Anda di halaman 1dari 5

2.

1 PENDAHULUAN

Saat ini industri memegang peranan penting dalam kehidupan. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdampak pada kemajuan industri manufaktur. Banyak
perusahaan berusaha untuk menekan biaya produksi dan mempercepat proses produksi tanpa
mengurangi kualitas dari produk yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan
yang diperoleh perusahaan. Cara untuk mempercepat proses produksi antara lain dengan
meminimalkan waktu setting benda kerja pada saat proses permesinan.

Perkembangan dalam proses dan teknologi pemesinan terutama disebabkan oleh penemuan
material-material baru yang lebih kuat dan lebih keras sehingga dituntut adanya material
perkakas yang lebih baik, juga akibat kebutuhan komponen-komponen dengan bentuk-bentuk
kontur yang semakin komplek dan rumit, serta perlunya komponen-komponen dengan tingkat
kepresisian yang sangat tinggi. Hal tersebut menuntut adanya suatu mesin perkakas maupun
proses pengerjaan yang baru yang tidak dapat dilakukan dengan mesin atau proses yang
konvensional. Teknologi baru tersebut dikenal dengan instilah Non Conventional Machinery.

Berbagai bentuk Non Conventional Machinery telah ditemukan dan dikembangkan. Klasifikasi
proses pengerjaan non konvensional dapat dilakukan menurut beberapa aspek, diantaranya :
energi yang dibutuhkan, mekanisme proses pengerjaan, transformasi energi untuk proses
pengerjaan, dan media untuk transformasi energi. Berdasarkan aspek klasifikasi tersebut
terdapat beberapa istilah yang mempergunakan singkatan, antara lain : AJM (Abrasive Jet
Machining), USM (Ultrasonic Machining), CHM (Chemical Machining), ECM(Electro Chemical
Machining), ECG (Electro Chemical Grinding ), EDM (Electro Discharge Machining),LBM ( Laser
Beam Machining), IBM (Ion Beam Machining), dan PAM (Plasma arc Machining).

Dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menutup kemungkinan akan
ditemukan proses lain yang mempunyai kelebihan dibandingkan proses-proses yang telah ada
saat ini.
2.2 PEMBAHASAN

• Pengertian Pengecoran atau Penuangan (Casting)

Pengecoran atau penuangan (casting) merupakan salah satu proses pembentukan bahan
baku/bahan benda kerja yang relative mahal dimana pengendalian kualitas benda kerja dimulai
sejak bahan masih dalam keadaan mentah. Komposisi unsur serta kadarnya dianalisis agar
diperoleh suatu sifat bahan sesuai dengan kebutuhan sifat produk yang direncanakan namun
dengan komposisi yang homogen serta larut dalam keadaan padat.

Proses penuangan juga merupakan seni pengolahan logam menjadi bentuk benda kerja yang
paling tua dan mungkin sebelum pembentukan dengan panyayatan (chipping) dilakukan.
Sebagai mana ditemukan dalam artifacts kuno menunjukkan bukti keterampilan yang luar biasa
dalam pembentukan benda dari bahan logam dengan menuangkan logam yang telah dicairkan
(molten metals) kedalam cetakan pasir khusus menjadi bentuk tertentu.Pengecoran dengan
menggunakan cetakan pasir juga merupakan teknologi yang menuangkan larutan cair dari
logam secara hati-hati kedalam cetakan pasir yang sudah dipersiapkan dengan hasil yang
mendekati sempurna.

Dalam perkembangannya pembentukan benda kerja melalui penuangan ini tidak hanya pada
lingkup seni dan konsumsi kalangan aristocrat semata, namun juga pada pengembangan
teknologi penuangan itu sendiri termasuk pengembangan peralatan dan mesin-mesin perkakas
moderen sebagaimana yang kita gunakan pada saat ini, sehingga metoda penuangan dengan
cetakan pasir (sand casting) menjadi salah satu metoda penuangan dimana berbagai metoda
penuangan tersebut antara lain meliputi :

a. Sand casting (penuangan dengan cetakan pasir)

b. Die casting (penuangan dengan cetakan matres)

c. Centrifugal casting (penuangan dengan cetakan putar)

d. Continuous casting

e. Shell moulding

f. Investment casting

Pengertian dan Proses Kerja Die Casting

Die casting adalah proses memaksa logam cair di bawah tekanan tinggi ke dalam rongga
cetakan (yang mesin menjadi die). Benda tuang Kebanyakan terbuat dari logam non-ferrous,
khususnya seng, tembaga, aluminium, magnesium, timbal, timah dan timah paduan berbasis,
meskipun logam mengandung besi tuang die yang mungkin dengan Metode die casting. Die
Casting sangat cocok untuk aplikasi di mana sejumlah besar bagian-bagian berukuran kecil dan
menengah diperlukan, memastikan kualitas permukaan yang tepat dan konsistensi dimensi.
Tingkat fleksibilitas telah menempatkan benda tuang di antara produk yang dibuat volume
tertinggi di industri pengerjaan logam.

