Anda di halaman 1dari 5

Kalsisfikasi proses pembentukan logam

Paper Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembentukan dasar

Dosen Pengampu : Marko ayaki lumbantobing,S.Pd,.M.Pd

Disusun Oleh :
Erinyansyah
(223020210035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
BAB I
PENDAHULUAN

.Pembentukan logam atau metal forming adalah proses melakukan


perubahan bentuk pada benda kerja dengan memberikan gaya luar hingga
terjadi deformasi plastis. Proses pembentukan logam ada berbagai macam,
salah satunya adalah tekan (pressing). Penelitian betujuan untuk menentukan
besarnya kekerasan dan srukturmikro (ukuran butir) benda kerja dari komposit
aluminium 2075 – abu dasar batubara setelah dilakukan proses pressing
dengan variasi temperatur benda kerja dan reduksi penampang. Menurut
(Manabu Nakai, et al, 2013) reduksi penampang setelah dipress berpengaruh
pada sifat mekanik dan strukturmikro. Semakin besar reduksi maka sifat
mekanik akan semakin naik, reduksi penampang juga
berpengaruh pada perubahan signifikan dalam sifat material seperti kekuatan
dan strukturmikro. Perubahan kekuatan dan strukturmikro terjadi karena pada
saat dipress terjadi penekanan pada benda kerja sehingga butiran kristal akan
terdistorsi dan struktur kristalnya tidak beraturan. Menurut (Yihan Wang,
2017) meneliti tentang stukturmikro paduan Al-Mg-SI-Cu, Perbedaan
temperatur juga mempengaruhi bentuk dari strukturmikro yang menyebabkan
terjadinya dislokasi,dislokasi dapat terlihat dengan jelas setelah dilakukan
pengerjaan dingin.
Menurut (Siddabathula Madhusudana, et al, 2016) meneliti komposit Al-
Cu, kekerasan menigkat pada saat keadaan dicor dan homogenizing dengan hasil
kekerasan maksimal sebesar 844 MPa. Menurut (H.Q.Wang, et al, 2013)
menggunakan OM, SEM dan EDS untuk menganalisis strukturmikro paduan
aluminium 6061 pada suhu 5760C mememperoleh parameter proses anil difusi,
menghilangkan cacat setelah penempaan seperti telinga dan retak, dan
mengurangi siklus produksi proses anil difusi, dan memecahkan masalah
overheated di permukaan. Menurt (Bartakke nihkil N, et al, 2016) meneliti sifat
mekanik Al-Al203 dengan variasi presentase alumina menggunakan empat
spesimen uji tarik menggunakan nilai elongation 3,8%, 6,5%, 8,2%, 9,5% dengan
hasil semakin tinggi nilai kekerasan maka semakin rendah keuletan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Proses Pembentukan logam adalah proses-proses manufaktur di
mana bentuk benda kerja logam diubah bentuknya melalui deformasi
plastis. Deformasi tersebut dihasilkan dari penggunaan suatu
alat/perkakas, seperti “die” dan “roller“. Alat/perkakas tersebut
digunakan dengan cara memberikan tekanan kepada benda kerja yang
melebihi yield strength logam tersebut.
Tekanan yang diterapkan untuk merusak bentuk logam biasanya
bersifat menekan (compressive). Namun, terdapat sejumlah proses
pembentukan logam dengan cara meregangkan logam, membengkokkan
logam, dan memberikan tegangan geser pada logam.

2.2. Klasifikasi Pembentukan Dengan Logam


1.) Pembentukan Benda Kerja Logam Masif (pejal/bulk)
Proses deformasi benda masif umumnya ditandai dengan terjadinya
deformasi yang signifikan dan perubahan bentuk yang masif, serta rasio
luas permukaan-volume yang relatif kecil. Istilah “bulk” menggambarkan
bagian-bagian pekerjaan yang memiliki rasio luas pemukaan-volume yang
rendah. Bentuk benda kerja awal pada proses deformasi ini contohnya
yaitu billet logam silinder dan batang logam persegi panjang.

• Teknik pengerjaan dasar benda kerja logam masif yaitu sebagai berikut.
1. Rolling
Ini adalah proses deformasi tekan di mana ketebalan pelat logam
dikurangi dengan dua alat silindris berlawanan yang disebut roller. Roller
berputar untuk menarik benda kerja ke dalam celah di antara roller
tersebut dan menekannya.

2. Forging
Dalam (forging) penempaan, benda kerja dikompresi di antara dua
cetakan yang berlawanan, sehingga bentuk cetakan diberikan ke pekerjaan.
Penempaan secara tradisional merupakan proses pengerjaan panas, tetapi
banyak jenis penempaan dilakukan dalam keadaan dingin.
3. Extrusion
Ini adalah proses kompresi di mana logam kerja dipaksa untuk
mengalir melalui bukaan cetakan, sehingga mengambil bentuk bukaan
sebagai penampang melintangnya sendiri.
4. Drawing
Dalam proses pembentukan ini, diameter kawat atau batang bundar
dikurangi dengan menariknya melalui lubang cetakan.

2.3. Perkembangan pabrikasi logam di indonesia


Perkembangan pabrikasi logam di Indonesia telah mengalami kemajuan
pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan industri di negara ini.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan ini melibatkan
investasi, teknologi, kebijakan pemerintah, dan permintaan pasar. Berikut
adalah beberapa poin yang mencakup perkembangan pabrikasi logam di
Indonesia
Perkembangan pabrikasi logam di Indonesia dapat memberikan
kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan
kerja, dan peningkatan daya saing industri manufaktur di tingkat nasional
dan internasional.

BAB III
KESIMPULAN
Dalam kesimpulan, klasifikasi proses pembentukan logam menjadi beberapa
kategori utama membantu dalam memahami berbagai metode yang digunakan
dalam pembentukan logam. Proses-proses ini meliputi pembentukan mekanis,
termal, pembentukan bubuk, dan proses lainnya seperti metalurgi serbuk dan
cair.Sementara itu, klasifikasi logam berdasarkan komposisi kimia, struktur
kristal, sifat mekanis, dan metode pembentukan juga penting untuk memahami
karakteristik dan aplikasi berbagai jenis logam dalam industri.
Perkembangan pabrikasi logam di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat
seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan industri. Faktor-faktor seperti
pertumbuhan industri manufaktur, investasi dan teknologi, dukungan pemerintah,
peningkatan keterampilan tenaga kerja, diversifikasi produk, ketahanan
pasokan dan ramah lingkungan, serta pengembangan infrastruktur berkontribusi
pada perkembangan sektor ini.
Dengan demikian, pemahaman yang komprehensif tentang klasifikasi
proses pembentukan logam dan klasifikasi logam, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan pabrikasi logam, menjadi kunci untuk memperkuat
industri logam dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai