Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Proses Rolling

Rolling atau pengerolan logam adalah sebuah proses untuk mengurangi


ketebalan atau luas penampang dari suatu logam atau benda kerja, dengan melewatkan
benda kerja pada sepasang roll yang berputar dengan arah yang berlawanan.

Celah atau gap diantara dua roll yang berputar lebih kecil dari ketebalan logam
yang akan masuk. Benda kerja terjepit diantara dua roll, sehingga muncul gaya gesek
yang diperlukan untuk menggigit dan menarik benda kerja agar dapat melewati roll.
Benda kerja yang melewati roll berputar akan mengalami tegangan tekan dan tegangan
geser permukaan. Deformasi dari proses ini akan menyebabkan benda kerja bertambah
panjang, sedangkan luas penampang atau ketebalannya akan berkurang.

Proses rolling ini banyak digunakan pada proses pengerjaan logam, karena
memberikan kemungkinan untuk memproduksi produk akhir yang berkualitas tinggi
dan mudah dikontrol.

Proses pengerolan ini biasanya merupakan proses pertama yang digunakan


untuk mengubah material menjadi produk kasar. Material yang tebal di roll menjadi
blooms, billets atau slab, atau bentuk-bentuk ini dapat dibuat langsung dari continous
casting. Produk seperti bloom, billet, dan slab ini merupakan produk setengah jadi dan
harus dibentuk lagi pada proses selanjutnya.

Bentuk bahan dasar dan produk proses pengerolan ini dapat dibedakan sebagai berikut
:

 Bloom : mempunyai penampang melintang segiempat atau bujur sangkar dengan


ketebalan lebih besar dari 6 inchi dan lebarnya ≤ 2x tebal.

 Bilet : biasanya lebih kecil dari bloom, penampang lintangnya berupa bujur sangkar
atau lingkaran. Dibuat dengan beberapa kali forming seperti rolling atau ekstrusi.

 Slab : segiempat utuh dengan lebar penampang ≥ 2x tebal. Slab dapat diproses lebih
lanjut menjadi plate, sheet, atau strip.
Berikut ini beberapa contoh produk dari proses pengerolan.

Gambar 1. Skema aliran produk proses rolling.

Klasifikasi Proses Pengerolan

1. Berdasarkan geometri benda kerja

 Proses Pengerolan Datar (Flat Rolling)


Proses pengerolan ini dilakukan untuk mengurangi ketebalan benda
kerja yang berbentuk kotak

 Proses Pengerolan Bentuk (Shape Rolling)


Pada proses pengerolan ini benda kerja dengan penampang
berbentuk kotak diubah menjadi produk dengan bentuk/ profil
tertentu
Pack Rolling
Pack rolling merupakan jenis flat rolling di mana dua atau lebih lapisan logam
dirol secara bersamaan. Pengerolan beberapa lapis logam secara
bersamaan akan meningkatkan produktivitas pengerolan.

Gambar 1. Pack Rolling

2. Berdasarkan temperatur pengerjaan

 Proses Pengerolan Panas (Hot Rolling)


Proses pengerolan ini dilakukan di atas temperatur rekristalisasi.
Proses ini merupakan cara efektif untuk memperkecil ukuran butir
logam serta untuk memperbaiki kekuatan dan keuletan.
Keuntungan proses pengerolan panas adalah bebas dari tegangan
sisa dan bersifat isotropik. Kekurangan dari proses pengerolan panas
adalah toleransi dan kekasaran permukaan produk yang dihasilkan
rendah.

 Proses Pengerolan Dingin (Cold Rolling)


Proses ini dilakukan di bawah temperatur rekristalisasi. Pengerolan
dingin dilakukan untuk mengurangi ketebalan lebih lanjut dari
pengerolan panas. Proses pengerolan dingin menguatkan kekuatan
logam yang dirol, meningkatkan toleransi dan bebas lapisan oksida.

Cacat pada Plat dan Sheet Produk Pengerolan


(Rolling)
Cacat atau defect bisa terlihat pada permukaan plat dan sheet produk
pengerolan. Cacat juga bisa terjadi di dalam struktur produk pengerolan.
Cacat-cacat tersebut tidak hanya merugikan secara penampilan, namun juga
merugikan secara mekanis.

Ada beberapa cacat permukaan yang bisa dijumpai pada sheet metal. Cacat
permukaan tersebut seperti kerak, karat, goresan, cungkilan, lubang, dan
sobekan. Cacat permukaan bisa disebabkan karena inclusion dan
ketidakbersihan pada material tuang atau bahan baku (ingot). Selain itu cacat
permukaan juga bisa diakibatkan karena kondisi sejenis yang berkaitan
dengan persiapan material dan proses pengerolan.

