana.

a. Tuas Engkol (handle pengatur naik dan turun)

5
Tuas engkol dapat dipakai pada mekanisme mesin pengangkat dangan
kapasitas yang rendah, atau untuk memindahkan beban pada jarak yang
dekat atau untuk pengangkat yang jarang digunakan. Oleh karena itu,
penggerak tangan hanya dapat digunakan pada alat angkat dengan
ketinggian pengangkat rendah. Komponen utama dari penggerak tangan
ialah: gagang engkol, roda penggerak dan rachet.
b. Kabel Pada Puli
Pengangkatan dengan menggunakan kabel pada puli tetap belangsung
seperti pada gambar 2.2 yaitu pada saat akan diangkat.

Gambar 2.2 Puli dan kabel


(Sumber: Ir. M.J. Djokosetyardjo, Buku Mesin Pengangkat I, 1993).

Menahan agar beban tidak merosot turun yang dilakukan oleh kabel dengan
menggunakan puli berlangsung seperti pada gambar 2.2.

Keterangan:

G = beban yang akan diangkat [ N ] .

SA = gaya pada kabel untuk mengangkat baban.

ST = gaya pada kabel untuk menahan agar beban tidak merosot turun.

2.4 Baut
Berikut ini hanya membahas mengenai persamaan perhitungan dari baut
yang akan digunakan saja:

6
Gambar 2.3 Baut iso matrik normal
Rumus Luas penampang tegangan:
2
d +d
As= x 2 3
4 2 ( ) 2
(m m ) pers..............(2.1)

Keterangan: As = luas penampang tegangan (mm2)

d2 = diameter pitch (mm)

d3 = diameter kaki (mm)

Kekuatan baut dikontrol berdasarkan jenis pembebanannya, seperti baut beban


melintang tanpa gaya jepit:

F
g= (N /mm 2)
As . n . m pers............(2.2)

Keterangan: n = jumlah baut

m = jumlah patahan

2.5 Sambungan Pengelasan


2.5.1 Kekuatan Sambungan Pengelasan
Kekuatan sambungan pengelasan tergantung dari berbagai faktor,
diantaranya:

a. Material dasar yang dilas, bahan tambah dan temperatur pengelasan.


b. Macam/jenis kampuh las
c. Bentuk/susunan pengelasn
d. Macam dan kasus pembebanan (tarik, tekan, bengkok, geser, puntir atau
gabungan) dengan kasus pembebanan I, II, III.

7
e. Mutu pengelasan.

2.5.2 Ukuran Kampuh Las


Untuk menghitung luas pengelasan (Aw) kita ambil panjang pengelasan
L1 dikurangi awal dan akhir pengelasan 2 dikali a, dengan melihat gambar 2.4.

Gambar 2.4 Ukuran Kampuh Las


(Sumber : Perhitungan Elemen Mesin, Akademi Teknik Soroako,1992)

Mutu dari awal dan akhir pengelasan tidak sama dengan mutu pengelasan
di tengah, maka panjang pengelasan yang dihitung = L.
L=L 12 a a=s
Aw =I . a pers.........(2.3)
Untuk pengelasan dengan tebal yang berbeda-beda, a diambil sama
dengan tebal pelat tertipis.
Keterangan:
a = kampuh las, s = tebal pelat

2.5.3 Perhitungan Sambungan Las pada Konstruksi Baja dan Alat Angkat

Dalam perhitungan kekuatan kampuh las, luas penampang yang


menerima gaya diambil tanpa memperhitungkan awal dan akhir pengelasan.

a. Tarik dan Tekan

8
Bila gaya F bekerja tegak lurus terhadap penampang dengan tegangan

normal wt (tegangan tarik pada las) atau w (tegangan pada las). Perhatikan
gambar 2.5.

Gambar 2.5 Penampang Las


(Sumber : Perhitungan Elemen Mesin, Akademi Teknik Soroako,1992)

F
w= w iz N/mm2 pers.........(2.4)
Aw

Keterangan:

w = tegangan yang terjadi pada kampuh las

F = gaya yang bekerja dalam N


Aw = luas penampang kampuhlas dalam mm2

wiz = tegangan ijin untuk kampuh las

b. Geser

Bila gaya bekerja sejajar terhadap bidang kampuh las, maka kita hitung
dengan tegangan geser dengan melihat pada contoh sambungan kampuh las
pada gambar 2.6.

9
Gambar 2.6 Kampuh Las
(Sumber: Perhitungan Elemen Mesin, Akademi Teknik Soroako, 1992)

F
w= w iz N/mm2 pers............(2.5)
Aw

Keterangan:

w iz = tegangan geser ijin untuk kampuh las.

2.5.4 Tegangan Ijin pada Pengelasan


Tegangan ijin adalah besar tegangan yang diperbolehkan dari suatu
bahan, yang mana tidak akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk atau
patahnya bahan kerja tersebut.

Oleh karena itu tegangan ijin pada kampuh las ( w iz , w iz . ) lebih


kecil dibanding tegangan ijin untuk bahan kerjanya.

Berdasarkan pengalaman dalam perhitungan diambil untuk beban statis/tetap


(kasus pembebanan I):

w iz= 2 . iz

2 . M /Sf
=

2 . iz=0,65 0,8 w . iz

Harga koefisian 2 tergantung dari kualitas pengelasan/mutu las.

10
2
Untuk kampuh las yang kualitasnya sudah dibuktikan (kelas III, II, I); =
0,5.

2.6 Tegangan
Tegangan dapat di definisikan sebagai besarnya gaya-gaya yang bekerja
pada tiap satuan luas tampang benda yang dikenai suatu besaran gaya tertentu.

Dilihat dari arah gaya yang dalam yang terjadi tegangan pada dasarnya
terdiri dari dua kelompok yaitu:

1. Tegangan normal
2. Tegangan tangensial

Berdasarkan jenis pembebanan yang diberikan tegangan terdiri dari:

FN
1. Tegangan tarik t= pers............(2.6)
A
FN
2. Tegangan tekan d= pers............(2.7)
A
FN
3. Tegangan bengkok b= pers............(2.8)
A
FN
4. Tegangan geser g= pers............(2.9)
A
Mp
5. Tegangan puntir g= pers............(2.10)
Wp

Keterangan:

t
=tegangan tarik [ N /mm2 ]

FN = gaya normal [ N ]

11
A = luas penampang potong [ mm2 ]

d
= tegangan tekan [ N /mm2 ]

b
= tegangan tekan [ N /mm2 ]

Mb
= momen bengkok [ N .m m2 ]

wb
= momen tahanan bengkok [ mm3 ]

I = jarak gaya yang tegak lurus terhadap sumbu

putar [ mm ]

g
= tegangan geser [ N /mm2 ]

p
= tegangan geser [ N /mm2 ]

Mp
= momen puntir [ N .m m2 ]

wp
= momen tahanan puntir [ mm3 ]

2.7 Tegangan Ijin


Yang tepenting dalam perhitungan elemen mesin diantaranya adalah
tegangan ijin, yaitu batas tegangan suatu bahan yang diperbolehkan, yaitu
ketika bahan menerima beban maksimum tidak terjadi perubahan bentuk yang
mana mengakibatkan rusak/patahnya bahan tersebut, dalam pengkontruksian
tegangan yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan ijin, untuk mendapatkan
harga tegangan ijin harus mempertimbangkan faktor keamanan (safety factor)
yang tergantung dari jenis bahan melebihi batas proporsional kekuatan bahan
tersebut.
a. Tegangan Ijin pada Pembebanan Statis

12
Untuk baja, baja paduan, baja tuang, aluminium, aluminium paduan,
tembaga paduan dll.
= m/sf atau = Re/sf (satuan N/mm2) sf = 1,2 2,5
untuk besi tuang kelabu, kayu, plastik, keramik, dll
= B/sf atau = Rm/sf (satuan N/mm2) sf = 2
b. Faktor keamanan

Faktor keamanan yang kecil; bila gaya luar dapat diketahui diatasi
dengan pasti dan tidak akan terjadi kerusakan yang fatal atau
membahayakan. Faktor keamanan yang besar; bila luar tidak dapat
diketahui dengan pasti misalnya pada pengaruh sampingan dan seandainya
terjadi kerusakan, akan mengakibatkan hal yang fatal, misalnya terjadi
gangguan kerja atau membahayakan kehidupan maka perlu harga yang lebih
besar lagi.

b. Perbandingan tegangan
Untuk baja, baja paduan, tembaga, paduan
d iz = t iz (t iz = 0,65..0,8 iz)
untuk aluminium paduan
d iz = 1.2 t iz (t iz = 0,7..0,8 iz)
untuk besi tuang lelabu
d iz = 2,5 t iz (t iz = 1,2 iz)

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahap Perencanaan dan Perancangan Proses Pembuatan Alat Angkat

Need

Analysis of
problem

Statement of
problem

Conceptual
Feedback design

Selected
schemes

Embodiment
Of schemes

Detailin
g

Working
drawings,e
tc

Gambar 3.1 Flow chart Perancangan


(Sumber : Nigel Cross, 1994)

