Oleh
Dr. Ir. Iskandar Muda, M Eng
TEKNIK METALURGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
1
Buku Pegangan
1. Mechanical Metallurgy oleh George E Dieter
2. Manufacturing Processes oleh B. H. Amstead
3. Modern Physical Metallurgy oleh R E. Smallman
4. Flat Rolling Fundamental oleh Ginzburg dan Ballas
5. Steel Rolling Technology oleh Ginzburg
6. Hot Rolling of Steel oleh Wiiliam L Roberts
7. Cold Rolling of Steel oleh William L Roberts
8. Sheet Metal Forming oleh Roger Pearce
9. Hand Book of Metal Forming, Kurt Lange,
10. Teknik Pembentukan Logam, Dr. Ir. Mardjono S
11. Metal Forming, Mechanic and Metallurgy, William F.
Hosford and Robert M. Caddell
Sistem Belajar Mengajar
1. Absensi minimal 80 % dari pertemuan (Minimal 12
kali dari 14 kali pertemuan.
2. Nilai Akhir adalah Tugas dan PR + Mid Semester+UAS
dibagi tiga diambil rata ratanya.
Teknik Pembentukan Logam
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan :
1. Mengetahui dan mampu menjelaskan prinsip
dasar proses pembentukan logam
2. Mengetahui dan memahami penerapan teori
pembentukan logam dalam proses sesungguhnya
3. Mengetahui proses-proses pembentukan logam
dalam suatu proses produksi
4. Mampu melakukan proses analisis dan evaluasi
terhadap produk proses pembentukan logam
Materi Perkuliahan
1. Klasifikasi proses pembentukan logam,
2. Tinjauan ulang jenis-jenis proses pembentukan,
3. Mekanisme pembentukan :
4. Sifat logam sifat mekanis dan deformasi dingin dan panas,
pada temperatur rendah dan tinggi,
5. Teori plastisitas, gaya pembentukan,
6. Mesin dan perkakas pembentukan.
Dalam mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari prinsip dasar pembentukan logam yang
mencakup aspek teknologi, aspek mekanika, dan aspek metalurgi.
Materi :Klasifikasi proses pembentukan logam, tinjauan ulang jenis-jenis proses
pembentukan, mekanisme deformasi dingin dan panas, sifat logam pada temperatur rendah
dan tinggi, teori plastisitas, gaya pembentukan, mesin dan perkakas pembentukan.
Standar Kompetensi
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dasar
tentang: prinsip dasar proses pembentukan logam, penerapan teori pembentukan logam
dalam proses sesungguhnya, memahami proses-proses pembentukan logam dalam suatu
proses produksi, menganalisis dan mengevaluasi terhadap produk proses pembentukan
1. Mengetahui dan mampu menjelaskan prinsip dasar proses proses pembentukan logam
2. Mengetahui dan memahami penerapan teori pembentukan logam dalam proses
sesungguhnya
3. Mengetahui proses-proses pembentukan logam dalam suatu proses produksi
4. Mampu melakukan analisis dan evaluasi terhadap produk dalam proses pembentukan
logam (Perhitungan Gaya, waktu dan kekuatan)
Alokasi waktu yang diharapkan
untuk matakuliah ini
2 SKS = 3 * 2 jam/minggu = 6 jam/minggu:
– 2 jam/minggu belajar di kelas (kuliah).
– 2 jam/minggu belajar mandiri.
– 2 jam/minggu mengerjakan tugas individual ataupun tugas kelompok.
Kerja Kelompok:
– Setiap individu harus sudah menyiapkan diri untuk kerja kelompok,
sehingga proses kerja kelompok bertujuan: mendiskusikan,
memutuskan, membuat laporan.
– Adanya peran serta dari setiap anggota kelompok dalam
menyiapkan, mendiskusikan s/d menyerahkan laporan, menjadi
bagian dari kerjasama kelompok.
Ketentuan Tugas
• Merupakan hasil kerja sendiri (individual) atau hasil kerja sama (kelompok).
• Tugas dikerjakan pada kertas ukuran A4, diketik menggunakan Word Times Roman, font 12.
• Kulit luar
MK : TEKNIK PEMBENTUKAN
Nama :
NIM :
Tugas ke :
Tanggal Penyerahan :
• Penilaian:
Keruntutan dalam penjelasannya.
Kejelasan dan kerapihan penampilannya.
Ketidaksamaan materi yang dipilih, makin banyak yang sama makin kecil nilainya.
Jumlah halaman dari tugas, makin sedikit tapi jelas makin baik.
• Tugas kelompok:
Satu kelompok terdiri dari 4-8 orang.
Kelompok ditentukan dan selalu berubah.
Proses diskusi kelompok merupakan hal yang harus dilaporkan.
TEKNIK PEMBENTUKAN LOGAM
Prinsip dasar Teknik Pembentukan Logam :
Melakukan perubahan bentuk pada benda kerja
dengan cara memberikan gaya luar sehingga
terjadi deformasi plastis”
Proses pembentukan tergantung pada sifat
plastis logam, yakni kemampuan mengalir
sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya.
Tool yang digunakan, biasanya disebut punch
dan dies, menerapkan tekanan yang melebihi
kekuatan luluh dari logam
Logam akan mengambil bentuk sesuai dengan
geometri dies yang digunakan.
PROSES PEMBENTUKAN LOGAM
Pengerolan (Rolling)
Tempa (Forging)
Ektrusi (Extrusion)
Penarikan Kawat (Wire Drawing)
Penarikan Dalam (Deep Drawing)
DLL
PENGEROLAN/ROLLING
Suatu pengerolan logam pada dasarnya
terdiri dari:
1. Roll
2. Bantalan
3. Rumah tempat komponen tersebut
4. Main Drive: motor pengerak work roll
dengan kecepatan dan torsi sesuai yang
diinginkan
Pengerolan (Rolling)
18
Kurva Tegangan-Regangan
(Stress-Strain curve)
19
Proses Pengerolan Logam
(Rolling)
20
Proses Pengerolan Logam
(Rolling)
• Ketebalan benda kerja berkurang dengan
gaya tekan yang diberikan oleh dua rol
secara berlawanan.
• Menggunakan gaya tekan yang melebihi
kekuatan yield, sehingga logam tersebut
terdeformasi plastik.
• Mesin rolling sering disebut rolling mills,
dgn ukuran mesin sangat besar (massive).
• Harga mesin mahal, sehingga cocok untuk
proses produksi masal (jumlah banyak dan
produk standar).
• Bahan baku: Cast steel ingot, dalam bentuk
slab, billet dan bloom.
21
a)Two-high mill, b) three-high mill, c) four-high mill, d) tandem mill, e)
four-high with work rolls and support rolls, f) six-high with work rolls and
support rolls, g) cluster mill and h) planetary (orbital)
SIX HIGH MILL STAND
Roll Arrangements (konfigurasi rol)
• Two-high (a) maupun three-high
rolling mills (revesring mill, b)
umumnya digunakan pada proses
hot rolling. Diameter roll berkisar 0,6
– 1,4 m.
TANDEM: Jika dua atau lebih stand yang bertipe sama diletakan berurutan
segaris
LOOPING TRAIN: Jika dua atau lebih stand yang bertipe sama diletakan
berurutan tidak segaris
UNIVERSAL MILL: Jika stand horizontal dan paling tidak satu stand vertikal
diletakan berurutan, sehingga benda kerja mengalami rolling simultan arah
panjang dan lebar
SIX HIGH TANDEM COLD MILL
CROSS
COUNTRY
MILL
Hot dan Cold Rolling
• Hot rolling: proses pengerolan dilakukan
dengan memanaskan logam yg dirol pada
temperatur di atas temperatur rekristalisasi
(rentang temp rekristalisasi antara 0,3 Tm –
0,5 Tm, Dalam Temperatur Kelvin, di mana
Tm adalah melting point temperature of
metal).
40
Temperatur proses
Hot Rolling
41
Recrystallization Temperatures
Hot working Temperatures
45
Cold Working
Advantages and limitations:
• Banyak produk jadi dari cold working setelah
pengerjaan panas agar dapat diterima secara
komersial, mendekati toleransi dan menghilangkan
kerak dan oksida.
• Kekuatan dan kekerasan meningkat, namun
keuletan menurun.
• Tegangan diatur dalam logam yang tersisa kecuali
dihilangkan dengan perlakuan panas berikutnya.
• Distorsi dan fragmentasi struktur butir terjadi saat
cold working.
• Bending, Drawing, Spinning, Forming, Embossing,
Seaming are major cold working operations.
Effects of Hot Rolling
Figure 13.6 Perubahan struktur butir dari cor atau logam tempa berbutir
besar selama pengerolan panas. Pengerolan panas adalah cara yang
efektif untuk mengurangi ukuran butir dalam logam untuk meningkatkan
kekuatan dan keuletan. Struktur cor dari ingot atau coran kontinyu diubah
menjadi struktur tempa dengan pengerjaan panas.
47
STATIC RECRYSTALLIZATION
• Rolling rekristalisasi terkontrol untuk
mencapai butiran yang lebih halus
• Regangan kritis yang diperlukan untuk
terjadinya rekristalisasi statis
• Semakin besar ukuran butir, semakin
lambat laju rekristalisasi
• Temperatur (dalam C) di atas terjadinya
rekristalisasi adalah;
PERANGKAT UTAMA PROSES ROLLING
V0 V1 V2 V3 Vf
Volume conserved
h0V0 w0 h1V1w1 h2V2 w2 h3V3 w3 h f V f w f
Rolling schedules
Equal drafts h0 h1 h1 h2 h2 h3 h3 h f
Equal strains
h0 h1 h2 h3
ln ln ln ln
h1 h2 h3 hf
Flat Rolling Process
• Merupakan proses
pengerolan dimana benda
kerja (umumnya disebut
ingot/Slab) dengan
ketebalan awal ho
memasuki celah roll,
sehingga ketebalan awal
(ho) berkurang menjadi hf.
• Pengurangan ketebalan
terjadi akibat tekanan roll
pada benda kerja
(ingot/Slab).
t0
e = ln
tf
F = s wL,
L= R ( t0 - t f )
T = 0.5FL
P = 2 p NFL
Flat Rolling Terminology
• Draft = amount of thickness reduction
d t o t f
• Reduction = draft dinyatakan sebagai
sebagian kecil dari tebal awal:
d
r
to
Where to = starting thickness; tf = final
thickness
Bending of Rolls
Karena adanya gaya-gaya yg
bekerja selama proses rolling,
pada rol cenderung terjadi
bending.
(a) Pembengkokan gulungan silinder lurus yang disebabkan oleh Roll Forces.
(b) Pembengkokan rolls ground dengan camber, menghasilkan strip dengan ketebalan yang
seragam melalui lebar strip. Defleksi telah dibesar-besarkan untuk kejelasan. 63
Perubahan Lebar Flat Rolling
Spreading adalah per-
ubahan lebar b-kerja
(menjadi lebih lebar,
dari wo menjadi wf)
sebagai dampak dari
proses pengerolan.
(a) Ilustrasi skema dari proses flat-rolling process. (b) Gaya gesek yang
bekerja pada permukaan strip. (c) Roll force, F, dan torsi, T, yang bekerja pada
rol. Lebar strip, w, biasanya meningkat selama penggulungan, seperti yang
ditunjukkan kemudian pada Gambar 13.5.
Mechanics of Rolling
Forward slip:
Spring back
IDEAL PLASTIC DEFORMATION CRITERIA
Plain Strain aliran plastik
• Lebar juga harus dianggap tidak berubah
• Semua energi diserap oleh material dan
berubah menjadi deformasi plastis
• Tidak ada energi yang hilang dalam
elastisitas
• Juga tidak ada recovery elastis yang
dipertimbangkan
• Lebih mudah dianalisa dalam analisis 2D
LIMITATIONS OF FLAT ROLLING
• Ketebalan minimum yang dapat digulung oleh Stone
(1953)
r=(H1-H2)/H1x100
Variation in length
Friction Coefficient
Body in rest is K=W
K action force
W reaction force and friction
P Pressure force
µ K/P
Velocity
Surface roughness
Force of rolling depends on
P and µ
Friction angle
• tg j K1/P
• µ = K1/P
• µ = tg j
Anti slip condition
Strip ABCD yang masuk
A dan B Normal N dan gesekan W
N dapat dibagi menjadi
2 gaya tekan vertikal yang sama V
(2V)
2 gaya mundur yang sama H (2H)
W dapat dibagi menjadi
2 gaya tekan vertikal yang sama V’
(2V’)
2 gaya mundur sama besar H (2H’)
Anti slip condition
Strip bergerak jika
2 H’ lebih besar atau sama dengan 2H
H’ lebih besar atau sama dengan H
H’ = W cos a
H = N sin a
Wcosa = N sin a
W cos a lebih besar atau sama dengan tg a
W/N=µ =tg j
Kondisi Rolling
tg j lebih besar atau sama dengan tg a
Untuk sudut kecil
j lebih besar atau sama dengan a
sudut gesekan j
sudut kontak a
Parameters that influence the angle
j a
Sudut gesekan Contact angle
Kecepatan Rolling Diameter of the rolling cylinders
Sifat logam Size of the reduction
Sifat silinder rolling
Kekasaran permukaan keduanya
Kehadiran oksida
Suhu rolling
Pelumas
Rolling zone ABCD
Rolling gap AB
Contact angle a
Criterium of maximum reduction
Diameter roll tetap D
Jika pengurangan meningkat
1
( H1 H 2 ) max D(1
µ2 1
Contact angle increases a
One perform rolling until aj
j is not dependent on reduction
Maximum reduction depends on D and µ
Wat happens in roll gap
V 1 > VO
Increase of the speed
Neutral point
Roll memiliki kecepatan konstan Vst
Strip memasuki V1 dan keluar
dengan V2
Vst> V1
Vst< V2
Vst=Vstrip neutral point
Pressure Distribution in Rolling
F=LwYavg
F rolling force
Yavg is the average true stress
w is the width of the strip
L length of the contact
Add 20 % for friction
Torque on the roll is the product of a
and F equals in average a=L/2
N revolutions per minute
Parameters that affect F
W width of the strip
Diameter of the contact roll
Metal structure
Temperature of the metal
Rolling speed
µ friction coefficient
Reduction in thickness
Thickness incoming sheet
Pull or push at the beginning or at the end
Slab: di roll dari ingot
atau bloom, memiliki
penampang empat
persegi panjang
dengan dimensi lebar
> 250mm dan
ketebalan > 40mm
Bloom: memiliki
penampang
kotak dengan dimensi
> 150x150mm
95
Rolled Products Made of Steel
BAJA INGOT
BLOOM
BILLET
SLAB
Flat Rolling
Flat
Process
Flat Rolling Process
Rolling Process
Stages in Shape Rolling of an H-section part. Various other
structural sections such as channels and I-beams, are rolled by this
kind of process.
PABRIK HOT STRIP MILL
Pabril rolling panas slab menjadi strip, yaitu lembaran baja dengan ketebalan
1– 5 mm lebar 600-2500 mm dalam bentuk gulungan (coil)
PLATE MILL
Pabrik rolling panas slab menjadi plate, yaitu lembaran baja dengan ketebalan 6
mm min dan lebar 5335. Rolling dilakukan dalam arah transversal dan logitudinal
THIN SLAB CASTING-
ROLLING MILL
HOT STRIP MILL PTKS
LAMINAR COOLING
HOT ROLLED COIL DOWN COILER
Chemical Composition
Hard Standard
C Mn Si P S Ni Cr Mo
ness
75-80 3.20/3.50 0.60/0.80 0.70/1.10 0.10/ MAX. 0.050 MAX. 4.00/4.50 1.60/1.90 0.25/0.40
136
SECTION
BARS
PRODUK COIL
PRODUK STRIP/PLAT
BAJA ROL PANAS
141
PENGGUNAAN BAJA ROL PANAS
142
UMUM DAN STRUKTUR LAS
JIS G 3101 SS 400, SS 490, SS 540
DIN 17100 St 37, St 44, St 50, St 52
BS 4360 43A, B, C, 50A, B, C
JIS G 3136 SN 400A, B, C, SN 490A, B,
C
JIS G 3106 SM 400A, B, C, SM490YA, YB
ASTM A570 Gr 30, 33, 36, 40, 45, 50
Or equivalents
143
PIPA DAN TABUNG
JIS G 3132 SPHT 1, 2, 3, 4
MP-1, MPW-1, MP-38
etc
144
PIPA GAS DAN OLI
API 5L-A, B
API 5L-X52, X56, X60, X65, X70
DNV 450, 485
Conditions : non-sour gas or sour gas
145
TABUNG GAS (LPG)
JIS G 3116 SG 255, 295, 325
EN 10120 P245NB, P265NB
Or equivalents
146
Boilers & Pressure Vessels
ASTM A516 Grade 55, 60, 65, 70
ASTM A 414 Grade A, B, C, D, E, F, G
ASTM A 285 Grade A, B, C
Or equivalents
147
Automotive Parts & Frames
JIS G 3131 SPHC, SPHD, SPHE
JIS G 3113 SAPH 270, 310, 370, 400, 440
JIS G 3134 SPFH 490, SPFH 540
DBL E 260, 280
Or equivalents
148
KONSTRUKSI KAPAL
Lloyd’s Register Gr A, B
Germanicher Lloyd Gr A, B, C
Biro Klasifikasi Indonesia Gr A, B
etc
149
BAJA TAHAN KARAT CUACA
JIS G 3125 SPAH
Corten Steel
BTKC
150
COLD ROLLING MILL
CONTINUOUS ELECTROLYTEC
HOT ROLLED COIL TANDEM COLD MILL CLEANING LINE
PICKLING LINE
CONTINUOUS
ANEALING LINE
SHEET
SHEARING LINE
151
CONTINUOUS PICKLING LINE
CONTINUOUS PICKLING LINE
CONTINUOUS TANDEM COLD
MILL
ROLLING OIL
• Untuk memberikan pelumasan di gigitan
roll
• Untuk memberikan efek pendinginan
terhadap w / p (rolled sheet) dan alat
(gulungan)
• Rust prevention ( protect sheet and rolls
from rust)
PENGARUH ROLLING OIL
• Rolling Oil adalah salah satu bahan habis pakai utama
di proses rolling.
• Meskipun memiliki kontribusi hanya 5% dari total biaya
proses, tetapi secara langsung atau secara tidak
langsung memainkan peran utama dalam mencapai
95% target rolling seperti:
• Optimasi Proses (95% dari Efisiensi Proses)
• Peningkatan Surface Finish (95% dari standar deviasi
dalam Ketebalan)
• Shape Improvement (Flatness of 10~15 pada “I
Value”)
• Surface Appearance (95% of surface are defect free )
MEKANISME DARI LUBRIKASI ROLL
Optimasi gesekan
1. cukup tinggi untuk memastikan fraksi dalam gigitan rolling
2. cukup rendah untuk mengoptimalkan kebutuhan daya motor pabrik
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN
ROLLING OIL
• Mengurangi kekuatan rolling yang diperlukan
mengubah logam yang menghasilkan lebih
rendah konsumsi energi
• Mengurangi suhu strip dan temperatur roll
sehingga meningkatkan shape dan
meningkatkan umur pakai roll dengan
mengurangi pemakaian roll
• Mendapatkan permukaan kualitas yang baik
KONSENTRASI OIL
• Variasi dalam lini produksi sebenarnya mungkin
tinggi karena:
Penambahan minyak yang tidak proporsional.
-Evaporasi air.
-Mengubah karakteristik emulsi minyak.
-Skimming minyak yang terbuang.
• Pengukuran konsentrasi oli online membantu:
- Kandungan oli berhubungan langsung dengan
kecepatan rolling dalam fluida. Perubahan kadar
oli 1% menyebabkan perubahan kira-kira. 2m/ dtk.
Konduktivity
• Konduktivitas adalah ukuran kemampuan air untuk melewatkan aliran
listrik. Kemampuan ini berhubungan langsung dengan konsentrasi ion di
dalam air
• . Ion konduktif ini berasal dari garam terlarut dan bahan anorganik
seperti alkali, klorida, sulfida dan senyawa karbonat 1 μS / cm kemudian
setara dengan sekitar 0,64 mg NaCl per kg air.
pH
• Angka yang menunjukkan keasaman atau alkalinitas suatu larutan pada
skala logaritmik dengan 7 netral, nilai yang lebih rendah lebih asam dan
nilai yang lebih tinggi lebih basa. PH sama dengan −log10 c, dengan c
adalah konsentrasi ion hidrogen dalam mol per liter. Sistem Pengemulsi
Sensitif terhadap pH.
Tramp Oil
Minyak dalam emulsi yang tidak berasal dari
emulsi konsentrasi itu sendiri tidak dapat
dikendalikan dan karenanya tidak diinginkan.
Negative effects of Tramp Oil
• Hilangnya sifat pendinginan & pembasahan.
• Habiskan pengemulsi.
• Penghambat karat.
• Memotong udara dan dengan demikian memberikan
pangkalan yang sangat baik untuk
• pertumbuhan bakteri anaerob.
• Kurangi jumlah aditif belerang.
• Penurunan pH.
• Ciptakan bau tak sedap.
• PH rendah meningkatkan ionisasi logam berat dalam cairan
pendingin
• dan ini pada gilirannya dapat menciptakan pekerjaan yang
tidak sehat
• suasana.
Emultion Management
Nilai saponifikasi dinyatakan oleh kalium hidroksida dalam mg yang
dibutuhkan untuk menyabuni satu (1) gram lemak. Dengan mengukur
nilai saponifikasi, massa molekul rata-rata dapat diperoleh.
Nilai saponifikasi berbanding terbalik dengan rata-rata massa molekul.
Ini adalah ukuran berat molekul rata-rata (atau panjang rantai) dari
semua asam lemak yang ada. Karena sebagian besar massa lemak /
tri-ester ada di 3 asam lemak.
Analisis Minyak Ekstraksi Bekas:
Nilai SAP -
• Diturunkan dengan kontaminasi Oli Tramp.
•% penurunan menunjukkan pengurangan minyak aktif dalam emulsi.
• Sebaiknya tidak turun di bawah 70%.
Spektroskopi IR -
• Memprediksi kandungan Ester & konsentrasi Asam Lemak.
• Identifikasi kontaminasi.
Rolling Emulsion Management
Penghapusan Scum & Tramp Oil:
Rencana Aksi untuk mengurangi Oli Tramp jika melebihi
batas 12%:
Keluarkan cairan pendingin dalam kondisi berjalan Agitator
untuk menghilangkan sisa minyak & kotoran - Sesuai jadwal.
Pastikan operasi scum pusher terus menerus dan efektif.
Manfaat:
Lebih sedikit kehilangan minyak.
Nilai saponifikasi (SAP) dipertahankan dalam kisaran yang
diperlukan (160 Mg KOH / Gm Min).
Pelumasan yang baik saat menggigit gulungan.
Kebersihan permukaan.
Rolling Oil Solution
Management
Suhu Emulsi:
Rencana Tindakan untuk mempertahankan kisaran suhu 50 - 60 Deg:
Hindari pemanasan uap langsung untuk meminimalkan oksidasi
minyak &
kontaminasi di pendingin.
Pertahankan suhu cairan pendingin di dalam tangki pada 55-60
derajat C untuk mendapatkan suhu pendingin pada gigitan gulungan
sebagai 50-58 derajat C.
Pastikan pengontrol suhu berfungsi secara teratur menggunakan
katup kontrol termostat.
Manfaat:
Temperatur pendingin pada 55 derajat C saat roll bite
- Pelumasan yang optimal
- Kurangi biaya listrik &
- lebih sedikit cacat permukaan.
Penambahan Minyak:
Rencana Aksi untuk mempertahankan% Minyak dalam
kisaran 3 - 4%
Penambahan minyak setiap hari.
Mulailah dengan laju 0,3 kg / Ton, kalkulasi
berdasarkan aktual
produksi harian.
Optimalkan konsumsi spesifik antara 0,25-0,30 kg /
Ton.
Setelah pengurasan bawah & cairan pendingin
meluap, periksa konsentrasi oli terlebih dahulu dalam
kondisi berjalan dan sesuaikan konsentrasinya dengan
jumlah penambahan oli yang diperlukan.
Kontrol Konduktivitas:
Konduktivitas adalah konsentrasi ion dalam air / emulsi.
Ion-ion ini adalah garam terlarut dan bahan anorganik seperti
alkali, klorida, dll.
Rencana Tindakan untuk mengurangi Konduktivitas di
bawah level 400 μS / cm:
Hentikan Agitator dan pompa sirkulasi pendingin.
Tunggu setengah hingga satu jam sehingga sebagian
besar minyak aktif terakumulasi di bagian atas dan ion
klorida & lainnya mengendap di dasar tangki.
Mulailah menguras cairan pendingin (kira-kira 10% dari
total volume) dari COT &
DOT .
Setelah cairan pendingin terkuras dari bawah, periksa
konsentrasi oli terlebih dahulu dalam kondisi berjalan
kemudian sesuaikan konsentrasinya dengan jumlah
penambahan oli yang diperlukan.
Kontrol Klorida:
Rencana Tindakan untuk mengurangi
tingkat Klorida di bawah 100 ppm:
Rencana tindakan yang sama dari
pengendalian Konduktivitas harus diikuti
untuk mengurangi tingkat Klorida.
Setelah pengeringan dari bawah,
pertahankan tingkat emulsi dengan
penambahan air RO segar & penambahan
oli jika diperlukan.
Agitator
Rekomendasi:
Semua agitator harus dalam kondisi berjalan
sepanjang waktu untuk menghindari pengapungan
oli di bagian atas dan untuk mempertahankan
parameter pendingin yang konsisten.
Manfaat:
Konsentrasi oli yang konsisten & pelumasan
yang seragam selama pengerolan.
Lebih sedikit kehilangan oli - Kurangi konsumsi
oli & biaya oli.
Cooland Flow
Rekomendasi:
Pertahankan aliran & tekanan pendingin seragam maksimum
dalam 6 Hi Mill sesuai desain pabrik. Di BPSL Kolkata, 5000 lpm
dipertahankan untuk Rolling Mill 6Hi dengan lebar 1000 mm dan
6000 lpm untuk Rolling Mill 6Hi dengan lebar 1250 mm.
Tekanan cairan pendingin pada roll bite dipertahankan 5kg /
cm3
Manfaat:
Pelumasan yang konsisten
Pendinginan roll & sheet yang seragam selama rolling.
Kekuatan Gulung Optimal.
Kecuraman/ Steepness
Hubungan antara bentuk strip dan perbedaan
relatif dalam perpanjangan
Shape roll utilizing the principle of
pneumatic bearing
• Bantalan pneumatik pada prinsipnya tidak
memiliki gesekan dan digunakan untuk
bantalan poros berputar berkecepatan
tinggi, seperti spindel peralatan mesin,
dan bantalan bidang untuk pengangkutan
benda berat.
• Beban yang diterapkan pada bantalan
dapat ditentukan dengan mengukur
tekanan pneumatik permukaan bantalan.
Karakteristik ini diterapkan pada bentuk
gulungan.
• menunjukkan konfigurasi gulungan bentuk jenis bantalan
pneumatik. Udara terkompresi bertiup keluar dari nozel
pada poros silinder (punjung) dan menghasilkan lapisan
udara antara punjung dan cincin (rotor) yang dipasang
secara eksternal untuk membentuk bantalan pneumatik.
• Tekanan film udara seimbang dengan beban rotor, dan
ini menyebabkan perbedaan tekanan antara port
tekanan (atas) di sisi beban dan port tekanan (bawah) di
sisi antibeban. Dengan mengukur perbedaan tekanan ini
untuk setiap rotor, kita dapat menentukan distribusi
beban dan dengan demikian menentukan distribusi
tegangan sepanjang lebar strip.
Gulungan bentuk jenis bantalan pneumatik memiliki
beberapa fitur berikut:
1 Sensitivitas tinggi (mampu mendeteksi perubahan beban
lebih kecil dari 0,1 N)
2 Kemampuan untuk terus mendeteksi bentuk.
3 Resistansi putaran rendah karena didukung rotor
oleh bantalan pneumatik.
4 Struktur sederhana menghilangkan kebutuhan untuk
menggunakan drive tambahan.
Jadi mereka diadopsi secara luas dalam menyelesaikan
pabrik rolling dingin dan pabrik rolling foil untuk aluminium,
tembaga dan bahan lainnya.
Configuration of pneumatic
bearing type shape roll
KALIBRASI:
1.Pass Line
2.Shifting
3.X-Ray
a.Cs Kalibrasi
b.Preabsorber Kalibarasi
Kalibrasi Passline
1. Nol ( 0 ) kan Posisi Wedges dengan cara Memforce valve Wedge atau dengan Manual di lapangan, Cek Posisi Actual
Wedges apakah sudah benar2 berhenti dan tidak bisa bergerak lagi
2. Nol ( 0 ) kan posisi Rocker Plate dengan cara Memforce valve Rocker Plate atau dengan Manual di lapangan, Cek Posisi
Actual Rocker Plate apakah sudah benar benar berhenti dan tidak bisa bergerak lagi
3. Klik On Maintenance Mode
4. Klik Set Transd. Position 0, Klik Off Maintenance Mode
5. Klik passline Position melalui HMI atau dari Tombol di lapangan
Mengatur Jarak Shifting
2) No.1 Furnace
5) Skinpass and
Exit looper Post treatment
1) Entry and cleaning
section
Galvanized
Skinpass GA/GI section Products
Treatmen (Galvanizing)
t No.1 Furnace Entry
Coiling (Annealing)
No.2 Furnace
Delivery
(Over Aging)
CRC Products
236
Pioneer Kriteria-C / Teknologi terbaru
1“GAPL” Teknologi Pendinginan Cepat dengan
3) Galvanizing and
Galvannealing
Gas Jet Cooler, Temperature Kontrol
4) No.2 Furnace material: CRC : to 270 – 400℃±5℃
GA/GI : to 460℃±5℃
GAPL Technology
5) Skinpass and
2) No.1 Furnace
Exit looper Post treatment
1) Entry and cleaning
section
GAPL Technology
Strip Pass Changing Technology
L-Treatment Defect Prevention Technology
Menjaga agar tidak terjadi
Technology - Teknologi Pencucian terbaru
oksidasi dengan melindungi strip
Lapisan tipis - Mencegah Cacat di Furnace
dengan adanya perubahan bagian
Amorphous - Sistem Pemanasan Snout
jalan masuk strip pada Furnace
Phosphate - Teknologi Inspeksi Cacat
No 2
Untuk Terbaru
meningkatkan
mampu stamping
237
TEMPER MILL
Roll materials
• Criteria high strength and wear
• Cast iron, cast steel, and forged steel,
tungsten carbide (very small rolls)
• Rolls are grinded for a perfect finish
Surface Roughness and Measurement;
Friction, Wear, and Lubrication
Surface Structure of Metals
abcd
Ra
n
a 2 b2 c2 d 2
Rq
n
Figure 33.3 Coordinates used for
surface-roughness measurement
using Eqs. (33.1) and (33.2).
Surface
Roughnes
s
(a) Measuring surface roughness with a stylus. The rider supports the stylus and guards
against damage. (b) Path of the stylus in surface-roughness measurements (broken line)
compared to the actual roughness profile. Note that the profile of the stylus path is
smoother than that of the actual surface. (c) through (f) Typical surface profiles produced
by various machining and surface-finishing processes. Note the difference between the
vertical and horizontal scales.
Real Contact Area
Schematic illustration of
typical defects in flat
rolling: (a) wavy edges;
(b) zipper cracks in the
center of the strip; (c)
edge cracks; and (d)
alligatoring.
Cacat di Cold Rolling
BAF
ECL1
ECL2
BAJA ROL DINGIN
Cold Rolled Coil (CRC)
Cold Rolled Sheet (CRS)
256
PENGGUNAAN BAJA ROL DINGIN
General Purposes
Galvanized Sheet
Pipe & Tubes
Automotive Body & Parts
Tin Mill Black Plates
Home & Office Appliances
Enamelwares
257
PENGGUNAAN UMUM &
LEMBARAN GALVANIS
JIS G 3141 SPCC-1D (as-rolled)
JIS G 3141 SPCC-SD (annealed)
Or equivalents
258