Melihat faktor-faktor diatas maka faktor membuat suatu bentuk tertentu merupakan faktor
utama. Ada beberapa metoda atau membuat geometri (bentuk dan ukuran) dari suatu bahan yang
dikelompokan menjadi enam kelompok dasar proses pembuatan ( manufacturing proces) yaitu :
proses pengecoran ( casting), proses pemesinan (machining), proses pembentukan logam (metal
forming), proses pengelasan (welding), perlakuan panas (heat treatment), dan proses perlakuan
untuk mengubah sifat karakteristik logam pada bagian permukaan logam (surface treatment)
6. Surface treatment
Proses surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat
karakteristik logam pada bagian permukaan logam dengan cara proses thermokimia metal
spraying.
Proses pemesinan atau lebih spesifik lagi proses pembuangan material (material removal
proces), memberikan ketelitian yang sangat tinggi dan fleksibilitas (keluwesan) yang besar.
Namun demikian proses ini cenderung menghasilkan sampah dari proses pembuangan material
tersebut secara sia-sia.
Proses deformasi memanfaatkan sifat beberapa material ( biasanya logam ) yaitu
kemampuannya “mengalir secara plastis “ pada keadaan padat tanpa merusak sifat-sifatnya.
Dengan menggerakkan material secara sederhana ke bentuk yang kita inginkan ( sebagai lawan
dari membuang bagian yang tidak diperlukan ), maka sedikit atau bahkan tidak ada material yang
terbuang sia-sia.
Namun demikian biasanya gaya yang diperlukan cukup tinggi. Di samping itu, mesin-mesin
dan perkakas yang diperlukan harganya mahal sehingga jumlah produksi yang besar merupakan
alasan pokok untuk membenarkan pemilihan proses ini.
Kegunaan material logam dalam masyarakat modern ditentukan oleh mudah tidaknya material
tersebut dibentuk (forming) kedalam bentuk yang bermanfaat. Hampir semua logam mengalami
deformasi sampai pada tingkat tertentu selama proses pembuatannya menjadi produk akhir.
Ingat dalam proses pengecoran, strand dan slabs direduksi ukurannya dan diubah ke dalam bentuk-
bentuk dasar seperti plates, sheet, dan rod. Bentuk-bentuk dasar ini kemudian mengalami proses
deformasi lebih lanjut sehingga diperoleh kawat (wire) dan myriad ( berjenis – jenis) produk akhir
yang dihasilkan melalui tempa (forging), ekstrusi, sheet metal forming dan sebagainya.
Deformasi yang diberikan dapat berupa aliran curah (bulk flow) dalam 3 dimensi, geser sederhana
(simple shearing), tekuk sederhana atau gabungan (simple or compound bending) atau kombinasi
dari beberapa jenis proses tersebut.
Tegangan yang diperlukan untuk mendapatkan deformasi tersebut dapat berupa tarikan
(tension), tekan (compression), geseran (shear) atau kombinasi dari beberapa jenis tegangan
tersebut. Kecepatan, temperature, toleransi, surface finish.
Kemampuan untuk menghasilkan berbagai bentuk dari lembaran logam datar dengan laju
produksi yang tinggi merupakan merupakan kemajuan teknologi yang nyata. Peralihan dari proses
pembentukan dengan tangan ke metode produksi besar – besaran menjadi faktor penting dalam
meningkatan standar kehidupan selama periode tersebut.
Pada dasarnya, suatu bentuk dihasilkan dari bahan lembaran datar dengan cara peregangan dan
penyusutan dimensi elemen volume pada tiga arah utama yang tegak lurus sesamanya. Bentuk
yang diperoleh merupakan hasil penggabungan dari penyusutan dan peregangan lokal elemen
volume tersebut. Usaha telah dilakukan untuk menggolongkan berbagai macam bentuk yang
mungkin pada pembentukan logam menjadi beberapa kelompok tertentu, tergantung pada kontur
produk – produk. Sachs membagi komponen – komponen lembaran logam menjadi 5 katagori.
Cara lain untuk menggolongkan proses pembentukan lembaran logam adalah dengan
menggunakan operasi khusus seperti pelengkungan, pengguntingan, penarikan dalam,
perentangan, pelurusan.
Perlu dicatat berbeda dengan proses deformasi pembentukan benda secara keseluruhan,
pembentukan lembaran biasanya dilakukan dalam bidang lembaran itu sendiri oleh tegangan tarik.
Gaya tekan pada bidang lembaran hendaknya dihindari karena ini akan menyebabkan terjadinya
pelengkungan, pelipatan dan keriput pada lembaran tadi. Pada proses pembentukan lembaran,
susut tebal hendaknya dihindarkan karena dapat terjadi penciutan dan akan kegagalan
mengakibatkan kegagalan dalam proses pembuatan produk.