Anda di halaman 1dari 28

SMK N 2 BANDUNG

PRINSIP DASAR GERAKAN-GERAKAN


DALAM PEMBUBUTAN

MATA PELAJARAN: TEKNIK PEMESINAN BUBUT

MGMP TEKNIK PEMESINAN


PRINSIP DASAR GERAKAN-GERAKAN DALAM MEBUBUT

Dalam membubut suatu bahan/benda kerja diperlukan beberapa macam


gerakan yaitu:
Gerakan berputar
(speed)

Gerakan melintang

Gerakan memanjang
GERAKAN BERPUTAR
Kecepatan putar benda kerja digerakkan atau dikenakan pada pahat/alat
potong dinamakan“kecepatan potong”.
Kecepatan putar mesin bubut menyesuaikan besar
Gerakan berputar kecilnya DIAMETER benda yang dibubut
(speed)
dan TEBAL TIPISNYA penyayatan.

Kesimpulan gerakan berputar:


1. Putaran mesin lambat digunakan
membubut benda diameter besar
D
dan penyayatan/pemotongan tebal
(pengasaran).
2. Putaran mesin cepat digunakan
membubut benda diameter kecil
dan penyayatan/pemotongan tipis
(finishing/penghalusan).
GERAKAN MEMANJANG
Jika arah gerakan pemotongan pahat bubut arah nya sejajar dengan garis
sumbu/garis tengah benda kerja; gerakan ini dinamakan “gerakan memanjang”
atau dinamakan gerakan “pemakanan”.
Gerakan memanjang digunakan untuk pemotongan
/penyayatan disepanjang ukuran yang dikehendaki dari
panjang benda kerja.
Kesimpulan gerakan Memanjang:
1. Jika gerakan pahat kearah
memanjang pelan / lambat maka
hasil pembubutannya halus.
2. Jika gerakan pahat kearah
memanjang cepat maka hasil
Gerakan Memanjang pembubutannya kasar.
GERAKAN MELINTANG
Jika arah gerakan pemotongan pahat bubut arahnya tegak lurus terhadap garis
sumbu / garis tengah benda kerja dinamakan “gerakan melintang” atau
“gerakan pemotongan”.
GERAKAN MELINTANG
Gerakan melintang digunakan untuk menentukan tebal tipisnya pemotongan /
penyayatan dan juga digunakan untuk pembubutan permukaan / facing serta
untuk memotong benda kerja pada mesin bubut.

FACING

MEMOTONG ALUR
GERAKAN MELINTANG
Kesimpulan gerakan melintang:
1. Jika gerakan pahat melintang sayatan tebal maka hasil
pembubutannya kasar.
2. Jika gerakan pahat melintang sayatan tipis maka hasil
pembubutannya halus.
3. Jika gerakan pahat melintang untuk pembubutan
permukaan/facing atau untuk memotong benda kerja,
maka gerakan pahat ke arah melintang hanya sampai garis
tengah / garis sumbu benda kerja permukaan benda sudah
rata atau kalau memotong benda sudah potong / sampai
kedalaman alur.
KESIMPULAN GABUNGAN TIGA GERAKAN
Pada kenyataannya dalam proses membubut benda, kita akan
menggunakan gabungan gerakan berputar, melintang dan
memanjang.
Dengan demikiran dalam proses pelaksanaannya membubut
secara garis besarnya disimpulkan:
1. Putaran mesin lambat sayatan pahat kearah melintang
tebal dan gerakan pahat kearah memanjang cepat, maka
hasil pembubutan kasar.
2. Putaran mesin cepat sayatan pahat kearah melintang tipis
dan gerakan pahat kearah memanjang lambat, maka hasil
pembubutan halus.
PEMAHAMAN MATERI GERAKAN
PADA PEMBUBUTAN
1. Pada proses pembubutan suatu benda kerja,
diperlukan beberapa macam gerakan. Coba
kalian sebutkan macam-macam gerakan
tersebut ?
2. Ketika proses pembubutan benda kerja, kita
akan menggunakan gabungan yang terdiri
dari beberapa gerakan. Secara garis besar
coba kalian simpulkan gabungan dari gerakan
tersebut ?
SMK N 2 BANDUNG
PRINSIP DASAR PERHITUNGAN
KECEPATAN POTONG

CS = π . d. n

MATA PELAJARAN: TEKNIK PEMESINAN BUBUT

MGMP TEKNIK PEMESINAN


PERHITUNGAN KECEPATAN POTONG
Untuk perhitungan kecepatan potong kita harus paham dulu tentang
rumus keliling lingkaran karena benda yang dibubut akan berputar dan
putarannya membentuk lingkaran.
LANJUTAN
Jika benda kerja dengan diameter d
membuat 1x putaran tiap menit,
maka panjang tatal (beram) yang
terpotong (tersayat) dalam 1 menit
adalah π.d = 1 keliling

Jika benda berputar 3x putaran


dalam1 menit, maka panjang tatal
yang terpotong dalam 1 menit
adalah π.d.3 = 3 keliling
LANJUTAN

Jika benda berputar n


putaran dalam 1 menit,
maka panjang tatal yang
terpotong dalam 1 menit
adalah = π.d.n
LANJUTAN

Panjang tatal yang terpotong dalam 1 menit disebut kecepatan


potong disingkat (Cs) sehingga:

Cs = π.d.n (mm/menit)
Karena ukuran garis tengah benda yang dibubut dinyatakan dalam mm, tetapi
kecepatan potong dalam membubut (permesinan) dinyatakan dalam satuan
m/menit, sehingga harus kita bagi 1000 untuk memperoleh satuan meter karena:
Keterangan:
Cs = kecepatan potong mesin (m/menit)
n = putaran mesin (rpm)
d = diameter benda yang dibubut (mm)
Catatan: jika untuk kerja mesin frais/milling
dan mesin bor maka d (diameter) untuk
ukuran pisau frais dan mata bor.
KESIMPULAN

Dengan demikian rumus kecepatan potong untuk mesin frais dan mesin
bor sama dengan mesin bubut, yaitu:

Cs = π.d.n ….(m/menit)
1000
Kesimpulan:
1. Bahwa kecepatan potong dipengaruhi langsung oleh besarnya
diameter (garis tengah) benda kerja dan banyaknya putaran mesin
tiap menit sehingga:
2. Makin besar diameter benda kerja maka akan makin panjanglah
tatal (beram) yang dibentuk.
3. Makin banyak /cepat putaran mesin tiap menit juga akan semakin
panjang tatal yang dibentuk.
Tambahan :
Dalam proses pemesinan konvensional, jika Cs tidak dihitung / di cari
nilainya, biasanya nilai Cs ditentukan berdasarkan nilai pada tabel
standar kecepatan potong.
Tabel. Kecepatan Potong Bahan
SMK N 2 BANDUNG
PERHITUNGAN WAKTU MEMBUBUT

t = L . Jp (menit)
Fs

MATA PELAJARAN: TEKNIK PEMESINAN BUBUT

MGMP TEKNIK PEMESINAN


PRINSIP PERHITUNGAN WAKTU
PEMBUBUTAN
Daya saing suatu produk selain ditentukan
kualitas produk, juga ditentukan oleh
kecepatan proses produksi karena jika
proses produksinya cepat tentu akan
mengurangi biaya produksi. Oleh karena
itu setiap kita akan membuat suatu
produk harus dirancang secara matang
waktu produksinya agar dalam proses
produksinya efektif dan efisien.
LANJUTAN
Untuk perhitungan waktu membubut lihat gambar:

Benda kerja misalnya diameternya D (mm) akan dibubut


menjadi d (mm) sepanjang L mm ketelitian mesin k (mm)
dengan kecepatan potong Cs (m/menit) dan feeding mesin
f (mm/put), maka akan kita peroleh perhitungan sebagai
berikut:
LANJUTAN
 Putaran mesinnya adalah:
n = 1000. CS (rpm)
π. d
 Kedalaman pemotongan pahat arah melintang:
Fc = D - d (strip/bagian)
k
Dalam pelaksanaan proses pemotongan arah melintang
(Fc) Terbagi proses pengasaran dan finishing.

 Kecepatan pemakanan pahat arah memanjang:


Fs = f (mm/put) . n (put.menit)
Fs = f . n (mm/menit)
LANJUTAN

 Panjang lintasan (langkah) pahat arah memanjang:

L = l + la (mm)
 Waktu yang diperlukan juga dipengaruhi oleh jumlah
pemakannan (Jp) pahat ke arah memanjang, sehingga didapat:

t= L (mm) – Jp t = L – Jp (menit)

Fs (mm/menit) Fs
LANJUTAN
Keterangan:
n = putaran mesin (rpm [put/menit] )
Cs = kecepatan potong (m/menit)
D = diameter asal benda (mm)
d = diameter setelah dibubut (mm)
k = ketelitian skala nonius eretan lintang (strip)
Fc= kedalaman pemotongan pahat arah melintang (mm)
Fs = kecepatan pemakanan pahat memanjang (mm/menit)
f = pemakanan mesin (feeding) dalam satu putaran (mm/put)
L = panjang lintasan pahat (mm)
l = panjang bagian benda yang dibubut (mm)
la = panjang awal langkah pahat (mm)
jp= jumlah pemakanan pahat
t = waktu pembubutan (menit)
CONTOH PERHITUNGAN WAKTU
Bahan benda kerja St 37 diameter 20 mm panjang 100 mm akan dibubut rata
menjadi 18,2 mm sepanjang 70 mm kecepatan potong25,12 m/menit, ketelitian
skala nonius eretan lintang 0,04 mm dengan panjang langkah awal pahat 4 mm,
feeding untuk pengasaran 0,104 mm/put dan feeding finishing 0,052 mm/put.
Tentukan:
a. Putaran mesin
b. Kedalaman pemotongan pahat melintang
c. Berapa kali pengasaran
d. Berapa kali finishing
e. Panjang langkah pahat
f. Kecepatan pemakanan pahat untuk pengasaran
g. Waktu pengasaran
h. Putaran mesin finishing 2x putaran mesin pengasaran
i. Kecepatan pemakanan pahat untuk finishing
j. Waktu finishing
k. Waktu keseluruhan / total waktu membubut
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN

= 1800 = 45 bagian (strip)


4
PENYELESAIAN
PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN WAKTU
Akan dibubut benda kerja bahan St 37
seperti pada gambar disamping. Apabila
kecepatan potong 21 m/menit, feeding
untuk pengasaran 0,104 mm/put dan
feeding finishing 0,052 mm/put.
ketelitian skala nonius eretan lintang
0,04 mm.
Tentukan:
a. Putaran mesin
b. Kedalaman pemotongan pahat melintang
c. Berapa kali pengasaran
d. Berapa kali finishing
e. Panjang langkah pahat
f. Kecepatan pemakanan pahat untuk pengasaran
g. Waktu pengasaran
h. Putaran mesin finishing 2x putaran mesin pengasaran
i. Kecepatan pemakanan pahat untuk finishing
j. Waktu finishing
k. Waktu keseluruhan / total waktu membubut
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai