Disusun Oleh: NAMA : Trianisa Muniroh NPM : 22032010115 KELAS :C
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 2022 A. Definisi Proses Manufaktur & Sejarahnya Definisi Manufaktur berasal dari Bahasa Yunani, “manu” dan “factus/factum”. “manu” berarti tangan, “factum” berarti membuat. Sehingga manufaktur memiliki arti membuat sesuatu dengan tangan. Sebagai bidang studi dalam konteks modern, manufaktur dapat didefinisikan dua cara, satu teknis dan yang lainnya adalah ekonomi. Secara teknis, manufaktur adalah pengolahan bahan mentah melalui proses fisika dan kimia untuk mengubah bentuk, sifat, dan penampilan untuk membuat komponen atau produk. Secara ekonomis, manufaktur adalah pross transformasi bahan mentah kepada bentuk yang memiliki nilai tambah melalui satu atau lebih proses perakitan. Sehingga bahan menjadi lebih bernilai melalui proses manufaktur yang dilakukan. Proses manufakur adalah sebuah kegiatan atau proses produksi yang terlibat dalam mengkonversi input (barang mentah) menjadi barang jadi atau setengah jadi (output). Sejarah Manufaktur berasal dari Bahasa Yunani manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan material, dan tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. B. Sifat Mekanik Material Sifat mekanik adalah salah satu sifat terpenting, karena sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan (komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima beban, gaya, dan energi tanpa menimbulkan kerusakan pada material atau komponen tersebut. Contoh dari sifat mekanik diantaranya adalah: 1. Kekuatan (strength) Kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan material menjadi patah. 2. Kekakuan (stiffness) Kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi. 3. Kekenyalan (elasticity) Kemampuan material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah mengalami deformasi. 4. Plastisitas (plasticity) Kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik tanpa mengalami kerusakan. 5. Keuletan (ductility) Suatu sifat material yang digambarkan seperti kabel dengan aplikasi kekuatan tarik. 6. Ketangguhan (toughness) Kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. 7. Ketegasan (brittleness) Suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan. 8. Kelelahan (fatigue) Kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima beban bolak-balik yang besarnya masih jauh di bawah batas kelakuan elastiknya. 9. Melar (creep) Kecenderungan suau logam untuk mengalami deformasi plastik bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama pada suhu tinggi. 10. Kekerasan (hardness) Ketahanan material terhadap penekanan. C. Pengecoran Logam Proses pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan unntuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Ada 4 faktor yang berpengaruh pada proses pengecoran, yaitu: 1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetakan. 2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan. 3. Pengaruh material cetakan. 4. Pembekuan logam dari kondisi cair. Macam-macam proses pengecoran logam a. Pengecoran tradisional Pengecoran dengan cetakan pasir adalah yang tertua. Cetakan ini merupakan cetakan yang paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa keunggulan. Jenis pengecoran dengan cetakan pasir: 1. Sand-Mold Casting 2. Dry-Sand Casting 3. Shell-Mold Casting 4. Full-Mold Casting 5. Cement-Mold Casting 6. Vacum-Mold Casting Non-Tradisional 1. High-Pressure Die Casting 2. Permanent-Mold Casting 3. Centrifugal Casting 4. Plaster-Mold Casting 5. Investment Casting 6. Solid-Ceramic Casting D. Pembentukan Logam Pembentukan logam adalah proses mengubah benda kerja dengan cara memberikan gaya luar sehingga nantinya akan terjadi deformasi plastis dan menjadi bentuk yang diinginkan. Tujuan dari pembentukan logam adalah mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan, memperbaiki sifat benda kerja. Proses pembentukan logam 1. Pengecoran (casting) Teknik ini dilakukan dengan ara mencairkan logam kemudian menuangkannya ke dalam cetakan. Proses casting ini juga bisa dilakukan dengan beberapa Teknik seperti die casting, centrifugal, investment casting, dan teknik gravitasi. Contoh dari pengubahan dan pembentukan logam menggunakan teknik casting adalah casting pompa, beam blank, billet, bloom, dan pencetakan slab. 2. Forging Proses pembentukan logam dengan teknik ini dilakukan dengan cara benda kerja ditekan di antara dua cetakan. Sehingga melalui proses penekanan ini nanti akan dihasilkan bentuk benda kerja yang sesuai dengan keinginan. 3. Rolling Merupakan proses penekanan yang dilakukan dengan tujuan mengurangi ketebalan. Dengan cara menggunakan sepasang mekanisme roller. Dimana pengerjaan rolling juga terbagi menjadi dua jenis yaitu cold rolling dan hot rolling. 4. Drawing Merupakan salah satu dari macam macam proses pembentukan logam yang dilakukan terhadap material dengan bentuk lembaran. Seperti baja, emas, perak, tembaga, stainless steel, aluminium, maupun titanium dapat dibentuk melalui proses drawing yang dilakukan dengan menekan material benda kerja. Penekanan terhadap material yang berupa lembaran ini disebut dengan blank, dan mengakibatkan terjadinya peregangan. 5. Extrusion Proses ini bertujuan untuk mereduksi atau mengecilkan penampang, caranya yaitu dengan menekan bahan logam menggunakan gaya tekan relative besar melalui rongga cetakan. proses ekstrusi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu langsung atau searah dan tak langsung awal berlawanan. Teknik pembentukan logam perlu dikaji dari tiga bidang utama, yaitu: 1. Bidang teknologi proses yang menyangkut geometri dan kondisi serta parameter proses. 2. Bidang mekanika yang diperlukan untuk memperkirakan gaya, daya serta energi pembentukan. 3. Bidang metalurgi yang membahas perubahan-perubahan sifat material akibat proses pembentukan. 4. bidang teknologi proses yang menyangkut geometri dan kondisi serta 5. parameter proses. 6. 2. bidang mekanika yang diperlukan untuk memperkirakan gaya, daya serta 7. energi pembentukan. 8. 3. bidang metalurgi yang membahas perubahan- perubahan sifat material 9. akibat proses pembentukan. 10. bidang teknologi proses yang menyangkut geometri dan kondisi serta 11. parameter proses. 12. 2. bidang mekanika yang diperlukan untuk memperkirakan gaya, daya serta 13. energi pembentukan. 14. 3. bidang metalurgi yang membahas perubahan- perubahan sifat material 15. akibat proses pembentukan. 16. 1