Sebagaimana telah bahas pada uraian terdahulu tentang proses pengecoran dengan cetakan
Logam, bahwa cetakan logam ini dirancang tidak saja pada bentuk benda kerja yang
dikehendaki akan tetapi karakteristik serta kualitas dari benda tuangan itu sendiri penting
menjadi pertimbangan dimana kualitas dari benda tuangan ini juga dipengaruhi oleh proses
penuangan yang dilakukannya. Proses penuangan sebagaimana dilakukan dengan sentrifugal
casting memiliki tujuan tertentu yang berbeda dengan proses penuangan dengan metoda yang
lain, antara lain metoda penuangan pada dies casting ini dibedakan menjadi dua, antara lain :

1. Pressure die casting

2. Gravity die casting

A. Pressure die casting

Pressure die casting merupakan salah satu proses pengecoran yang cepat, dimana proses
pengecoran dilakukan pada mesin penekan yang akan menekan logam cair kedalam cetakan,
mesin ini juga dilengkapi dengan bagian yang dapat membuka dan menutup cetakan untuk
memudahkan dalam melepaskan hasil cetakan dari benda tuangan. Tentu saja dengan mesin
yang otomatis ini akan menghasilkan benda tuangan yang memiliki tingkat akurasi tinggi,
namun demikian proses ini hanya cocok digunakan pada proses pengecoran benda-benda yang
berukuran kecil dimana ukuran kapasitas mesin yang biasanya terbatas serta tidak dapat
dilakukan pada semua jenis bahan logam tuangan dan sangat baik digunakan dalam
pengecoran bahan paduan seng (zinc base alloy).

Proses pengecoran dengan pressure die casting (injection moulding) dilakukan dengan langkah-
langkah sebagaimana diperlihatkan pada gambar illustrasi berikut, antara lain:

Sesuai gambar :

A. Pemasangan dan penyesuaian kedudukan die pada mesin injeksi (injection moulding
machine)

B. Penyetelan posisi dari kedua bagian dies yang biasanya dalam pembentukan bagian luar
dari dies diberi tanda penyesuai antara keduanya.
C. Proses Injeksi yakni memasukan bahan tuangan (logam cair) ke dalam rongga cetakan.

D. Tekanan dihentikan jika lubang-lubang saluran dibelakang telah terisi melepaskan tekanan
dengan menggeser bagian cetakan (moving platen)

E. Benda tuangan dapat dikeluarkan.

Dies dibuat melalui proses pembentukan dipemesinan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki,
bagian dari badan dies disesuaikan dengan bentuk kedudukan pada Mesin injeksi yang
digunakan atau dapat disesuaikan dengan pamakaian Jig

B. Gravity die casting

Gravity die Casting (penuangan curah) ialah proses penuangan logam cair kedalam cetakan
dengan cara dicurahkan melalui saluran-saluran cetakan yang telah disediakan pada cetakan
dengan menggunakan panci tuang (ladle). Proses penuangan ini dilakukan sebagaimana
dijelaskan pada contoh dalam pengecoran bahan roda gigi.

Prinsip Kerja Die Casting

Ada dua tipe dasar mesin die casting: panas-ruang mesin (alias mesin gooseneck) dan dingin-
ruang mesin Ini adalah dinilai oleh berapa banyak kekuatan penjepit mereka dapat menerapkan
peringkat yang tipikal adalah antara 400 dan 4.000 ton singkat. Hot-ruang mesin mengandalkan
kolam logam cair untuk memberi makan die. Pada awal siklus piston mesin ini adalah
mencabut, yang memungkinkan logam cair untuk mengisi “gooseneck”. Gas atau minyak piston
powered maka kekuatan logam ini dari gooseneck ke die. Keuntungan dari sistem ini mencakup
waktu siklus cepat (sekitar 15 siklus menit) dan kenyamanan mencair logam dalam mesin
casting. Kelemahan dari sistem ini adalah bahwa tinggi titik lebur logam tidak dapat
dimanfaatkan dan aluminium tidak dapat digunakan karena mengambil beberapa besi
sementara di kolam cair. Karena ini, panas-ruang mesin yang terutama digunakan dengan seng,
timah, dan memimpin paduan berbasis.

Dingin-ruang mesin yang digunakan ketika paduan casting tidak dapat digunakan dalam mesin
panas-ruang; ini termasuk aluminium, seng paduan dengan komposisi besar dari aluminium,
magnesium dan tembaga. Mesin ini bekerja dengan pelelehan materi, pertama, dalam tungku
yang terpisah. Kemudian sejumlah logam cair tepat diangkut ke mesin dingin-ruang di mana ia
dimasukkan ke dalam sebuah ruang ditembak dipanaskan (atau silinder injeksi). menembak ini
kemudian didorong ke die oleh piston hidrolik atau mekanik. Ini kelemahan terbesar dari sistem
ini adalah waktu siklus lambat karena kebutuhan untuk mentransfer logam cair dari tungku ke
mesin dingin-ruang.
Die yang digunakan dalam die casting biasanya terbuat dari baja perkakas besi cor mengeras
karena tidak dapat menahan tekanan tinggi yang terlibat. Karena ini die sangat mahal, sehingga
tinggi biaya awal. Dies hanya dapat berisi satu rongga cetakan atau rongga beberapa bagian
yang sama atau berbeda. Harus ada setidaknya dua die untuk memungkinkan pemisahan dan
pengusiran dari benda kerja selesai, namun tidak jarang untuk ada menjadi bagian lebih yang
membuka dan menutup dalam arah yang berbeda. Dies juga sering mengandung air-pendingin
bagian, core ditarik, pin ejektor, dan ventilasi di sepanjang garis perpisahan. Ventilasi ini
biasanya lebar dan tipis (sekitar 0,13 mm atau 0,005 dalam) sehingga ketika logam cair mulai
mengisi mereka logam cepat membeku dan meminimalkan skrap. Tidak ada penambah
digunakan karena tekanan tinggi memastikan continous feed logam dari gerbang. Baru-baru ini,
sudah ada tren untuk memasukkan gerbang yang lebih besar dalam die dan menggunakan
tekanan injeksi yang lebih rendah untuk mengisi cetakan, dan kemudian meningkatkan tekanan
setelah diisi nya. Sistem ini membantu mengurangi porositas dan inklusi.

2.3 FUNGSI

2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

2.5 INOVASI

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai