Anda di halaman 1dari 10

MESIN BUBUT KONVENSIONAL

A. Kecepatan potong (Cutting Speed) CS


Yang dimaksud dengan kecepatan potong (CS) adalah kemampuan alat potong
menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang /waktu
(m/menit atau feet/menit).
Karena nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara
baku (Tabel 2), maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan
adalah putaran mesin/benda kerja. Dengan demikian rumus untuk menghitung
putaran menjadi:
D
=
diameter pisau/benda kerja (m)
n
=
kecepatan putaran pisau/benda kerja (rpm)
Karena satuan Cs dalam meter/menit sedangkan satuan diameter pisau/benda
kerja dalam millimeter, maka rumus menjadi :
Tabel 2. Kecepatan potong pahat HSS
(High Speed Steel)
Tabel 3. Daftar kecepatan potong pembubutan
Contoh:
Benda yang akan dibubut berdiameter 30 mm dengan kecepatan potong (Cs) 25
m/menit, maka besarnya putaran mesin (n) diperoleh:
B. Waktu pengerjaan
Yang dimaksud dengan waktu pengerjaan disini adalah durasi waktu (lamanya
waktu) yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. durasi ini sangat
penting diperhatikan sehubungan dengan efisiensi pengerjaan.
1. Kecepatan pemakanan (f)
yang dimaksud dengan kecepatan pemakanan adalah jarak tempuh gerak maju
pisau/benda kerja dalam satuan millimeter permenit atau feet permenit. Pada
gerak putar, kecepatan pemakanan, f adalah gerak maju alat potong/benda
kerja dalam n putaran benda kerja/pisau per menit.
Besarnya kecepatan pemakanan dipengaruhi oleh:
jenis bahan pahat yang digunakan
jenis pekerjaan yang dilakukan, misalnya membubut rata, mengulir, memotong
atau mengkartel dan lain-lain
menggunakan pendinginan atau tidak
jenis bahan yang akan dibubut, misalnya besi, baja, baja tahan karat (stainless
steel), atau bahan-bahan non fero lainnya
kedalaman pemakanan
Sebagai pedoman umum untuk mengetahui besarnya kecepatan pemakanan
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 4. Kecepatan Pemakanan pahat HSS
Pekerjaan kasar yang dimaksud adalah pekerjaan pendahuluan dimana
pemotongan atau penyayatan benda kerja tidak diperlukan hasil yang halus dan
presisi, sehingga kecepatan pemakanannya dapat dipilih angka yang besar dan
selanjutnya masih dilakukan pekerjaan penyelesaian (finising). Pekerjaan ini
dapat dilakukan dengan gerakan otomatis ataupun gerakan manual, namun
demikian tidak boleh mengabaikan kemampuan pahat dan
By: Hoiri Efendi, S.Pd. 085736430673
Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi
Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan
6
kondisi benda kerja. Semakin tebal penyayatan hendaknya semakin rendah
putarannya untuk menjaga umur pahat dan tidak terjadi beban lebih terhadap
motor penggeraknya.
Sedangkan pekerjaan penyelesaian yang dimaksud adalah pekerjaan
penyelesaian (finishing) akhir yang memerlukan kehalusan dan kepresisian
ukuran tertentu, sehingga kecepatan pemakanannya harus menggunakan angka
yang kecil dan tentunya harus menggunakan putaran mesin sesuai perhitungan
atau data dari table kecepatan potong.
2. Frekwensi pemakanan (i)
Yang dimaksud dengan frekwensi pemakanan adalah jumlah pengulangan
penyayatan mulai dari penyayatan pertama hingga selesai. Frekwensi
pemakanan tergantung pada kemampuan mesin, jumlah bahan yang harus
dibuang, sistem penjepitan benda kerja dan tingkat finishing yang diminta.
3. Panjang benda kerja/jarak tempuh alat potong (L)
Pada proses pembubutan, jarak tempuh pahat sama dengan panjang benda
kerja yang harus dibubut ditambah kebebasan awal.
Gambar 42. Jarak tempuh pahat bubut
4. Perhitungan waktu pengerjaan mesin bubut (T)
Pada proses pembubutan perhitungan waktu pengerjaan waktu pengerjaan =
(Jarak tempuh pahat x frekwensi pemakanan ) dibagi (Kecepatan pemakanan
kali kecepatan putaran mesin).
F = f. n
f
=
kecepatan pemakanan
n
=
putaran mesin
L = l + la
Contoh:
Diketahui panjang benda kerja yang akan dibubut (l) 96 mm, kebebasan awal
pahat dari permukaan benda kerja (la) 4 mm, putaran mesin (n) 420 rpm dan
frekwensi pemakanan (i) 1 kali, serta kecepatan pemakanannya 0,25 mm/menit.
Maka waktu pengerjaannya adalah:
C. CARA MEMBUBUT
1. Membubut muka
Membubut permukaan hendaklah diperhatikan beberapa hal berikut ini :
a. jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam
b. pahat harus setinggi senter
c. gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran benda
kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu benda kerja
dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam (putaran mesin harus
berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).
Gambar 43 . Membubut permukaan
Gambar 44. Arah gerakan pahat dan benda kerja
2. Membubut lurus
Pekerjaan membubut lurus untuk jenis pekerjaan yang panjangnya relatif
pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung.
Gambar 45. Pembubutan lurus benda yang pendek
Untuk pekerjaan membubut lurus yang dituntut hasil kesepusatan yang presisi,
maka pembubutannya harus dilakukan diantara dua senter.
Gambar 46. Pembubutan lurus benda yang panjang
Sedangkan pekerjaan membubut lurus untuk benda yang panjang dan
berdiameter kecil maka harus diperhatikan beberapa hal berikut ini :
a. benda kerja didukung dengan dua buah senter
By: Hoiri Efendi, S.Pd. 085736430673
Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi
Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan
7
b. gunakan penyangga, plat pembawa dan pembawa bila benda kerjanya
panjang.
c. pahat harus setinggi senter
d. pilih besarnya kecepatan putaran menggunakan rumus atau menggunakan
tabel
e. setel posisi pahat menyentuh benda kerja dan set dial ukur pada eretan
melintang menunjuk posisi 0
f. setel posisi pahat pada batas ujung maksimum awal langkah pada dial eretan
memanjang posisi 0
g. pengukuran sebaiknya menggunakan alat ukur mesin itu sendiri
h. gunakan pahat yang mempunyai sudut potong yang tepat
i. jalankan mesin dan perhatikan besarnya pemakanan serta hasil
penyayatannya.
Gambar 47. Pembubutan lurus untuk batang panjang
3. Membubut tirus (konis)
Membubut tirus serupa dengan membubut lurus hanya bedanya gerakan pahat
disetel mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan atas, atau
penggeseran kepala lepas atau dengan alat Bantu taper attachment
(perlengakapan tirus). Jenis pahatnyapun serupa yang digunakan dalam
membubut lurus.
Pembubutan tirus dapat dilkukan dengan beberapa cara diantaranya:
a. Dengan penggeseran eretan atas
Pembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas, dapat dilakukan dengan
mengatur/menggeser eretan atas sesuai besaran derajat yang dikehendaki.
Gambar 48 . Pembubutan tirus dengan menggeser eretan atas
Pembubutan tirus dengan cara ini hanya terbatas pada panjang titik tertentu
(relatif pendek), sebab tergantung pada besar kecilnya eretan atas yang dapat
digeserkan. Kelebihan pembubutan tirus dengan cara ini dapat melakukan
pembuatan tirus dalam dan luar, juga bentuk-bentuk tirus yang besar,
sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat dikerjakan secara otomatis, jadi
selalu dilakukan dengan tangan.
Dirumuskan: ldDtg2= ldDtg2=
D
=
diameter besar ketirusan
d
=
diameter kecil ketirusan
L
=
Panjang ketirusan

=
sudut pergeseran eretan atas
Contoh:
Dalam pembubutan tirus diketahui, D = 50 mm ; d = 34 mm, panjang ketirusan l
= 60 mm.
Jadi penggeseran eretan atasnya adalah:
Jadi eretan harus digeser sebesar = 7 37
b. Dengan Pengeseran Kepala Lepas
Pembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas hanya dapat dilakukan untuk
pembubutan bagian tirus luar saja dan kelebihannya dapat melakukan
pembubutan tirus yang panjang dengan perbandingan ketirusan yang kecil
(terbatas). Cara penyayatannya dapat dilakukan secara manual dengan tangan
dan otomatis.
Gambar 49. Membubut tirus diantara dua senter
Berdasarkan gambar di atas pembubutan tirus dengan penggeseran kepala
lepas/offset (X) dapat dihitung dengan rumus:
X
=
Jarak pengeseran kepala lepas
D
=
Diameter tirus terbesar
d
=
Diameter tirus terkecil
L
=
Panjang benda kerja total
l
=
Panjang tirus yang dibubut (tirus efektif)
Contoh:
Sebuah benda kerja akan dibubut tirus pada mesin bubut yang data-datanya
sebagaimana gambar 60, yaitu panjang total benda kerja 150 mm, panjang tirus
efektif 80 mm, diameter tirus yang besar (D) 25 mm dan ukuran diameter tirus
yang kecil (D) 21 mm.
Jarak pergeseran kepala lepasnya adalah:
Jadi jarak penggeseran kepala lepas adalah 3.75 mm
By: Hoiri Efendi, S.Pd. 085736430673
Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi
Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan
8
c. Dengan menggunakan perlengkapan tirus (Taper Attachment)
Pembubutan dengan cara ini dapat diatur dengan memasang pelengkapan tirus
yang dihubungkan dengan eretan lintang. Satu set perlengkapan tirus yang
tersedia diantaranya:
Busur skala (plat dasar)
Alat pembawa
Sepatu geser
Baut pengikat (baut pengunci)
Lengan pembawa
Gambar 50. Perlengkapan Tirus
Pembawa dapat disetel dengan menggesernya pada busur kepala sesuai dengan
hasil perhitungan ketirusan, biasanya garis pembagian pada busur kepala
ditetapkan dalam taper per feet bukan taper tiap inchi. Untuk menghitung
besaran taper per feet dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Tpf
=
taper per feet
D
=
diameter kertirusan yang besar
d
=
diameter ketirusan kecil
p
=
panjang ketirusan
Contoh:
Sebuah benda kerja akan dibubut tirus pada mesin bubut mempunyai diameter
ketirusan yang besar (D) = 2, dan diameter ketirusan yang kecil (d) = 13/4
panjang ketirusannya = 8. Busur skala attachment mempunyai pembagian tiap
strip = 1/16 . Hitung berapa strip alat pembawa pada attachment harus
digeserkan !
Setiap setiap skala busur attachment bernilai 1/18 inchi, sedangkan benda kerja
mempunyai Tpf = 3/8, jadi alat pembawanya harus digeser 3/8 dibagi 1/16 sama
dengan 6 strip pada busur skala.
4. Membubut bentuk
Membubut bentuk radius, bulat atau bentuk khusus lainnya dapat dilakukan
pada mesin bubut copi. Namun dapat juga bentuknya langsung mengikuti
bagaimana bentuk asahan pahatnya itu sendiri, khususnya untuk bentuk-bentuk
yang relatif tidak lebar (luas). Karena bidang pahat yang memotong luasannya
relatif besar bila dibandingkan pembubutan normal, maka besarnya pemakanan
dan kecepatan putarnyapun tidak boleh besar sehingga memperkecil terjadinya
penumpulan dan patahnya benda kerja maupun pahat.
Gambar 51. Membubut bentuk
5. Membubut alur (memotong)
Pada pekerjaan memotong benda kerja, harus diperhatikan tinggi mata pahat
pemotongnya harus setinggi senter, bagian yang keluar dari penjepit pahat harus
pendek, kecepatan putaran mesin harus perlahan-lahan (kerja ganda), bagian
yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar dibandingkan dengan lebar mata
pahatnya agar pahat tidak terjepit. Benda yang akan dipotong sebaiknya tidak
dijepit dengan senter.
Gambar 52. Membubut alur
Apabila diperlukan dan bendanya panjang boleh dijepit menggunakan senter
tetapi tidak boleh pemotongan dilakukan sampai putus, dilebihkan sebagian
untuk kemudian digergaji, atau dilanjutkan dengan dengan pahat tersebut
tetapi tanpa didukung dengan senter, hal ini untuk menghindari terjadinya
pembengkokan benda kerja dan patahnya pahat.
6. Membubut ulir
Gambar 53. Ulir segitiga luar
Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut dan ulir
dalam/mur dan dari sisi bentuk juga dapat membuat ulir segi tiga, segi empat,
trapesium dan lain-lain. Gambar 49
By: Hoiri Efendi, S.Pd. 085736430673
Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi
Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan
9
menunjukkan profil dan dimensi ulir segitga luar (baut) dan gambar 50
menunjukkan profil dan dimensi ulir segitiga dalam (mur) dalam satuan metris.
Gambar 54. Ulir segitiga dalam
Dari sisi arah uliran jenis ulir ada yang arah ulirnya ke kanan (ulir kanan), dan
ada yang arah ulirnya kekiri (ulir kiri). Arah uliran ini dibuat sesuai kebutuhan
ulir tersebut penggunannya untuk apa dan digunakan dimana, serta salah satu
pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya adalah arah gaya yang diterima
ulir tersebut.
Gambar 55. Ulir segitiga kanan
Gambar 56. Ulir segitiga kiri
Untuk mendapatkan data standar ukuran dan profil ulir, baik itu jenis ulir
metris, inchi atau jenis ulir lainnya dapat dilihat pada tabel ulir.
Gambar 57. Standar profil ulir jenis metric
Gambar 58. Standar kedalaman ulir metrik.
Dari data gambar di atas dapat dijadikan acuan bahwa kedalaman ulir luar
(baut) adalah 0,61 x Pitch/kisar dan kedalaman ulir dalam (Mur) adalah 0,54 x
Pitch/kisar. Dan untuk memudahkan mur terpasang pada baut, pada umumnya
diameter nominal baut dikurangi sebesar 0.1 x kisar.
7. Membubut dalam
Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan pengeboran
atau sudah ada lubang terlebih dahulu. Jadi pembubutan dalam hanya bersifat
perluasan lubang atau membentuk bagian dalam benda. Untuk mengetahui
kedalaman yang dicapai maka pada saat awal mata pahat hendaknya disetel
pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga tidak setiap saat harus mengukur
kedalaman atau jarak tempuh pahatnya.
Gambar 59. Membubut dalam tirus
8. Mengebor
Sebelum dilakukan pengeboran benda kerja dibor senter terlebih dahulu. Pada
saat pengeboran besarnya putaran mengikuti besar kecilnya diameter mata bor
yang digunakan dan harus diberi pendinginan untuk menjaga mata bor tetap
awet dan hasilnya pengeboran bisa maksimal.
Gambar 60. Pengeboran lubang senter
Gambar 61. Pengeboran lubang senter
By: Hoiri Efendi, S.Pd. 085736430673
Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi
Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan
10
LATIHAN SOAL 3:
1. Bahan logam kuningan berdiameter 40 mmdibubut dengan putaran mesin 400
rpm, maka besar kecepatan potong bahan tersebut adalah .
a. 10,24 mm/menit d. 40,24 mm/menit
b. 20,24 mm/menit e. 50,24 mm/menit
c. 30,24 mm/menit
2. Hasil pengukuran sebuah poros seperti gambar di atas, diameter terbesar A =
35 mm, diameter terkecil B = 25, dan panjang C = 60 mm, maka besar sudut
adalah .
a. 4,000 d. 4,760
b. 4,720 e. 4,780
c. 4,740
3. Permukaan ujung benda kerja yang dihasilkan dengan cara penyetelan pahat
bubut tidak setinggi senter adalah .
a. permukaan rata
b. permukaan menonjol di tengah
c. permukaan cekung
A. permukaan cembung
d. permukaan bergelombang
4. Diketahui diameter terkecil poros tirus 25 mm dan panjang poros tirus 90
mm. jika poros tersebut dibuat pada mesin bubut dengan menggeser kepala
lepas sepanjang 5 mm, maka besar ukuran diameter terbesar poros tirus adalah
.
a. 25 mm d. 55 mm
b. 35 mm e. 65 mm
c. 45 mm
5. Langkah pengeboran lubang yang benar pada mesin bubut adalah ....
a. memasang benda menentukan putaran menyenter bor mengebor
b. memasang benda menyenter bor menentukan putaran mengebor
c. memasang benda mengebor menyenter bor menentukan putaran
d. memasang benda menyenter bor mengebor menentukan putaran
e. memasang benda mengebor menentukan putaran menyenter bor
6. Lonceng ulir pada pembubutan ulir berguna untuk ....
a. mengembalikan kedudukan pahat pada posisi semula
b. memberikan tanda bahwa panjang ulir tercapai
c. memberikan tanda bahwa dalam ulir tercapai
d. memberikan tanda jika pahat ulir patah
e. menentukan besar kisar ulir yang benar
7. Proses penyayatan ulir segitiga dengan mesin bubut, jika kedudukan pahat
bergeser dapat disetel kembali dengan cara ....
A. memutar tool post sampai pahat tepat
B. menggeser pahat dengan memutar spindel eretan atas
C. memutar kepala lepas ke arah benda kerja
D. menggunakan mal ulir samapai tegak lurus
E. menggeser eretan memanjang ke arah benda kerja
8. Ulir segi empat tunggal (1 jalan) dengan diameter luar 20 mm dan kisar 8
gang/inchi, diameter kakinya sebesar ....
a. 12,83 mm d. 16,83 mm
b. 13,12 mm e. 18,41 mm
c. 15,65 mm
9. Kecepatan potong untuk mengebor baja lunak Cs = 25 meter/menit dan
diameter bor yang digunakan 20 mm, secara teoritis putaran mesinnya adalah
.
a. 398,08 put/menit d. 1.250 put/menit
b. 450,78 put/menit e. 3.140 put/menit
c. 531,78 put/menit
10. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses menghaluskan
permukaan benda kerja dengan penggerindaan adalah, kecuali .
a. kecepatan potong
b. tekanan penyayatan
c. ukuran batu gerinda
d. kecepatan putaran
e. pendingin yang digunakan
11. Lubang bor sebelum di tap M101,5 adalah ....
a. 8,0 mm d. 8,8 mm
b. 8,2 mm e. 9,0 mm
c. 8,5 mm
12. Ketentuan setting pahat berikut ini benar, kecuali .....
a. Pahat dipasang dibagian sebelang kiri rumah pahat
b. Plat ganjal sepanjang sisi rumah pahat
c. Ujung pahat sayat harus setinggi senter
d. Pahat harus diikat kuat pada rumah pahat
e. Pahat dipasang di sisi kanan rumah pahat
13. Dalam proses penyayatan kadang pahat menjadi tumupul, tanda-tanda
pahat adalah sebagai berikut ini kecuali .
a. Penyayatan tidak efektif
b. Benda kerja dan pahat cepat panas akibat gesekan
c. Chip atau tatal bekas sayatan terputus-putus
d. Kadang-kadang berbunyi menderit akibat gesekan
e. Permukaan bekas sayatan halus
14. Bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mengatur tebal tipis sayatan
adalah .
a. Eretan atas
b. Eretan lintang
c. Eretan alas
d. Kepala lepas
e. Kepala tetap
Diposkan 8th March 2012 oleh sunardi3m3

Object 1 Object 2 Object 3

Anda mungkin juga menyukai