Anda di halaman 1dari 60

MAKALAH MESIN GURDI DAN BOR, MESIN KETAM DAN MESIN

SERUT, JIG DAN FIXTURE, PENGELASAN

RIZKY FADILLAH

211251048

TEKNIK MESIN PAGI A

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

STT WASTUKENCANA PURWAKARTA


2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seiring


dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang
permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan menambah
kenyamanan manusia dalam mencukupi kebutuhannya.

Salah satu alat yang mempermudah dalam bidang permesinan tersebut antara
lain adalah mesin gurdi dan mesin bor, mesin ketam dan serut, jig dan fixture serta
pengelasan dimana dalam penggunaanya diperlukan pengetahuan tentang mesin
tersebut dengan baik supaya selama pengoperasian mesin dapat berjalan seefektif
dan seefisien mungkin. Mesin gurdi berguna untuk pembuatan lubang bulat
dengan menggunakan mata bor (twist drill), mesin bor (boring) berguna untuk
meluaskan/ memperbesar lubang.

Adapaun mesin ketam Pengertian Mesin ketam (Shaping Machine) adalah


mesin perkakas yang mempunyai gerak utama bolak-balik horizontal dan
berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja sesuai dengan yang
dikehendaki. serut digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata,
cembung, cekung, beralur, dll. Jig dan fixture pada dasarnya merupakan suatu alat
bantu yang digunakan dalam proses pemesinan agar dapat menghasilkan duplikasi
part yang lebih akurat, serta Pengelasan menurut AWS (American Welding
Society) adalah proses penyambungan logam atau non logam yang dilakukan
dengan memanaskan material yang akan disambung hingga temperature las yang
dilakuan dengan cara dengan atau tanpa menggunakan tekanan, hanya dengan
tekanan, dan dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi.

1.2 Tujuan Makalah

1. Mengetahui parameter mesin gurdi dan bor, mesin ketam dan serut, jig dan
fixture, serta pengelasan.
2. Mengetahui pembuatan dari mesin gurdi dan bor, mesin ketam dan serut,
jig dan fixture, serta pengelasan.
3. Mengetahui Pemakaian dalam bahan matrial pembuatan dari mesin gurdi
dan bor, mesin ketam dan serut, jig dan fixture, serta pengelasan.
4. Keselamatan kerja dalam mengoprasikan atauoun menggunakan mesin
gurdi dan bor, mesin ketam dan serut, jig dan fixture, serta pengelasan.

1.3 Manfaat Makalah

1. Manfaat yang didapat penulis dalam makalah ini mampu mengetahui


parameter di setiap mesin yang dianalisis dalam makalah ini.
2. Dapat memahami bagaimana cara menentukan perhitungan dalam mesin
yang dianalisis si makalah ini.
3. Dapat memahami pengertian serta kegunaan mesin yang dianalisis dalam
makalah ini.
4. Mampu menganalisa cara pembuatan serta bahan yang di buat dari mesin
yang dianalisis dalam makalah ini.
5. Mengetahui bagaimana menjaga keselamatan kerja dalam memakai mesin
yang dianalisis dimakalah ini.
BAB II

PARAMETER MESIN

2.1 Pembahasan Parameter

2.1.1 Mesin Gurdi

Parameter proses gurdi pada dasarnya sama dengan parameter proses


pemesinan yang lain, akan tetapi dalam proses gurdi selain kecepatan potong,
gerak makan, dan dan kedalaman potong perlu dipertimbangkan pula gaya aksial ,
dan momen puntir yang diperlukan pada proses gurdi. Parameter proses gurdi
tersebut adalah :
1.Kecepatan potong :

d = diameter rata-rata pahat gurdi (mm)

do = diameter pahat gurdi (mm)

di = diameter di ujung pahat gurdi (mm)

n = putaran poros utama (spindel) (rpm atau


putaran/menit

1. Kecepatan pemakanan vf dalam mm/menit


Vf = fz z n (mm/menit)
fz = gerak pemakan (mm/putaran/mata potong/) z
= jumlah mata potong (buah = pahat gurdi z = 2)

2. Kedalam potong a dalam mm

(mm)

3. Waktu pemotongan sumbunya tc dalam menit

(mm)
Lt = Lv + Lw + Ln (mm) i =
banyaknya pemotongan (kali) Lt =
panjang pemotongan total (mm)
Lv = panjang pengawalan (mm) = Lv > 0
Lw = panjang pemotongan sesungguhnya (mm) Ln
= panjang pengakhiran (mm)

4.Kecepatan penghasilan geram Z dalam cm3/menit

/menit)
A = luas penampang geram (mm2)
b = lebar geram (mm) h = tebal
geram (mm) kr = sudut potong
utama (derajat)

2.1.2 Mesin Bor

Pengeboran atau drilling merupakan salah satu proses permesinan yang sering
digunakan. Proses pengeboran adalah proses pembuatan lubang pada benda padat.
Supaya proses pengeboran optimal, diperlukan beberapa rumus pengeboran.

Rumus untuk mencari kecepatan putar bor:

Di mana,

N = Kecepatan putaran (putaran/menit).

v = Cutting speed atau kecepatan potong (mm/menit).

D = Diameter mata bor (mm).


Rumus yang sama tetap digunakan pada pengeboran dengan benda kerja yang
berputar, sedangkan mata bor tetap diam.

Feed yang disarankan kira-kira sebanding dengan diameter bor; feed yang
lebih tinggi digunakan pada bor berdiameter lebih besar. Karena ada dua cutting
edge pada ujung bor, ketebalan chip yang tidak dipotong oleh masing-masing
cutting edge adalah setengah dari feed. Feed dapat dikonversi ke feed rate
menggunakan persamaan:

Ƒr = N ƒ Di mana, fr =

Feed rate (mm/menit). f =

Feed (mm/putaran).

Rumus untuk mencari waktu pengeboran pada lubang yang tembus :

Di mana,

Tm = Waktu pengeboran (menit).

t = Tebal benda kerja (mm).

A = Jarak tambahan (mm). θ

= Sudut ujung bor.

Rumus untuk mencari waktu pengeboran pada lubang yang tidak tembus :

Di mana, d = Kedalaman

lubang (mm)
Rumus untuk mencari banyaknya volume bahan yang dibor tiap menit :

Di mana,

RMR = Laju bahan yang dibuang atau dibor (mm³/menit).

2.1.3 Mesin Ketam dan Serut

1. Teknologi pemotongan pada mesin sekrap.

Teknologi pemotongan terdiri dari beberapa variabel pemotongan yang harus


berkesesuaian antara satu dengan yang lainya untuk mendapatkan kondisi
pemotongan yang ideal dan waktu kerja yang efisien.

2. Kecepatan potong (vc).

Pada mesin serut sistim engkol berayun, kecepatan potong tidak sama antara
langkah ke depann (memotong) dan langkah ke belakang (tidak memotong).
Kecepatan gerak pahat yang memotong dimulai dari nol pada permulaan (vc awal)
dan mencapai maksimum ditengah panjang langkah (vc maksimum) dan menurun
secara bertahap menuju akhir langkah (vc akhir). Hal ini diulangi pada langkah ke
belakang (tidak memotong) dengan lebih cepat.

3. Pengaruh panjang langkah terhadap kecepatan potong

Jika banyaknya putaran roda gigi penggerak tetap, maka banyaknya langkah
dalam satu siklus pun akan tetap (satu putaran sama dengan satu kali langkah
maju ditambah satu kali langkah mundur). Jika panjang langkah diubah pada
putaran yang sama, maka kecepatan potong pun berubah, sebab pahat serut itu
bergerak pada waktu yang sama, tetapi pada jarak yang berbeda. Jumlah langkah
dalam satu putaran dapat dilihat pada gambar 5.14, dan gambar 5.15 menunjukan
lebar langkah.
Satuan kecepatan potong rata-rata pada mesin serut adalah meter per menit atau vc
rata-rata [m/menit]. Untuk langkah maju memotong, kecepatan potong dinamakan
vc dan untuk langkah mundur tidak memotong dinamakan vr. Perhatikan gambar
5.13.

Panjang langkah (L) dan lebar langkah (C) adalah :

𝐿 = 𝑙 + 𝑙𝑢 + 𝑙𝑎. 𝐶 = 𝑏 + 𝑏𝑓 + 𝑏𝑠 atau 𝐶 = 𝑏 + 2 𝑥 5 𝑚𝑚

dimana:

L = Panjang langkah. l = Panjang

benda kerja. la = langkah bebas

awal = 20 mm. lu = langkah bebas

akhir = 10 mm.

bf = langkah bebas akhir arah horizontal = 5 mm. bs

= langkah bebas awal arah horizontal = 5 mm. b =

lebar benda kerja.

C = Lebar langkah

4. Menentukan jumlah langkah maju-mundur per menit (n).


Jumlah langkah maju mundur per menit dipengaruhi oleh jumlah putaran roda
gigi penggerak (h). Rumus untuk menghitung putaran adalah :

Kecepatan potong rata-rata (vcrata-rata) dapat dihitung dengan persamaan :

dimana vc adalah kecepatan memotong dan vr adalah kecepatan tidak memotong.

2.1.4 Jig dan Fixture

Press tool adalah salah satu alat gabungan Jig dan Fixture yang dapat
digunakan untuk membentuk dan memotong logam dengan cara penekanan.
Bagian atas dari alat ini didukung oleh plat atas sebagai alat pemegang dan
pengarah dari Punch yang berfungsi sebagai Jig, sedangkan bagian bawah terdiri
dari plat bawah dan Dies sebagai pendukung dan pengarah benda kerja yang
berfungsi sebagai Fixture. Proses kerja alat ini berdasarkan gaya tekan yang
diteruskan oleh Punch untuk memotong atau membentuk benda kerja sesuai
dengan geometris dan ukuran yang diinginkan. Peralatan ini digunakan untuk
membuat produk secara massal dengan produk Output yang sama dalam waktu
yang relatif singkat. Rumus dasar perhitungan komponen press tool.

1. Perhitungan Bentangan Pelat.

Panjang Plat total (Lt) Lt = L1 + A1 + L2 + A2 + L3

Panjang Busur : A = (R + x ) 360/2..

Dimana,

R < 2t x = 0,33.t , R = (2 – 4).t x = 0,4.t , R > 4.t x = 0,5.t

2. Gaya Pierching, Blanking dan Notcching


τg = F/A Fp = A

x τg (τg = 

1 

Dimana : angka Poison untuk logam  = 3 - 4

A = Keliling potong x tebal τg = tegangan geser

bahan Tegangan geser bahan τg = (0,75 – 0,8)

σm

Keliling bekas potong (U) : U

= π x d untuk lingkaran

U = 2 (a + b) untuk segi empat

U = 2.l + p untuk nothing

Jadi, besarnya Gaya Potong untuk Pierching, Blanking dan Notching adalah sama
yaitu : Fp = 0,8 . U . t . σm dimana

U = panjang sisi potong (mm) t = tebal

material proses (mm) σm = Tegangan

maksimum bahan (N/mm2 )

3. Gaya Bending

Rumus yang digunakan yaitu : Fb = 0,5 . b . t . σm

4. Gaya Forming (Deep Drawing)


Gaya pembentukan dan penekanan untuk kedalaman tertentu dapat dicari dengan
menggunakan rumus :

Fd =   d  t  Rm ( d D  K ) atau Fd = π. di . t . σm . 

Dimana :

F = Gaya pembentukan (N/mm2 ) d =

Diameter pembentukan benda kerja (mm)

Rm = Tegangan Tarik (N/mm2 )

D = Diameter bentangan benda kerja sebelum dibentuk (mm) t

= Tebal Pelat (mm)

K = Konstanta (0,6 ÷ 0,7)

5. Gaya Forming (Curling)

Proses pelipatan/penggulungan ujung plat dibutuhkan gaya yang besarnya dapat

dihitung dengan rumus : Fc =

dimana :

b = lebar tekukan (mm) Rm = Radius

penggulungan (mm) t = tebal plat

(mm) σm =Tegangan maks. bahan

(N/mm2 )

6. Gaya Pegas Stripper

Besar gaya pegas yang dibutuhkan tergantung pada ketebaalan material yang
mana harganya dapat ditentukan dengan rumus :
untuk cutting : Fps = (5 ÷ 20)% x Ftotal untuk

forming

Fps = 0,40 x Ftota (Bila tebal pelat, t ≤ 0,5 mm)

Fps = 0,30 x Ftotal (Bila tebal pelat, t = 0,5 – 1,0 mm)

Fps = 0,25 x Ftotal (Bila tebal pelat, t ≥ 1,0 mm) Dimana

Fps = Gaya pegas Stipper (N)

Ft = Gaya Total (N)

7. Perhitungan gaya pegas pelontar

Untuk mencari besarnya gaya pegas pelontar dapat dicari dengan menghitung
berat benda sebagai berikut :

Rumus untuk balok , tergantung bentuknya : V = p x l x t

Dimana :

Massa benda ( m ) = massa jenis x volume (Kg)

Berat benda ( W ) = m x g (N)

Jadi besarnya gaya pegas pelontar : Fpp > m x g (N) Dimana

V = Volume benda yang di angkat pegas pelontar (m3 )

 = massa jenis bahan (kg/m3 )


Fpp = Gaya pegas (N) m = Massa benda

yang akan diangkat (kg) g = Gravitasi

bumi (9,81 m/s2 )

8. Perhitungan Panjang Punch maksimum

Untuk menjaga supaya Punch tidak bengkok akibat Buckling maka panjang
Punch yang direncanakan harus lebih kecil atau sama dengan dari panjang batang
Buckling menurut rumus Tetmajer yaitu sebagai berikut :

Dimana:

Lmaks = Panjang Punch maksimum (mm)

E = Modulus Elastisitas (N/mm2 )

I = Momen Inersia bahan (mm4 )

Fb = Gaya Punch maksimum (N)

Bila rumus di atas dikuadratkan dan Fb diletakkan di depan maka didapat gaya
buckling sesuai dengaan rumus Euler yaitu :

dimana :

Fb = Gaya Buckling ( N ) E =

Modulus Elastisitas ( N/mm² )

I = Momen Inersia minimum ( mm4 )

Lmaks = Panjang Punch ( mm )


9. Perhitungan Tebal Pelat Atas dan Bawah perhitungan tebal

plat didasarkan pada tegangan bending yaitu :

Tegangan Bending :

Dimana :

H = Tebal pelat atas/bawah (mm)

Mbmaks = Momen bengkok maksimu (Nmm)

B = Lebar pelat atas yang direncanakan (mm) 

bi = Tegangan bending izin bahan (N/ mm2 )

v = Faktor keamanan beban searah ( 4 – 6 )

10. Menentukan Tebal Die

Tebal Die dapat dihitung dari rumus Empires yaitu :

Dimana : H = Tebal Die (mm) g

= Gravitasi bumi (9,81 m/det2 )

Ftot = Gaya total (Kgf)

11. Perhitungan Diameter Pillar

Pemasangan pilar umumnya fit di Pelat bawah, tapi kadang kala ada yang fit
di tengah atau di plat atas. Pada prinsipnya, sewaktu plat atas bergerak turun maka
terjadi gesekan antara busing dengan pilar yang menimbulkan gaya radial (Fr)
pada pilar tersebut. Gaya radial ini akan menimbulkan tegangan geser, bending

dan defleksi radial ( r ) 36 membuatnya bengkok. Untuk mencegah hal tersebut


maka perhitungan ukuran diameter Pillar yang terjadi yaitu :

dimana :

D = diameter pilar menurut ( mm) Ftot = Gaya totol yang

bekerja (N) n = Jumlah pillar yang digunakan l = jarak

senter antara palat atas dan bawah (mm) bi gi  / =

Tegangan bending dan geser izin pilat (N/mm2 )

12. Clearance Punch dan Die

Setiap operasi pemotongan yang dilakukan Punch dan Die selalu ada nilai
kelonggaran antara keduanya yang besarnya dapat ditentukan dengan rumus
berikut:

Untuk tebal pelat (s) ≤ 3 mm

Dimana :

Us = Kelonggaran tiap sisi (mm)

Dp = Diameter Punch (mm)

Dd = Diameter lubang Die (mm)


C = Faktor kerja (0,005 ÷ 0,025) S =

Tebal pelat (mm) gτ = Tegangan

geser bahan (N/mm2 )

2.1.5 Pengelasan

Sambungan las ada dua macam, yaitu:

- las tumpul - las sudut.

Tegangan: σlas = σ atau τ = 0,6σ

- las tumpul

Untuk s1 = s2 ---- tebal las tumpul (a) = s

Untuk s1 ≠ s2 ----- tebal las tumpul (a) = smin

Flas = l.a ---- l = panjang las neto ln = lbr –

3a

- las sudut

a = tebal las a = s sin 45o =

0,707s s = tebal plat = panjang

kaki las Bidang retak utk las

sudut yang dibebani gaya P

dengan arah // las, akan


membuat sudut 45o dengan

kaki las.

Las dipasang pada dua bagian :

Gaya P akan ditahan oleh las atas dan bawah sebesar P1 dan P2 e1 = e2 = b/2

τ = 0,6σ dimana:

ln = panjang las neto

lbr = panjang las bruto

a = tebal las note :

panjang las min (lmin) = 40 mm panjang

las maks (lmaks) = 40 a = 28,28 s


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alur (Flow Chat)

3.1.1 Mesin Gurdi dan Mesin Bor


3.1.2 Mesin Ketam Dan Mesin Serut

.
Langkah Menggunakan Mesin Ketam
Cara penggunaan mesin Ketam meliputi beberapa tahap, mulai dari menjalankan
mesin hingga, melakukan penyekrapan dengan jenis pahat yang digunakan.
Berikut langkah menggunakan mesin ketam
•Lengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksa untuk
melihatkemungkinan tertabraknya
lengan.
•Menentukan banyak langkah per menit.
•Motor mesin dihidupkan. Dengan cara memasukkan tuas kopling mesinmulai
bekerja.
•Mencoba langkah pemakanan (feeding) dari meja, mulaidari langkah halus
sampai langkah kasar.
Perhatikan seluruh gerak mesin.
•Menghentikan kerja mesin dilakukan dengan cara melepas tuas kopling
•kemudian matikan motor.

CARA KERJA MESIN SERUT

Penyetelan
Penyetelan mesin
Sebelum menjalankan mesin, cek kapan terakhir kali pisau diasah dan
pastikan bahwa mata pisau masih tajam. Peganglah prinsip 'Tukang kayu
yang baik adalah tukang yang memiliki alat kerja yang senantiasa tajam'.
Kemudian periksa kedudukan daun meja mesin bagian depan dan belakang.
Daun meja belakang PASTI & HARUS berada lebih rendah daripada daun
meja depan. Perbedaan ketinggian ini sebesar ketebalan kayu yang diserut
pada waktu sekali jalan. Level perbedaan yang ideal adalah antara 1-4mm.
Jangan terlalu tebal karena berarti anda memaksa mesin untuk bekerja lebih
berat.Panel penghantar yang berfungsi untuk mengkontrol sisi-sisi kayu
menjadi siku 90° harus berada pada posisi yang benar dan stabil. Pastikan
anda telah mengencangkan panel ini sebelum menjalankan mesin.

Jangan lupa pasang penutup pengaman pisau yang biasanya telah menjadi
satu bagian dengan mesin.
Cara Kerja

Setelah mesin menyala, pastikan bahwa kayu telah menempel panel


penghantar (bagian samping) ketika masih berada di meja belakang.
Lakukan dorongan kayu ke depan pada kecepatan yang sesuai dan stabil.
Apabila terlalu cepat mendorong akan mengakibatkan cuttermark pada
permukaan kayu (permukaan bergelombang), namun apabila terlalu lambat
akan mengakibatkan burnt-mark, yaitu noda seperti bekas terbakar karena
putaran pisau tidak mengiris kayu sama sekali. Burnt-mark juga bisa
ditimbulkan karena pisau tumpul.
Begitu benda kerja telah melewati poros pisau, lakukan tekanan HANYA
pada MEJA DEPAN dengan tetap memberi sedikit tekanan ke arah panel
penghantar.
Mengapa? Setelah benda kerja melewati pisau, meja depan mesin menjadi
patokan kayu agar tetap rata.

3.1.3 Jig dan Fixture

Pada bab ini akan dibahas secara mengenai perancangan dan pembuatan jig and
fixture, secara keseluruhan proses pembuatan dalam diagram alir / flow chart
dibawah ini :
Diagram alir / flow chart rancang bangun adalah urutan langkah-langkah
perancangan produk hingga menjadi produk yang mampu direalisasikan. Diagram
alir perancangan produk merupakan standar operasional proses untuk perancangan
produk / mesin yang akan dibuat. Metode rancang bangun ini dimulai dengan
urutan sebagai berikut :

1.Observasi

Observasi atau studi lapangan adalah pengamatan terhadap objek maupun subjek
penelitian untuk mendapatkan data. Observasi dilakukan dengan cara survei
langsung ke lapangan. Hal ini dilakukan dalam rangka pencarian data yang
nantinya dapat menunjang penyelesaian tugas akhir ini.

1. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data dengan mencari dan mempelajari bahan
pustaka yang berkaitan dengan segala permasalahan mengenai perencanaan
pembuatan alat yang diperoleh dari berbgai sumber antara lain buku dan
artikelartikel ilmiah.

2. Penetuan konsep

Dari observasi dan studi literatur yang telah dilakukan didapat data bahwa proses
pengeboran dengan menggunakan bor tangan masih memiliki kekurangan, seperti
ketegak-lurusan pengeboran dan diameter lubang yang dapat menyimpang.
Dengan mengatahui akan adanya kekurangan dari bor tangan, maka dalam tugas
akhir ini akan dibuat rancang bangun alat berupa jig and fixture yang berfungsi
sebagai alat bantu pengeboran untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh bor
tangan.

3. Disain Alat

Setelah menentukan konsep yang akan digunakan, maka tahapan selanjutnya


adalah mendisain jig and fixture. Pembuatan disain ini bertujuan untuk menjadi
pedoman dalam melakukan perhitungan dan analisa kekuatan. Ada beberapa hal
yang menjadi pertimbangan di dalam mendisain jig and fixture, yaitu :

1. Kemudahan penggunaan.
2. Keamanan dan kenyamanan pengguna.
3. Proses pembuatan dan material yang digunakan.

4. Analisa dan Perhitungan

Setelah disain jig and fixture selesai dibuat, maka tahapan selanjutnya adalah
melakukan analisa dan perhitungan pada jig and fixture. Analisa dan perhitungan
ini bertujuan untuk menjamin kekuatan dan keamanan pengguna serta
menentukan dimensi jig and fixture yang disesuaikan dengan spesifikasi yang
telah diuraikan.

5. Pembuatan Alat

Tahap selanjutnya adalah realisasi pembuatan jig and fixture, dimana sebuah
disain jig and fixture yang telah dibuat akan diproses sedemikian rupa sehingga
menjadi sebuah jig and fixture yang nyata.

6. Pengujian Alat

Setelah jig and fixture selesai dibuat, maka akan dilakukan pengujian terhadap jig
and fixture. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jig and fixture yang
diujikan telah mengoptimalkan kinerja dari mesin bor tangan. Pengujian ini juga
digunakan untuk mengidentifikasi beberapa kelemahan yang dimiliki oleh jig and
fixture yang harus diperbaiki dalam proses penentuan dan pengembangan konsep,
agar terbentuknya alat bantu yang lebih sempurna.

7. Pembuatan Laporan

Tahap terakhir pada proses rancang bangun jig and fixture ini adalah pembuatan
laporan. Alat yang telah dibuat dipertanggung jawabkan dengan pembuatan
laporan perkembangan serta laporan hasil akhir. Tujuannya adalah memberikan
laporan bahwa program ini telah dilaksanakan dengan baik
3.1.4 Pengelasan

1. Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan


metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah
bahan penelitian

2.Alat yang digunakan

» Mesin spot TIG welding Mesin yang digunakan untuk proses penyambungan spot
TIG welding adalah mesin las TIG dengan tipe EWM 351 Tetrix. Mesin spot TIG
welding ditunjukkan oleh Gambar Sedangkan spesifikasi mesin dapat dilihat pada
Tabel

Data spesifikasi mesin las TIG tipe EWM 351 Tetrix ditunjukan pada tabel dibawah ini
(Manual Operating Instruction EWM tetrix 351, 2011):
» Alat Uji Struktur Mikro Alat uji yang berfungsi untuk melihat foto mikro pada
spesimen lasan. Pada penelitian ini alat uji menggunakan Olympus BX53M

» Alat Uji Kekerasan Alat uji kekerasan adalah alat yang digunakan untuk
mengetahui kekerasan permukaan spesimen. Pada penelitian alat uji kekerasan
menggunakan alat uji Mitutoyo TIME dengan HM-100
» Alat Uji Tarik Alat uji tarik merupakan salah satu alat uji untuk mengetahui sifat
mekanik terutama kekuatan suatu bahan atau material terhadap gaya tarik. Pada
proses penelitian menggunakan alat uji tarik UTM (universal testing machine)
Instron tipe 3367 dengan kapasitas beban maksimum 30 kN, kecepatan
maksimum 500 mm/min dan panjang maksimum arah vertikal 1193 mm

» Mesin Cutting Alat yang digunakan untuk memotong material dalam bentuk
lembaran plat baja stainless steel 430 dan baja karbon sesuai ukuran yang telah
ditentukan.

» Mesin grinder polisher Alat yang digunakan untuk mempolis atau meratakan
dan menghaluskan permukaan material yang akan diuji struktur mikro
» Amplas Amplas ini digunakan untuk membersihkan permukaan bahan atau
material yang akan disambung dengan metode pengelasan spot TIG dan untuk
menghaluskan permukaan material sebelum pengujian struktur mikro.

» Tang berfungsi untuk menj epit dan memegang benda kerja yang sudah dilas.

» Gas Argon Gas ini berfungsi sebagai pelindung pada saat proses pengelasan
berlangsung agar busur listrik dan logam las terlindungi dari kontaminasi udara
sekitar.

» Cairan Etsa Zat kimia yang berfungsi untuk membuat permukaan terlihat jelas
pada saat pegujian struktur mikro, zat kimia yang merupakan campuran beberapa
cairan kimia, zat kimia yang digunakan pada penelitian ini adalah HNO3, HCl,
FeCl3, dan Alkohol.

3.1.5 CARA PEMBUATANNYA MESIN GURDI


PERANCANGAN JIG DAN FIXTURE PADA PROSES FREIS DAN
GURDI UNTUK MEMPRODUKSI KOMPONEN BASE PLATE

Proses freis dan gurdi merupakan salah satu proses permesinan yang digunakan
pada produk base plate. Base plate merupakan sebuah komponen yang dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam pembuatan produk. Jig dan fixture pada
dasarnya merupakan suatu alat bantu yang digunakan dalam proses pemesinan
agar dapat menghasilkan duplikasi part yang lebih akurat. Fixture merupakan
suatu alat bantu yang berfungsi untuk memposisikan, memegang, dan menahan
benda kerja selama proses produksi atau proses permesinan. Sedangkan jig pada
alat bantu jig dan fixture berfungsi sebagai alat utama yang berperan untuk
mengarahkan mata pahat pada benda kerja yang akan di proses sesuai operasi
yang di inginkan. Tujuan perancangan alat bantu dalam pembuatan komponen
base plate adalah untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas manufaktur,
mengurangi waktu set up mesin, mengurangi biaya dalam proses manufaktur,
meningkatkan akurasi dan kepresisian produk dan mengurangi waktu kerja dan
mempermudah proses permesinan. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan
perancangan jig dan fixture pada proses freis dan gurdi untuk memproduksi
komponen base plate.

Base plate merupakan sebuah komponen yang dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam pembuatan produk pada proses pemesinan mesin freis dan gurdi. Base plate
digunakan agar dapat menahan benda kerja yang akan dilakukan proses
pemesinannya. Prinsip kerja base plate yaitu dengan dipasangkan pada meja kerja,
sebagai dasar fixture dimana semua komponen fixture yang lain akan dirakit, ada
beberapa jenis yaitu : square, rectangular, round, dan angular base plate. Material
yang digunakan untuk membuat base plate ini yaitu baja karbon rendah mild steel
yaitu gabungan antara unsur Fe dan C, dimana kandungan 0,02%< C ≤0,2%.

Tujuan dari perancangan alat bantu dalam pembuatan komponen base plate adalah
untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas manufaktur, mengurangi waktu
set up mesin, mengurangi biaya dalam proses manufaktur, meningkatkan akurasi
dan kepresisian produk dan mengurangi waktu kerja dan mempermudah proses
permesinan. Analisis ergonomi dilakukan untuk proses produksi komponen base
plate dengan memperhatikan prinsip-prinsip perancangan dari aspek manusia,
keamanan dan kenyamanan penggunaan alat bantu tersebut

Base Plate

Base plate merupakan sebuah produk yang terbuat dari baja dan bentuknya
disesuaikan dengan komponen yang akan dibuat dengan menggunakan alat bantu.
Base plate, berguna sebagai penahan benda kerja. Material yang digunakan untuk
membuat base plate yaitu baja karbon rendah mild steel yaitu gabungan antara
unsur Fe dan C, dimana kandungan unsure C sebesar 0,02%<C

Proses Produksi

Proses produksi dapat dibedakan berdasarkan peralatan dan perkakas yang


digunakan dalam proses produksi tersebut. Terdapat beberapa kategori proses
produksi yaitu sebagai berikut :

1. Proses pemesinan (machining)

2. Proses pembentukan (forming)

3. Proses penuangan/pengecoran (casting)

4. Proses penyambungan (joining)

5. Metalurgi serbuk (powder metallurgy)

Locator dan Clamping

Salah satu kegunaan alat bantu adalah menjamin keakuratan dan kepresisian
dalam memproduksi suatu barang. Locator memiliki fungsi yang sangat penting,
antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menjamin posisi peletakkan benda kerja.

2. Menjamin kemudahan proses loading dan unloading.

3. Menjamin kondisi foolproof

Dalam menempatkan locator


ada beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi yaitu :

1. Locator harus bersentuhan dengan permukaan benda kerja

2. Repeatability adalah kemampuan tool untuk menghasilkan keluaran peruses


pemesinan yang seragam

3. Toleransi benda kerja harus mampu di cakup. Pada umumnya toleransi tool
antara 20% sampai 50%

4. Kondisi fool proof untuk menjamin benda kerja dapat diposisikan dengan
benar

5. Duplikasi locator harus dihilangkan karena dapat meningkatkan biaya dan


ketidak akuratan.

Clamping adalah bagian dari jig dan fixture untuk menekan benda kerja terhadap
permukaan dan menahannya berlawanan dengan gaya pemotongan atau proses
lainnya. Kriteria alat pencekam yang baik adalah :

1. Cekam tidak boleh merusak benda kerja.

2. Apabila ada pengaruh getaran, tekanan reaksi tinggi cekam harus bekerja
secara positif.

3. Pada umumnya, mekanisme pencekaman sederhana lebih baik dibandingkan


dengan mekanisme cekaman yang rumit.

4. Jika jumlah benda kerja yang harus dicekam itu besar (berfrekuensi tinggi),
alat pencekaman hidrolis atau pneumatis yang bekerja cepat harus digunakan.

5. Cekam yang bergerak-gerak sewaktu dikencangkan harus dihindari, tetapi


pemakaian beberapa cekam yang condong menggerakan benda kerja mendekati
alat lokasi dapat memberikan manfaat yang besar.

METODOLOGI
Produk base plate ini menggunakan proses produksi yaitu poses pemesinan
dengan menggunakan proses freis dan gurdi. Selanjutnya penentuan penempatan
locator dan clamping hingga didapatkan konstruksi alat bantu. Analisis dilakukan
terhadap aspek ergonomi dan aspek ekonomi teknik sehingga didapatkan
kesimpulan bahwa penggunaan alat bantu dapat mengurangi waktu produksi dan
biaya produksi.

Proses Gurdi

Proses gurdi adalah suatu proses permesinan untuk proses pembuatan lubang atau
memperbesar lubang pada sebuah objek dengan diameter tertentu. Operasi
pemesinan dengan mesin gurdi untuk pembuatan 2 lubang dengan jari-jari 28 mm
seperti pada gambar 3:

Spesifikasi Mesin pada Proses Terpilih

Proses produksi dalam pembuatan base plate ini menggunakan mesin perkakas
dalam proses pemesinan berupa :

a. Mesin Freis universal model PM2HU PINDAD

b. Mesin gurdi Radial Ing G.BERDA SPA/ 35.100 Mata pahat yang digunakan
dalam proses permesinan :

a. Pahat karbida b. Pahat end milling cutter c. Pahat drill cutter diameter 12 mm,
14 mm, dan 28 mm

3.1.6 CARA PEMBUATANNYA MESIN JIG DAN FIXTURE


Perancangan Jig dan Fixture

Salah satu kegunaan alat bantu adalah menjamin keakuratan dan kepresisian
dalam memproduksi suatu barang. Akurat adalah kesesuaian antara produk yang
diinginkan dengan produk yang dihasilkan, sedangkan kepresisian adalah
sedangkan kepresisian adalah kemampuan menghasilkan produk dengan ukuran
yang sama.

Pemilihan Jenis Locator dan Penempatannya

Penjelasan mengenai locator yang mampu menghilangkan 12 arah gerakan yang


mungkin terjadi ketika proses pemesinan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan locator primer dengan menggunakan tiga buah pin yang


diletakkan pada base plat fixture dapat menghilangkan lima arah gerakan
ketika dilakukan proses freis dan drill. Skemanya dapat dilihat pada Gambar
20.
Arah-arah gerakan yang dihilangkan adalah :
• Arah gerakan linier Z’12 (kebawah)
• Arah gerakan angular 1, 4, 2, dan

2. Penambahan dua buah locator sekunder yang diletakkan pada bidang XZ,
dapat menangani 8 arah gerak bebas yang mungkin terjadi pada proses freis
dan drill berlangsung. Arah-arah gerakan yang dihilangkan adalah :
• Arah gerak linear Y’11 (kesamping)
• Arah gerak angular 3 dan 6.

3. Penambahan satu buah locator tersier yang diletakkan pada bidang YZ, dapat
menangani 9 arah gerak bebas yang mungkin terjadi pada proses freis dan
drill berlangsung. Arah gerak yang hilang yaitu arah gerak linear X’10
4. Penggunaan clamping atas dan baut pencekam sebagai clamping belakang
dapat menangani arah-arah gerakan yang masih terdapat pada benda kerja.
Arah-arah gerakan yang dapat dihilangkan adalah :
• A rah gerakan linier Z’9
• A rah gerakan linier X’7
• A rah gerakan linier Y’8
• A rah gerakan angular 4,5,1,2
• A rah gerakan X’10
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan penempatan locator dan clamping yang
digunakan dalam perancangan dapat menghilangkan 12 arah gerak bebas
yang mungkin terjadi pada benda kerja. Locator yang digunakan pada alat
bantu ini adalah locator yang berbentuk pin. Hal ini karena locator jenis ini
mudah dalam penggunaannya serta mudah diperoleh.

Pemilihan Jenis Clamping dan Penempatannya


Clamp yang digunakan pada alat bantu ini adalah jenis screw clamp karena
menggunakan bentuk ulir. Clamp ulir ini dalam perancangan alat bantu
diletakan pada bagian atas, tujuan clamp ini diletakkan pada bagian atas
adalah untuk menahan gaya linier ke atas dan juga untuk menahan gaya
angular ke atas pada saat mendrill sisi samping produk yang akan dibuat.

Dalam penggunaan screw clamp ini memiliki beberapa keuntungan yaitu


biayanya murah karena bentuk clamp yang sederhana, bentuk desain yang
sederhana, serta pemakaiannya tidak terbatas. Sedangkan kerugian dalam
menggunakan screw clamp adalah waktu set up yang lama karena harus
memutarnya terlebih dahulu untuk mengencangkannya.
Posisi clamp tidak boleh mengganggu kerja alat potong, dalam memilih posisi
clamp harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya utama mata potong tetap
diarahkan kepada locator karena gaya cekam hanya cukup untuk menahan
benda ke locator sedangkan gaya total tetap ditahan oleh locator.
Konstruksi Jig dan Fixture Keseluruhan
1. Tool body (landasan) Tool body berfungsi sebagai landasan yang rigid
untuk meletakkan locator, support, clamp, dan bagian lain yang
dibutuhkan. Tool body yang sesuai dengan alat bantu yang telah dirancang
untuk komponen base plate ini adalah tool body yang terbuat dari baja
keras. Hal ini disebabkan komponen base plate yang terbuat juga dari
material baja sehingga apabila digunakan material yang lenih lunak, akan
mengakibatkan alat bantu cepat rusak. Bentuk tool body pada
perancangan alat bantu ini berbentuk balok yang merupakan bentuk dasar
dari komponen yang akan diproses. Tool body untuk alat bantu ini
memiliki ukuran panjang 400 mm, lebar 300 mm dan tinggi 12 mm.

2. Drill Bushing
Drill bushing digunakan pada proses drill, reamer, tap, counterbore,
countersink dan spot facing tool. Drill bushing yang digunakan pada alat
bantu ini berfungsi untuk mengarahkan mata pahat pada saat proses
pemesinan serta menjaga kepresisian lubang yang dihasilkan. Drill
bushing ini berjumlah dua buah sesuai lubang yang ingin dibuat.

3. Set Block Fungsi set block adalah untuk set up posisi benda kerja dan
pahat pada fixture..
4. Fastening Device (Pengencang) Pengencang berfungsi untuk menyatukan
berbagai bagian fixture atau jig yang terdiri dari baut, mur, pasak, dan
pengencang lain dalam berbagai bentuk.

Konstruksi alat bantu ini secara keseluruhan dapat diketahui melalui


gambar 11.

Prinsip Kerja Jig dan Fixture


Alat bantu yang dirancang sangat memperhatikan kemudahan dan
kenyaman operator dalam mengoperasikan alat bantu tersebut. Prinsip
kerja alat bantu ini dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Alat bantu dipasangkan pada mesin freis yang digunakan untuk proses
pembuatan lubang pada komponen base plate.

2. Setelah benda kerja diletakan pada alat bantu baut pada set block
dikencangkan.

3. Setelah proses pemesinan freis selesai maka lanjut ke proses gurdi.

4. Tutup bantu di pasang untuk proses gurdi.

5. Clamping dikencangkan hingga bersentuhan dengan benda kerja,


sehingga benda kerja berada dalam posisi yang rigid.

6. Setelah benda kerja terpasang sempurna dalam alat bantu proses


pemesinan mulai dilakukan.

7. Drill bushing pada alat bantu digunakan untuk mengarahkan mata


pahat pada pembauatn lubang, serta menjaga agar lubang yang dihasilkan
lebih presisi.

8. Proses drill pada pembuatan lubang yang kecil

. 9. Setelah proses pemesinan selesai dilakukan, maka clamping pada alat


bantu kembali dilonggarkan

. 10. Benda kerja dikeluarkan dari alat bantu.

