( KONTROL KUALITAS )
Kualitas permukaan
Untuk mengetahui kualitas permukaan produk coran dapat dilakukan dengan
menggunakan standar kuantitatif (quantitative standards) dan standar numerik
(numerical standards). Pemeriksaan kualitas permukaan dengan menggunakan standar
kuantitatif dilakukan dengan membandingkan bentuk permukaan hasil produk coran
dengan bentuk permukaan yang ada pada standar secara visual. Sedangkan Pemeriksaan
kualitas permukaan dengan menggunakan standar numerik dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur kekasaran permukaan.
cetakan geser /
shift L. Cacat ini terjadi akibat 1. pasangkan cope dan
kurang tepatnya drag dengan hati-hati
pemasangan cetakan dan posisikan keduanya
hingga posisinya tidak pada garis sumbu yang
sesuai. Akibatnya sama.
produk cor memiliki 2. gunakan pin pada flask
dimensi yang tidak dengan baik.
sesuai.
Sirip / Fins
M. Cacat ini terjadi akibat 1. kondisikan supaya
posisi inti dan cetakan permukaan cetakan
kurang pas hingga mulus.
terdapat celah antara 2. buat dudukan inti / core
yang akan terisi oleh print yang pas dengan
logam cair dan akan intinya.
terbentuk Fins atau plat
pipih.
Dye penetrant
Pengujian ini digunakan untuk mendeteksi cacat permukaan seperti retakan-retakan pada
material yang tidak berpori (non-porous materials) yang tidak terlihat secara visual.
Pengujian ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu:
1. Persiapan permukaan pada material yang akan di uji.
2. Mengaplikasikan cairan penetrant di atas permukaan material yang akan di uji.
3. Pembersihan cairan penetrant yang berlebih pada permukaan material.
4. Mengaplikasikan developer.
5. Pemeriksaan visual.
Radiography
Pemerikasaan ini bertujuan untuk mengetahui cacat yang yang berada di dalam produk
coran dengan menggunakan radiasi sinar-x atau sinar gamma. Sumber radiasi dihasilkan
dari mesin sinar-x atau radioaktif isotope. Radiasi diarahkan langsung pada produk coran
di atas film. Hasilnya diperlihatkan pada film berupa bayangan (Shadowgraph) seperti
pada gambar di bawah ini.
Pada umumnya spesimen uji tarik dibuat menurut bentuk dan ukuran yang distandarkan,
misalnya menurut ASTM, JIS, DIN, SNI dan lain-lain.
Pengujian tarik dilakukan dengan menggerakkan balok palang mesin uji (cross head)
dengan kecepatan konstan. Kurva yang langsung diperoleh dari mesin menyatakan
hubungan antara gaya tarik dengan perubahan panjang (Gambar 9.5).
Total perpanjangan
Deformasi seragam
Deformasi
tidak
seragam
Beban, F, kg
FU
SU
AO
Fy
Sy Gambar 9.7 Metoda Offset.
AO
Untuk material yang tidak menunjukkan batas luluh yang jelas (material selain baja
karbon rendah) maka kekuatan luluhnya dicari dengan menggunakan metoda offset yaitu:
0,2% atau 0,5% seperti terlihat pada Gambar 9.7.
Modulus Elastisitas :
Sy
E tg (Daerah Elastis)
e
Necking
Secara umum mesin pengujian tarik dibagi dalam 3 kelompok yang didasarkan pada
sistem kendalinya yaitu:
Mesin uji tarik kendali beban (Mesin Hidrolik)
Mesin uji tarik kendali gerak (Mesin Ulir Penggerak / Mekanik)
Mesin uji tarik kendali gerak dan beban (Mesin Servo Hidrolik)
Semua mesin uji selama pengujian tarik berlangsung, kecepatan kepala silang konstan
yang menyatakan laju regang total () dengan kecepatan kepala silang 2 - 5 mm/menit
Pengujian Kekerasan
Tujuan dari pengujian kekerasan adalah untuk mengetahui harga kekerasan dari suatu
meterial. Kekerasan merupakan ketahanan suatu meterial terhadap deformasi plastis.
Kekerasan dari suatu material ini merupakan salah satu sifat mekanik yang erat kaitannya
dengan ketahanan aus. Berdasarkan cara pengujian kekerasan, maka ada 3 jenis metoda
kekerasan, yaitu:
Metoda gores (Scratch)
Metoda pantulan
Metoda penekanan (indentation)
Metoda gores banyak dipakai oleh para ahli mineralogi dengan nilai kekerasan 1 sampai
dengan 10 atau dikenal skala Mohs:
1. Talk
2. Gibs
3. Calsite
4. Flourite
Metoda pantulan menggunakan suatu indentor yang dijatuh bebaskan pada permukaan
logam. Nilai kekerasan diperoleh dari tinggi pantulan yang diartikan sebagai energi
tumbukan atau energi yang diserap oleh material untuk berdeformasi plastis. Alatnya
adalah Skleroskop.
Metoda penekanan (indentasi), yaitu pada permukaan yang rata dilakukan penekanan
dengan menggunakan indentor (penekan). Beban yang digunakan untuk setiap jenis
material adalah berbeda dan tergantung pada metoda pengujian yang dilakukan. Ada
beberapa jenis pengujian kekerasan dengan metoda indentasi, yaitu:
Pengujian kekerasan Brinell (th 1900)
Pengujian kekerasan Rockwell (1931)
Pengujian kekerasan Vickers (th 1925)
Pengujian kekerasan Knoop
Pengujian Kekerasan Poldi Hammer
Setiap jenis pengujian kekerasan tersebut mempunyai jenis indentor dan beban yang
berbeda-beda seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Kekerasan logam (terutama baja)
mempunyai hubungan dengan kekuatan tarik sehingga pengujian kekerasan ini juga dapat
memperkirakan kekuatan tarik dari suatu material.