Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRESENTASI PEMILIHAN

BAHAN DAN PROSES

HANDLE REM

oleh
Kelompok 7
1. AM Saifutaqi Fatwa Mayfi (G1C018024)
2. M Fitra Azkianda (G1C018013)
3. Wahyu Rahmat Hidayat (G1C018054)
4. Aridhanda Musi (G1C018059)
5. Nizen Gulesman (G1C018060)

DOSEN : Dr Hendri Hestiawan, S.T., M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu teknologi dalam menuju era globalisasi dunia terutama


dibidang keteknikan semakin pesat. Setiap saat terjadi pembaharuan terhadap produk-
produk yang dikeluarkan.Diantara produk-produk tersebut adalah sepeda motor yang
dimana sepeda motor ini memiliki banyak komponen pendukung. Salah satu
komponen penting yaitu handle rem.

Berbagai macam sifat dari cetakan logam diperlukan. Diantaranya adalah


mempunyai kekuatan/strength yang cukup tinggi untuk dipakai berulang-ulang,
ketahanan terhadap kelelehan thermal yang tinggi, ketahanan aus yang baik, ,mampu
mesin yang baik dan sebagainya. Umur cetakan biasanya beberapa ribu kali pengisian
kalua dipakai kira-kira sepuluh ribu kali pengisian kalua dipakai untuk membuat
coran paduan ringan dan kira-kira sepuluh ribu kali pengisian untuk membuat coran
dari besi cor.

Pemanasan cetakan logam adalah proses pemanasan awal terhadap cetakan


logam sebelum dilakukan penuangan logam cair. Pemanasan dapat dilakukan dengan
menggunakan dapur atau oven pada temperatur diatas 212℉ (100 ℃) dan ditahan
untuk beberapa waktu.

Pemanasan cetakan yang diperlukan dalam proses pengecoran maka seberapa


besar pengaruh temperature pemanasan cetakan terhadap kualitas hasil coran untuk
pembuatan produk Handle Rem.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan laporan atas presentasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa pada mata
kuliah Pemilihan Bahan dan Proses.

2. Mahasiswa dapat mengetahui pembuatan serta pemilihan material yang cocok untuk
pembuatan handle rem.

3. Mengetahui fungsi dan cara kerja pada handle rem serta dimana biasanya produk ini
digunakan.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari pembahasan laporan ini adalah sebagai berikut :


1. pengertian, kondisi kerja serta komponen yang berhubungan langsung dengan rem
2. pemilihan bahan yang sesuai dengan kondisi kerja handle rem

3. pemilihan proses untuk pembuatan handle rem

4. matrik keputusan pemilihan bahan serta pemilihan proses

5. faktor pemberat sebagai tolak ukur penentuan bahan dan proses yang akan dipilih.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Handle Rem

Handle rem adalah bagian yang sering bergesekan dengan sarung tangan, sehingga
lama-lama dapat memudarkan warna catnya. Kalau catnya sudah pudar atau ingin terlihat
lebih keren bisa ganti dengan part aftermarket. Model, warna dan harganya beragam tinggal
sesuaikan dengan selera dan kemampuan.Rem adalah elemen penting pada sebuah
kendaraan yang berfungsi untuk mengurangi dan atau menghentikan laju kendaraan. Sejalan
dengan pengembangan mesin penggeraknya, saat ini kendaraan dapat bergerak sangat cepat
sehingga memerperlukan rem yang juga makin baik. Pada tahun 1902 Louis Renault
menemukan rem jenis drum yang bekerja dengan sistim gesek untuk kendaraan. Peralatan
utama rem gesek ini terdiri dari drum dan penggesek. Drum dipasang pada sumbu roda,
sedang penggesek pada bagian bodi kendaraan dan didudukkan pada mekanisme yang dapat
menekan drum. Ketika kedaraan bergerak, maka drum berputar sesuai putaran roda.
Pengereman dilakukan dengan cara menekan penggesek pada permukaan drum sehingga
terjadi pengurangan energi kinetik (kecepatan) yang diubah menjadi energi panas pada
bidang yang bergesekan [5] . Hingga saat ini, rem utama kendaraan yang dikembangkan
masih menggunakan sistim gesek sebagimana ditemukan pertama kali. Pengembangan
dilakukan pada mekanisme untuk meningkatkan gaya dan mode penekanan serta sifat
material permukaan gesek yang tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi. Pada
umumnya bahan material gesek yang digunakan adalah jenis asbestos atau logam hasil
sinter dengan bahan induk besi atau tembaga. Koefisien gesek asbestos lebih baik tetapi
kurang tahan terhadap tekanan. Sebaliknya logam sinter koefisien geseknya lebih kecil
tetapi tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi .

Gambar 2.1 Handle Rem


Gambaran sistem kerja dari Handle rem ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Sistem Kerja Handle

2.1.1 Klasifikasi Handle Rem


Klasifikasi yang berkaitan dengan bahan pembentukan dengan logam cair, dapat
dikatagorikan sebagai berikut:
a) Expandable mold, yang mana tipe ini terbuat dari pasir, gips, keramik, dan bahan
semacam itu dan umumnya dicampur dengan berbagai bahan pengikat (bonding agents)
untuk peningkatan peralatan.
b) Permanent molds, yang mana terbuat dari logam yang tahan pada temperatur tinggi.
cetakan ini digunakan berulang-ulang dan dirancang sedemikian rupa sehingga hasil
cetakan dapat dihilangkan dengan mudah dan cetakan dapat digunakan untuk cetakan
berikutnya. Cetakan logam dapat digunakan kembali karena bersifat konduktor dan lebih
baik daripada cetakan bukan logam yang terbuang setelah digunakan. Sehingga, cetakan
padat terkena tingkat yang lebih tingggi dari pendinginan, yang mempengaruhi struktur
mikro dan ukuran butir dalam pengecoran.
c) Composite molds, yang mana terbuat dari dua atau lebih material yang berbeda (seperti
pasir, grafit, dan logam) dengan menggabungkan keunggulan masing-masing bahan.

Gambar 2.1 Desain Handle Rem

2.1.2 Aplikasi Handle Rem


Handle Rem banyak digunakan pada sepeda, sepeda motor, kendaraan roda rantai
dan mesin lainnya digunakan untuk mengurangi laju pada kendaraan.

Handle Rem berfungsi sebagai untuk mengendalikan laju kendaraan. Handle Rem
pada sepeda motor harus memenuhi syarat keunggulan produk sehingga dapat bekerja
secara maksimal. Karena banyak handle rem yang beredar dipasaran memiliki kualitas
yang kurang baik sehingga berdampak pada kurang maksimalnya kinerja part-part lain
yang berhubungan dengan handle rem itu sendiri,seperti misalnya adalah sistem
pengereman.
2.2 Pemilihan Bahan

Dilihat dari kondisi kerja yang telah dijelaskan tadi maka dapat kita pilih
beberapa alternatif bahan atau material yang cocok untuk pembuatan Handle Rem. Dimana
dari alternatif ini nantinya diharapkan semua karakteristik atau keadaan dari crankshaft
dapat dipenuhi semuanya.
Karakteristik bahan yang dibutuhkan adalah :

1. Material yang dipilih haruslah tahan deformasi plastik


2. Material yang dipilih haruslah dapat menahan beban dinamik dibutuhkan nilai
kekerasan.

Dari beberapa persyaratan material ini maka ada bebrapa material ini maka ada
beberapa material yang dapat dijadikan alternatif untuk pembuatan Handle Rem ini,
yakni :

A . Baja JIS S45C Steel (JIS : Japanese Industrial Standard / Standar Industri Negara
Jepang) atau equivalent AISI 1045 (AISI : American Iron and Steel Institute,standar
Negara Amerika), atau DIN 1.1730 (DIN : Deutsches Institut für Normung/German
institute for standardization, standar Negara Jerman), merupakan jenis baja “Medium
Carbon Steel” (baja dengan kandungan unsur karbon medium : 0,3-0,5% C).