Di samping cacat permukaan seperti di atas, ada cacat lain yang bisa terjadi
pada plat dan sheet produk pengerolan. Cacat-cacat lain tersebut seperti:

Wavy edge
Wavy edge atau edge wrinkling terjadi karena rol yang melengkung. Rol yang
melengkung menyebabkan plat menjadi lebih tipis pada bagian tepinya.
Bagian tepi plat yang lebih tipis akan bertambah panjang, sedangkan bagian
tengah plat yang masih tebal tidak akan bertambah panjang. Konsekuensinya
bagian yang tipis pada plat akan melengkung akibat keinginannya bertambah
panjang terhalang oleh bagian tebal yang tidak bertambah panjang.
Gambar 1. Perbandingan antara Dua Bentuk Rol

Sebenarnya pada flat rolling selalu terjadi lengkungan pada rol yang
digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, rol didesain dengan diameter yang
tidak seragam. Diameter bagian tengah rol didesain lebih besar dibanding
dengan diameter bagian tepi rol. Namun apabila selisih antara diameter
bagian tengah rol dengan diameter bagian tepi rol kurang besar, maka wavy
edge juga masih bisa terjadi.

Sobek atau retak pada bagian tepi


Sobek atau retak pada bagian tepi terjadi karena sifat ductile dari material
yang digunakan buruk. Sobek pada tepi plat atau sheet bisa berdampak
buruk pada proses pembentukan (forming) selanjutnya. Untuk mencegah hal
tersebut, biasanya tepian yang sobek dipotong terlebih dahulu.

Sobek pada bagian tepi plat juga bisa terjadi karena desain dari rol yang
kurang tepat. Selisih antara diameter bagian tengah rol dengan diameter
bagian tepi rol yang terlalu besar menyebabkan terjadinya sobekan atau
retakan di bagian tepi plat.

Gambar 2. Macam-macam Cacat pada Produk Pengerolan

Sobek atau retak pada bagian tengah


Sobek atau retak pada bagian tengah terjadi karena sifat ductile dari material
yang digunakan buruk. Cacat ini juga bisa terjadi karena desain rol yang
kurang tepat. Selisih antara diameter bagian tengah rol dengan diameter
bagian tepi rol yang terlalu kecil menyebabkan terjadinya sobekan atau
retakan di bagian tengah plat.

Alligatoring
Alligatoring merupakan fenomena kompleks dan biasanya disebabkan oleh
perubahan bentuk yang tidak seragam pada billet selama proses rolling.
Alligatoring juga bisa disebabkan oleh kualitas material tuang (bahan baku)
yang buruk. Cacat ini bentuknya menyerupai buaya yang sedang membuka
mulutnya. Oleh karena itu cacat ini diberi istilah alligatoring.

Warping
Warping disebabkan karena diameter bagian tengah rol kurang besar. Bagian
tengah rol pada flat rolling harus memiliki diameter yang lebih besar daripada
bagian tepi rol. Sehingga apabila selisih diameter bagian tengah rol dengan
diameter bagian tepi rol tidak cukup besar, maka bisa terjadi warping.

Timbul tegangan sisa di mana bagian tepi mengalami tekan dan


bagian tengah mengalami tarik
Tegangan sisa di mana bagian tepi mengalami tekan dan bagian tengah
mengalami tarik terjadi karena desain rol yang kurang tepat. Ketidaktepatan
desain rol tersebut berupa selisih antara diameter bagian tengah rol dengan
diameter bagian tepi rol yang kurang besar.

Timbul tegangan sisa di mana bagian tepi mengalami tarik dan


bagian tengah mengalami tekan
Tegangan sisa di mana bagian tepi mengalami tarik dan bagian tengah
mengalami tekan disebabkan karena selisih antara diameter bagian tengah
rol dengan diameter bagian tepi rol terlalu besar.

Wrinkling di bagian tengah


Seperti yang telah diuraikan di atas, bagian tengah rol pada flat rolling harus
memiliki diameter yang lebih besar daripada bagian tepi rol. Namun apabila
diameter bagian tengah rol terlalu besar (atau selisih antara diameter bagian
tengah dengan diameter bagian tepi terlalu besar), hal itu bisa menyebabkan
wrinkling di bagian tengah.

Splitting
Splitting terjadi karena selisih antara diameter bagian tengah rol dengan
diameter bagian tepi rol terlalu besar.

Anda mungkin juga menyukai