Anda di halaman 1dari 15

MODUL

PRAKTEK PROSES MANUFAKTUR


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Dosen Pengampu : Ghany Heryana, S.T.,M.T.

Oleh:

1. Tito Mahesa Zaenudin 211251054

2. Dede Muhamad Yusuf 211251012

3.Muhamad iQbal 211251061

4. Arjuna irsandi 211251008

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI


WASTUKANCANA
Jl. Alternative Bukit Indah – Purwakarta, Mulyamekar, Kec.
Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41151 2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah “Praktek Proses
Manufaktur”.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan krita
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Solusi.

Purwakarta, 10 Januari 2024

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri manufaktur terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, dan
mesin perkakas seperti mesin bubut manual dan milling tetap menjadi elemen krusial
dalam proses produksi. Meskipun teknologi CNC (Computer Numerical Control) semakin
umum, mesin bubut manual dan milling masih tetap relevan, terutama di sektor kecil dan
menengah.
Mesin bubut manual dan milling memainkan peran penting dalam pembentukan
dan pembuatan komponen-komponen presisi. Keunikan pengoperasian manual
memberikan fleksibilitas dan kendali langsung kepada operator. Bab ini akan membahas
latar belakang keberlanjutan penggunaan mesin bubut manual dan milling, serta
relevansinya dalam dunia modern.
Permasalahan Penggunaan Mesin Bubut Manual dan Milling
Meskipun memiliki kelebihan dalam hal fleksibilitas dan operator, penggunaan mesin
bubut manual dan milling juga menghadapi beberapa tantangan dan permasalahan.
Pemahaman mendalam terhadap permasalahan ini menjadi penting untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas penggunaan mesin perkakas ini. Beberapa permasalahan yang
akan dibahas antara lain:
Keunggulan Mesin Bubut Manual dan Milling
Meskipun menghadapi beberapa tantangan, mesin bubut manual dan milling juga memiliki
keunggulan tertentu yang membuatnya tetap relevan. Bab ini akan membahas beberapa
keunggulan tersebut, seperti:

1.2 Identifikasi Masalah


beberapa masalah dan tantangan teridentifikasi terkait dengan penggunaan mesin
bubut manual dan milling. Berikut adalah identifikasi masalahnya:

a. Keterbatasan Presisi:

•Mesin bubut manual dan milling memiliki keterbatasan presisi dibandingkan


dengan mesin CNC.
•Masalah ini dapat mempengaruhi akurasi dan ketelitian produk yang
dihasilkan.

b. Kesulitan Pergantian Alat Pemotong:

•Proses pergantian alat pemotong dalam mesin manual dapat menjadi pekerjaan
yang memakan waktu.
•Kesulitan ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan efisiensi dalam
operasional mesin.

c. Keterampilan Operator:
•Penggunaan mesin bubut manual dan milling memerlukan keahlian khusus
dari operator.
•Tantangan ini dapat menyulitkan pelatihan operator baru dan meningkatkan
risiko kesalahan operasional.

d. Pertanyaan Tentang Relevansi Mesin Manual:

•Dengan kemajuan teknologi CNC, relevansi penggunaan mesin bubut manual


menjadi pertanyaan.
•Perlu pemahaman mendalam tentang kapan dan mengapa memilih mesin
manual dibandingkan dengan solusi CNC.

e. Fleksibilitas Penggunaan Mesin:

•Mesin bubut manual dapat digunakan untuk berbagai macam proyek dan
material, namun perlu diperhatikan fleksibilitas tersebut.
•Pemahaman terhadap dan cara mengoptimalkan fleksibilitas menjadi penting.

f. Biaya Operasional yang Rendah:

•Meskipun mesin bubut manual dapat memberikan olusi ekonomis yang lebih
baik, namun perlu diperhatikan aspek biaya operasional yang terkait.
•Pemahaman tentang total cost of ownership menjadi penting dalam
pengambilan Keputusan.

1.3 Rumusan Masalah


Dalam konteks penggunaan mesin bubut manual dan milling dalam industry
manufaktur, rumusan masalah menjadi kunci untuk mengidentifikasi, penelitian dan
memberikan arah yang jelas. Berdasarkan latar belakang dan tantangan yang diidentifikasi,
rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek utama:

1. Bagaimana mengatasi keterbatasan presisi pada mesin bubut manual dan


milling untuk meningkatkan akurasi produk yang dihasilkan?
2. Bagaimana meningkatkan efisiensi dalam proses pergantian alat pemotong pada
mesin bubut manual agar tidak menghambat produktivitas operasional?
3. Apa saja strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
operator dalam mengoperasikan mesin bubut manual dan milling?
4. Kapan dan dalam situasi apa penggunaan mesin bubut manual lebih relevan
dibandingkan dengan CNC dalam konteks manufaktur modern?
5. Bagaimana mengoptimalkan fleksibilitas penggunaan mesin bubut manual
dalam berbagai proyek dan material tanpa mengorbankan kualitas produk?
6. Apa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih mesin bubut manual
untuk mencapai olusi ekonomis yang optimal, termasuk total cost of
ownership?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Kerja Mesin Bubut Manual
Mesin bubut manual bekerja berdasarkan prinsip pemotongan benda kerja yang
diputar. Pemotongan dilakukan dengan memindahkan pahat pemotong ke benda kerja yang
berputar. Posisi pahat dapat diatur sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Prinsip kerja ini
memberikan fleksibilitas dalam pembuatan komponen dengan berbagai bentuk.

2.2 Komponen Utama Mesin Bubut Manual


1. Spindle: Bagian yang memutar benda kerja.
2. Chuck: Pemegang benda kerja yang dapat diputar.
3. Carriage: Tempat pemasangan pahat pemotong dan bisa digerakkan secara
horizontal.
4. Cross Slide: Memungkinkan pergerakan pahat pemotong.
5. Lead Screw: Mengonversi putar menjadi linier pada carriage.
6. Tailstock: Digunakan untuk mendukung ujung benda kerja yang sedang
dioperasikan.

2.3 Prinsip Kerja Mesin Milling


Mesin milling menghasilkan bentuk atau permukaan pada benda kerja dengan cara
memindahkan pahat pemotong ke benda kerja yang diam atau diputar. Posisi pahat dan
meja mesin milling dapat dikendalikan untuk mencapai bentuk yang diinginkan.

2.4 Komponen Utama Mesin Milling


1. Spindle: Memegang alat pemotong dan memberikan gaya putar.
2. Knee: Memungkinkan pergerakan vertical dari meja mesin.
3. Column: Menyokong meja dan spindle.
4. Table: Tempat benda kerja ditempatkan.
5. Saddle: Memungkinkan pergerakan horizontal meja.
6. Overarm: Menyokong spindle dan memberikan stabilitas.

2.5 Perbandingan Mesin Bubut Manual dan Milling


 Kelebihan Mesin Bubut Manual:
 Fleksibilitas dalam pembuatan bentuk kompleks.
 Cocok untuk produksi yang lebih kecil.
 Kelebihan Mesin Milling:
 Cocok untuk produksi massal.
 Presisi yang tinggi dan kecepatan pemrosesan yang lebih baik.

2.6 Keterampilan Operator Mesin Bubut dan Milling


 Pendidikan dan Pelatihan Operator:
 Keterampilan dasar pembacaan gambar kerja.
 Pemahaman tentang alat pemotong dan material.
 Tantangan dalam Pengoperasian:
 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan.
 Pemeliharaan dan penyetelan mesin.
2.7 Penggunaan Mesin Bubut dan Milling dalam Industri Manufaktur Modern
 Relevansi Mesin Manual dalam Konteks CNC:
 Mesin manual tetap relevan untuk produksi kecil dan keahlian khusus.
 Integrasi dengan Teknologi Modern:
 Penerapan sensor dan Solusi otomatis.
 Koneksi ke solusi produksi berbasis solusi.
Dengan memahami dasar-dasar teori ini, operator dan pemangku kepentingan dapat
memanfaatkan mesin bubut manual dan milling dengan lebih efektif dalam konteks solusi
manufaktur modern. Bab ini memberikan landasan penting untuk pembahasan selanjutnya
terkait masalah, solusi, dan penerapan teknologi dalam penggunaan mesin perkakas ini

2.8 Penggunaan Mesin Bubut


1. Persiapan Bahan Kerja
 Pastikan benda kerja telah dipasang secara aman pada chuck atau collet mesin.
 Tentukan titik awal pemotongan dan ukuran akhir yang diinginkan.
2. Penyetelan Alat Pemotong
 Pilih alat pemotong yang sesuai dengan jenis material dan bentuk yang
diinginkan.
 Pasang dan kencangkan alat pemotong dengan benar.
3. Penyetelan Mesin
 Tentukan kecepatan putar spindle sesuai dengan jenis material dan diameter
benda kerja.
 Atur kecepatan advance carriage untuk pemotongan yang diinginkan.
 Tetapkan kedalaman pemotongan pada cross slide.
4. Pengoperasian Mesin
 Hidupkan mesin dan pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik.
 Gerakkan carriage dan cross slide sesuai dengan jalur pemotongan yang
diinginkan.
 Awasi proses pemotongan dan sesuaikan parameter jika diperlukan.
5. Pengecekan Produk Jadi
 Setelah pemotongan selesai, matikan mesin.
 Periksa hasil bubutan untuk memastikan ukuran dan kehalusan permukaan sesuai
dengan spesifikasi.

2.9 Penggunaan Mesin Milling


1. Penyetelan Material dan Alat Pemotong
 Pilih material yang tepat untuk benda kerja.
 Pasang alat pemotong yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Penyetelan Mesin Milling
 Atur kecepatan spindle dan advance table sesuai dengan jenis material dan
ukuran alat pemotong.
 Tentukan titik awal dan arah pemotongan.
3. Pengoperasian Mesin
 Hidupkan mesin dan pastikan semua parameter telah diatur dengan benar.
 Gerakkan table sesuai dengan jalur pemotongan yang diinginkan.
 Awasi proses pemotongan dan sesuaikan parameter jika diperlukan.
4. Pengecekan Produk Jadi
 Matikan mesin setelah pemotongan selesai.
 Periksa produk milling untuk memastikan ukuran dan bentuk sesuai dengan
spesifikasi.
5. Keselamatan Kerja
 Selalu ikuti pedoman keselamatan kerja, termasuk penggunaan perlindungan
mata dan tangan.
 Matikan mesin saat melakukan perubahan alat pemotong atau penyetelan
lainnya.

2.10.Contoh Soal

Soal 1: Pemilihan Cutter dan Kecepatan Putar


Anda memiliki benda kerja berupa blok aluminium yang akan dipotong menggunakan
mesin milling. Diameter cutter yang tersedia adalah 10 mm. Berdasarkan materi, tentukan
cutter yang paling sesuai dan kecepatan putar spindle yang direkomendasikan untuk
pemotongan aluminium.
Jawaban:

Untuk memilih cutter yang paling sesuai dan menentukan kecepatan putar spindle yang
direkomendasikan, kita dapat mengacu pada kecepatan potong yang sesuai untuk material
aluminium. Kecepatan potong (Vc) dapat dihitung dengan rumus:

Vc=π×D×n

 Vc: Kecepatan potong (m/min)


 D: Diameter cutter (m)
 n: Kecepatan putar spindle (putaran/menit)

Dalam hal ini, kita akan menggunakan diameter cutter D =10 mmD=10mm dan kecepatan
potong yang umum digunakan untuk aluminium.

Soal 2: Penanganan Masalah


Selama proses pemotongan, operator mendeteksi adanya getaran pada mesin milling.
Jelaskan mungkin penyebab getaran tersebut dan berikan solusi untuk mengatasi masalah
tersebut.

Jawaban:
Pengaturan Meja dan Pemotongan pada Mesin Milling Vertikal

Pengaturan Meja:

1. Pemasangan Benda Kerja:


 Pasang benda kerja dengan aman pada meja mesin menggunakan peralatan
pemegang atau penyusun yang sesuai dengan bentuk dan ukuran benda kerja.
2. Pengaturan Posisi Benda Kerja:
 Pastikan benda kerja berada pada posisi yang tepat di tengah meja mesin,
sehingga lubang yang akan dibuat berada pada tengah benda kerja.
3. Penyetelan Ketinggian Meja:
 Sesuaikan ketinggian meja mesin agar alat pemotong dapat mencapai titik
yang diinginkan pada benda kerja.

Pemilihan Arah Pemotongan:

1. Pemilihan Alat Pemotong:


 Pilih alat pemotong yang sesuai untuk pemotongan lubang, seperti end mill
dengan mata potong ganda untuk membuat lubang dengan tepi yang bersih.
2. Penentuan Arah Pemotongan:
 Pilih arah pemotongan yang optimal berdasarkan desain lubang dan
kemudahan operasional.
 Umumnya, arah pemotongan dapat dipilih dari tengah ke luar atau sebaliknya,
tergantung pada kebutuhan.
3. Penentuan Titik Awal Pemotongan:
 Tetapkan titik awal pemotongan di tengah benda kerja, di mana pusat lubang
akan ditempatkan.
 Pastikan titik awal pemotongan sudah diukur dan ditandai dengan tepat.
4. Arah Putaran Spindle:
 Pastikan putaran spindle sesuai dengan kecepatan pemotongan yang
direkomendasikan untuk alat pemotong dan jenis material benda kerja.
5. Gerakan Meja:
 Sesuaikan gerakan meja sesuai dengan arah pemotongan yang telah
ditentukan.
 Pastikan gerakan meja lancar dan tidak terhalang selama proses pemotongan.
6. Kontrol Kedalaman Pemotongan:
 Tetapkan kedalaman pemotongan yang diinginkan untuk mencapai panjang
lubang yang diinginkan.
7. Pemantauan Proses:
 Awasi proses pemotongan secara berkala untuk memastikan keakuratan dan
kehalusan lubang yang dihasilkan.
Soal 3: Penyetelan Pemotongan
Seorang operator mesin bubut ingin membuat lekukan pada benda kerja yang terbuat dari
aluminium. Diameter lekukan yang diinginkan adalah 20 mm. Tentukan kedalaman potongan
yang harus diatur pada mesin bubut dan jelaskan mengapa kedalaman tersebut dipilih.

Jawaban:
Penyetelan Pemotongan pada Mesin Bubut

Langkah-langkah Penyetelan:

1. Pemilihan Alat Pemotong:


 Pilih alat pemotong yang sesuai untuk pemotongan lekukan pada aluminium.
Carbide inserts atau alat pemotong tipe ball-end mill mungkin cocok untuk
tugas ini.
2. Penetapan Diameter Lekukan:
 Set diameter lekukan yang diinginkan, yaitu 20 mm, sebagai ukuran akhir
yang diinginkan.
3. Penentuan Kedalaman Potongan:
 Kedalaman potongan harus setengah dari diameter lekukan agar lekukan
memiliki bentuk setengah lingkaran.
 KedalamanPotongan=2DiameterLekukan=220mm=10mm.
4. Penetapan Titik Awal Pemotongan:
 Tentukan titik awal pemotongan di permukaan benda kerja sesuai dengan
desain dan kebutuhan.
5. Penyetelan Kecepatan dan Advance Alat Pemotong:
 Sesuaikan kecepatan spindle dan advance alat pemotong sesuai dengan jenis
alat pemotong dan material aluminium.
 Kecepatan pemotongan yang tepat memastikan hasil pemotongan yang baik
dan menghindari keausan berlebihan pada alat pemotong.
6. Pengawasan Proses:
 Awasi proses pemotongan secara berkala untuk memastikan keakuratan dan
kualitas lekukan yang dihasilkan.

Mengapa Kedalaman Potongan Dipilih:

1. Mencapai Bentuk yang Diinginkan:


 Dengan menetapkan kedalaman potongan setengah dari diameter lekukan,
hasilnya akan berbentuk setengah lingkaran, sesuai dengan desain yang
diinginkan.
2. Menghindari Pemotongan yang Terlalu Dalam:
 Kedalaman potongan yang tidak terlalu dalam mencegah pemotongan
berlebihan yang dapat merusak benda kerja atau menyebabkan getaran yang
tidak diinginkan.
3. Optimalkan Kinerja Alat Pemotong:
 Kedalaman yang sesuai membantu mengoptimalkan kinerja alat pemotong dan
meningkatkan umur pakai alat pemotong.
4. Pertimbangan Desain:
 Sesuai dengan desain yang diinginkan, lekukan setengah lingkaran dengan
kedalaman potongan yang sesuai memberikan estetika yang diharapkan.

Dengan menyesuaikan kedalaman potongan seperti yang dijelaskan di atas, operator dapat
mencapai hasil pemotongan yang presisi dan sesuai dengan kebutuhan desain pada benda
kerja aluminium. Pastikan untuk selalu mengikuti pedoman keselamatan dan prosedur
operasional.

2.11.Dokumentasi
BAB III

OPERATION PLANE
BAB IV

PENUTUP
Dalam rangka menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada,
pemahaman yang mendalam tentang mesin bubut dan milling menjadi kunci kesuksesan
industri manufaktur. Mesin ini tidak hanya sebagai alat produksi, tetapi juga sebagai
representasi dari kemajuan teknologi dalam membentuk dunia manufaktur modern. Dengan
terus mengembangkan pengetahuan dan teknologi terkait, diharapkan industri dapat terus
berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi dan masyarakat secara
keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
1. "Bagian Utama Mesin Bubut Bagian dan Fungsinya" - Kursus CNC. Tersedia
di: https://kursuscnc.com/bagian-utama-mesin-bubut-bagian-dan-fungsinya/. Diakses
pada 7 Januari 2024.
2. "Bagaimana Cara Kerja Mesin Milling?" - LFC. Tersedia
di: https://www.lfc.co.id/blog/detail/cara-kerja-mesin-milling. Diakses pada 7 Januari
2024.
3. "Mesin Bubut - Bagian, Cara Kerja dan Contoh Lathe Machine Terbaik" - LFC.
Tersedia di: https://www.lfc.co.id/blog/detail/mesin-bubut. Diakses pada 7 Januari
2024.
4. "Perbedaan Turning dan Milling - Dunia Machining - Simak Disini" - Teknik Jaya.
Tersedia di: https://teknikjaya.co.id/perbedaan-turning-dan-milling/. Diakses pada 7
Januari 2024.
5. "PT. WIJAYA MACHINERY PERKASA" - Wijaya Machinery. Tersedia
di: https://www.wijayamachinery.com/news_detail.php?id=19. Diakses pada 7
Januari 2024.

Anda mungkin juga menyukai