di sampaikan oleh:
Arianto Leman S. dan Aan Ardian
dalam
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2017
PERANCANGAN PENGECORAN
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun sebagai bahan ajar dalam PELATIHAN PENGECORAN ALUMINIUM BAGI
GURU-GURU SMK NEBERI 2 WONOSARI DAN SMK MUHAMMADIYAH 1 PLAYEN. Pelatihan ini bertujuan
memberi wawasan bagi guru-guru SMK mengenai konstruksi dan perancangan pengecoran logam
aluminium. Materi dalam makalah ini meliputi pedoman konstriksi pengecoran dan sistem perancangan
pengecoran. Materi yang disampaikan secara ringkas di ikuti pula dengan kegiatan praktik sehingga
peserta pelatihan lebih mudah memahami konstruksi dan perancangan pengecoran.
Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta diharapkan mampu merancang konstruksi
pengecoran, khususnya pengecoran logam aluminium. Peserta juga diharapkan mampu menerpakan
standar keseleamatan dan kesehatan kerja dalam proses perancangan konstruksi pengecoran. Lebih
jauh, peserta mampu menerapkan ketrampilan yang telah dimiliki untuk melaksanakan praktik
pengecoran aluminium di SMK masing-masing. Pola dan konstruksi pengecoran yang sesuai kebutuhan
praktik di masing-masing SMK diharapkan juga mampu dikembangkan.
Penulis sangat mengharap kritik, saran dan masukan terhadap perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini lebih lanjut. Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan bagi
semua pihak yang menaruh perhatian terhadap masalah-masalah pengecoran logam
Oktober 2017,
Penyusun.
ii
PERANCANGAN PENGECORAN
DAFTAR ISI
iii
PERANCANGAN PENGECORAN
1. PENDAHULUAN
1.1 Proses Pengecoran Logam
Proses pengecoran logam adalah suatu urutan pembuatan benda dengan menuangkan logam
cair yang secara berkesinambungan mulai dari perancangan benda coran sampai dengan proses
pengerjaan akhir (Gambar 1). Perancangan coran merupakan proses awal yang menentukan kualitas
produk akhir. Perancangan coran harus memperhatikan proses-proses selanjutnya agar memudahkan
proses-proses selanjutnya dan tidak menimbulkan masalah.
Hasil perancangan coran akan diterjemahkan menjadi gambar desain pola dan selanjutnya
digunakan sebagai dasar pembuatan pola dan kotak inti. Keduanya kemudian digunakan untuk
membuat cetakan dan inti. Setelah logam cair dan cetakan siap, dilakukan penuangan ke dalam
cetakan. Logam cair akan mengisi rongga cetakan sesuai bentuk produk yang dibuat. Logam cair akan
mengalami pembekuan selama beberapa waktu di dalam cetakan. Akhirnya cetakan dibongkar dan
coran pembersihan.
Desain coran
(Casting design)
Pembuatan Peleburan
cetakan dan inti (Melting)
Penuangan
(Pouring)
Pendinginan
(Cooling)
Pembongkaran
Pembersihan
(Fetting)
Inspeksi akhir
(End Inspection
1
PERANCANGAN PENGECORAN
Gambar 2. (a) bentuk menyudut: kurang baik; (b) bentuk radius: lebih baik.
2
PERANCANGAN PENGECORAN
Gambar 4. Penambah ditempatkan dibagian yang tebal (bagian a) untuk mecegah tejadinya
cacat rongga penyusutan
2.1.4. Hindarkan bentuk yang simetris untuk mengurangi retak akibat tegangan dalam
2.2.1. Hindari bentuk permukaan atas benda coran yang lebar dan tertutup
2.2.2. Hindari bentuk yang tajam dan pipih untuk menghibdari erosi dan patahnya pasir
4
PERANCANGAN PENGECORAN
(a) (b)
Gambar 11. Bentuk (a) disederhanakan menjadi bentuk (b) sehingga besar radius sama
Gambar 12. (a) permukaan pisah tidak segaris: kurang baik; (b) permukaan pisah segaris: baik
Gambar 13. (a) dibutuhkan inti; Gambar 14. (a) dibutuhkan inti pada bagian c;
(b) tidak butuh inti (b) tidak butuh inti
Gambar 15. (a) Bentuk inti dan kotak inti rumit. Pemasangan inti pada cetakan lebih rumit karena
bentuk inti lebih besar di bagian bawah.
(b) Bentuk inti dan kotak inti lebih sederhana. Pemasangan inti pada cetakan lebih mudah
5
PERANCANGAN PENGECORAN
Gambar 16. (a) inti c dan d terpisah; (b) inti c dan d saling memperkuat
Gambar 17. Kemiringan yang cukup pada bagian-bagian vertikal agar pola mudah
diangkat dari cetakan
penambah penambah
a b
Gambar 19. (a) Pemilihan permukaan pisah menghasilkan sisa pengecoran yang sukar di bersihkan
(b) Pemilihan permukaan pisah menghasilkan sisa pengecoran yang mudah di bersihkan
2.3.4. Hindari konsentrasi tegangan untuk menghindariretak saat proses heat treatment
7
PERANCANGAN PENGECORAN
2.4.3. Berikan batasan yang jelas untuk bagian yang akan di kerjakan dengan pemesin
2.4.4. Tempatkan bagian yang akan dikerjakan dengan mesin pada kondisi yang menguntungkan
8
PERANCANGAN PENGECORAN
Gambar 25. Bagian yang akan dikerjakan dengan mesin usahakan pada posisi yang menguntugkan
2.4.5. Tempatkan permukaan yang akan dikerjakan dengan mesin pada satu bidang
Gambar 26. (a) Permukaan yang akan dikerjakan dengan mesin tidak satu bidang
(b) Permukaan yang akan dikerjakan dengan mesin pada satu bidang
9
PERANCANGAN PENGECORAN
Gambar 28. Kiri: Konstruksi coran yang kurang ideal dan ekonomis
Kanan: Konstruksi coran yang kurang ideal dan ekonomis
10
PERANCANGAN PENGECORAN
11
PERANCANGAN PENGECORAN
12
PERANCANGAN PENGECORAN
13
PERANCANGAN PENGECORAN
Satuan kemiringan
Satuan dalam derajat atau dengan selisih ukuran tebal dinding. Biasanya tiap perusahaan pengecoran
logam mempunyai standar ukuran kemiringan masing-masing. Seorang pembuat cetakan akan
menginginkan kemiringan sebesar mungkin, sehingga cetakan lebih mudah dibuat. Tapi seorang
perancang harus memberikan kemiringan sesuai keperluan.
Ujung-ujung cetakan harus diberikan radius yang cukup, agar kerusakan dapat dihindarkan, begitu
pula pada bagian tambahan pengerjaan.
Untuk benda-benda berukuran besar dapat dilihat diagram di bawah ini untuk memberikan kemiringan.
Catatan:
- Untuk sirip-sirip penguat berlaku dua kalinya harga tersebut di atas.
- Harga yang berlainan atau tidak langsung, penyelesaiannya disesuaikan. Misal: untuk 200 mm
diberikan antara 1,1 – 1,8 .
Dalam pembuatan pola, prosentase penyusutan dapat dibantu dengan alat ukur khusus untuk
membuat pola seperti penggaris dan jangka sorong yang mempunyai tambahan ukuran dalam
prosentase: 0,50%, 0,75%, 1,00%, 1,25%, 1,50%, 1,75%, 2.00%, dan 2,50%. Meski besar
penyusutan dimensi bahan sangat beragam, dapat digunakan alat ukur yag mendekati dan masuk
toleransi.
Tabel Penyusutan Dimensi
15
PERANCANGAN PENGECORAN
4. LATIHAN
4.1 Latihan 1:
16
PERANCANGAN PENGECORAN
4.2 Latihan 2:
Latihan 2: Membuat Garis Belahan, Tambahan pengerjaan, Kemiringan, dan Inti.
17
PERANCANGAN PENGECORAN
4.3 Latihan 3
Latihan 3: Membuat Garis Belahan, Tambahan pengerjaan, Kemiringan, dan Inti.
18