=
sudut pergeseran eretan atas
Contoh:
Dalam pembubutan tirus diketahui, D = 50 mm ; d = 34 mm, panjang ketirusan l
= 60 mm.
Jadi penggeseran eretan atasnya adalah:
Jadi eretan harus digeser sebesar = 7 37
b. Dengan Pengeseran Kepala Lepas
Pembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas hanya dapat dilakukan untuk
pembubutan bagian tirus luar saja dan kelebihannya dapat melakukan
pembubutan tirus yang panjang dengan perbandingan ketirusan yang kecil
(terbatas). Cara penyayatannya dapat dilakukan secara manual dengan tangan
dan otomatis.
Gambar 49. Membubut tirus diantara dua senter
Berdasarkan gambar di atas pembubutan tirus dengan penggeseran kepala
lepas/offset (X) dapat dihitung dengan rumus:
X
=
Jarak pengeseran kepala lepas
D
=
Diameter tirus terbesar
d
=
Diameter tirus terkecil
L
=
Panjang benda kerja total
l
=
Panjang tirus yang dibubut (tirus efektif)
Contoh:
Sebuah benda kerja akan dibubut tirus pada mesin bubut yang data-datanya
sebagaimana gambar 60, yaitu panjang total benda kerja 150 mm, panjang tirus
efektif 80 mm, diameter tirus yang besar (D) 25 mm dan ukuran diameter tirus
yang kecil (D) 21 mm.
Jarak pergeseran kepala lepasnya adalah:
Jadi jarak penggeseran kepala lepas adalah 3.75 mm
By: Hoiri Efendi, S.Pd. 085736430673
Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi
Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan
8
c. Dengan menggunakan perlengkapan tirus (Taper Attachment)
Pembubutan dengan cara ini dapat diatur dengan memasang pelengkapan tirus
yang dihubungkan dengan eretan lintang. Satu set perlengkapan tirus yang
tersedia diantaranya:
Busur skala (plat dasar)
Alat pembawa
Sepatu geser
Baut pengikat (baut pengunci)
Lengan pembawa
Gambar 50. Perlengkapan Tirus
Pembawa dapat disetel dengan menggesernya pada busur kepala sesuai dengan
hasil perhitungan ketirusan, biasanya garis pembagian pada busur kepala
ditetapkan dalam taper per feet bukan taper tiap inchi. Untuk menghitung
besaran taper per feet dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Tpf
=
taper per feet
D
=
diameter kertirusan yang besar
d
=
diameter ketirusan kecil
p
=
panjang ketirusan
Contoh:
Sebuah benda kerja akan dibubut tirus pada mesin bubut mempunyai diameter
ketirusan yang besar (D) = 2, dan diameter ketirusan yang kecil (d) = 13/4
panjang ketirusannya = 8. Busur skala attachment mempunyai pembagian tiap
strip = 1/16 . Hitung berapa strip alat pembawa pada attachment harus
digeserkan !
Setiap setiap skala busur attachment bernilai 1/18 inchi, sedangkan benda kerja
mempunyai Tpf = 3/8, jadi alat pembawanya harus digeser 3/8 dibagi 1/16 sama
dengan 6 strip pada busur skala.
4. Membubut bentuk
Membubut bentuk radius, bulat atau bentuk khusus lainnya dapat dilakukan
pada mesin bubut copi. Namun dapat juga bentuknya langsung mengikuti
bagaimana bentuk asahan pahatnya itu sendiri, khususnya untuk bentuk-bentuk
yang relatif tidak lebar (luas). Karena bidang pahat yang memotong luasannya
relatif besar bila dibandingkan pembubutan normal, maka besarnya pemakanan
dan kecepatan putarnyapun tidak boleh besar sehingga memperkecil terjadinya
penumpulan dan patahnya benda kerja maupun pahat.
Gambar 51. Membubut bentuk
5. Membubut alur (memotong)
Pada pekerjaan memotong benda kerja, harus diperhatikan tinggi mata pahat
pemotongnya harus setinggi senter, bagian yang keluar dari penjepit pahat harus
pendek, kecepatan putaran mesin harus perlahan-lahan (kerja ganda), bagian
yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar dibandingkan dengan lebar mata
pahatnya agar pahat tidak terjepit. Benda yang akan dipotong sebaiknya tidak
dijepit dengan senter.
Gambar 52. Membubut alur
Apabila diperlukan dan bendanya panjang boleh dijepit menggunakan senter
tetapi tidak boleh pemotongan dilakukan sampai putus, dilebihkan sebagian
untuk kemudian digergaji, atau dilanjutkan dengan dengan pahat tersebut
tetapi tanpa didukung dengan senter, hal ini untuk menghindari terjadinya
pembengkokan benda kerja dan patahnya pahat.
6. Membubut ulir
Gambar 53. Ulir segitiga luar
Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut dan ulir
dalam/mur dan dari sisi bentuk juga dapat membuat ulir segi tiga, segi empat,
trapesium dan lain-lain. Gambar 49
By: Hoiri Efendi, S.Pd. 085736430673
Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi
Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan
9
menunjukkan profil dan dimensi ulir segitga luar (baut) dan gambar 50
menunjukkan profil dan dimensi ulir segitiga dalam (mur) dalam satuan metris.
Gambar 54. Ulir segitiga dalam
Dari sisi arah uliran jenis ulir ada yang arah ulirnya ke kanan (ulir kanan), dan
ada yang arah ulirnya kekiri (ulir kiri). Arah uliran ini dibuat sesuai kebutuhan
ulir tersebut penggunannya untuk apa dan digunakan dimana, serta salah satu
pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya adalah arah gaya yang diterima
ulir tersebut.
Gambar 55. Ulir segitiga kanan
Gambar 56. Ulir segitiga kiri
Untuk mendapatkan data standar ukuran dan profil ulir, baik itu jenis ulir
metris, inchi atau jenis ulir lainnya dapat dilihat pada tabel ulir.
Gambar 57. Standar profil ulir jenis metric
Gambar 58. Standar kedalaman ulir metrik.
Dari data gambar di atas dapat dijadikan acuan bahwa kedalaman ulir luar
(baut) adalah 0,61 x Pitch/kisar dan kedalaman ulir dalam (Mur) adalah 0,54 x
Pitch/kisar. Dan untuk memudahkan mur terpasang pada baut, pada umumnya
diameter nominal baut dikurangi sebesar 0.1 x kisar.
7. Membubut dalam
Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan pengeboran
atau sudah ada lubang terlebih dahulu. Jadi pembubutan dalam hanya bersifat
perluasan lubang atau membentuk bagian dalam benda. Untuk mengetahui
kedalaman yang dicapai maka pada saat awal mata pahat hendaknya disetel
pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga tidak setiap saat harus mengukur
kedalaman atau jarak tempuh pahatnya.
Gambar 59. Membubut dalam tirus
8. Mengebor
Sebelum dilakukan pengeboran benda kerja dibor senter terlebih dahulu. Pada
saat pengeboran besarnya putaran mengikuti besar kecilnya diameter mata bor
yang digunakan dan harus diberi pendinginan untuk menjaga mata bor tetap
awet dan hasilnya pengeboran bisa maksimal.
Gambar 60. Pengeboran lubang senter
Gambar 61. Pengeboran lubang senter
By: Hoiri Efendi, S.Pd. 085736430673
Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi
Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan
10
LATIHAN SOAL 3:
1. Bahan logam kuningan berdiameter 40 mmdibubut dengan putaran mesin 400
rpm, maka besar kecepatan potong bahan tersebut adalah .
a. 10,24 mm/menit d. 40,24 mm/menit
b. 20,24 mm/menit e. 50,24 mm/menit
c. 30,24 mm/menit
2. Hasil pengukuran sebuah poros seperti gambar di atas, diameter terbesar A =
35 mm, diameter terkecil B = 25, dan panjang C = 60 mm, maka besar sudut
adalah .
a. 4,000 d. 4,760
b. 4,720 e. 4,780
c. 4,740
3. Permukaan ujung benda kerja yang dihasilkan dengan cara penyetelan pahat
bubut tidak setinggi senter adalah .
a. permukaan rata
b. permukaan menonjol di tengah
c. permukaan cekung
A. permukaan cembung
d. permukaan bergelombang
4. Diketahui diameter terkecil poros tirus 25 mm dan panjang poros tirus 90
mm. jika poros tersebut dibuat pada mesin bubut dengan menggeser kepala
lepas sepanjang 5 mm, maka besar ukuran diameter terbesar poros tirus adalah
.
a. 25 mm d. 55 mm
b. 35 mm e. 65 mm
c. 45 mm
5. Langkah pengeboran lubang yang benar pada mesin bubut adalah ....
a. memasang benda menentukan putaran menyenter bor mengebor
b. memasang benda menyenter bor menentukan putaran mengebor
c. memasang benda mengebor menyenter bor menentukan putaran
d. memasang benda menyenter bor mengebor menentukan putaran
e. memasang benda mengebor menentukan putaran menyenter bor
6. Lonceng ulir pada pembubutan ulir berguna untuk ....
a. mengembalikan kedudukan pahat pada posisi semula
b. memberikan tanda bahwa panjang ulir tercapai
c. memberikan tanda bahwa dalam ulir tercapai
d. memberikan tanda jika pahat ulir patah
e. menentukan besar kisar ulir yang benar
7. Proses penyayatan ulir segitiga dengan mesin bubut, jika kedudukan pahat
bergeser dapat disetel kembali dengan cara ....
A. memutar tool post sampai pahat tepat
B. menggeser pahat dengan memutar spindel eretan atas
C. memutar kepala lepas ke arah benda kerja
D. menggunakan mal ulir samapai tegak lurus
E. menggeser eretan memanjang ke arah benda kerja
8. Ulir segi empat tunggal (1 jalan) dengan diameter luar 20 mm dan kisar 8
gang/inchi, diameter kakinya sebesar ....
a. 12,83 mm d. 16,83 mm
b. 13,12 mm e. 18,41 mm
c. 15,65 mm
9. Kecepatan potong untuk mengebor baja lunak Cs = 25 meter/menit dan
diameter bor yang digunakan 20 mm, secara teoritis putaran mesinnya adalah
.
a. 398,08 put/menit d. 1.250 put/menit
b. 450,78 put/menit e. 3.140 put/menit
c. 531,78 put/menit
10. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses menghaluskan
permukaan benda kerja dengan penggerindaan adalah, kecuali .
a. kecepatan potong
b. tekanan penyayatan
c. ukuran batu gerinda
d. kecepatan putaran
e. pendingin yang digunakan
11. Lubang bor sebelum di tap M101,5 adalah ....
a. 8,0 mm d. 8,8 mm
b. 8,2 mm e. 9,0 mm
c. 8,5 mm
12. Ketentuan setting pahat berikut ini benar, kecuali .....
a. Pahat dipasang dibagian sebelang kiri rumah pahat
b. Plat ganjal sepanjang sisi rumah pahat
c. Ujung pahat sayat harus setinggi senter
d. Pahat harus diikat kuat pada rumah pahat
e. Pahat dipasang di sisi kanan rumah pahat
13. Dalam proses penyayatan kadang pahat menjadi tumupul, tanda-tanda
pahat adalah sebagai berikut ini kecuali .
a. Penyayatan tidak efektif
b. Benda kerja dan pahat cepat panas akibat gesekan
c. Chip atau tatal bekas sayatan terputus-putus
d. Kadang-kadang berbunyi menderit akibat gesekan
e. Permukaan bekas sayatan halus
14. Bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mengatur tebal tipis sayatan
adalah .
a. Eretan atas
b. Eretan lintang
c. Eretan alas
d. Kepala lepas
e. Kepala tetap
Diposkan 8th March 2012 oleh sunardi3m3