Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGEROLAN LOGAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Teknik Pembangunan dan Pengecoran

Dosen Pengampu : Ratna Dewi Anjani, ST.,MT.

Oleh

Teguh Budiyanto (1810630120087)

JURUSAN D3 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul
“Pengerolam Logam”.

Makalah ini merupakan salah satutugas mata kuliah Teknik Pembangunan dan
Pengecoran di program studi Teknik Mesin Universitas Singaperbangsa Karawang. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu Ratna Dewi Anjani,
ST.,MT. selaku dosen mata kuliah Teknik Pembangunan dan Pengecoran dan kepada semua
pihak yang sudah memberikan arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan


makalah ini. Maka dari itu penulis megharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari kita sering menggunakan ataupun melihat hal hal
seperti mobil, jembatan, pipa, tabung gas, rel kereta api. Semua itu merupakan benda
benda yang bisa kita temui didalam kehidupan kita. Semua benda tersebut dibentuk
sesuai dengan kegunaannya masing masing. Untuk membentuk material menjadi produk
sesuai dengan kebutuhannya seperti contoh diatas, bisa dilakukan dengan beberapa
proses, diantaranya bisa dilakukan dengan proses rolling. Proses rolling banyak
digunakan untuk membuat berbagai macam profil. Karena banyaknya keguanaan dari
proses rolling ini, untuk itulah didalam makalah ini saya akan mencoba menjelaskan
tentang proses rolling.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan proses pengerolan logam?


2. Apa yang dimaksud dengan shape rolling?
3. Apa yang dimaksud dengan rolling mills?
4. Apa saja jenis jenis rolling?

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mendeskripsikan pengertian dari rolling dan analisanya


2. Menjelaskan yang dimaksud dengan shape rolling
3. Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan rolling mils
4. Menyebutkan dan menjelaskan jenis jenis rolling
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengerolan Logam dan Analisanya

Rolling  atau pengerolan adalah proses pengurangan ketebalan atau proses pembentukan
pada benda kerja yang panjang. Proses rolling dilakukan dengan satu set rol yang berputar dan
menekan benda kerja supaya terjadi perubahan bentuk. Rolling pertama kali dikembangkan pada
tahun 1500-an.

Rolling dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan pada suhu yang tinggi atau
disebut hot rolling. Hot rolling dilakukan untuk mengurangi dimensi bahan baku (ingot) secara
besar-besaran. Setelah hot rolling selanjutnya dilakukan cold rolling, yaitu pengerolan pada suhu
ruang. Pada cold rolling pengurangan dimensi tidak dilakukan secara besar-besaran karena
proses ini memerlukan tenaga yang sangat besar. Cold rolling dilaksanakan
sebagai finishing untuk mencapai dimensi yang sesuai, memperhalus permukaan benda kerja,
dan meningkatkan sifat mekanis benda kerja.

Pada proses manufaktur modern, rolling biasanya diawali dengan proses pengecoran


kontinu. Kombinasi antara pengecoran kontinu dan rolling bisa meningkatkan produktivitas. Di
samping itu, kombinasi ini juga dapat mengurangi ongkos produksi.
2.1.1. Hot Rolling
Hot rolling merupakan tahap awal dari proses pengerolan material. Hot
rolling dilakukan di atas suhu rekristalisasi. Material yang akan dirol biasanya
berupa ingot atau logam hasil penuangan (pengecoran). Material tuang memiliki struktur
yang kasar dan butir-butirnya tidak seragam. Karena struktur di dalamnya kasar dan tidak
seragam, material tuang memiliki sifat yang getas dan ada kemungkinan memiliki lubang
kecil (pori-pori). Dengan dilakukannya proses hot rolling, struktur material tuang dapat
dikonversi menjadi struktur material tempa (wrought structure). Wrought
structure memiliki butir-butir yang lebih halus dan rapi. Kondisi butir tersebut
menjadikan material bersifat lebih ductile. Di samping itu, proses hot rolling juga dapat
menutup lubang-lubang kecil di dalam material.
Setiap material memiliki suhu pengerolan panas yang berbeda-beda. Pada
aluminium paduan, suhu yang digunakan sekitar 450 °C. Baja paduan menggunakan suhu
pengerolan sekitar 1250 °C. Sedangkan material tahan panas menggunakan suhu
pengerolan hingga 1650 °C.
Pengerolan panas atau hot rolling awal menghasilkan beberapa produk yang
disebut sebagai bloom, slab, dan billet. Bloom biasanya memiliki penampang persegi
dengan sisi paling tidak sebesar 150 mm. Slab biasanya memiliki penampang persegi
panjang. Sedangkan billet memiliki penampang persegi namun berukuran lebih kecil
dibandingkan dengan bloom. Bloom dapat diproses lebih lanjut dengan proses
pengerolan bentuk, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk struktur seperti I-beam dan rel
kereta. Slab dapat dirol menjadi plat dan lembaran material. Billet dirol dengan proses
pengerolan bentuk menjadi batang persegi dan batang lingkaran.
2.1.2 Cold Rolling
Cold rolling atau pengerolan dingin merupakan proses akhir dari
rangkaian proses pengerolan. Cold rolling dilakukan pada suhu ruang. Karena
dilakukan pada suhu ruang, cold rolling memerlukan energi yang besar (karena
material dengan suhu ruang memiliki kekuatan yang lebih besar) dan akan
menghasilkan produk dengan sifat anisotropic.
Cold rolling bisa dibilang merupakan tahap finishing. Proses pengerolan
ini menghasilkan permukaan akhir yang lebih baik. Selain itu, cold rolling juga
menghasilkan produk dengan dimensi yang lebih baik dan menghasilkan produk
dengan kekuatan serta kekerasan yang lebih tinggi.
2.2. Tujuan Proses Rolling
 Mengurangi ukuran penampang benda kerja.
 Memperoleh bentuk yang diinginkan.
 Memperhalus ukuran butir benda kerja (struktur butir lebih halus).
 Mengurangi kegetasan benda kerja (benda kerja awal biasanya berupa ingot hasil
pengecoran yang bersifat getas).
 Menghilangkan lubang-lubang kecil di dalam benda kerja (pada proses pengecoran
biasanya ada gas yang terjebak di dalam benda kerja dan menyebabkan lubang-
lubang kecil).
 Meningkatkan kekuatan benda kerja.
 Meningkatkan kekerasan benda kerja.
 Memperhalus permukaan benda kerja.

3.1. Pengertian Pengerolan Bentuk (Shape Rolling)


Pengerolan bentuk atau shape rolling merupakan proses pengerolan yang dilakukan untuk
membuat bentuk-bentuk struktur yang panjang dan lurus. Pengerolan ini juga dikenal dengan
istilah profile rolling. Agar dapat menghasilkan aneka bentuk struktur, roll yang digunakan
memiliki desain atau bentuk yang beragam.

Pengerolan bentuk biasanya dilakukan dalam beberapa tahap. Perubahan bentuk besar
besaran dari bahan baku menjadi bentuk struktur tidak dapat dilakukan dalam proses. Proses
perubahan bentuk harus dilakukan atau dicicil sedikit demi sedikit.

Perubahan bentuk secara besar besaran dilakukan dengan temeperatur yang tinggi.
Namun ada pula proses pengerolan bentuk yang dilakukan dengan dengan temperature rendah.
Pengerolan bentuk dengan temperature rendah dikenal dengan istilah cold shape rolling.
Pengerolan bentuk pada suhu rendah menghasilkan dimensi yang lebih akurat.

Seperti apa yang telah disebutkan di awal, proses pengerolan bentuk digunakan untuk
membuat bentuk struktur yang lurus. Contoh bentuk struktur yang dapat dihasilkan dari proses
ini antara lain: channel, I-beam, rel kereta, dan batang pejal
4.1. Pengertian Mills Rolling

Proses pembentukan logam, dari billetmenjadi bentuk yang sesuai pesanan dengan
menggunakan gaya tekan untuk membentuknya.

4.1.1 Phase Rolling Mills


a. Phasa Raughing
Pada phase ini, proses terjadi pada stand 1 sampai dengan stand. Proses ini
untuk pembentukan pada besi beton berdiameter 6 mm dan 8 mm (untuk besi
beton yang berdiameter yang lebih besar tetap melewati phasa ini dari stand 1
sampai dengan stand 8.)
b. Phasa Intermediete
Pada phasa ini, proses terjadi pada stand 9 sampai dengan stand 13. Proses ini
untuk pembentukan pada besi beton berdiameter 6 mm dan 8 mm (untuk besi
beton yang berdiameter yang lebih besar tetap melewati phasa ini namun
terjadi pengurangan jumlah stand.)
c. Phasa Finishing
Pada tahap ini, proses terjadi pada stand 14 sampai dengan stand 19. Proses
ini untuk pembentukan pada besi beton berdiameter 6 mm dan 8 mm (untuk
besi beton yang berdiameter yang lebih besar tetap melewati phasa ini namun
terjadi pengurangan jumlah stand.)
4.1.2 Klasifikasi Rolling Mills
a. Reheating
Pada tahap ini terjadi proses pemanasan kembali untuk billet. Untuk heating
zone bersuhu 1150 °C dan soaking zone bersuhu 1350 °C. Namun pada aplikasi
biasanya untuk reheating ini bersuhu 1200 °C. Prose ini terjadi di RF (Reheating
Furnance).
b. Gilling Rolling
Pada tahap ini terjadi proses pembentukan billet menjadi besi beton sesuai
dengan ukuran yang diinginkan. Proses ini terjadi pada phasa roughing.
c. Quenching
Pada tahap ini terjadi proses penyempuhan besi beton agar menghasilkan besi
beton lebih kuat. Proses ini terjadi di Tempcore.
d. Shear
Pada tahap ini terjadi proses pemotongan besi beton sesuai dengan panjang
yang diinginkan. Proses ini terjadi di Could Shear.
e. Cooling
Pada tahap ini terjadi peroses pendinginan besi beton dengan menggunakan
suhu sekitar. Pada proses cooling besi beton ditaruh pada Counter Table.

5.1. Jenis-Jenis Rolling

Secara kinematika, pengerolan diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pertama disebut


pengerolan longitudinal, kedua pengerolan transversal, dan pengerolan oblique.

Selain secara kinematika, pengerolan juga diklasifikasikan menurut geometri


dari die atau rol yang digunakan. Ada bermacam-macam proses pengerolan berdasarkan
geometri die yang digunakan. Masing-masing geometri die atau rol ini akan menghasilkan
bentuk-bentuk produk yang berbeda-beda. Berikut beberapa macam proses pengerolan
berdasarkan geometri die:

 Flat Rolling
Flat rolling merupakan pengerolan yang dilakukan
untuk menipiskan suatu material. Flat rolling digunakan
untuk mengerol slab agar menjadi plat dan strip. Proses
pengerolan ini merupakan proses pengerolan yang paling sederhana di mana hanya
menghasilkan bentuk benda yang datar atau rata.
 Pack Rolling
Pack rolling merupakan jenis flat rolling di mana dua
atau lebih lapisan logam dirol secara bersamaan. Pengerolan
beberapa lapis logam secara bersamaan akan meningkatkan
produktivitas pengerolan.

 Thread Rolling
Proses thread rolling digunakan
untuk membuat ulir pada benda silindris
dengan mengerol benda tersebut antara
dua die. Thread rolling sangat cocok
untuk membuat baut dan sekrup secara
masal. Pembuatan ulir dengan thread
rolling lebih cepat dibandingkan dengan pembubutan (turning). Sebagian besar proses
thread rolling dilakukan dengan pengerjaan dingin.
 Gear Rolling
Gear rolling adalah proses pengerjaan dingin
untuk memproduksi roda gigi-roda gigi tertentu.
Pengaturan pada gear rolling mirip dengan thread
rolling. Perbedaannya adalah gigi-gigi pada tool
proses gear rolling sejajar dengan sumbu benda kerja
(tentu saja benda kerja yang digunakan berbentuk
silinder).

 Ring Rolling
Ring rolling atau pengerolan cincin adalah proses deformasi di mana cincin
berdiameter kecil dengan dinding yang
tebal dirol menjadi cincin berdiameter
besar dan berdinding tipis. Cincin yang
tebal apabila ditekan akan terjadi
deformasi, sehingga menyebabkan diameter cincin tersebut membesar. Ring rolling
biasanya dilakukan pada suhu kerja yang tinggi untuk cincin-cincin berukuran besar dan
suhu kerja rendah untuk cincin-cincin berukuran kecil. Bentuk penampang cincin
bervariasi, tidak hanya persegi atau persegi panjang saja.

 Roll Pierching
Roll piercing adalah
proses pengerjaan panas yang
khusus untuk membuat pipa
tanpa sambungan berdinding
tebal. Proses ini masih
tergolong rolling karena dilengkapi dengan dua buah rol yang berlawanan. Dasar dari
proses roll piercing berprinsip pada silinder pejal yang ditekan pada kelilingnya sehingga
menghasilkan tegangan tarik di titik pusat silinder tersebut. Apabila tekanan yang
diberikan cukup tinggi, maka akan terjadi retakan di dalam silinder. Retakan tersebut
menjadi cikal bakal pembuatan lubang pipa. Pada gambar berikut dapat anda lihat rol
berputar dan menekan billet (benda kerja mentah). Putaran rol tersebut menarik billet ke
arah mandrel. Penarikan terjadi karena sumbu rol memiliki kemiringan kurang lebih 6°
terhadap sumbu billet. Mandrel sendiri digunakan untuk mengontrol lubang dan ukuran
benda kerja. Proses pembuatan ini juga dikenal sebagai proses rotary tube piercing dan
proses Mannesmann.
 Shape Rolling
Pengerolan bentuk atau shape rolling merupakan proses
pengerolan yang dilakukan untuk membuat bentuk-bentuk
struktur yang panjang dan lurus. Pengerolan ini juga dikenal
dengan istilah profile rolling. Agar dapat menghasilkan aneka
bentuk struktur, roll yang digunakan memiliki desain atau
bentuk yang beragam.
 Skew Rolling
Skew rolling merupakan proses pengerolan yang
mirip dengan roll forging. Perbedaannya, secara khusus
skew rolling digunakan untuk membuat bola. Pengerolan
diawali dengan memasukkan kawat atau batang
berpenampang lingkaran ke dalam celah antara dua buah
rol. Selanjutnya kawat atau batang tersebut termakan rol
dan membentuk bola secara kontinu selama rol masih
berputar.
 Tube Rolling
Tube rolling merupakan
proses pengerolan yang dilakukan
untuk mengurangi diameter dan
ketebalan pipa. Rol pada tube rolling
memiliki alur yang berbentuk setengah lingkaran. Sehingga apabila sepasang rol beralur
setengah lingkaran tersebut dipertemukan, akan terbentuk lubang berbentuk lingkaran.
KESIMPULAN

Dari ulasan diatas penulis bisa merumusakan sebagai berikut :

Rolling  atau pengerolan adalah proses pengurangan ketebalan atau proses pembentukan
pada benda kerja yang panjang, adapun beberapa berapa jenis jenis pengerolan yang bisa
dibagi menjadi jenis kinematika dan geometri dengan pembentukan yang berbeda beda
DAFTAR PUSTAKA

Grote dan Antonsson, 2008, Springer Handbook of Mechanical Engineering.


M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and
Systems, edisi 4.

Anda mungkin juga menyukai