2.3 Pemilihan Proses


Asumsi : Produk yang diproduksi dalam jumlah massal.

a. Tahap Pembuatan Handle berbahan dasar LDPE dan PET Langkah yang dilakukan
pertama timbang bahan dasar pembuatan Hamdle Rem. Langkah ke dua memberikan
memberikan lapisan pada cetakan agar bahan tidak menempel pada cetaka. Langkah yang ke
tiga leburkan plastik dengan kode LDPE dan PET secara bersamaan pada didalam wadah
yang sudah disiapkan untuk mengecor. Langkah keempat setelah meleleh plastik tersebut
masukkan delam cetakan yang sudah di buat. Langkah kelima setelah cairan yang berada di
cetakan mengeras kuluarkan handle dari cetakan. Lakah keenam lakukan proses
menghaluskan permukaan hasil pengecoran. Langkah ke tujuh pengeboran. Langkah ke
delapan pemasangan anting dengan handlerem.

b. Tahap Pembuatan Handle berbahan dasar PET dan PP Langkah yang dilakukan pertama
timbang bahan dasar pembuatan Hamdle Rem. Langkah ke dua memberikan memberikan
lapisan pada cetakan agar bahan tidak menempel pada cetaka. Langkah yang ke tiga leburkan
plastik dengan kode PETE / PET dan PP secara bersamaan pada didalam wadah yang sudah
disiapkan untuk mengecor. Langkah keempat setelah meleleh plastik tersebut masukkan
delam cetakan yang sudah di buat. Langkah kelima setelah cairan yang berada di cetakan
mengeras kuluarkan handle dari cetakan. Lakah keenam lakukan proses menghaluskan
permukaan hasil pengecoran. Langkah ke tujuh pengeboran. Langkah ke delapan pemasangan
anting dengan handle rem.

c. Tahap Pembuatan Handle Berbahan Dasar PET dan PS Langkah yang dilakukan pertama
timbang bahan dasar pembuatan Hamdle Rem. Langkah ke dua memberikan memberikan
lapisan pada cetakan agar bahan tidak menempel pada cetaka. Langkah yang ke tiga leburkan
plastik dengan kode PET dan PS secara bersamaan pada didalam wadah yang sudah
disiapkan untuk mengecor. Langkah keempat setelah meleleh plastik tersebut masukkan
delam cetakan yang sudah di buat. Langkah kelima setelah cairan yang berada di cetakan
mengeras kuluarkan handle dari cetakan. Lakah keenam lakukan proses menghaluskan
permukaan hasil pengecoran. Langkah ke tujuh pengeboran. Langkah ke delapan pemasangan
anting dengan handle rem.

d. Tahap Pembuatan Handle Berbahan Dasar HDPE dan PP Langkah yang dilakukan
pertama timbang bahan dasar pembuatan Hamdle Rem. Langkah ke dua memberikan
memberikan lapisan pada cetakan agar bahan tidak menempel pada cetaka. Langkah yang ke
tiga leburkan plastik dengan kode HDPE dan PP secara bersamaan pada didalam wadah yang
sudah disiapkan untuk mengecor. Langkah keempat setelah meleleh plastik tersebut
masukkan delam cetakan yang sudah di buat. Langkah kelima setelah cairan yang berada di
cetakan mengeras kuluarkan handle dari cetakan. Lakah keenam lakukan proses
menghaluskan permukaan hasil pengecoran. Langkah ke tujuh pengeboran. Langkah ke
delapan pemasangan anting dengan handle rem.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pemilihan Bahan

Dari hasil pemilihan bahan yang dilakukan dapat diketahui beberapa hal-hal yang
sangat perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan diatas antara lain :

1. Kekuatan
2. Harga

Matrik Morfologi

Material Kekuatan Kekerasan Harga


Baja Karbon Rendah Kurang Baik Kurang Baik Tidak Mahal
Baja Karbon Sedang Baik Baik Tidak Mahal
Baja Karbon Tinggi Baik Baik Mahal