3.1.6 CARA PEMBUATANNYHA MESIN KETAM DAN MESIN SERUT


(SEKRAP)

Proses Sekrap (Shaping/Planing)


Proses sekrap hampir sama dengan proses membubut, tapi gerak potongnya tidak
merupakan gerak rotasi melainkan gerak translasi yang dilakukan oleh pahat
(pada mesin sekrap) atau oleh benda kerja (pada mesin sekrap meja) dengan arah
gerak tegak lurus. Benda kerja dipasang pada meja dan pahat (mirip dengan pahat
bubut) dipasangkan pada pemegangnya.

Shaping dan Planing


Shaping dan planing tergolong dalam proses permesinan (machining).
Permesinan adalah proses yang paling serbaguna dan akurat dari semua proses
manufaktur yang mampu menghasilkan keragaman
geometri. Shaping dan planing adalah proses serupa, keduanya menggunakan
pahat satu titik yang digerakkan secara linear relatif terhadap benda kerja.
Permukaan datar dan lurus dapat dibuat dengan kedua proses ini.

Shaping dan planing memiliki perbedaan. Pada proses shaping, gerak


pemotongan dilakukan dengan menggerakkan pahat. Sebaliknya pada
proses planing, gerak pemotongan dilakukan dengan menggerakkan benda kerja.

Alat potong yang digunakan pada shaping dan planing adalah alat potong titik
tunggal (single-point). Tidak seperti pembubutan, pemotongan terputus terjadi
pada shaping dan planing, yang menyebabkan pahat terkena benturan saat mulai
menyayat benda kerja. Selain itu, peralatan mesin ini terbatas pada kecepatan
rendah karena gerakan mulai dan berhenti.
Shaping
Shaping dilakukan pada mesin yang disebut shaper. Shaper juga dikenal dengan
sebutan mesin sekrap. Komponen shaper termasuk ram, yang bergerak relatif
terhadap kolom untuk memberikan gerakan pemotongan. Meja kerja menahan
benda kerja dan melakukan gerakan pemakanan. Gerakan ram terdiri dari gerak
maju untuk melakukan pemotongan, dan gerak balik di mana pahat diangkat
sedikit supaya bebas dari benda kerja. Setelah menyelesaikan setiap langkah balik,
meja kerja dimajukan secara lateral relatif terhadap gerakan ram supaya terjadi
pemakanan pada benda kerja. Mekanisme penggerak ram dapat berupa hidraulis
atau mekanis. Penggerak hidraulis memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam
menyesuaikan panjang langkah dan kecepatan yang lebih seragam selama langkah
maju. Namun penggerak hidraulis lebih mahal daripada unit penggerak mekanis.

Baik penggerak mekanis maupun hidraulis dirancang untuk mencapai kecepatan


yang lebih tinggi pada gerak balik (non-pemotongan) daripada saat gerak maju
(pemotongan), sehingga bisa meningkatkan kecepatan proses shaping.

Planing
Mesin yang digunakan untuk planing adalah planer. Pemotongan dicapai dengan
meja kerja bolak-balik yang menggerakkan benda kerja melewati pahat satu titik.
Kemampuan konstruksi dan gerak planer memungkinkan benda kerja yang jauh
lebih besar bisa dikerjakan (daripada benda kerja pada shaping). Planer dapat
diklasifikasikan menjadi open side planer dan double-column planer.

Open side planer juga dikenal sebagai planer kolom tunggal (single-
column). Open side planer memiliki kolom tunggal yang menopang rel melintang
tempat toolhead dipasang. Toolhead lain juga dapat dipasang di sepanjang kolom
vertikal. Pemasangan banyak toolhead memungkinkan pemotongan lebih dari
satu pada setiap lintasan. Pada penyelesaian setiap gerakan (stroke),
setiap toolhead digeser relatif terhadap rel melintang (atau kolom) agar mencapai
gerakan pemakanan intermiten. Konfigurasi open side planer memungkinkan
pengerjaan benda kerja yang sangat luas. Double-column planer memiliki dua
kolom. Kedua kolom tersebut menopang rel melintang, tempat di mana satu atau
beberapa toolhead dipasang. Kedua kolom memberikan struktur yang lebih kaku.
Namun, kedua kolom tersebut membatasi lebar pekerjaan yang dapat ditangani
pada mesin ini.

Shaping dan planing dapat digunakan untuk membuat bentuk selain permukaan
datar. Syaratnya adalah permukaan potongan harus lurus. Hal tersebut
memungkinkan pemotongan alur, slot, gigi pada roda gigi, dan bentuk lain. Mesin
khusus dan geometri pahat harus ditentukan untuk memotong beberapa bentuk ini.
Contoh pada gear shaper, vertical shaper dengan meja kerja berputar yang
dirancang khusus dan toolhead tersinkronisasi yang digunakan untuk
menghasilkan gigi pada roda gigi.
Bagian-bagian Mesin Shaper
Berikut komponen utama mesin shaper:

 Ram.
 Kolom.
 Rel melintang.
 Base.
 Meja kerja.
 Toolhead.

Bagian-bagian Mesin Planer


Berikut komponen utama mesin planer:

 Kolom.
 Rel melintang.
 Base.
 Meja kerja.
 Toolhead.

Aplikasi Shaping dan Planing


Shaping dan planing dapat digunakan untuk membuat permukaan rata, alur v,
alur persegi, T-slot, dovetail slot, dan roda gigi.
3.1.7 CARA PEMBUATANNYA PENGELASAN

Pengerjaan pengelasan yang umum dilakukan adalah penyambungan dua


bagian menjadi satu dari komponenkomponen yang berbentuk profil, silinder, dan
penyambungan bentuk pelat. Pada proses pengelasan pelat biasanya digunakan
penjepit manual (manual fixture) yang diposisikan pada meja kerja las, sehingga
pada saat pengelasan produk yang dilas tidak mudah bergeser posisinya dan
meminimalisir efek tegangan sisa pada produk, namun untuk proses pengelasan
pelat dengan beberapa jenis sambungan dan variasi sudut seperti pengelasan
sambungan T (T joint) dan sambungan sudut (fillet joint), proses pengelasaya
tidaklah mudah untuk dilakukan, mengingat variasi bentuk sambungan dan sudut
tersebut memerlukan alat bantu pencekam pengelasan (welding fixture) sesuai
dengan proses pengelasan tersebut. Oleh karena itu dalam proses pembuatannya
produk produk tersebut memerlukan kepada alat bantu pencekam pengelasan atau
welding fixture yang memiliki fungsi untuk mengarahkan proses pengelasan juga
memegang dan mengalokasikan benda kerja pada posisi tertentu. Dengan adanya
welding fixture tersebut suatu produk dapat dihasilkan dengan ukuran yang presisi
dan dalam waktu yang cepat.
Penelitian yang dilakukan oleh , yaitu merancang sebuah welding fixture
untuk membantu dan mempermudah proses pengelasan produk front engine
mounting Suzuki Baleno. Front engine mounting merupakan komponen mobil
yang berfungsi sebagai vibration absorbsion atau peredam getaran pada chasis
mobil sehingga bagian dalamnya lebih nyaman. Komponen pertama produk ini
terbuat dari bentuk pipa dengan diameter luar Ø74 mm dan diameter dalam Ø70
mm. Satunya lagi memiliki ukuran panjang 85 mm, lebar 32 mm dan tinggi 56
mm. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan welding fixture dapat membantu
untuk memberikan solusi proses produksi pengelasan dari sisi waktu set-up,
kemudahan pengerjaan dan kecepatan proses produksi.
Rancangan jig dan fixture multi fungsi yang digunakan untuk pengelasan
lengan suspensi (suspension-arm) sepeda motor. Hasil desain menunjukkan bahwa
fixture dapat digunakan dan berfungsi dengan baik untuk pengelasan lengan
suspensi dari berbagai macam kenderaan, disamping. itu dapat meningkatkan
produktivitas kerja, menghemat biaya produksi dan aman bagi operator dalam
pengoperasiannya.
Penelitian yang dilakukan oleh, dengan membuat alat bantu (fixture)
berupa pencekam tiga aksis yang digunakan pada proses pengelasan untuk
mengurangi distorsi akibat panas yang timbul selama proses pengelasan. Alat
bantu (fixture) jenis ini sangat bermanfaat untuk proses pengelasan rangka
furniture, seperti kursi. Hasil penelitian menunjukkan alat bantu dapat
meningkatkan produktivitas sebesar 19% dan efesiensi sebesar 43,74%.

Alat bantu cekam (fixture) yang digunakan untuk pengelasan sambungan T


(T joint), kemudian distorsi hasil pengelasan dibandingkan antara yang
menggubakan fixture dengan yang tidak. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan fixture dapat mengurangi terjadinya distorsi, dimana distorsi yang
terjadi sebesar 0,33 derajat. Sedangkan hasil pengujian tanpa menggunakan
fixture menimbulkan distorsi sebesar 1,33 derajat. Selain itu, penggunaan fixture
dapat mengurangi waktu setting sehingga meningkatkan efesiensi dan
produktivitas.
Sebuah jig yang digunakan untuk pengelasan komponen tutup (cover)
mesin perontok padi (power thresher), dimana dalam pembuatan komponen ini
terdapat beberapa titik pengelasan. Kemudian diamati defleksi yang terjadi akibat
proses pengelasan pada komponen tutup tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa proses pengelasan dengan menggunakan alat bantu dapat mengurangi
terjadinya defleksi pada produk, dan juga penggunaan alat bantu dapat
meningkatkan produktivitas kerja, serta dapat dapat meningkatkan efisiensi dari
sisi ekonom.
Alat bantu modular (modular fixture) yang dapat digunakan untuk proses
pengelasan dan penggurdian (drilling) pada rangka kursi. Posisi pengelasan dan
penggurdian secara manual akan menyulitkan untuk mendapatkan keakurasian
produk. Dengan penggunaan alat bantu ini yang menggunakan system
pencekaman dan lokator. Hasil penelitian menunjukkan proses pengelasan dan
penggurdian dapat dilakukan dengan baik, sehingga posisi lubang lebih akurat
walaupun proses penggurdian dilakukan setelah proses pengelasan.
Review terhadap penelitian-penelitian yang berkaitan dengan perancangan
dan pengembangan jig dan fixture untuk pengelasan melingkar (circular welding)
pada mekanisme kereta gigi (gear train) yang akan mentransmisi daya dari tuas
manual ke pergerakan melingkar benda kerja. Hasil penelitian didapati bahwa
sangat sedikit peneliti yang membuat fixture model ini dan juga masih sangat
minim menggunakan otomasi.
salah satu aspek utama dalam perancangan suatu komponen adalah untuk
memastikan biaya produksi semurah mungkin dengan komponen tetap berfungsi
sebagaimana diharapkan.
skema dasar las busur nyala listrik seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Sebuah mesin las dengan sumber tegangan AC ataupun DC, dihubungkan ke
benda kerja menggunakan kabel.Ujung kabel satunya dihubungkan ke elektroda
melalui kabel elektroda dan pemegang elektroda.

Untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas pada proses pengelasan


pelat, maka didesain fixture seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Alat pencekam
ini dapat memegang sambungan pada sudut 90˚-180˚.
Bagian tubuh penjepit adalah konstruksi dari plat besi St-37. Welding
fixture ini berkinerja bagus jika digunakan untuk mengelas pelat, kisaran
penjepitan maksimum adalah 150 mm. Alat pencekam dengan rahang putar ini
dapat disesuaikan untuk menyelaraskan dan menahan benda kerja secara tepat,
pegangan putar yang berbentuk T dapat membantu memasang secara instan dan
mencekam dengan cepat.

Base plate atau landasan (Gambar 5) berfungsi untuk penyanggah


komponen atas dari fixture yang akan di rancang. Landasan ini memiliki dimensi,
panjang 320 mm, lebar 300 mm, dan tebal 6 mm. Sliding plate seperti yang
berfungsi untuk mencekam benda yang akan di las. Sliding plate berdimensi, lebar
73 mm, tinggi 55 mm, tebal 6 mm.

Sliding plate seperti Gambar 6 yang berfungsi untuk mencekam benda


yang akan di las. Sliding plate berdimensi, lebar 73 mm, tinggi 55 mm, tebal 6
mm.
Fixed plate (Gambar 7) fungsinya sama seperti sliding plate namun fixed plate ini
bersifat tetap dan dapat memutar dengan radius maximum 180 derajat, yaitu
dengan mengendurkan baut pengencang yang ada pada bagian ini. Fixed plate ini
berdimensi, Panjang 87 mm, lebar 58 mm, tinggi 65 mm, tebal 5 mm.

Poros penghubung seperti pada (Gambar 8) merupakan komponen fixture yang


menghubungkan antara tuas pemutar (handle) dengan sliding plate, memiliki
dimensi, panjang 160 mm, diameter 16 mm, diameter lubang 10 mm.

Pengerjaan frais dan pengelasan merupakan pekerjaan yang dominan dilakukan


dalam memfabrikasi fixture ini. Pada awalnya pelat dipotong dengan mesin las,
kemudian untuk merapikannya digunakan mesin frais. Mesin bubut digunakan
untuk mengerjakan poros penghubung, mesin bor digunakan untuk melubangi
base plate, sliding plate, dan fixed plate.

Produk hasil perancangan dan pembuatan fixture untuk pengelasan pelat dapat
dilihat pada (Gambar 9) dan rincian komponen dan bahannya dapat dilihat pada
Tabel I
Untuk mengoperasikan welding fixture untuk pengelasan pelat dengan spesifikasi
teknis seperti ditunjukkan pada Tabel II maka dilakukan dengan langkah-langkah;
persiapkan alat bantu pengelasan, pergunakan peralatan keselamatan kerja,
kemudian buka sliding plate dengan memutar handle, tempatkan benda kerja
dengan benar, kemudian atur besar sudut pengelasan dengan menyesuaikan sudut
pada fixed plate dan sliding plate, lakukan pengelasan sesuai spesifikasi yang
diinginkan, kemudian periksa hasil pengelasan.

Hasil pengujian performasi welding fixture untuk pengelasan pelat yang dilakukan
dengan sudut pengelasan 90o , 120o , dan 180o ditunjukkan pada Tabel III.
Pada pengelasan dengan sudut 90o seperti Gambar 10, membutuhkan waktu
pengelasan selama 3 menit. Ini merupakan waktu terlama yang diperlukan jika
dibandingkan dengan pengelasan dengan sudut 120o (Gambar 11) dan pengelasan
dengan sudut 180o (Gambar 12). Waktu penyetelan tercepat adalah dengan
pengelasan sudut 180o

3.1.8 PEMAKAIAN BAHAN MATERIAL MESIN GURDI DAN BOR

Data material, Kecepatan potong, Sudut mata bor HSS, pada proses gurdi
3.1.9 PEMAKAIAN BAHAN MATERIAL PENGELASAN

Jenis bahan/material untuk pengelasan dipahami dengan benar Seorang juru las harus
memahami jenis bahan/material yang akan di las. Apakah bahan tersebut mengandung
besi (bahan ferro) ataukah bahan tersebut adalah bahan yang tidak mengandung besi
(bahan non ferro). Di samping itu pula, seorang juru las harus memperhatikan apakah
bahan tersebut bahan paduan ataukah bahan murni.Dengan mengetahui jenis bahan dan
paduannya, maka akan dapat menentukan bagaimana proses pengelasan dilakukan, baik
persiapan, pelaksanaan/proses, maupun finishing.

Pada tahap persiapan, akan ditetapkan proses las yang digunakan (SMAW,
GTAW, GMAW, OAW, SAW) berikut gas pelindungnya, jenis elektroda yang digunakan,
adanya pre heating/post heating, jenis polaritas yang digunakan (AC/DC+/DC-), besar
kecilnya arus pengelasan, jenis nyala las untuk OAW atau tindakan-tindakan lain
sehingga mengasilkan pengelasan yang baik yang memiliki kekuatan mekanis, kimiawi,
maupun yang lainnya relatif sama dengan bahan dasar yang dilas. Pada proses
pengelasan. Hasil dari pengelasan yang baik ini akan memberikan jaminan bagi
pengguna/lingkungan akan keselamatan kerja dan umur konstruksi.

Ihtisar bahan teknik dapat dilihat pada bagan berikut.


Bahan-bahan di atas akan sangat baik jika dilakukan pengelasan dengan bahan
tambah yang memiliki sifat kimia maupun mekanik yang sama dengan bahan
dasarnya.Pemilihan jenis mesin las, polaritas, besar kecilnya arus pengelasan, jenis nyala
las untuk las OAW dan pengadaan pre heating dan post heating akan mempengaruhi sifat-
sifat kimia maupun mekanis dari bahan tersebut. Untuk itu perlu ada referensi pengaruh
hal-hal tersebut di atas terhadap hasil lasan, terutama pengaruh kalor terhadap struktur
logam dan sifat-sifatnya.

3.1.10 PEMAKAIAN BAHAN MATERIAL MESIN KETAM DAN MESIN


SERU ( SEKRAP)

Komponen struktural: Bagian-bagian struktural utama mesin ketam dan mesin


serut biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama seperti besi tuang atau baja.
Bahan ini memberikan kekuatan dan stabilitas pada mesin.Pisau pemotong: Pisau
pemotong pada mesin ketam dan mesin serut umumnya terbuat dari baja berkualitas
tinggi. Baja tahan aus dan tahan panas digunakan untuk memastikan ketajaman dan
keawetan pisau dalam mengolah kayu.Meja: Meja pada mesin ketam dan mesin serut
biasanya terbuat dari bahan yang datar, keras, dan tahan terhadap goresan, seperti besi
tuang atau aluminium. Meja ini memberikan permukaan yang rata dan stabil untuk
menopang benda kerja selama proses pengolahan.Roda penggerak: Roda penggerak yang
digunakan untuk menggerakkan meja atau drum pada mesin serut dapat terbuat dari
bahan seperti baja atau aluminium. Bahan ini harus cukup kuat dan tahan terhadap beban
dan tekanan yang dihasilkan selama operasi.Alat penyesuaian: Beberapa komponen
mesin ketam dan mesin serut, seperti alat penyesuaian kedalaman potongan atau sudut
pemotongan, dapat terbuat dari logam atau bahan komposit yang kuat dan tahan lama.

3.1.11 PEMAKIAN BAHAN MATERIAL MESIN JIG DAN FIXTURE

1)
High Speed Steels (HSS)
High speed stell (HSS) merupakan perkakas yang tahan terhadap kecepatan kerja
yangtinggi dan tempeatur yang tinggi juga dengan sifat tahan softening, tahan abrasi dan
tahan breaking.Klasifikasi HSS menurut komposisinya terdiri atas :
a. HSS Konvensional
yaitu :
♦ Group M (Molybdenum HSS)

♦ Group T (Tungsten HSS)

b. HSS Spesia
l yaitu :
♦ Cobalt added HSS

♦ High vanadium HSS

♦ High hardness Co HSS

♦ Cast HSS

♦ Powdered HSS

♦ Coated HSS
a. HSS Konvensional

HSS Konvensional jenis T (paduan utama tungsten/wolfram) terutama


digunkana untuk pahat-pahat yang kecil. Paduan karbon dan kromium berfungsi untuk
meningkatkan kekerasantool steel. Penambahan vanadium sebanyak kurang dari 1% akan
memperhalus butir. Semakin besar konsentrasi vanadium maka semakin cepat
terbentuknya vanadium karbida sehinggamenambah ketahanan terhadap keausan.
Tungsten digunakan untuk menghasilkan ketahananterhadap softening (pelunakan) pada
temperatur tinggi.

Jenis molybdenum memerlukan proses laku panas dengan tungku kolam garam
(salt bath furnace) untuk menghindari terjadinya proses dekarburisasi. Tungku tersebut
terdiri atastiga bagian yaitu :

1. Preheat salt berisi KCl dan NaCl pada temperatur 740-875ºC

2. High heat salt berisi BaCl2 pada temperatur 1150-1200ºC

3. Quenching salt berisi CaCl2, KCl, NaCl pada temperature 550-600ºC


Dalam high heat salt bath furnace BaCl2, teroksidasi menjadi BaO yang
dihilangkansecara periodik (untuk mencegah terjadinya dekarburisasi pada HSS) dengan
menambahkansilika (menjadi Ba silicate yang terapung) atau menambahkan
methychoride (menjadi BaCl2,melepaskan gas H2 dan CO).

Proses pembuatan HSS konvensional ini dilakukan dengan cara “secondary


hardening”yaitu perlakuan pengerasan kedua dengan tujuan menghilangkan austenit sisa
dan tegangansisa. Proses perlakuan panas ini dibagi menjadi 4 bagian:

• Preheating (pemanasan awal)

• Austenisasi (pengerasan)

• Quenching (pendinginan)

• Tempring (pengerasan)

Dengan penjelasan sebagai berikut:

•Preheating

Preheating mempunyai tujuan untuk:

◊ Mengurangi thermal shock (panas tiba-tiba) yang timbul ketika perkakas dingin
diletakkanke tumgku yangpanas. Tujuannya adalah untuk mengurangi terjadinya retak.

◊ Meningkatkan produktivitas dengan cara mempercepat waktu proses pemanasan


padatungku.

◊ Mengurang jika terjadinya karburisasi yang terbentuk jika tidak dilakukannya


preheating.

•Austenisasi

Austenisasi merupakan proses pembentukan austenit yang tergantung pada


temperaturdan lamanya proses yang dilakukan. Sifat high speed tool steels
mengakibatkan terhalangnya proses pelarutan campuran karbida selama austenisasi.
Campuran karbida tidak akan larutkecuali baja tersebut dipanaskan antara temperature
28ºC – 56ºC (50ºF – 100ºF) yaitu titikcairnya. Temperatur proses austenisasi bekisar
antara 1150C- 1290ºC (210ºF– 1250ºF) dan pertahankan selama 2– 6 menit,tergantung
pada jenis baja dan peralatan.
•Quenching

Proses quenching atau pendinginan dari temperature austenisasi bertujuan untukmerubah


austenit yang terbentuk pada temperatur tinggi menjadi struktur martensit yang
keras.Kadang proses quenching dilakukan dua tahap, pertama sekali dilakukan
pendinginan minyak.

1.Baja kecepatan tinggi : Alat pemotong seperti bor, reamers, dan milling pemotong.

2. Baja mati : Digunakan untuk alat pers, mengandung 1% karbon, 0,5 hingga 1%
tungsten dan jumlah silikon dan mangan yang lebih sedikit.

3. Baja karbon : Digunakan untuk alat pemotong standar.

4.Baja Collet : Baja pegas yang mengandung 1% karbon, 0,5% mangan dan lebih sedikit
silikon.

5.Baja perkakas tidak menyusut : Karbon tinggi atau krom tinggi Sangat sedikit distorsi
selama perlakuan panas. Digunakan secara luas untuk alat pers yang halus dan rumit

6. Baja krom nikel: Digunakan untuk roda gigi

7.Baja tarik tinggi: Digunakan untuk pengencang seperti tarik tinggi sekrup

8.Baja ringan : Digunakan di sebagian besar Jig dan Fixture Bahan termurah
Mengandung karbon kurang dari 0,3%

9.Besi cor: Digunakan untuk bentuk unik untuk beberapa permesinan dan fabrikasi
Penggunaan CI membutuhkan pola untuk casting Mengandung lebih dari 2% karbon
Memiliki sifat pelumas sendiri Dapat menahan getaran dan cocok untuk alas

10.Nylon dan Fiber : Digunakan untuk lapisan lunak untuk klem kerusakan benda kerja
karena tekanan penjepitan

3.1.12 KESELAMATAN KERJA MESIN GURDI ATAU BOR

» KESELAMATAN KERJA PADA MESIN BOR

Keselamatan Kerja Pada Mesin Bor Ada Tiga:


A. Keselamatan pada si pekerja.

B. Keselamatan pada mesin.

C. Keselamatan pada benda kerja.

A. Keselamatan Pada Si Pekerja.Dalam praktek bengkel si pekerja harus memakai


pakaian praktek, sepatu kulit, kaca mata, sarungtangan dan lain sebagainya.

1. Pakaian praktikan harus rapi dan tidak ada bagian yang terbuka pada waktu mengebor.

a. Terutama baju. Baju harus dikancingkan dari atas sampai bawah, sebab bram yang
panas bisamasuk kedalam baju.

b. Kancing lengan baju (untuk baju lengan panjang) harus terkancing, sebab hal ini
akanmengganggu pada waktu melakukan pengeboran

Sepatu Kulit ; Dalam praktek untuk menghindari benda-benda kerja yang tertumpuk. Dan
kemungkinanbenda jatuh, jepitan benda lain.

Kaca Mata ; Pada waktu melakukan pengeboran diharuskan memakai kaca mata untuk
melindungi matakita sendiri, sebab pada waktu pengeboran banyak bram yang bisa
melesat ke mata.Sarung Tangan ; Pada waktu melakukan pengeboran, si pekerja tidak
boleh memakai sarung tangan,untuk menjaga tangan dari belitan mesin bor. Sarung
tangan perlu dipakai apabila mesin bor dalamkeadaan berhenti dan untuk memegang
benda kerja yang panas.Lain-lain ; Rambut tidak boleh panjang dalam pekerjaan
mengebor. Apabila berambut panjang harusmemakai topi pengaman dan rambut dijalin.

»KESELAMATAN KERJA PADA MESIN GURDI

SOP MESIN GERUDI

Langkah Keselamatan:

Mesin gerudi perlu dikendalikan dengan berhati-hati untuk mengelakkan


sebarang kemalangan yang boleh berlaku semasa mengendalikan proses menggerudi
berikut adalah beberapa panduan yang perlu diikutisemasa menggunakan mesin gerudi.

1. gunakan pakaian yang selamat dan sentiasa menggunakan #ermin mata keselamatan.
2. pastikan ka%asan sekeliling mesin bersih dan tidak menyebabkan &urumesin
terjatuh bersihkan minyak bendalir pemotong dan tatal pada lantai
3. pastikan hanya seorang &urumesin yang beker&a se%aktu mesin beroperasi
4. gunakan berus dan bukannya kain untuk membersihkan tatal selepas mata gerudi
berhenti
5. pastikan mata gerudi dengan benda ker&a mempunyai ruang kelegaan sebelum
memulakan kerja.
6. pastikan spindal tidak berputar semasa ker&a pengukuran atau pengu&ian
dilakukan.
7. matikan suis ketika menukar mata gerudi dan selepas operasi menggerudi dilakukan.

3.1.13 KESELAMATAN KERJA MESIN KETAM DAN MESIN SERUT


(SEKRAP)

Aturan Keselamatan dalam Menggunakan Mesin Sekrap

Mesin sekrap adalah mesin yang salah satu fungsinya untuk membuat bidang
datar. Aplikasi mesin ini untuk membuat paralel, blok, dan roda gigi.

Saat bekerja, keselamatan menjadi hal yang utama. Berikut pedoman keselamatan
bagi operator mesin sekrap:

»Pastikan benda kerja terpasang dengan benar dan kencang.

»Jauhkan peralatan lain dari meja mesin sebelum menyalakan mesin.

»Atur panjang langkah dengan benar. Jangan lakukan pengaturan ketika proses
pemakanan sedang berlangsung.
»Jangan terlalu dekat dengan komponen mesin yang bergerak.

»Operator wajib menggunakan alat pelindung diri.

»Terapkan juga aturan keselamatan dalam bekerja dengan mesin secara umum.

3.1.14 KESELAMATAN KERJA MESIN JIG DAN FIXTURE

Keselamatan kerja saat menggunakan jig dan fixture sangat penting untuk melindungi
operator dan orang di sekitarnya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil
untuk menjaga keselamatan saat menggunakan jig dan fixture:

1. Pelatihan dan Pemahaman: Pastikan operator yang menggunakan jig dan fixture telah
menerima pelatihan yang memadai dalam pengoperasian, penanganan, dan pemeliharaan
jig dan fixture. Mereka harus memahami prinsip kerja, prosedur penggunaan yang benar,
dan langkah-langkah keselamatan yang relevan.

2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD): Pastikan operator menggunakan APD yang
sesuai, seperti kacamata keselamatan, helm, sepatu keselamatan, sarung tangan, dan
pakaian pelindung lainnya. APD ini akan melindungi mereka dari serpihan, percikan
benda kerja, dan bahaya lainnya.

3. Penanganan Bahan dan Alat dengan Aman: Jaga kebersihan area kerja dengan menjaga
agar bahan dan alat tidak berserakan di sekitar jig dan fixture. Pastikan bahan dan alat
yang tidak digunakan disimpan dengan aman dan terorganisir.

4. Penjepitan Benda Kerja yang Aman: Pastikan benda kerja terpasang dengan aman dan
stabil pada jig dan fixture. Gunakan penjepit yang tepat untuk mengamankan benda kerja
dengan kuat, sehingga mencegah pergeseran atau pelepasan yang dapat menyebabkan
kecelakaan.

5. Periksa dan Pemeliharaan Rutin: Lakukan pemeriksaan rutin pada jig dan fixture untuk
memastikan bahwa mereka berfungsi dengan baik. Periksa keausan, kerusakan, atau
kekurangan yang mungkin mempengaruhi kinerja dan keselamatan. Lakukan
pemeliharaan rutin dan perbaikan jika diperlukan.

6. Hindari Tangan Dekat dengan Pemotongan atau Gerakan Berbahaya: Jaga jarak aman
antara tangan dan pisau, alat potong, atau bagian yang bergerak lainnya. Hindari
memasukkan tangan ke dalam area berbahaya saat jig dan fixture sedang digunakan.

7. Jangan Membuat Modifikasi yang Tidak Aman: Jangan membuat modifikasi pada jig
dan fixture yang dapat mengurangi kekuatan, stabilitas, atau fungsi keselamatan. Jika ada
kebutuhan untuk modifikasi, konsultasikan dengan ahli atau insinyur untuk memastikan
keselamatan terjaga.

8. Perhatikan Beban Kerja yang Dapat Ditangani: Pastikan jig dan fixture dirancang dan
dibuat untuk menangani beban kerja yang sesuai dengan kapasitas dan kekuatan mereka.
Jangan melebihi batas beban kerja yang ditetapkan untuk mencegah kegagalan atau
kecelakaan9. Pemberitahuan Bahaya: Letakkan tanda peringatan dan instruksi yang jelas
di sekitar jig dan fixture untuk memberi tahu operator dan orang lain tentang bahaya
potensial serta langkah-langkah keselamatan yang harus diikuti.

10. Komunikasi dan Kolaborasi: Jalin komunikasi yang baik.

3.1.15 KESELAMATAN KERJA PENGELASAN

Alat keselamatan kerja las

Alat keselamatan kerja las adalah sangat fital untuk digunakan. Penggunaan alat
keselamatan kerja las ini akan memberikan jamiman keselamatan kepada juru las maupun
lingkungan. Pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kwalitas hasil lasan.

1. Pakaian Kerja Las atau Apron.

Pakaian kerja las adalah pakaian yang dapat melindungi seluruh bagian tubuh dari panas
dan percikan las. Selain itu terdapat Apron sebagai tambahan, apron dada dan apron
lengan ini terbuat dari bahan kulit. Karena jika dari kain biasa maka pakaian akan lubang,
hal ini disebabkan tingginya temperatur percikan las.
2. Sarung Tangan Las atau welding gloves.

Welding gloves atau sarung tangan las adalah sarung tangan yang memang khusus dibuat
untuk proses pekerjaan las, bahan sarung tangan las terbuat dari kulit atau bahan sejenis
asbes dengan kelenturan yang baik. Welding gloves berfungsi untuk melindungi kedua
tangan dari percikan las atau spater dan panas material yang dihasilkan dari proses
pengelasan.

3. Sepatu las atau safety shoes.

Sepatu las adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan bagian depan sepatu terdapat sebuah
plat baja yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan bendan yang berat dan
benda yang tajam. Selain itu karena bersifat isolator, sepatu ini juga melindungi dari
bahaya sengatan listrik.

4. Helm Las atau Topeng las.

Helm las adalah alat yang mempunyai fungsi melindungi bagian wajah dari percikan las,
panas pengelasan dan sinar las ke bagian mata. Topeng las ini terbuat dari bahan plastik
yang tahan panas, selain itu terdapat tiga kaca (bening, hitam, bening) yang berfungsi
untuk melindungi mata dari bahaya sinar tampak dan ultraviolet saat melakukan
pekerjaan pengelasan.

Kaca las listrik mempunyai pengkodean nomor, yaitu nomor 6, 7, 8 , 10, 11, 12 dan 14.
Semakin besar ukurannya maka densitas atau kegelapan kaca tersebut juga semakin
tinggi. Jadi Anda dapat menyesuaikan yang cocok dengan kondisi mata Anda. Selain itu
juga ukuran ampere yang digunakan, karena ampere yang besar akan menimbulkan
cahaya yang lebih terang.

5. Masker Las.

Masker berfungsi sebagai alat perlindung pernafasan dari bahaya asap las, karena asap las
berbeda dengan asap biasa. Asap las ini merupakan hasil pembakaran dari bahan kimia
untuk perlindungan lasan dan juga pembakaran atau pelelehan dari material lasan. Oleh
karena itu asap las ini hampir seperti serbuk bersih dan sangat membahayakan alat
pernafasan kita.

Alat Pelindung Diri K3 atau keselamatan kerja dalam pengelasan di atas tidak akan
berfungsi dengan baik jika kita tidak mematuhi prosedur pengelasan yang biasanya sudah
tersedia di setiap bengkel atau tempat kita bekerja. Oleh karena itu mari kita budayakan
etos kerja yang baik dan sesuai dengan prosedur kerja.
BAB VI

KESIMPULAN

»Kesimpulan

Mesin gurdi merupakan teknik perkakas yang penting dalam dunia industri dan kerajinan.
Dengan memahami prinsip kerja mesin dan teknik penggunaannya, Anda dapat membuat
lubang-lubang kecil dan besar pada benda kerja dengan presisi tinggi.

»Kesimpulan

1. Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk
melubangi suatu benda.

2. Fungsi mesin bor : Pembuatan lubang, pembesaran lubang, dan chamster.

3. Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lubang/benda kerja
dalam satu kali putaran mata bor.

»Kesimpulan

Maka dari pengertian dan fungsi mesin sekrap sampai dengan prinsip kerja mesin sekrap
yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa mesin sekrap merupakan mesin perkakas
yang sangat diperlukan pada industri maupun bengkel yang bergerak di bidang
manufaktur.

»Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi
yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Ini harus
memiliki hubungan dan kelurusan yang benar antara alat potong atau alat bantu lainnya,
dan benda kerja mesti dijaga.

»Kesimpulan pengelasan

Mesin las terbukti merupakan peralatan yang sangat berguna di berbagai industri dan
bidang pekerjaan. Namun, penggunaan mesin las juga memerlukan keterampilan khusus
dan harus dilakukan dengan hati-hati karena bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan
benar.
SARAN

1. Mesin Gurdi atau Bor:

- Pastikan untuk memilih mesin gurdi atau bor yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi
Anda, termasuk mempertimbangkan jenis material yang akan dibor dan ukuran lubang
yang diinginkan.

- Periksa secara rutin kondisi mata bor atau pahat yang digunakan, dan gantilah jika
sudah aus atau tumpul.

- Pastikan mesin gurdi atau bor terpasang dengan kokoh dan stabil sebelum digunakan.

- Gunakan pelindung mata dan pelindung pendengaran saat menggunakan mesin gurdi
atau bor.

2. Mesin Ketam dan Mesin Serut:

- Pilihlah mesin ketam atau mesin serut yang sesuai dengan jenis bahan dan ukuran
yang akan diolah.

- Perhatikan kondisi pisau pemotong, dan pastikan untuk mengasah atau mengganti
pisau yang sudah tumpul.

- Gunakan alat bantu penghisap debu atau ventilasi untuk mengurangi debu dan partikel
yang terhasilkan selama proses pengolahan.

- Pastikan bahan kerja terkunci dengan aman pada meja mesin ketam atau mesin serut
sebelum memulai proses pengolahan.

3. Jig dan Fixture:

- Desain jig dan fixture dengan presisi yang tinggi untuk memastikan posisi dan
pemegangan yang tepat dari bahan kerja.

- Pastikan bahan yang digunakan untuk membuat jig dan fixture memiliki kekuatan dan
stabilitas yang cukup.
- Periksa secara berkala keausan atau kerusakan pada jig dan fixture, dan perbaiki atau
gantilah jika diperlukan.

- Gunakan jig dan fixture yang dirancang dengan baik untuk memudahkan proses
produksi dan meningkatkan efisiensi kerja.

4. Pengelasan:

- Lakukan pengelasan hanya jika Anda memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai. Jika tidak, sebaiknya serahkan tugas tersebut kepada ahli pengelasan yang
terlatih.

- Pastikan area kerja terbebas dari bahan mudah terbakar atau bahan berbahaya lainnya
sebelum memulai pengelasan.

- Gunakan peralatan pelindung diri (APD) yang sesuai, termasuk helm pengaman,
kacamata, sarung tangan, baju pelindung, dan sepatu keselamatan.

- Pastikan ventilasi yang memadai di area kerja untuk mengurangi paparan terhadap gas
dan asap yang dihasilkan selama proses pengelasan.

- Lindungi diri dari radiasi pengelasan dengan menggunakan perisai pelindung mata
dan perlindungan radiasi yang sesuai.

Perhatikan bahwa saran-saran di atas tidak menggantikan panduan keselamatan yang


ditentukan oleh produsen mesin atau standar industri yang berlaku. Selalu patuhi petunjuk
penggunaan dan panduan keselamatan yang relevan untuk setiap mesin dan proses yang
Anda gunakan.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.polbeng.ac.id/2344/2/2.%20TA-2204171145-Bab%20I%20Pendahuluan.pdf

cilacapklik.com/2022/02/pengertian-mesin-bor-cara-kerja-jenis-dan-fungsinya.html

lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=61786

https://www.builder.id/mengenal-mesin-serut-mesin-ketam-planer-tangan-dan-fungsinya/

adoc.pub/gambar-21-referensi-alat-bantu-terhadap-benda-kerja.html

https://www.pengelasan.net/pengelasan-adalah/

file:///C:/Users/asus/AppData/Local/Temp/MicrosoftEdgeDownloads/85aee60e-1c7b-
4d77-91d1-d5eb64d508e1/(PPt)+Materi+5.+Proses++Gurdi+(Drilling)%20(2)%20(1).

file:///C:/Users/asus/AppData/Local/Temp/MicrosoftEdgeDownloads/93b4961a-a5f0-
40bc-96a6-05ba23b1f88e/3427-9022-1-SM.

file:///C:/Users/asus/AppData/Local/Temp/MicrosoftEdgeDownloads/8e58d2e2-324b-
4508-8be5-2dfb9465f36f/28a25-8.-Febriza-revisi%20(3).

C:\Users\asus\AppData\Local\Temp\MicrosoftEdgeDownloads\9f0492c2-4c88-440b-
b66e-e30612652601\BAB VIII MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR - PDF Free
Download (1).mht

Perancangan Dan Pembuatan Alat Bantu Cekam Pada Mesin Sekrap Untuk
Mengerjakan Proses Freis - Neliti

Anda mungkin juga menyukai