Gerakan melintang
Gerakan memanjang
GERAKAN BERPUTAR
Kecepatan putar benda kerja digerakkan atau dikenakan pada pahat/alat
potong dinamakan“kecepatan potong”.
Kecepatan putar mesin bubut menyesuaikan besar
Gerakan berputar kecilnya DIAMETER benda yang dibubut
(speed)
dan TEBAL TIPISNYA penyayatan.
FACING
MEMOTONG ALUR
GERAKAN MELINTANG
Kesimpulan gerakan melintang:
1. Jika gerakan pahat melintang sayatan tebal maka hasil
pembubutannya kasar.
2. Jika gerakan pahat melintang sayatan tipis maka hasil
pembubutannya halus.
3. Jika gerakan pahat melintang untuk pembubutan
permukaan/facing atau untuk memotong benda kerja,
maka gerakan pahat ke arah melintang hanya sampai garis
tengah / garis sumbu benda kerja permukaan benda sudah
rata atau kalau memotong benda sudah potong / sampai
kedalaman alur.
KESIMPULAN GABUNGAN TIGA GERAKAN
Pada kenyataannya dalam proses membubut benda, kita akan
menggunakan gabungan gerakan berputar, melintang dan
memanjang.
Dengan demikiran dalam proses pelaksanaannya membubut
secara garis besarnya disimpulkan:
1. Putaran mesin lambat sayatan pahat kearah melintang
tebal dan gerakan pahat kearah memanjang cepat, maka
hasil pembubutan kasar.
2. Putaran mesin cepat sayatan pahat kearah melintang tipis
dan gerakan pahat kearah memanjang lambat, maka hasil
pembubutan halus.
PEMAHAMAN MATERI GERAKAN
PADA PEMBUBUTAN
1. Pada proses pembubutan suatu benda kerja,
diperlukan beberapa macam gerakan. Coba
kalian sebutkan macam-macam gerakan
tersebut ?
2. Ketika proses pembubutan benda kerja, kita
akan menggunakan gabungan yang terdiri
dari beberapa gerakan. Secara garis besar
coba kalian simpulkan gabungan dari gerakan
tersebut ?
SMK N 2 BANDUNG
PRINSIP DASAR PERHITUNGAN
KECEPATAN POTONG
CS = π . d. n
Cs = π.d.n (mm/menit)
Karena ukuran garis tengah benda yang dibubut dinyatakan dalam mm, tetapi
kecepatan potong dalam membubut (permesinan) dinyatakan dalam satuan
m/menit, sehingga harus kita bagi 1000 untuk memperoleh satuan meter karena:
Keterangan:
Cs = kecepatan potong mesin (m/menit)
n = putaran mesin (rpm)
d = diameter benda yang dibubut (mm)
Catatan: jika untuk kerja mesin frais/milling
dan mesin bor maka d (diameter) untuk
ukuran pisau frais dan mata bor.
KESIMPULAN
Dengan demikian rumus kecepatan potong untuk mesin frais dan mesin
bor sama dengan mesin bubut, yaitu:
Cs = π.d.n ….(m/menit)
1000
Kesimpulan:
1. Bahwa kecepatan potong dipengaruhi langsung oleh besarnya
diameter (garis tengah) benda kerja dan banyaknya putaran mesin
tiap menit sehingga:
2. Makin besar diameter benda kerja maka akan makin panjanglah
tatal (beram) yang dibentuk.
3. Makin banyak /cepat putaran mesin tiap menit juga akan semakin
panjang tatal yang dibentuk.
Tambahan :
Dalam proses pemesinan konvensional, jika Cs tidak dihitung / di cari
nilainya, biasanya nilai Cs ditentukan berdasarkan nilai pada tabel
standar kecepatan potong.
Tabel. Kecepatan Potong Bahan
SMK N 2 BANDUNG
PERHITUNGAN WAKTU MEMBUBUT
t = L . Jp (menit)
Fs
L = l + la (mm)
Waktu yang diperlukan juga dipengaruhi oleh jumlah
pemakannan (Jp) pahat ke arah memanjang, sehingga didapat:
t= L (mm) – Jp t = L – Jp (menit)
Fs (mm/menit) Fs
LANJUTAN
Keterangan:
n = putaran mesin (rpm [put/menit] )
Cs = kecepatan potong (m/menit)
D = diameter asal benda (mm)
d = diameter setelah dibubut (mm)
k = ketelitian skala nonius eretan lintang (strip)
Fc= kedalaman pemotongan pahat arah melintang (mm)
Fs = kecepatan pemakanan pahat memanjang (mm/menit)
f = pemakanan mesin (feeding) dalam satu putaran (mm/put)
L = panjang lintasan pahat (mm)
l = panjang bagian benda yang dibubut (mm)
la = panjang awal langkah pahat (mm)
jp= jumlah pemakanan pahat
t = waktu pembubutan (menit)
CONTOH PERHITUNGAN WAKTU
Bahan benda kerja St 37 diameter 20 mm panjang 100 mm akan dibubut rata
menjadi 18,2 mm sepanjang 70 mm kecepatan potong25,12 m/menit, ketelitian
skala nonius eretan lintang 0,04 mm dengan panjang langkah awal pahat 4 mm,
feeding untuk pengasaran 0,104 mm/put dan feeding finishing 0,052 mm/put.
Tentukan:
a. Putaran mesin
b. Kedalaman pemotongan pahat melintang
c. Berapa kali pengasaran
d. Berapa kali finishing
e. Panjang langkah pahat
f. Kecepatan pemakanan pahat untuk pengasaran
g. Waktu pengasaran
h. Putaran mesin finishing 2x putaran mesin pengasaran
i. Kecepatan pemakanan pahat untuk finishing
j. Waktu finishing
k. Waktu keseluruhan / total waktu membubut
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN