Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Pengecoran Logam Dengan Menggunakan Aluminium Bekas

Disusun oleh :

LAODE TEGUH BUDI BAGUS

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DAYANU IKSANUDDIN BAU-BAU
2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Proses manufaktur adalah proses yang mengubah bahan baku / raw material menjadi produk.Dimana terdapat tujuh
dasar proses manufaktur terdapat yaitu proses pengecoran, pembentukan, pemesinan, pengelasan, perlakuan panas,
perlakuan permukaan dan metalurgi serbuk.

Salah satu dari tujuh dasar proses manufaktur adalah pengecoran, dimana proses pengecoran merupakan suatu
proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk
geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga cetak
(cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan
tersolidifikasi, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan industri saat ini, pengecoran semakin dibutuhkan.Proses pengecoran
yang semakin banyak dilakukan harus diimbangi dengan orang yang menguasai teknik pengecoran, karena tidak
semua orang dapat melakuan proses pengecoran dengan baik dan benar. Oleh karena itu mahasiswa dilatih untuk
melakukan pengecoran sehingga mahasiswa memiliki pengalaman praktek pengecoran dan melatih
kemampuandalam membuat cetakan serta mengetahui dan memahami proses atau teknik pengecoran logam dalam
suatu proses/teknik produksi dalam manufaktur

2. Pengertian Umum
Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke
dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-
pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang
kompleks Pengecoran digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang
telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga
material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan materi lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam
kondisi basah seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras dalam
cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua: expandable (dapat diperluas) dan non
expandable (tidak dapat diperluas) mold casting Pengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan
bahan pasir. Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin. Pembuatan cetakan secara manual
dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak variasinya. Pembuatan cetakan
tangan dengan dimensi yang besar dapat menggunakan campuran tanah liat sebagai pengikat. Dewasa ini cetakan
banyak dibuat secara mekanik dengan mesin agar lebih presisi serta dapat diproduk dalam jumlah banyak dengan
kualitas yang sama baiknya Klasifikasi yang berkaitan dengan bahan pembentuk, proses pembentukan, dan metode
pembentukan dengan logam cair, dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Expendable mold, yang mana tipe ini terbuat dari pasir, gips, keramik, dan bahan semacam itu dan
umumnya dicampur dengan berbagai bahan pengikat (bonding agents) untuk peningkatan peralatan. Sebuah
cetakan pasir khas terdiri dari 90% pasir, 7% tanah liat, dan 3% air. Materi-materi ini bersifat patah (bahwa,
bahan ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada temperature tinggi logam cair). Setelah cetakan yang
telah berbentuk padat, hasil cetakan dipisahkan dari cetakannya.

b. Permanent molds, yang mana terbuat dari logam yang tahan pada temperature tinggi. Seperti namanya,
cetakan ini digunakan berulang-ulang dan dirancang sedemikian rupa sehingga hasil cetakan dapat
dihilangkan dengan mudah dan cetakan dapat digunakan untuk cetakan berikutnya. Cetakan logam dapat
digunakan kembali karena bersifat konduktor dan lebih baik daripada cetakan bukan logam yang terbuang
setelah digunakan. sehingga, cetakan padat terkena tingkat yang lebih tinggi dari pendinginan, yang
mempengaruhi sturktur mikro dan ukuran butir dalam pengecoran.

c. Comosite molds, yang mana terbuat dari dua atau lebih material yang berbeda (seperti pasir, grafit, dan
logam) dengan menggabungkan keunggulan masing-masing bahan. Pembentuk ini memiliki sifat tetap dan
sebagian dibuang dan digunakan di berbagai proses cetakan untuk meningkatkan kekuatan pembentuk,
mengendalikan laju pendinginan, dan mengoptimalkan ekonomi keseluruhan proses pengecoran.

3. Penggunaan Coran

Proses pengecoran banyak digunakan karena memiliki keunggulan diantaranya dapat membuat produk yang kecil
hingga yang paling besar. Penggunaan bahan lebih hemat. Produk hasil coran dapat digunakan tanpa harus
dikerjakan lebih lanjut atau dilakukan sedikit proses pemesinan. Selain itu dengan proses pengecoran dapat
membuat produk-produk sederhana sampai yang paling rumit. Berikut contoh produk-produk yang dibuat melalui
proses pengecoran. Penggunaan coran pada kehidupan sehari-hari sangat luas. Produk-produk yang dibuat melalui
proses pengecoran dapat dijumpai mulai dari peralatan rumah tangga, industri komponen pemesinan, industri
mesin-mesin perkakas, alat-alat berat, industri automotif dan peralatan tranfortasi. Rangka-rangka mesin banyak
digunakan dari coran besi tuang kelabu, karena bahan ini memiliki sifat endukug yang kuat, mampu menahan
getaran dan mampu melumas sendiri. Pada industri otomotif benda coran banyak digunakan untuk membuat blok-
blok mesin, tromol rem, dan komponen-komponen lainnya. Contoh-contoh penggunaan produk cor dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar 1 komponen mesin


BAB II

ALAT DAN BAHAN

1. Alat

a. Tungku pengecoran

Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk mereduksi bijih logam atau mencairkan logam pada proses
pengecoran atau untuk memanaskan bahan dalam proses perlakuan panas.

b. Kowi

Kowi adalah wadah yang dipakai dalam peleburan logam berbentuk silindrik menyerupai gelas atau mangkok
dengan bagian dasar cembung. Pada salah satu sisi tepian terdapat saluran terbuka sebagai tempat untuk
menuangkan cairan.
c. Cetakan.

Cetakan atau mal adalah rongga tempat material leleh (plastik atau logam) dituangkan untuk memperoleh bentuk.
Cetakan terdiri dari dua bagian, yaitu pelat bergerak (moveable plate) dan pelat diam (statioary plate). Sesuai
dengan namanya pelat bergerak dipasang pada moveable platen di mesin cetakan injeksi dan pelat diam dipasang
di stationary platen. Di dalam Cetakan terdapat jalur saluran pendingin. Cetakan memiliki konstruksi yang rumit di
mana pembuatannya membutuhkan mesin-mesin dengan ketelitian tinggi seperti CNC dan EDM.

 Permanen

Pengecoran permanen menggunakan cetakan permanen (permanent mold) yaitu cetakan yang dapat digunakan
berulang-ulang dan biasanya dibuat dari logam. Cetakan permanen yang digunakan adalah cetakan logam yang
biasanya digunakan pada pengecoran logam dengan suhu cair rendah.

 Sekali pake

Pengecoran expendable mold menggunakan cetakan yang tidak permanen, hanya dapat digunakan satu kali.
Perbedaan antara cetakan permanen dan cetakan non permanen terletak pada penggunaan bahan cetakan
dimana cetakan permanen menggunakan logam dan cetakan Non-permanen menggunakan pasir.
Pengecoran cetakan pasir memberikan fleksibilitas dan kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan
cetakan logam.

d. Blower

Blower adalah Mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang
akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu , juga sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu.
e. .Anemometer

Anemotor adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang paling banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan
Georfisika atau stasiun prakiraan cuaca. Anemometer juga dapat digunakan untuk mengukur gas. Fungsi
Anemometer ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin dan juga dapat menentukan arah mata
angin, pengamatan cuaca dan meteorologi, tidak sedikit yang menggunakan Anemometer ultrasonik ini untuk
kegiatannya

2. Bahan:

a. Aluminium bekas

Aluminium yang dipakai kali ini adalah limbah pada kampas rem motor dengan memanfaatkan limbah tersebut
karena mudah didapar dan ramah lingkungan dan dibutuhkan satu hingga dua kilogram limbah kampas rem.
b. Pasir cetak

Pasir cetak adalah suatu material yang berbentuk butiran halus yang dipersiapkan untuk membuat cetakan yang
akan digunakan dalam proses pengecoran cetakan pasir. Dalam pembuatan cetakan, jenis-jenis pasir yang
digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir hijau.

c. Arang kayu

Fungsi arang yaitu sebagai bahan bakar pengecoran aluminum. Dengan memanfaatkan nilai kalor pada arang yaitu
5000, 6000 dan 4000 kkal/kg. Arang kayu merupakan salah satu komoditas ekspor nonmigas yang terbuat dari
bahan dasar kayu.
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Pengecoran aluminium tetap menjadi metode yang vital dalam industri manufaktur modern. Dengan terus
berkembangnya teknologi dan inovasi, pengecoran aluminium dapat menjadi lebih efisien, ramah lingkungan,
dan memenuhi kebutuhan akan produk aluminium yang berkualitas tinggi.

Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang proses, aplikasi, serta tantangan dalam pengecoran
aluminium merupakan langkah penting untuk mempertahankan peran pentingnya dalam industri manufaktur
global.

 Saran

o Lakukan riset yang menyeluruh tentang proses pengecoran aluminium, metode yang berbeda, aplikasi
industri, serta inovasi terbaru dalam teknologi pengecoran.

o Pastikan makalah memiliki pengantar yang menggambarkan topik, tubuh makalah yang terorganisir
dengan baik (mungkin dengan sub-bab yang menguraikan setiap bagian penting), dan kesimpulan yang
merangkum poin-poin utama.

o Gunakan sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diakui dalam industri pengecoran aluminium, seperti
jurnal ilmiah, buku teks, publikasi industri, dan situs web resmi.

o Gunakan bahasa yang mudah dipahami, hindari istilah teknis yang terlalu rumit tanpa penjelasan yang
memadai, dan pastikan penggunaan istilah dan konsep ilmiah sesuai dengan konteksnya.

o Soroti tantangan yang dihadapi dalam pengecoran aluminium dan kemungkinan solusi atau inovasi
terkini yang sedang dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut.

o Sertakan contoh-contoh kasus nyata atau ilustrasi yang mendukung poin-poin yang Anda sampaikan,
baik itu studi kasus industri atau perkembangan teknologi terkini.

o Sebelum menyerahkan, periksa ulang makalah Anda untuk kesalahan tata bahasa, ejaan, atau kesalahan
faktual. Bisa juga meminta bantuan dari rekan atau profesor untuk melakukan peninjauan ulang

Anda mungkin juga menyukai