14
3.2 Alat dan Bahan
Dalam membuat Rancang Bangun Alat Angkat Pemasangan Plafon Sederhana
diperlukan beberapa peralatan yang menunjang untuk membantu proses pengerjaan alat
tersebut. Berikut beberapa alat dan bahan yang diperlukan:

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Perancangan

NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI

Untuk melakukan proses


pengelasan
1 Mesin Las

Sebagai bahan penyambung


komponen

2 Elektroda

Digunakan untuk membuat


lubang baut
3 Mata bor

15
Untuk melakukan
4 Bor tangan pengeboran

Digunakan untuk mengukur


5 Roll meter material

Untuk menghilangkan sisi


6 Kikir yang tajam

Untuk mengukur bagian


7 Jangka sorong yang presisi

Untuk memotong material


8 Gerinda Potong

Sebagai dudukan roller


9 Round Bar

Sebagai dudukan atau


10 Plate bar penyangga
Sebagai tiang (column),
11 Holo Baja
kaki, dudukan plywood

3.3 Proses Pengerjaan

1. Proses Perancangan
Proses ini merupakan tahapan awal dalam setiap pengerjaan. Hal ini
karena untuk melakukan pengerjaan selanjutnya diperlukan gambar
rancangan untuk menjadi patokan dalam membuat suatu rancang bangun.
2. Proses Pemesinan
Bagian pengerjaan yang melalui proses pemesinan yaitu:
Poros dudukan roller
Pelat penyangga dudukan roller
3. Proses Fabrikasi
Bagian yang melalui proses fabrikasi yaitu:
Penyambungan antara tiang (holo) bagian luar dengan kaki alat
angkat
Penyambungan pelat penyangga dudukan roller dengan tiang (holo)
Penyambungan komponen kaki alat angkat

16
Penyambungan komponen pengatur kemiringan alat angkat
Pemotongan round bar dan plate bar
4. Proses Perakitan
Proses ini meliputi pemasangan tiang (holo 100x50) pada kaki alat
angkat, kemudian dilanjutkan pemasangan handle pemutar pada tiang
(holo 100 x 50). Selanjutnya pemasangan holo (40 x 60), dimasukkan
pada holo (100 x 50). Dilanjutkan pemasangan (holo 30 x 50). Kemudian
pemasangan pengatur kemiringan pada (holo 30 x 50). Terakhir
pemasangan dudukan plywood beserta sirip penahannya.

3.4 Rancangan Mesin


3.4.1 Prinsip Kerja Alat
Handle pengatur ketinggian diputar dengan manual, kemudian poros yang
terhubung dengan handle menggulung sling sehingga sling tertarik dan
menegang, tiang paling dalam yang terhubung dengan seling akan terangkat ke
atas sampai batas yang ditentukan. Setelah tiang paling dalam terangkat
seluruhnya akan disusul dengan terangkatnya tiang (40 x 60). Tiang yang telah
terangkat dengan ketiggian tertentu akan tertahan pada ketinggian tersebut
karena adanya mekanisme rachet pada handle pemutar.

3.4.2 Bagian Utama Alat Angkat

Dudukan plywood
Tiang
Handle Pemutar
Kaki Alat Angkat

3.6 Gambar Susunan Alat Angkat

Dudukan Tian
plywood g

17
Handle Pengatur
Ketinggian Kaki alat
angkat
Gambar 3.2 Gambar Susunan Alat Angkat

3.6.1 Dudukan Plywood

Baut
Lengan
pangatur
duduka
n Panjang

Baut Baut
pengatur pengunci
kemiringan tiang

Gambar 3.3 Dudukan plywood


3.6.2 Tiang Penyangga Dudukan Plywood

18
Tiang
Pully dalam
dudukan
sling Tiang
tengah
Poros
pengulungan
sling

Tiang terluar

Handle
pemutar
poros

Gambar 3.4 Tiang penyangga dudukan playwood

3.6.3 Kaki Dudukan

Plat
penahan
tiang atas

Plat
Tulang penahan
penahan tiang

Roda

Gambar 3.5 Dudukan Kaki

19
3.7 Rancana Anggaran

Daftar anggaran biaya material dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2 Anggaran Biaya Material

Harga
Jum Total
No Material Dimensi Satuan Satuan Sumber
lah Harga
(Rp)
http://shop.dutaartsempana.co
Holo 1 100x50x140
1. 1 Length 350.000 350.000 .id/products/76/pipa_koak_be
100 X 50 0
si_hollow
http://shop.dutaartsempana.co
Holo 2 40 X
2. 1 Length 300.000 300.000 .id/products/76/pipa_koak_be
40 X 60 60x1600
si_hollow
http://hargaterbaru-
30 X 2015.blogspot.com/2015/11/d
3. Holo 3 1 Length 45.000 150.000
50x1800 aftar-harga-besi-hollow-
perbatang-2015.html?m=1
TEBAL
4. Ms Plate 1 Sheet 550.000 550.000 Daftarharga.biz
2mm
Round
5. 30 x 6m 1 Length 600.000 600.000 Daftarharga.biz
Bar
www.priceza.co.id/s/harga/Si
Handle 900lb.weigh
6. 1 Unit 943.900 943.900 ngle-Capstan-Winch-
Pemutar t/9131705
Portable-By-UMIANUM
https://m.bukalapak.com/p/ele
ktronik/komponen-
elektronik/26h1cs-jual-695zz-
6. Pulley 39 x 12 2 ea 50.000 100.000 pulley-bearing-plastic-
coated?search%5Bkeywords
%5D=Pulley&from=list-
product
cahyoutomo.indonetwork.co.i
d/product/kawat-selng-atau-
7. Sling 3 mm 5 Length 700 3.500
tali-baja-produk-cahyautom-
supplier-5788374
https://m.tokopedia.com/anek
Roda
aroda/roda-besi-roda-troli-
8. Trolly 105 x 85 4 ea 260.000 195.000
besi-cast-iron-wheel-6
(Besi)
https://m.bukalapak.com/p/in
dustrial/lain-lain-
Wing
9. M8 x 35 3 ea 3400 15.000 2398/75b0nn-jual-wing-bolt-
Bolt
baut-kuping-m8x20

10. Long M10 X 130 1 ea 30.000 30.000 https://m.bukalapak.com/p/in


Thread dustrial/tools/1fpyfg-jual-as-

20
drat-galvanis-long-thread-
bolt-m10?search%keywords
Bolt
%5D=long%20thread%20bolt
%20&from=list-product
http://m.tokopedia.com/sentra
Hexagon lmurbaut/hexagonal-bolt-
11. M12 X 50 4 ea 5000 20.000
al Bolt baut-sus304-stainless-m12-x-
40mm-p175-kunci-19
https://m.tokopedia.com/sentr
almurbaut/flange-nut-m12-
Flange
12 M12 4 ea 7000 21.000 mur-topi-p175-kunci-19-
Mur
stainless-sus304

Nut http://m.indotrading.com/prod
13. Hexagon M12 6 ea 5000 30.000 uct/mur-hexagon-
al p98887.aspx
https://m.indonesian.alibaba.c
om/p-detail/China-suppliers-
Pena
14. 5 ea 15.000 75.000 slotted-spring-pin-Taper-
Tirus
1901465835.html

Elektroda https://m.bukalapa.com/p/rum
NIKKO ah-tangga/perkakas-rumah-
15. 2.0 X 300 3 Kg 65000 195.000
STEEL tangga/5r6d1-jual-kawat-las-
RD 460 nikko-steel-rd-460-2mm
Total 3.643.000

3.8 Jadwal Penelitian

21
Adapun jadwal penelitian Tugas Akhir dapat dilihat pada tabel 3.3 di
bawah ini:

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

BULAN
N
KEGIATAN AP
O MEI JUN JUL AGS
R
1 Penyusunan Proposal
Menyusun Proposal
Sidang Proposal
Perbaikan Proposal
2 Pelaksanaan TA
Desain
Pengorderan Bahan dan Alat
Pembuatan Alat
Run Test
Pengambilan Data
Pegolahan Data
Penulisan TA
Bimbingan TA
3 Sidang TA
PersiapanAdministrasi
Penyerahan Draft TA
Sidang TA
Perbaikan, Evaluasi, Akhir, dan
Penyerahan TA

22
DAFTAR PUSTAKA

ATS,1992,Perhitungan Elemen Mesin,Akademi Teknik Soroako ,Soroako.

Ir. M.J. Djokosetyardjo, 1993. Mesin Pengangkat I.PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Kamalludin, 2006, Tugas Akhir. Perancang Alat Angkat/ Lifter Dengan Kapasitas
Angkat 1 Ton di Akademi Teknik Soroako, Perawatan dan Perbaikan Mesin,Polman
Bandung, Sorowako.

Nigel Cross, 1994, Engineering Design Methods, Inggris.

23

Anda mungkin juga menyukai