Celah atau gap diantara dua roll yang berputar lebih kecil dari ketebalan logam
yang akan masuk. Benda kerja terjepit diantara dua roll, sehingga muncul gaya gesek
yang diperlukan untuk menggigit dan menarik benda kerja agar dapat melewati roll.
Benda kerja yang melewati roll berputar akan mengalami tegangan tekan dan tegangan
geser permukaan. Deformasi dari proses ini akan menyebabkan benda kerja bertambah
panjang, sedangkan luas penampang atau ketebalannya akan berkurang.
Proses rolling ini banyak digunakan pada proses pengerjaan logam, karena
memberikan kemungkinan untuk memproduksi produk akhir yang berkualitas tinggi
dan mudah dikontrol.
Bentuk bahan dasar dan produk proses pengerolan ini dapat dibedakan sebagai berikut
:
Bilet : biasanya lebih kecil dari bloom, penampang lintangnya berupa bujur sangkar
atau lingkaran. Dibuat dengan beberapa kali forming seperti rolling atau ekstrusi.
Slab : segiempat utuh dengan lebar penampang ≥ 2x tebal. Slab dapat diproses lebih
lanjut menjadi plate, sheet, atau strip.
Berikut ini beberapa contoh produk dari proses pengerolan.
Ada beberapa cacat permukaan yang bisa dijumpai pada sheet metal. Cacat
permukaan tersebut seperti kerak, karat, goresan, cungkilan, lubang, dan
sobekan. Cacat permukaan bisa disebabkan karena inclusion dan
ketidakbersihan pada material tuang atau bahan baku (ingot). Selain itu cacat
permukaan juga bisa diakibatkan karena kondisi sejenis yang berkaitan
dengan persiapan material dan proses pengerolan.
Di samping cacat permukaan seperti di atas, ada cacat lain yang bisa terjadi
pada plat dan sheet produk pengerolan. Cacat-cacat lain tersebut seperti:
Wavy edge
Wavy edge atau edge wrinkling terjadi karena rol yang melengkung. Rol yang
melengkung menyebabkan plat menjadi lebih tipis pada bagian tepinya.
Bagian tepi plat yang lebih tipis akan bertambah panjang, sedangkan bagian
tengah plat yang masih tebal tidak akan bertambah panjang. Konsekuensinya
bagian yang tipis pada plat akan melengkung akibat keinginannya bertambah
panjang terhalang oleh bagian tebal yang tidak bertambah panjang.
Gambar 1. Perbandingan antara Dua Bentuk Rol
Sebenarnya pada flat rolling selalu terjadi lengkungan pada rol yang
digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, rol didesain dengan diameter yang
tidak seragam. Diameter bagian tengah rol didesain lebih besar dibanding
dengan diameter bagian tepi rol. Namun apabila selisih antara diameter
bagian tengah rol dengan diameter bagian tepi rol kurang besar, maka wavy
edge juga masih bisa terjadi.
Sobek pada bagian tepi plat juga bisa terjadi karena desain dari rol yang
kurang tepat. Selisih antara diameter bagian tengah rol dengan diameter
bagian tepi rol yang terlalu besar menyebabkan terjadinya sobekan atau
retakan di bagian tepi plat.
Alligatoring
Alligatoring merupakan fenomena kompleks dan biasanya disebabkan oleh
perubahan bentuk yang tidak seragam pada billet selama proses rolling.
Alligatoring juga bisa disebabkan oleh kualitas material tuang (bahan baku)
yang buruk. Cacat ini bentuknya menyerupai buaya yang sedang membuka
mulutnya. Oleh karena itu cacat ini diberi istilah alligatoring.
Warping
Warping disebabkan karena diameter bagian tengah rol kurang besar. Bagian
tengah rol pada flat rolling harus memiliki diameter yang lebih besar daripada
bagian tepi rol. Sehingga apabila selisih diameter bagian tengah rol dengan
diameter bagian tepi rol tidak cukup besar, maka bisa terjadi warping.
Splitting
Splitting terjadi karena selisih antara diameter bagian tengah rol dengan
diameter bagian tepi rol terlalu besar.