Dalam penentuan pemilihan bahan yang akan dipilih, penggunaan matriks keputusan
merupakan salah satu langkah yang dapat dipakai dalam membandingkan beberapa opsi
yang masing-masing diberi factor pemberat sebagai tolak ukur penentuan bahan yang akan
dipilih. Faktor pemberat yang terbesar merupakan kriteria yang memiliki pengaruh yang
besar terhadap produk yang kita buat.
Dari kondisi kerja dari handle rem ini yang kami ambil untuk dimasukkan kedalam
matriks keputusan adalah. Kekuatan, Tahan Korosi, Harga. Dengan pertimbangan bahwa:
Matrik Keputusan

Kriteria Kekuatan Kekuatan Harga Kepuasan


Material
Baja Karbon 10 % 10 % 30% 50 %
Rendah
Baja Karbon 30 % 30 % 30 % 90 %
Sedang
Baja Karbon 30 % 30 % 10 % 70 %
Tinggi

Dari matrik keputusan dapat kita lihat bahwa jenis material yang akan digunakan
adalah : Baja Karbon Sedang.
3.2 Pemilihan Proses
Matrik Morfologi
Proses Pengecoran Proses Pembentukan Proses Pemesinan
A. Die Casting B. Proses Penempaan C. (Lathe, Milling, Cnc).
Alternative 1 : A + B
Alternative 2 : A + C
Alternative 3 : B + C
Matrik Keputusan
Kriteria Kualitas produk Harga Waktu Kepuasan
Proses
Alternative 1 60%
15% 15% 30%

Alternative 2 90%
30% 30% 30%

Alternative 3 60%
15% 15% 30%

Dari matrik keputusan maka permilihan proses yang akan di lakukan adalah Alternatif 2
( proses pengecoran + proses pemesinan ).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil matrik keputusan yang kami tentukan baik untuk pemilihan bahan maupun
pemilihan proses maka hasil keputusan yang kami dapatkan adalah
1. Pemilihan Bahan
Bahan material yang kami pilih adalah material baja karbon sedang karena Baja ini
memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari pada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk
dibengkokkan, dilas, dipotong. Baja karbon sedang mengandung kadar karbon 0,25%C-
0,5%C.
2. Pemilihan Proses

Sedangkan untuk pemilihan proses kami peroleh alternatif 2 pengecoran pemesinan,


dalam hal ini kami gunakan proses die casting untuk proses pemesinan
Pertimbangan menggunakan proses die casting
a. Penggunaan logam dalam pembuatan cetakan lebih proporsional daripada
penggunaan pasir untuk cetakan ( lebih menguntungkan dalam penggunaan
bahan baku untuk produk massal)
b. Umumnya tidak memerlukan proses pemesinan karena pada die casting ukuran
benda coran yang dihasilkan sangat tepat,permukaan yang dihasilkan mulus,
ketebalan merata, dapat langsung membuat bentuk ulir dengan sedemikian rupa.
c. Prosesnya cepat karena cetakan maupun inti bersifat permanen

Sedangkan pertimbangan yang dilakukan dari penambahan proses pemesinan adalah :


a. hasil produk yang dihasilkan mempunyai ketelitian yangtinggi
b. sebagai proses finishing setelah mengalami proses pengecoran sebelumnya
( pembuatan Handle Rem )

4.2 SARAN
Adapun saran mengenai pemilihan bahan untuk Handle Rem yaitu :
Pemilihan bahan harus sesuai dengan pemakaian produk pada kendaraan yang digunakan
dan kenyamanan saat digunakan pengendara dan keamanan untuk meminimalisir di saat
terjadinya kecelakaan agar tidak memperparah kecelakaan pada pengendara.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Tata Surdia, Shinkoru Saito, 1999, “Pengetahuan Bahan Teknik” , PT Pradnya
Paramitha.
[2]. Daryanto, Teknik Sepeda Motor, Yrama Widya, 2004.
[3]. Basuki Widodo, 2006, “Buku Panduan Praktikum Pengujian Material/Metalografi”.
Jurusan Teknik Mesin S-1, ITN Malang.
[4]. Tata Surdia, Kenjhi Chijiwa, 1991, “Teknik Pengecoran Logam” , PT Pradnya
Paramitha.

Anda mungkin juga menyukai