Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pabrik pembuatan tegel merupakan satu industry kecil yang telah lama
berkembang di Indonesia. Dalam idustri ini menggunakan mesin press dalam
produk produksinya. Mesin press ini terdiri dari dua jenis yaitu maual dan
mekanik. Mesin ini terdiri dari besi cor yang di bentuk sedemikian rupa dengan
bantuan sambungan las.

Dalam tugas tooling desain ini, kami akan membuat sebuah alat mesin
press tegel dengan cara manual menggunakan ulir sebagai alat penggeraknya.

1.2 Tujuan penulisan Laporan

Tugas Tooling Desain ini bertujuan untuk membuat sebuah alat mesin
press tegel dengan cara manual menggunakan ulir sebagai alat penggerakan.

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan yang disajikan dalam ugas toolong desain ini di fokuskan


pada sistem pembuatannya, cara kerja mesin dan hasil yang didapatkan dari
mesin press tegel ini.

1.4 Sistem Penulisan

Sistematika penulisan tugas tooling desain adalah berikut :

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah,


sistematika penulisan dan cara kerja mesin press tegel.
BAB II Dasar Teori

Berisi tentang kekuatan sambungan las, jenis las yang digunakan,


klasifikasi sambungan las berdasarkan jenis sambungan las dan bentuk
alur, klasifikasi sambungan las berdasarkan cara pengelasan dan
dimensi ulir.

BAB III Analisis Perhitungan

Berisi tentang kekuatan sambungan las dan dimensi ulir, bantalan, gaya
defleksi.

BAB IV Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran.

1.5 Cara Kerja Press Tegel

Cara kerja dari mesin press tegel ini difokuskan pada mesin press
manual dengan penggerak tenaga manusia dengan cara memutar ulir yang telah
di las dengan plat besi sebagai pengepressnya. Dengan putaran ini berakibat ulir
bergerak kebwah dan menekan cetakan yang terletak diatas plat besi dibawah.
Plat besi tersebut berguna sebagai alat pengepressnya. Dari sistem inilah
pengepressan tegel berlangsung dan dihasilkan tegel tersebut.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Penjelasan Alat Press Tegel

Alat pengpres tegel adalah mesin sederhana yang dapat digunakan oleh
industri rumah tangga. Alat ini dirancang sesuai kebutuhan industri rumah
tangga yang tidak rumit dan mudah pengoperasiannya. Mesin press tegel ini
terdiri dari dua jenis yaitu manual yang menggunakan tenaga manusia dan
mekanik yang menggunakan tenaga kompresor.

Pada mesin press tegel ini terdapat bagian-bagian penting yang


mempunyai berbeda-beda dan saling berkaitan satu sama lain yang akan
dijelaskan sebagai berikut:

a. Kerangka
Kerangka pada alat ini terbuat dari plat bei karena murah harganya dan
mudah perawatannya serta kuat untuk menahan beban yang cukup besar.
Kerangka ini dibentuk seemikian rupa dengan bantuan sambungan las.
b. Ulir
Fungsi utama ulir adalah untuk melakukan pengepessan dari atas ke bawah
dengan cara memutar ulir , sehingga ulir akan menekan cetakan tegel
dengan kuat. Pada ujung ulir ini diberi bantuan dan dilas dengan plat besi
sebagai pengepressnya, sehingga ulir mudah diputar.
c. Cetakan
Cetakan berfungsi untuk menempatkan adonan bahan baku tegel.
d. Bantalan

Bantalan berfungsi untuk mempermudah dalam memutar ulir. Bantalan ini


dipasang pada ujung ulir dilas dengan plat besi sebagai pengeressnya.

Pengoperasian alat press tegel adalah pembuatan tegel ini sangat


sederhana. Pertama-tama kita masukan adonan bahan baku tegel ke dalam
cetakan. Posisikan cetakan tepat dibawah pengepressan atas. Kemudian putar
ulir kebawah pengepress atas. Kemudian putar ulir ke bawah sampai plat
pengepress menekan kuat cetakan, sehingga adonan yang tertekan menjadi
adonan yang padat yang mempunyai bentuk yang sama dengan cetakan yang
disebut tegel. Kemudian putar ulir ke atas ke posisi semula, keluarka tegel dari
cetakan dan keringkan.

2.2 Tinjauan Umum Sambungan Las

Sambungan las adalah sambungan permanen yang diperoleh dari


peleburan tepi dari dua bagian logam yang digabung secara bersama dengan
atau tanpa aplikasi tekanan maerial pengesi. Panas yang dibutuhkan untuk
peleburan logam atau material dengan cara pemanasan gas untuk kasus
pengelasan gas atau dengan pemanasan listrik (pengelasan listrik). Metode
pelapisan secara meluas digunakan dalam pembuatan konstruksi ketika metode
alternative untuk bahan tuang (coran) atau bahan olahan sebagai sambungan
keling, juga digunakan sebagai medium perbaikan seperti dua kelompok besar
yaitu:

1. Pengelasan cair dimana sambungan dipanaskan sehingga menjadi cair.


2. Pengelasan tekan dimana sambangan dipanaskan hingga mencapai suhu
tertentu dan kemudian ditekan (tumbuk) hingga bersatu membentuk
kesatuan.

2.2.1 Pengelasan Cair

Secara singkat peleburan cair merupakan bagian komponen (part) yang


akan disambung dan diletakkan pada posisi dimana cairan metal disuplai pada
bagian part yang akan disambung. Cairan metal dapat berasal dari part tersebut
atau bahan tambahan lain yang dicairkan dari luar part utama.

Menurut metode panas yang dihasilkan oleh las, pengelasan cair dapat
diklasifikasikan menurut:

1. Las busur
2. Las gas
3. Las listrik

2.2.2 Pengelasan Tekan

Pengelasan tempa, dimana bagian part yang akan disambung


dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu tertentu dan selanjutnya
ditekan atau dipukul hingga bagian part bersambung menjadi satu.

2.3 Tipe-tipe Sambungan Las

2.3.1 Sambungan Tumpang (Lap Joint)

Sambungan tumpang berdasarkan jenis sambungan las yang dihasilkan


dapat dibedakan menjadi 3 jenis sambungan. Karena smbungan ini efisiennya
rendah maka jarang digunakan dalam pelaksaanan penyambungan pada
konstruksi mesin.

Jenis-jenis sambungan tumpang adalah:

1. Singgle tranverse fillet joint.


2. Double tranverse fillet joint.
3. Pararel fillet joint.

Gambar 2.1 Macam-macam lap joint


2.3.2 Sambungan Ujung (Butt Joint)

Sambungan ujung adalah menempatkan ujung plate (part) satu dan part
lainnya guna disambung dengan las. Pada sambungan las ini tebal dari plate
yang akan disambung tidak boleh kurang dari 5 mm. Jika tebal plat antara 5
mm sampai dengan 12,5 mm, maka ujung plate harus dibuat miring berbentuk
V atau U pada kedua sisi.

Jenis-jenis sambungan ujung adalah:

1. Square butt joint.


2. Singgle V-butt joint.
3. Singgle U-butt joint.
4. Double V-butt joint.
5. Double U-butt joint.

Gambar 2.2 Macam-macam butt joint

2.4 Permodelan Las


2.4.1 Kekuatan Sambungan Las Tumpang

Gambar 2.3 Potongan sambungan las tumpang

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui :

Arena minimum pengelasan1

txl
= х fs
√2

Maka kekuatan sambungan untuk single pararel fillet2adalah :

txl
𝑝= х fs
√2

Sedangkan kekuatan pada sambungan untuk double parael fillet3adalah :

2txl
𝑝= х fs
√2

Dimana fs = shear stress untuk bahan las.

1 = lebar lasan
t = tebal plate

2.4.2 Kekuatan Sambungan Ujung

1
Khurni. R. S, Gupta. J. K, 1982, “Machine Design”, Eurasia Publishing House (Pvt) LTD, Ram Nagar,
New Delhi, hal. 279.
2
Ibid, hal. 279
3
Ibid, hal. 279
Lasan tumpul di design untuk menahan tegangan dan tekanan. Dalam
kasusu ini panjang dari kaki adalah sama dengan ketebalan plate (t).

Gambar 2.4 potongan sambungan las ujung

Daya rentang yang terjadi pada lasan ujung4 adalah :

P = t.1.ft

Dimana :

1 = panjang lasan

t = ketebalan plate

Fs = permeabilitas daya rentang

2.5 Ulir Penguat

Ulir penguat (ulir pengubah) digunakan untuk merubah gerak memutar


menjadi gerak memanjang sebagai contoh pada kasus ulir utama pada mesin
bubut. Ulir yang bergerak pada nut, kekuatan kecil disesuaikan pada bidang
datar yang lurus digunakan unutk menaikan/mengurangi. Sebuah muatan

4
Ibid, hal. 279
beban ulir penguat juga digunakan sebagai peganti mesin percobaan tekanan
dan lain-lain.

2.5.1 Tipe Pemasangan Ulir yang Digunakan Pada Ulir Pengut

Berdasarkan dari cara pemasangan ulir yang hampir secara keseluruhan


diguanakan pada ulir penguat adalah :

1. Ulir siku
Adaptasi dari permukaan transmisi dan gerak. Hasil pemasangan pada
efisiensi max dan radial minimum atau tekanan pembangkit pada nut sulit
unutk memotong dengan dipukul atau dilas. Biasanya dipotong dengan
mesin bubut dengan alat bermata potong tunggal dan tidak dapat dengan
mudah diperingan dalam pemakaian.

Gambar 2.5 ulir siku

2. Ulir Trapesium
Ulir trapesium merupakan modifikasi pemasangan datar, cekungan
tajam yang diberikan pada sisi-sisi samping untuk mengurangi efisiensi
secara tajam dan juga menghantarkan tekanan pembangkit pada nut. Tetapi
hal ini dapat menambah area pemotongan itu digunakan ketika sebuah mur
membelah secara sesuai dengan dimensi dan dimana perlengkapan harus
dibuat untuk mengangkat peralatan dari mur yang membelah dengan teratur.
Ulir siku dapat dipoong dengan las/patri dan dengan lebih mudah dihasilkan
daipada ulir trapesium.

Gambar 2.6 ulir trapesium

3. Ulir ISO
Profil ulir ISO merupakan ulir normalisasi yang diusahakan secara
internasional untuk membatasi perbedaan dan sistem ulir dan dalam
kerangka ulir itu, membatasi kombinasi kisar dan kombinasi garis tengah.
Ulir ISO pada umumnya digunakan untuk pengikat, secara internasional
telah tercapai persetujuan tentang profil ulir yang sesuai untuk pemakaian
umum.

Gambar 2.7 Ulir ISO


Dimana :
P = kisar D = garis tengah luar
d = garis tengah luar D₁ = garis tengah teras
d₁ = garis tengah teras D₂ = garis tengah sisi
d₂ = garis tengah sisi 60° = sudut puncak
t = tinggi ulir (kedalaman 30° = sudut sisi
ulir) h = 1/2√3. 𝑝

2.5.2 Perencanaan Ulir

Torsi yang dibutuhkan guna mengankat pada ulir siku dapat


diangkat atau dinaikan/turun dengan kepala bidang yang dipasang
tongkat berputar dengan aplikasi pada sebuah usaha di bagian akhir
dari pengungkit untuk mengangkat atau menurunkan muatan.

Guna menyelesaikan suatu rencan ulir penguat, kita


memperhatikan:

P = picth
d = diameter rata-rata
α = sudut helix

Pada geometri yang digambarkan, kita5memdapatkan :


p
tan α = 𝜆.d

5
Khurni. R. S, Gupta. J. K, 1982, “Machine Design”, Eurasia Publishing House (Pvt) LTD, Ram
Nagar, New Delhi, hal. 597.
P = usaha setiap keliling ulir untuk mengangkat baban
W = berat beban yang harus dipotong
μ = koefisien gesekan antara ulir dan mur

dimana6 :

P = W tan (α+Φ)

Torsi yang akan di butuhkan untuk meredam gesekan antara ulir dan
mur7ialah :

d
T=Px2

= W tan (α+ϕ)

Torsi yang dibutuhkan untuk meredam gesekan di Collar8adalah :

𝑅₁+𝑅₂
T₂ = μ₁ w ( )
2

= π₁.w.R

Dimana R₂ = jari-jari luar dan dalam collar

6
Ibid, hal. 598
7
Ibid, hal. 598
8
Ibid, hal. 598
R = jari-jari rata-rata collar

π₁ =koefisien gesekan collar

Maka total torsi untuk meredam gesekan antara ulir dan mur9adalah :

T = T₁ + T₂

Diameter rata-rata ulir10adalah :

d₁+d₂ p
d= = d₁ - 2
2𝑎

2.6 Permodelan Ulir

Gambar 2.8 Skematik ulir ISO

Ulir yang digunakan dalam perencanaan ini adalah ulir ISO dengan
spesifikasi11 sebagai berikut :

h = 1/2p √3

9
Ibid, hal. 598
10
Ibid, hal. 598
11
Ibid, hal. 598
garis tengah terasi ulir dalam12 adalah:

D₁ = D – 2 (1-1/8-1/4)h

= D – 5/4 h

Jari-jari pembulatan13 :

r = 1/6 h

kedalaman ulir14 adalah :

t = 17/24 h

Garis tengah teras ulir luar15adalah :

d₁ = d – 2t

=d - 1́⁵/¹²h

Garis tengah sisi d₂ = D₂ diambil setengah tinggi profil basis16, jadi :

d₂ = d – 2(1/2 – 1/8)h

=d–¾h

2.7 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros beban,


sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung
secara lulus, aman dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh
untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja

12
Ibid, hal. 65
13
Ibid, hal. 65
14
Ibid, hal. 65
15
Ibid, hal. 66
16
Ibid, hal. 66
dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun aatau tidak dapat bekerja semestinya.

Bantalan dapat diklasifikasikan menurut gerakan bantalan


terhadap poros antara lain adalah :

a. Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapapisan pelumas.
b. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola
(peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.

Sedangkan bantalan yang diklasifikasikan menurut arah beban


terhadap poros diantaranya adalah :

a. Bantalan radiall, arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak
lurus sumbu poros.
b. Bantalan aksial, arah beban bantalan sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Dimensi bantalan

Keterangan :

D = diameter luar bantalan

B = lebar bantalan

d = diameter poros

2.8 Pengertian Gaya

Kalau kita mengamati sebuah benda yang jatuh bebas kebawah


akan tampak bahwa disamping ukuranya sendiri sebesar W (kg), maka
benda tadi juga mempunyai ciri-ciri lain yaitu arahnya kebawah.

Suatu besaran dengan ukuran besar serta arah bekerjanya


disebut “gaya” atau dengan kata lain bahwa gaya adalahh besaran
vektoris yaitu suatu besaran yang lengkap dengan arah.
2.8.1 Gaya Karena Tekanan

Gaya yang terdapat pada alat press tegel ini disebabkan karena
tekanan, dimana pada proses pengepresan ulir bergerak kebawah dan
menekan cetakan.

Dalam bentk lain, gaya adalah tekanan dikalikan luasan. Bila di tulis
terdapat hubungan :

𝑘𝑔
F (kg) = P[𝑐𝑚²] . 𝐴 (𝑐𝑚²)

Dimana :

F = gaya

P = tekanan

A = luasan penampang

Penerapan yang nyata dari tekanan seperti apa yang di maksudkan di


atas sebagai contoh tekanan pada alat press tegel.
BAB III

ANALISIS PERHITUNGAN

3.1 Perhitungan Sambungan Las Tumpang

Direncanakan late baja dengan lebar 30 mm dan ketebalan plate


3 mm akan disambung dengan las single transverse. Daya rentang
diketahui adalah 700 kg/cm². Bahan SM 58 dengan kegunaan
konstruksi umum.

a. Panjang tiap-tiap potongan sambungan las untuk beban static


kekuatan sambungan las untuk single pararel fillet adalah:

𝑡×𝑏
𝑃= Ft
√2

Dimana diketahui berdasarkan data yang ada

t = ketebalan plate

b = lebar plate

= 30 mm

Ft = daya rentang

= 700 kg/cm²

Maka kekuatan las :

t×b
𝑃 = Ft
√2

3×30
= . 700
√2

= 44550,88 kg
Jadi panjang lasan guna menompoag beban adalah :

P = √2 × 𝑡 × 𝐼 × 𝐹𝑡

Dimana 1 = panjang lasan

Maka 44550,88 = √2 x 3 x 1 x 700

44550,88
1 = √2×3×700

1 = 15 mm

Penambahan 3 mm menjadi :

1 = 15 + 3

= 18 mm

b. Panjang tiap-tiap potongan sambungan las untuk beban fatique.


Dari tabal faktor konsentrasi tegangan didapatkan nilai 1,5 daya
rentang yang diperbolehkan adalah :

𝐹𝑡
Ft = 1,5
700
= 1,5

= 466,67 kg/cm²

Kekuatan lasan single pararel fillet adalah :

𝑡 ×𝑏
P= 𝐹𝑡
√2

2×30
= 466,67
√2

= 29698,70 kg

Panjang lasan guna menopang beban adalah :


P = √2 × 𝑡 × 𝐼 × 𝐹𝑡

= √2 × 3 × 𝐼 × 466,67

29698,70
I = √2×3×466,67

= 15 mm

Penambahan 3 mm menjadi :

1 = 15 + 3

= 18 mm

3.2 Ujung Perhitungan Sambungan Las


Direncanakan bahan SM 58 untuk konstruksi las umum dengan
data-data. Dimana :
b = lebar plate
= 25 mm
t = tebal plate
= 3 mm

Ft = daya rentang

=700 kg/cm²

a. Panjang sambungan las untuk menopang beban static kekuatan


lasan dalam menopang beban adalah :
P = b x t x Ft
= 25 x 3 x 700
= 52500 kg

Panjang lasan adalah :


P = √2 × 𝑡 × 𝐼 × 𝐹𝑡

52500 = √2 × 3 × 𝐼 × 700

52500
I = √2×3×700

= 17,7 mm

Peambahan 3 mm menjadi :

I = 17,7 + 3

= 20,7 mm
b. Panjang sambungan las untuk menopang beban dinamik
Dari tabel faktor konsentrasi tegangan diketahui nilainya 1,5.
Daya rentang yang diperoleh :

𝐹𝑡
Ft = 1,5
700
= 1,5

= 466,67 kg/cm²

Panjang lasan adalah :

P =√2 × 𝑡 × 𝐼 × 𝐹𝑡

52500 = √2 × 3 × 𝐼 × 466,67

52500
I =√2×3×466,67

= 26,52 mm

Penambahan 3 mm menjadi

1 = 26,52 + 3

= 29,52
3.3 Perhitungan Ulir Penguat
Direncanakan ulir vertikal dengan menggunakan tipe ulir 150
mempunyai diameter luas 15,60 mm dan lebar picth 2,80 mm untuk
menahan beban seberat 20 kg. diameter rata-rata collar 9,2 mm,
koefisien gesekan ulir adalah 0,15 dan koefisien gesekan untuk collar
adalah 0,18 serta gaya tangensial yang bekerja pada batang pemutar
tangan adalah 10 kg.
Diketahui
d = diameter luar ulir
= 1,56
P = lebar picth
=0,28 cm
W = 20 kg
D = diameter rata-rata collar
= 0,92 cm
μ = koefisien gesekan pada ulir
= tan 𝜙 = 0,15
P = gaya tangensial yang bekerja pada pemutar tangan
= 4 kg
Dapat diketahui bahwa radius rata-rata collar adalah :

𝐷
𝑅=
2
9,2
=
2

= 4,6 mm
Dari persamaan diketahui :

𝑃
tan α= 𝜋.𝐷
0,28
= 𝜋.1,56

= 0,057

Gaya tangensial yang dibutuhkan oleh keliling ulir adalah :

P = W tan (𝛼 + 𝜙)

𝑡𝑎𝑛𝛼+𝑡𝑎𝑛∅
=W (1−tan 𝛼.𝑡𝑎𝑛∅)

0,079+0,15
= 20 (1−0,079 . )
0,15

Total torsi yang dibutuhkan untuk memutar batang pemutar tangan


adalah :

𝑑
T = P. ( 2 + 𝜋₁) . 𝑊. 𝑅
1,56
= 78 .( + 0,18) . 20 . 0,46
2

= 100,75 kg.cm

Diameter batang pemutar tangan adalah :

Torsi yang bekerja pada batang pemutar tangan :

T = 2 P x L/2

= 2 x 4 x L/2

=4L

Maka diperoleh data :

T =100,75 kg.cm

4L = 100,75 kg.cm
100,75
L = 4

= 25,19 cm = 251,9 mm

Diameter ulir

Diketahui d = 1,5+ cm

Sehingga tinggi ulir

h = ½. √3. 𝑃

= ½.√3. 0,28

= 0,24 cm = 2,4 mm

Sudut puncak adalah 60˚ dan sudut sisi 30˚

Perhitungan ulir luar

garis tengah teras adalah

d₁ = d - 1⁵/12.h
= 15,60 - 1⁵/12 . 2,4
= 12,2 mm

garis tengah sisi dalam adalah

d₂ = d - ¾ .h
= 15,60 - ¾ . 2,4
= 13,8 mm
D₂ = d₂ = 13,8 mm

- Perhitungan ulir dalam adalah


D₁ = D – 5/4 .h
= 15,60 – 5/4 . 2,4
= 12,6 mm

3.4 Pemilihan Bantalan


Dasar pemelihan bantalan, dalam buku Ir. Sularso hal 143
Jenis bantalan tidak bisa melunasi sendiri, diameter ulir 30 mm
Diambil
d = 30 mm
D = 61 mm
B = 16 mm
R = 1,5 mm
Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 440 kg
Kapasitas nominal statis spesifik (CO) = 263 kg
Pemilihan harga 1/d = 0,4 - 4,0 lebih baik antara 0,5 – 2,0 bisa
melebihi 2,0 maka tekanan permukaan terjadi secara lokal sehingga
lubang bantalan perlu dibuat terus, harga yang terkecil akan
mengurangi beban.

𝑟𝑎
1/d = 5,1×𝑃𝑎 3

Harga yang diketahui


Tegangan lentur yang diiginkan (ra) = 4,4 kg/mm²
Pa = tekanan maksimal yang diijinakan Cra = bahan dari besi cor
diambil Pa = 0,6 (0,3 – 0,6)

𝑟𝑎
1/d =5,1×𝑃𝑎
4,4
= 5,1×0,6
4,4
= 3,60

=1,437 (harga antara 0,5 – 2,0) → baik


3.5 Perhitungan Gaya Karena Tekanan
Direncanakan tekanan 20 kg/cm² dengan luasan penampang
25 cm², maka gaya yang terjadi.
Dimana
P = tekanan
= 20 kg/cm²
A =Luasan penampang
= 25 cm²
F =P.A
= 20 . 25
= 500 kg

3.4.1 Perhitungan momen gaya

Gambar 3.1. momen gaya

ƩMA = 0

-P.a+ Rʙ . (a+b) = 0

Rʙ . (a+b) = P.a
𝑃.𝑎
Rʙ = (𝑎+𝑏)

ƩMB = 0
P.b + Rᴀ . (a+b) = 0
Rᴀ . (a+b) = - P.b
𝑃.𝑏
Rᴀ = -(𝑎+𝑏)

Maka
20.10
Rᴀ = (10+10) = 10 kg
20.10
Rʙ = - (10+10) = - 10 kg

Analisa gaya :

A – B → 0 ≤ × ≤ 20
Sfx = Rᴀ = 10 kg
x = 0 → Sfx = 10 kg
x = 20 → Sfx = - 10 kg
Mx = Rᴀ.x = 10.x
x = 0 → Mx = 0 kg.mm
x = 20 → Mx = - 200 kg.mm

Diagram SFD

Gambar 3.2. Diagram SFD


Diagram BMD
Gambar 3.3. Diagram BMD
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada pembuatan alat press tegel ini didapatkan hasil


perhitungan dari bagian-bagian komponen alat press tegel, yang
meliputi : perhitungan las pada kerangka, perhitungan ulir, perhitungan
bantalan, perhitungan gaya karena tekanan, perhitungan momen gaya.
Semua komponen tersebut dihitung dan didapatkan hasal sebagai
berikut :

1. Sambungan las tumpang


Kekuatan las = 44550,88 kg
Panjang lasan = 15 mm
Penambahan 3 mm panjang lasan (I) = 18 mm
Daya rentang yang diperbolehkan (ft) = 466.67 kg/cm²
Kekuatan las menopang bahan fatique (P) = 29698,70 kg
Panjang lasan (I) = 15 mm
Penambahan 3 mm panjng lasan (I) = 18 mm

2. Sambungan las ujung


Kekuatan las penampang beban lasan = 52500 kg
Panjang lasan (I) = 17,7 mm
Penambahan 3 mm panjang lasan (I) = 20,7 mm
Daya rentang yang diperbolehkan (ft) = 466.67 kg/cm²
Panjang lasan menopang beban dinamik (I) = 26,52 mm
Penambahan 3 mm panjang lasan (I) = 29,52 mm
3. Perhitungan ulir
Diameter luar ulir (d) = 1,56 mm
Lebar pitch (P) = 0,28 mm
Beban (W) = 20 kg
Diameter rata-rata collar (D) = 0,92 mm
Koefisien gesekan pada ulir (m) = tan ϕ = 0,15
Daya tangensial yang bekerja pada pemutar tangan (P) = 4 kg
Radius rata-rata collar (R) = 4,6 mm
Daya tagensial yang dibutuhkan oleh keliling ulir (P) = 34,67
kg/cm
Torsi yang dibutuhkan (T) = 100,75 kg.cm
Panjang lengan pemutar tangan (L) = 251,9 mm
Tinggi ulir (h) = 2,4 mm
Torsi tengan teras (dl) = 12,2 mm
Torsi tengah sisi dalam (d2 = D2) = 13,8 mm
Ulir dalam (D1) = 12,6 mm

4. Bantalan
d = 30 mm
D = 61 mm
B = 16 mm
1/d = 1,437 (harga antara 0,5 -2,0) → baik

5. Perhitungan gaya karena tekanan


Tekanan (P) = 20 kg/cm²
Luas penopang = 25 cm²
Gaya (F) = 500 kg
4.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan adalah :

1. panjang lasan sebaiknya dilas menyeluruh sehingga kekuatan


sambungan las lebih kuat dan dapat berumur lebih panjang degan
waktu pemakaian yang lebih lama pula.
2. diameter batang pemutar tangan dibuat lebih besar sehingga
tenaga untuk menggerakan ulir untuk mengepress tegek lebih
ringan dan tekanan yang dihasilkan lebih maksimal.
3. hasil survey dilapangan sangat membantu dalam pembuatan alat
press tegel ini.
4. kedisiplinan yang menjadikan semua berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai