Nama Kelompok 1 :
Andri Setiawan
Eko Adi P
Faisal Pradipta
Ivana Ridwan
Willy Anderson
Zaisco Wangsa
Kelas : 2IC09
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2016
Proses Pengerjaan Panas
Metalforming adalah melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara
memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastik. Dengan gaya luar ini akan terjadi
perubahan bentuk benda kerja secara permanen. Pembentukan umumnya bertujuan untuk
mendapatkan suatu produk logam sesuai bentuk yang di inginkan. Selain itu pembentukan
memungkinkn diperoleh sifat sifat mekanik tertentu sesuai dengan yang di butuhkan.
ROLLING
Pengertian Rolling (Pengerolan)
Rolling atau pengerolan adalah proses pengurangan ketebalan atau proses pembentukan pada
benda kerja yang panjang. Proses rolling dilakukan dengan satu set rol yang berputar dan
menekan benda kerja supaya terjadi perubahan bentuk. Rolling pertama kali dikembangkan
pada tahun 1500an.
Rolling dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan pada suhu yang tinggi atau disebut hot
rolling. Hot rolling dilakukan untuk mengurangi dimensi bahan baku (ingot) secara besar-
besaran. Setelah hot rolling selanjutnya dilakukan cold rolling, yaitu pengerolan pada suhu
ruang. Pada cold rolling pengurangan dimensi tidak dilakukan secara besar-besaran karena
proses ini memerlukan tenaga yang sangat besar. Cold rolling dilaksanakan sebagai finishing
untuk mencapai dimensi yang sesuai, memperhalus permukaan benda kerja, dan
meningkatkan sifat mekanis benda kerja.
Pada proses manufaktur modern, rolling biasanya diawali dengan proses pengecoran kontinu.
Kombinasi antara pengecoran kontinu dan rolling bisa meningkatkan produktivitas. Di
samping itu, kombinasi ini juga dapat mengurangi ongkos produksi.
Gambar 1. Rolling
Hot Rolling
Hot rolling merupakan tahap awal dari proses pengerolan material. Hot rolling dilakukan di
atas suhu rekristalisasi. Material yang akan dirol biasanya berupa ingot atau logam hasil
penuangan (pengecoran). Material tuang memiliki struktur yang kasar dan butir-butirnya
tidak seragam. Karena struktur di dalamnya kasar dan tidak seragam, material tuang memiliki
sifat yang getas dan ada kemungkinan memiliki lubang kecil (pori-pori). Dengan
dilakukannya proses hot rolling, struktur material tuang dapat dikonversi menjadi struktur
material tempa (wrought structure). Wrought structure memiliki butir-butir yang lebih halus
dan rapi. Kondisi butir tersebut menjadikan material bersifat lebih ductile. Di samping itu
proses hot rolling juga dapat menutup lubang-lubang kecil di dalam material.
Setiap material memiliki suhu pengerolan panas yang berbeda-beda. Pada aluminium paduan
suhu yang digunakan sekitar 450 C. Baja paduan menggunakan suhu pengerolan sekitar
1250 C. Sedangkan material tahan panas menggunakan suhu pengerolan hingga 1650 C.
Pengerolan panas atau hot rolling awal menghasilkan beberapa produk yang disebut sebagai
bloom, slab, dan billet. Bloom biasanya memiliki penampang persegi dengan sisi paling tidak
sebesar 150 mm. Slab biasanya memiliki penampang persegi panjang. Sedangkan billet
memiliki penampang persegi namun berukuran lebih kecil dibanding dengan bloom. Bloom
dapat diproses lebih lanjut dengan proses pengerolan bentuk, sehingga menghasilkan bentuk-
bentuk struktur seperti I-beam dan rel kereta. Slab dapat dirol menjadi plat dan lembaran
material. Billet dirol dengan proses pengerolan bentuk menjadi batang persegi dan batang
lingkaran.
Cold Rolling
Cold rolling atau pengerolan dingin merupakan proses akhir dari rangkaian proses
pengerolan. Cold rolling dilakukan pada suhu ruang. Karena dilakukan pada suhu ruang, cold
rolling memerlukan energi yang besar (karena material dengan suhu ruang memiliki kekuatan
yang lebih besar) dan akan menghasilkan produk dengan sifat anisotropic.
Cold rolling bisa dibilang merupakan tahap finishing. Proses pengerolan ini menghasilkan
permukaan akhir yang lebih baik. Selain itu cold rolling juga menghasilkan produk dengan
dimensi yang lebih baik dan menghasilkan produk dengan kekuatan serta kekerasan yang
lebih tinggi.
Selain secara kinematika, pengerolan juga diklasifikasikan menurut geometri dari die atau rol
yang digunakan. Ada bermacam-macam proses pengerolan berdasarkan geometri die yang
digunakan. Masing-masing geometri die atau rol ini akan menghasilkan bentuk-bentuk
produk yang berbeda-beda. Berikut beberapa macam proses pengerolan berdasarkan geometri
die:
1. Flat rolling,
2. Pack rolling,
3. Thread rolling,
4. Gear rolling,
5. Ring rolling,
6. Roll piercing,
7. Shape rolling,
8. Cross rolling,
9. Skew rolling,
10. Tube rolling.
Pelumasan
Pada hot rolling biasanya tidak menggunakan pelumasan. Hot rolling menggunakan larutan
berbasis air untuk mendinginkan rol dan memecah kerak pada benda kerja. Pada logam non
ferro biasanya diberi tambahan minyak, emulsion, dan fatty acid. Sedangkan pada cold
rolling biasanya menggunakan campuran minyak dan air, atau pelumas dengan kekentalan
rendah seperti paraffin, fatty oil, dan emulsion.
1.Cacat Cetakan
Cacat cetakan ini diakibatkan oleh terjadinya pertambahan panjang pada lateral dan
kemudian dihambat oleh gaya-gaya gesek transversal. Kemudian karena adanya bukit
gesekan, maka gaya gesekan mengarah ke pusat lembaran. Hal ini mengakibatkan terjadinya
penyebaran yang lebih sempit daripada tepinya. Lembaran mengalami pertambahan panjang
sementara itu pengurangan tebal tepi akan menyebar ke arah lateral, sehingga lembaran dapat
mengalami sedikit pembulatan pada ujung-ujungnya. Dari hubungan kontinuitas antara tepi
dengan pusat, maka pinggiran mengalami regangan, suatu kondisi yang menimbulkan retak
tepi.
2.Cacat Kerataan
Cacat pengerolan ini terjadi karena pelat tidak rata pada saat dilakukan proses canai. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perbedaan perpanjangan pada tempat tertentu dimana lembaran
tipis dan pelat menjadi berombak.
Terjadinya karena ada ikatan lemabran akibat salah satu bagian roll lebih tinggi atau lebih
rendah dibandingkan dengan celah roll.
Cacat ini terjadinya karena adanya perbedaan ketinggian celah roll, akibatnya ketebalan
lembaran hasil roll tidak sama ketebalannya pada masing-masing sisi dan pada salah satu sisi
lembaran akan menjadi lebih panjang daripada sisi yang lain, akibatnya pelat menjadi
melengkung.
Cacat jenis ini terjadi karena adanya deformasi elastis pada roll. Produk pelat lebih tebal
dibagian tengah daripada dibagian pinggir.
6.Cacat-cacat lain
Dalam satu kali pass, proses rolling dapat mereduksi ketebalan sebesar:
Pada proses canai dingin temperatur daerah antara roll dan lemabran logam dapat mencapai
temperatur yang tinggi, efek ini kurang baik terhadap roll karena akan meningkatkan
kecenderungan terjadinya roll flattening, karena itu sebaiknya pelumas tidak hanya berfungsi
melumasi namun juga berfungsi sebagai pendingin rol.
Pelumas harus benar-benar terpilih, sesuai dengan kemampuannya dan sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan dari pelumas tersebut. Pelumas yang dibutuhkan untuk lembaran
aluminium tentu tidak sama dengan pelumas untuk lembaran baja, karena itu formulasi
pelumas yang akan digunakan dalam proses pengubahan bentuk sebaiknya memenuhi
beberapa bahan dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan seperti kandungan perputaran
pembasahan pada sistem non aquoes, penghambat terhadap korosi, pengontrol pH, dan lain-
lain.
Adapun contoh pelumas yang dapat diguankan untuk paduan aluminium adalah sebagai
berikut:
1. Kerosene
2. Mineral oil (viskositas 40-300 SUS pada 40oC)
3. Petroleum jelly
4. Mineral plus 10-20% fatty oil
5. Tallow plus 50% paraffin
Roda pengerolan (rolling mills)
Konfigurasi dari berbagai jenis rolling mill ditunjukkan dalam gambar 5.6.
Keuntungan :
1) Dapat mereduksi luas penampang dalam berbagai ukuran.
2) Dapat diatur kemampuannya sesuai dengan ukuran batangan dan laju reduksi.
Kelemahan :
1) Ukuran panjang batangan terbatas.
2) Pada setiap siklus pembalikan gaya kelembaban arus diatasi.
Kelemahan :
1) Diperlukan adanya mekanisme elevasi,
2) Terdapat sedikit kesulitan dalam mengatasi kecepatan rol.
Jenis-jenis rolling :
Rolling Mill
Menurut jumlah dan susunan roll, maka rolling mill dapat dibedakan menjadi:
Two high mill, merupakan pengerol logam dua tingkat dan jenis yang paling
sederhana
Keuntungan:
a. Dapat mereduksi luas penampang dalam berbagai ukuran.
b. Dapat diatur kemampuanya sesuai denagn ukuran batangan dan laju reduksi.
Kelemahan:
a. Ukuran panjang batangan terbatas
b. Pada setiap pembalikan siklus pembalikan gaya kelembaman arus diatasi.
Two high reversing mill, merupakan pengerol logam bolak-balik dua tingkat dan
mempunyai kecepatan yang lebih baik ketimbang jenis two high mill. Namun jenis
roll ini memerlukan penghentian mesin untuk membalik putaran
Three high mill, merupakan pengerol logam tiga tingkat. Roll ini mengeliminasi
kelemahan dari roll dua tingkat , namun diperlukan perangkat tambahan untuk
menaikkan atau menurunkan material, yaitu digunakan manipulator mekanis
untuk memutar atau menggeser material.
Keuntungan:
a. Tidak diperlukan arah pembalikan arah putar rol, sehingga tidak ada gaya kelembaman
yang harus diatasi.
b. Biaya lebih murah dan mempunyai keluasan lebih tinggi dibandingkan dengan mesin rol
bolak-balik
Kelemahan:
a. Diperlukan adanya mekanisme elevasi
b. Terdapat sedikit kesulitan dalam mengatasi kecepatan rol
Four high mill, merupakan pengerol logam empat tingkat. Roll diameter lebih
kecil menghasilkan panjang kontak yang lebih pendek untuk pereduksian yang
sama, sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil dan energi yang lebih sedikit.
Penampang lebih kecil mengurangi kekakuan, dan roll cenderung melengkung
sehingga perlu ditopang dengan roll diameter besar
Cluster mill, merupakan pengerol logam tipis menjadi tipis lagi
Proses thread rolling digunakan untuk membuat ulir pada benda silindris
dengan mengerol benda tersebut antara dua die. Thread rolling sangat cocok untuk
membuat baut dan sekrup secara masal. Pembuatan ulir dengan thread rolling lebih
cepat dibandingkan dengan pembubutan (turning). Sebagian besar proses thread
rolling dilakukan dengan pengerjaan dingin.
Die yang digunakan pada mesin thread rolling memiliki ukuran dan bentuk
ulir sesuai standar. Die tersebut terdiri dari dua jenis. Kedua jenis die tersebut yaitu:
Flat die, dengan gerakan bolak-balik untuk menghasilkan pengerolan.
Round die, dengan gerakan putar relatif satu sama lain untuk mengerol benda kerja.
Isothermal Forging
Isothermal forging adalah proses penempaan di mana cetakan juga ikut dipanaskan hingga
mencapai suhu yang sama dengan suhu benda kerja. Karena cetakannya panas, maka
kemampuan benda kerja untuk berubah bentuk tetap terjaga selama proses penempaan. Selain
itu, suhu yang tinggi juga menyebabkan gaya penempaan menjadi rendah dan laju material di
dalam rongga cetakan menjadi lebih meningkat.
Isothermal forging
Isothermal forging atau juga dikenal sebagai hot-die forging, mampu menghasilkan produk
tempa dengan bentuk yang kompleks dan memiliki akurasi ukuran yang baik. Penempaan
yang menghasilkan bentuk kompleks hampir jadi (near-net shape) dapat dilakukan dengan
satu langkah penempaan menggunakan penekan hidrolik.
Karena cetakan dan benda kerja yang digunakan sama-sama panas, jenis material cetakan
harus diperhatikan. Untuk menempa logam paduan bersuhu tinggi, cetakan yang digunakan
biasanya berbahan nikel paduan atau molybdenum paduan. Nikel dan molybdenum paduan
memiliki ketahanan yang baik terhadap suhu tinggi. Sedangkan untuk menempa aluminium
paduan, cetakan dari bahan baja dapat digunakan.
Isothermal forging termasuk mahal dan memiliki produktivitas yang rendah. Meskipun
begitu; penempaan ini bisa menjadi ekonomis ketika digunakan untuk membuat bentuk-
bentuk rumit dengan material seperti aluminium, titanium, dan paduan super dengan
quantitas tertentu.
Isothermal forging terkadang dilakukan di ruang vakum. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya oksidasi yang cepat pada bahan cetakan.
http://www.metalpass.com/steelengineer/roll/millrollflat.html
http://engineeringhut.blogspot.com/2010/10/types-of-rolling-mills.html
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id/2015/06/rolling.html
http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-metal-forming/