Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK PEMBENTUKAN ERA 4.

Pada Era 4.0 ini memiliki ciri perpaduan teknologi yang tidak menggambarkan
kejelasan.Sebagai salah satu Negara besar didunia Indonesia mempunyai potensi sebagai
penghasil dan pengguna data yang begitu luas dan besar. Karena tidak sulit bagi masyarakat
Indonesia menemukan bukti dari pemanfaatan data dan teknologi yang masif atau murni
lantaran dapat dijumpai dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari.

Pembentukan logam masuk dalam sebuah kelompok besar dari proses-proses


manufaktur. Pembentukan logam menggunakan deformasi plastis untuk menggnakan bentuk
benda kerja. Logam selanjutnya berubah bentuk menjadi bentuk yang sesuai dengan geometri
die. Di dalam industri manufaktur logam, suatu proses pembentukan logam, baik primer
maupun sekunder, Contoh: rolling, forging, extrusion, wire drawing, tube drawing, cupping
dll. Tujuan Utama Pembentukan Logam: mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang
diinginkan, memperbaiki sifat benda kerja dengan cara memperbaiki struktur mikro, kekuatan
mekanik dll.

Klasifikasi Proses Pembentukan Logam. Pengklasifikasian bertujuan untuk


mempermudah analisa dan pengkajian proses pembentukan logam pada berbagai aspek
misalnya dalam segi temperatur pengerjaan, gaya pembentukan, maupun tahapan produk
serta bentuk benda kerjanya.

Pengklasifikasian dapat berdasarkan:

1. Temperatur pengerjaannya (di atas atau di bawah suhu rekristalisasi)


2. Bentuk benda kerjanya
3. Tahapan produk

Proses Pembentukan

Yaitu proses pembuatan yang dasarnya dilakukan dengan cara memberikan gaya luar
(menekan, memadatkan, menarik, dll) hingga berubah bentuk secara plastis.
Proses pembentukan (forming) adalah proses mengubah bentuk logam dengan suatu gaya
pada arah tertentu tanpa menyisakan serpihan.
Proses pembentukan tergantung pada sifat plasticity (plastisitas), yakni kemampuan mengalir
sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya.

Kedudukan dengan proses lain:


1. Teknik Pengecoran
Suatu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan
kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari
produk cor yang akan dibuat.
2. Teknik Pembentukan
Proses metal forming adalah melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan
cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis.
3. Teknik Pemesinan
Proses pemotongan logam disebut sebagai proses pemesinan adalah proses pembuatan
dengan cara membuang material yang tidak diinginkan pada benda kerja sehingga
diperoleh produk akhir dengan bentuk, ukuran, dan surface finish yang diinginkan.
4. Teknik Pengelasan
Proses penyambungan dua bagian logam dengan jalan pencairan sebagian dari daerah
yang akan disambung. Adanya pencairan dan pembekuan didaerah tersebut akan
menyebabkan terjadinya ikatan sambungan.
5. Perlakuan Panas
Heat treatment adalah proses untuk meningkatkan kekuatan material dengan cara
perlakuan panas.
6. Surface treatment
Proses surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah
sifat karakteristik logam pada bagian permukaan logam dengan cara proses thermokimia,
metal spraying.

Kajian Teknik Pembentukan

1. Bidang Teknologi Proses, Tentang Geometri dan kondisi serta parameter proses
2. Bidang Mekanika, Memperkirakan Gaya, Daya, Serta Energi Pembentukannya
3. Bidang Metalurgi, Membahas perubahan sifat dari material akibat proses
pembentukannya

Tujuan Proses Pembentukan Logam


1. Mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan.
2. Memperbaiki sifat logam dengan jalan memperbaiki struktur mikronya.
a. Dengan menghaluskan butirnya.
b. Memecah dan mendistribusikan Inklusi.
c. Menutup rongga cacat coran.
d. Memperkuat logam dengan mekanisme pengerasan regangan.

Jenis dan contoh proses pembentukan logam


1. Rolling, menggulung
2. Forging, menempa
3. Deep drawing,
4. Spinning
5. Extruding
6. Extrusion, menekan dorong
7. Die forming, menekan stamping, punch melubangi
8. Indenting
9. Streching, penarikan
10. Recessing
11. Pulling through a die
12. Spinning, putaran
13. Flange forming
14. Upset bulging
15. Bending, membengkokkan
16. Share forming, menggunting

Proses forming diklasifikasikan menjadi:

1. Hot working didefinisikan sebagi deformasi plastis logam di atas suhu


rekristaliasinya. Yang perlu diingat bahwa beda material beda suhu rekristalisasinya.
Misalnya tin / timah putih (Sn) pada suhu kamar, baja pada suhu 2000 0F, tungsten
0
pada suhu sampai 4000 F belum mencapai daerah hot working. Kenaikan suhu
berpengaruh terhadap penurunan tegangan yield logam dan meningkatkan
keuletannya
2. Cold working adalah deformasi plastis logam di bawah suhu rekristalisasi. Proses
biasanya pada suhu kamar, tetapi kenaikan suhu ringan biasa digunakan untuk
meningkatkan keuletan dan mengurangi kekuatan.
3. Warm Forming Proses pengerjaan hangat merupakan proses pembentukan logam
dimana temperatur deformasinya terletak diantara temparatur proses pengerjaan panas
dan pengerjaan dingin. Apabila dibandingkan dengan proses pengerjaan dingin,
proses pengerjaan hangat menawarkan beberapa keuntungan, yaitu turunya gaya pada
perkakas dan peralatan, menaikan keuletan material serta dapat menurunkan jumlah
proses pelunakan (annealing) karena turunnya efek pengerasan regangan. Proses
pengerjaan hangat memperluas kemungkinan penggunaan proses forming untuk
bebagai jenis material dan berbagai bentuk dan ukuran.

Meskipun demikian pengerjaan hangat masih merupakan bidang yang sedang dan
terus berkambang, meskipun ada beberapa kendala yang menghambat pertumbuhannya,
kendala-kendala tersebut antara lain adalah perilaku material belum ter karakteristik
dengan baik pada kondisi temperatur pengerjaan hangat, pelumasan belum sepenuhnya
dikembangkan untuk kondisi temperatur dan tekanan operasi working dan teknologi
perancangan dies untuk pengerjaan hangat belum begitu mapan. Namun demikian
dorongan akan perlunya penghematan energi dan keuntungan-keuntungan lain yang
ditawarkan oleh proses ini sangat mendorong pengembangan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai