LAPORAN PRAKTIKUM
Yang dibina oleh Bpk. Ahmad Atif Fikri, S. T., M.Eng.
Oleh :
M.Ascabul Kaffi 150514602237
M.Erfan Miftahul Firdaus 150514606642
Mochammad Huda 150514602673
Kitana Handa suhatta 150514607506
Safaah Muhammad 150514601663
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan anugerahnya kepada kita semua sehingga kami bisa
menyelesaikan laporan ini.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen pembimbing yang telah
membantu melancarkan pembuatan laporan praktikum CNC ini.
Dibutuhkan kerjasama untuk menyusun laporan ini. Kerjasama juga
dibutuhkan dalam menentukan kelancaran suatu kegiatan. Oleh karena itu kami
berusaha menggalang kerjasama dengan semua pihak untuk kelancaran dan
keberhasilan pembuatan laporan ini.
Selain itu, kami juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang
dapat kami jadikan koreksi dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik mungkin sehingga akan
menghasilkan hasil yang memuaskan dan sesuai keinginan.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Sejarah Singkat Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ..........4
2.2 Pengertian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ...................5
2.3 Prinsip Dasar CNC Miling Machine ..........................................................7
2.4 Jenis - Jenis Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ...............9
2.5 Bagian Bagian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ...........9
2.6 Pemrograman Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ............12
2.7 Bahasa Pemrograman...............................................................................14
2.8 Kode Standar Pemrograman ....................................................................14
2.9 Pengertian Mastercam dan fungsinya ......................................................17
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan .........................................................................................19
3.2 Diagram Alur Pengerjaan ........................................................................21
3.2.1 Desain Gambar Benda Kerja pada Software Mastercam X5 .......22
3.2.2 Simulasi Pemrograman ................................................................23
3.2.3 Proses Pengerjaan pada Mesin CNC............................................25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .........................................................................................................31
4.2 Pembahasan..............................................................................................31
4.2.1 Benda Kerja .................................................................................31
4.2.2 Benda Kerja Setelah Proses Pengerjaan ......................................32
4.2.3 Evaluasi Benda Kerja ...................................................................32
iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................34
5.2 Saran ........................................................................................................34
Daftar Pustaka ......................................................................................................36
Lampiran - Lampiran ..............................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
banyak.
Mahasiswa teknik mesin dituntut untuk dapat mengetahui dan
mengoperasikan mesin CNC, agar mahasiswa dapat mengembangkan potensi
dan skill dalam pengoperasian mesin CNC serta tidak canggung saat memasuki
dunia kerja dan dapat bersaing dalam dunia industri
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum CNC ini adalah :
1. Agar mahasiswa mengerti tentang mesin CNC serta dasar teori mesin
CNC
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja mesin CNC Miling
3. Mahasiwa dapat mengerti tentang code code pada mesin CNC
4. Agar mahasiwa dapat membuat disain benda kerja dengan
menggunakan software, salah satunya dengan menggunakan software
mastercam X5
5. Mahasiwa dapat mengrti proses pengerjaan benda kerja pada mesin
CNC setelah mendesai dengan menggunakan software
6. Mahasiwa dapat mengevaluasi hasil dari pengerjaan mesin CNC
2
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaa praktikum CNC ini ialah :
1. Penulis dapat memiliki pengetahuan serta skill dalam bidang mesin
CNC
2. Penulis dapat mengerti cara kerja mesin CNC
3. Penulis dapat memahami code code yang digunakan dalam mesin
CNC
4. Penulis dapat membuat berbagai macam bentuk produk dengan
menggunakan software X5
5. Penulis dapat memahami proses pengerjaan benda kerja pada mesin
CNC agar tidak canggung saat di dunia kerja
6. Penulis dapat mengevalusai hasil pengrjaan dari msein CNC
3
BAB II
DASAR TEORI
4
komputer sebagai pengendali gerakan. Pada tahun 1960 an, Mesin Bubut CNC
sudah tersedia dengan masih menggunakan komputer dengan ukuran besar.
5
Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang
dapatmembuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC
dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang
sesuai.Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu
millimeter, karena penggunaan ballscrew pada setiap poros transportiernya.
Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak memiliki kelonggaran/spelling
namun dapat bergerak dengan lancar.
Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang
presisi,berkualitas sama baiknya,dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang
banyak, akanlebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer
Numerlcally Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui
pemogramman yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer. Mesin
CNC dapat bekerja secara otomatis atau semiotomatis setelah diprogram
terlebih dahulu melalui komputer yang ada.Program yang dimaksud
merupakan program membuat benda kerja yang telahdirencanakan atau
dirancang sebelumnya.Sebelum benda kerja tersebut dieksikusiatau dikerjakan
oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut di cek berulang-ulangagar
program benar-benar telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan,
serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut
dapatmelalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau bila tidak ada
fasilitas chekingmelalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat
pula melalui plotter yangdipasang pada tempat dudukan pahat/palsu frais.
Setelah program benar-benar telahberjalan seperti rencana, baru kemudian
dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi dua,
antara lain:
mesin CNC Training Unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training.
mesin CNC Production Unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan
untuk membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
6
2.3 Prinsip Dasar CNC Miling Machine
Milling process adalah sebuah proses permesinan dimana alat potong
atau cutting tool berputar pada spindlenya dan benda kerja bergerak kearah
memanjang dan melintang sejauh pemotongan yang di inginkan. Serta
menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang
ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan pula.
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi
gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada
spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang
bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran
atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang
telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan
pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material
penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
Vc = (m/menit)
7
Keterangan.
Vc: Kecepatan potong dalam m/menit
d : Diameter pisau dalam mm
S : Kecepatan putar spindel dalam rpm
n= (putaran/menit)
Kecepatan Asutan.
Secara teoritis kecepatan asutan bisa dihitung dengan rumus.
F = n x Fpt x Zn
Keterangan.
n : jumlah putaran (put/menit)
Fpt : feed per teeth (mm)
Zn : jumlah gigi pisau.
8
2.4 Jenis -Jenis Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga
jenis,antara lain:
1. mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya
pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat
Z, atau dikenal dengan mesin bubut CNC,
2. mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki
gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau
dikenal dengan mesin frsais CNC.
3. mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan
pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan
peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas
pembubutan/pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan.
Tetapi di industri menengah dan besar, secara garis besar umumnya mesin
CNC yang digunakan ada 2 macam, yaitu :
1. Mesin bubut CNC
2. Mesin frais CNC
9
2. Spindle mesin
Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah
cutter. Spindle inilah yang mengatur putaran dan pergerakan cutter pada
sumbu Z. Spindle inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh
transmisi berupa belting atau kopling. Seperti halnya meja mesin, spindle ini
juga bisa digerakkan oleh handle eretan yang sama. Pelumasan untuk
spindle ini biasanya ditangani oleh pembuat mesin. Spindle inilah yang
memegang arbor cutter dengan batuan udara bertekanan.
3. Magazine Tool
Magasin Tool adalah tempat peletakkan tool/cutter standby yang akan
digunakan dalam satu operasi permesinan. Magasin tersebut memiliki
banyak slot untuk banyak tool, antara 8 sampai 24 slot tergantung jenis
mesin CNC yang digunakan.
10
4. Monitor
Pada bagian depan mesin terdapat monitor yang menampilkan data-data
mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, pesan error, dan
lain-lain.
5. Panel Control
Panel control adalah kumpulan tombol-tombol panel yang terdapat pada
bagian depan mesin dan berfungsi untuk memberikan perintah-perintah
khusus pada mesin, seperti memutar spindle, menggerakkan meja,
mengubah setting parameter, dan lain-lain. Masing-masing tombol ini harus
diketahui dan dipahami betul oleh seorang CNC Setter
6. Coolant hose
Setiap mesin pasti dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk cutter
dan benda kerja. Yang paling umum digunakan yaitu air coolant dan udara
bertekanan, melalui selang yang dipasang pada blok spindle.
11
Gambar 2.9 Coolant hose
Sumber adriansyahabdilahastercnc.wordpress.com
12
Gambar 2.9 Metode Incremental
Sumber irfanproject07.blogspot.com
2. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya
selalu tetap yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua
ukuran. Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan
sebagai acuan adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual
yang dinyatakan terakhir. Untuk mesin bubut maupun mesin frais
diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan pada proses
pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari
gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat
potong pada tahap berikutnya.
Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai
produk industr i yang beragam dengan tingkat kesulitan yang
bervariasi, maka telah dikembangkan berbagai variasi dari mesin
CNC. Hal ini dimaksud untuk memenuhi kebutuhan jenis pekerjaan
dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Berikut ini diperlihatkan
berbagai variasi mesin CNC.
13
Dalam pemrograman ada yang disebut dengan istilah bahasa pemrograman
yaitu format perintah dengan menggunakan kode huruf, angka dan simbol.
Kode kode tersebut memiliki perintah atau arti masing masing.
14
Kode Fungsi Artinya
Menunjukkan urutan pengoperasian
N Nomor tahapan
tetapi bukan perintah
untuk mengatur untuk menunjkkan fungsi
G
pergerakan yang harus dilakukan
X pergerakan sumbu X -X Pergerakan absolute searah sumbu Z
U pergerakan sumbu X -X Pergerakan incremental searah sumbu Z
Z pergerakan sumbu Z -Z Pergerakan absolute searah sumbu Z
W pergerakan sumbu Z -Z Pergerakan incremental searah sumbu Z
R Jari-jari sudut untuk membuat sudut dengan jari-jari
C Bentuk Champer untuk membuat champer
F Feeding untuk mengatur feed rate
S Spindle speed untuk mengatur perputaran
T Fungsi tool menunjukkan nomor tool yang digunakan
M Modifikasi fungsi -
P Dwelling time -
O Awal nomor program untuk mengawali nomor program
Tabel 2.1 : Macam-Macam Kode CNC
a. Kode G
G 00 : Perintah gerakan cepat tanpa penyayatan
G 01 : Perintah gerakan sayat linear lurus, melintang dan tirus
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 20 : Data input dalam inchi
G 21 : Perintah pembuatan blok kosong/kantong
G 25 : Perintah pemanggilan program subrutin/subprogram.
G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju
G 28 : Mengembalikan posisi pahat pada titik referensi (0)
G 33 : Perintah pemotongan ulir tunggal
G 64 : Mematikan arus step motor
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus pembuatan ulir
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
15
G 84 : Siklus pembubutan memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Perintah siklus pemotongan alur
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90 : Perintah program harga absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolut
G 98 : Feed per Menit
G 99 : Feed per revolution.
b. Kode M
M 00 : Berhenti terprogram
M 03 :Sumbu utama searah jarum jam
M 02 : Untuk menutup program
M 04 : untuk putaran spindle berlawanan arah jarum jam diikuti dengan
kode S untuk kecepatan putaran dalam mm/min atau inchi/min
M 05 : Sumbu utama berhenti
M 06 : Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M 08 : Untuk menghidupkan cairan pendingin (coolant)
M 09 : Untuk menghentikan cairan pendinggin (coolant)
M 10 : Untuk membuka chuck
M 11 : Untuk Mengunci Chuck
M 13 : kombinasi antara kode M 03 dan M 08
M 14 : kombinasi antara kode M 04 dan M 08
M l7 : Perintah melompat kembali
M 22: Titik tolak pengatur
M 23 : Titik tolak pengatur
M 26 : Titik tolak pengatur
M 30 : Untuk menutup program
M 38 : untuk membuka pintu pelindung
M 39 : Untuk menutup pintu pelindung
16
M 99 : Parameter lingkaran
M 98 :Kompensasi kelonggaran/ kocak Otomatis.
17
Mastercam dikembangkan di Massachusetts pada tahun 1983. Perusahaan yang
mengembangkan Mastercam adalah CNC Software, Inc. yang merupakan
salah satu dari beberapa pengembang software PC berbasis computer aided
design/computer aided manufacturing tertua. CNC Software, Inc. sekarang ini
berlokasi di Tolland, Connecticut. Saat ini Mastercam berkembang luas dan
sering digunakan baik di dunia industri maupun dunia pendidikan.Mastercam
mendukung berbagai macam jenis mesin. Berikut produk-produk dari
Mastercam:
18
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama praktikum pemograman CNC adalah :
1. Laptop/PC
2. Progam mastercam X5
Progam simulator untuk membuat benda kerja yang nantinya akan di
input pada mesin CNC.
19
4. Benda kerja
Bahan yang digunakan sebagai benda kerja adalah Aluminium pejal
yang memiliki dimensi panjang 50mm, lebar 50mm, dan tinggi 20mm.
Benda kerja tersebut memiliki spesifikasi bahan sebagai berikut.
Modulus young = 70 Gpa
Modulus geser = 26 Gpa
Kekerasan skala Mohs = 2.75 Mpa
Kekerasan skala Vickers = 167 Mpa
Kekrasan skala Brinnel = 245 Mpa
20
3.2 Diagram Alur Pengerjaan
Berikut ini adalah sistematika pelaksanaan praktikum CNC :
Start
Hasil Desain
Tidak Sesuai
Simulasi
Sesuai
Setting CNC
Tidak Sesuai
Produk
Sesuai
Selesai
21
baik maka selanjutnya kita mulai input data pada mesin CNC dan melakukan
pengerjaan. Berikutnya hasil produk pengerjaan dicek kembali, sesuai atau
tidak, jika tidak sesuai makan akan diperbaiki kembali tp jika sudah sesuai
maka proses pengerjaan sudah selesai. Berikut ini adalah penjelasan lebih
lanjut dari skema di atas :
22
h. Lalu sambungkan setiap setengah lingkaran tadi menggunakan Line
23
g. Atur Linkin Parameter susai data berikut ini
Retrack Feed plane Top of stock Depth
5 4 0 -0,5
Incremental Incremental Absolute Incremental
Contour
a. klik kiri pada menu bar toolpath klik Contour
b. Pada submenu toolpath type pilih contour
c. Pilih tool kemudian atur parameter sesuai dengan tool yang tersedia
di lab CNC seperti berikut ini
Tool Coner Plunge Spindel
Feed rate Fpt
diameter radius rate speed
8 00 100 50 50 800
d. Atur cut parameter sesuai dengan kebutuhan
Along Overlap Approach distance Exit distance
50 50 50
e. Atur Linkin Parameter susai data berikut ini
Retrack Feed plane Top of stock Depth
5 4 -0,5 -3
Incremental Incremental Absolute Incremental
Pocket
a. klik kiri pada menu bar toolpath klik Pocket
b. Pada submenu toolpath type pilih Pocket
c. Pilih tool kemudian atur parameter sesuai dengan tool yang tersedia
di lab CNC seperti berikut ini
Tool Coner Feed Plunge Spindel
Fpt
diameter radius rate rate speed
6 00 100 50 50 800
24
d. Atur cut parameter sesuai dengan kebutuhan
Along Overlap Approach distance Exit distance
50 50 50
e. Atur parameter Depth cut
Max rough step = 1 parameter ini menandakan bahwa setiap 1 kali
pemakanan kedalamnya yaitu 1 mm
f. Atur Linkin Parameter susai data berikut ini
Retrack Feed plane Top of stock Depth
5 4 -0,5 -1
Simulasi
a. Langkah pertama select all operations (Toolpath Group)
25
3. Setting ketinggian pahat.
a. Setting dan kalibrasi Z zero setter.
b. Input ketinggian pahat dengan menggunakan Z zero setter.
c. Memastikan ketinggian pahat dengan memosisikan pahat di atas
benda kerja dengan ketinggian tertentu.
4. Setting benda kerja (titik nol absolut axis X dan Y).
a. Pengenalan origin benda kerja.
b. Pengenalan work benda kerja.
c. Memilih posisi origin dari benda kerja.
d. Mencari nilai koordinat origin benda kerja dengan pahat goyang.
e. Memastikan posisi origin benda kerja dengan memosisikan pahat di
titik absolut.
5. Setting ketinggian benda kerja (titik nol absolut axis Z)
a. Memasukkan data ketinggian pahat ke dalam work kerja.
Transfer Program
1. Meng-copy program dari laptop ke memory card.
2. Mentransfer program dari memory card ke inputan CNC.
26
b. Memberikan oli pada bagian-bagian tertentu, agar mesin tetap
terjaga.
c. Melakukan pengecekan secara rutin terhadap mesin.
Proses Pengerjaan
1. Facing
Menggunakan Tool M69-Face Mill
Program
N100 G21
N102 G0 G17 G40 G49 G80 G90
N104 T1 M6
N106 G0 G90 G54 X-59.5 Y0. S800 M3
N108 G43 H1 Z5.
N110 Z4.
N112 G1 Z-.5 F50.
N114 X59.5 F100.
N116 G0 Z4.5
N118 M5
N120 G91 G28 Z0.
N122
N124 M01
27
2. Contour
Menggunakan Tool M8-Flat EndMill dengan kedalaman 3 mm
28
3. Pocket
Menggunakan Tool M6-Flat EndMill dengan kedalaman 1 mm
Program
N176 T3 M6 N224 G3 X12.298 Y-14.641 I-12.75 J2.198
N178 G0 G90 G54 X-1.202 Y-14.641 S800 M3 N226 X12.246 Y-13.388 I-15.188 J0.
N180 G43 H3 Z5. N228 G2 X10. Y-11.653 I2.754 J5.888
N182 Z4. N230 X5. Y-14. I-5. J4.153
N184 G1 Z-1. F50. N232 X-1.09 Y-9.771 I0. J6.5
N186 G3 X-2.89 Y-12.953 I-1.688 J0. F100. N234 X-10. Y-14. I-8.91 J7.271
N188 X-4.577 Y-14.641 I0. J-1.688 N236 X-17.5 Y-11.218 I0. J11.5
N190 X-3.347 Y-17.5 I3.937 J0. N238 G1 Y-11.876
N192 G1 X2.067 N240 G2 X-11.876 Y-17.5 I-2.5 J-8.124
N194 G3 X3.298 Y-14.641 I-2.707 J2.859 N242 G1 X11.876
N196 X3.234 Y-13.756 I-6.188 J0. N244 G2 X14.05 Y-13.93 I8.124 J-2.5
N198 G1 X-9.04 Y-13.96 N246 X12.246 Y-13.388 I.95 J6.43
N200 G3 X-9.077 Y-14.641 I6.15 J-.681 N248 G0 Z4.
N202 X-8.578 Y-17.5 I8.437 J0. N250 X-9.438 Y17.26
N204 G1 X7.298 N252 G1 Z-1. F50.
N206 G3 X7.798 Y-14.641 I-7.938 J2.859 N254 G3 X-9.455 Y17.5 I-1.687 J0. F100.
N208 X7.726 Y-13.401 I-10.688 J0. N256 G1 X-10.847
N210 G2 X5. Y-14. I-2.726 J5.901 N258 G2 X-10. Y16.653 I-4.153 J-5.
N212 X2.302 Y-13.414 I0. J6.5 N260 X-9.153 Y17.5 I5. J-4.153
N214 G1 X-6.438 Y-13.434 N262 G1 X-9.455
N216 G2 X-10. Y-14. I-3.562 J10.934 N264 G0 Z4.
N218 X-13.511 Y-13.451 I0. J11.5 N266 X17.381 Y17.092
N220 G3 X-13.575 Y-14.435 I10.621 J-1.19 N268 G1 Z-1. F50.
N222 G1 X12.11 Y-16.839 N270 G3 X17.33 Y17.5 I-1.688 J0. F100.
29
Program
N272 G1 X15.679 N330 G1 Y12.5
N274 G2 X17.5 Y16.218 I-5.679 J-10. N332 G2 X-5. Y16.5 I4. J0.
N276 G1 Y17.5 N334 X-3.023 Y15.977 I0. J-4.
N278 X17.33 N336 X0. Y16.5 I3.023 J-8.477
N280 G0 Z4. N338 X5. Y14.983 I0. J-9.
N282 X-20. Y2.873 N340 X10. Y16.5 I5. J-7.483
N284 G1 Z-1. F50. N342 X19. Y7.5 I0. J-9.
N286 Y-12.254 F100. N344 G1 Y-7.5
N288 G3 X-18.5 Y-14.191 I2. J0. N346 G2 X15. Y-11.5 I-4. J0.
N290 G2 X-14.191 Y-18.5 I-1.5 J-5.809 N348 X11. Y-7.5 I0. J4.
N292 G3 X-12.254 Y-20. I1.937 J.5 N350 G1 Y7.5
N294 G1 X12.254 N352 G3 X10. Y8.5 I-1. J0.
N296 G3 X14.191 Y-18.5 I0. J2. N354 X9. Y7.5 I0. J-1.
N298 G2 X18.5 Y-14.191 I5.809 J-1.5 N356 G1 Y-7.5
N300 G3 X20. Y-12.254 I-.5 J1.937 N358 G2 X5. Y-11.5 I-4. J0.
N302 G1 Y18. N360 X1. Y-7.5 I0. J4.
N304 G3 X18. Y20. I-2. J0. N362 G1 Y7.5
N306 G1 X-18. N364 G3 X0. Y8.5 I-1. J0.
N308 G3 X-20. Y18. I0. J-2. N366 X-1. Y7.5 I0. J-1.
N310 G1 Y2.873 N368 G1 Y-2.5
N312 G0 Z4. N370 G2 X-10. Y-11.5 I-9. J0.
N314 X-19. Y5. N372 X-19. Y-2.5 I0. J9.
N316 G1 Z-1. F50. N374 G1 Y5.
N318 Y12.5 F100. N376 G0 Z5.
N320 G2 X-15. Y16.5 I4. J0. N378 M5
N322 X-11. Y12.5 I0. J-4. N380 G91 G28 Z0.
N324 G1 Y-2.5 N382 G28 X0. Y0.
N326 G3 X-10. Y-3.5 I1. J0. N384 M30
N328 X-9. Y-2.5 I0. J1.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1 Benda kerja sebelum proses pengerjaan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Benda Kerja
Benda kerja yang digunakan terbuat dari Alumunium berukuran 50
x 50 mm dengan ketebalan 20 mm. Alumunium adalah suatu mineral yang
31
berasal dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan
pengendapan secara residual. Dalam penggunaanya, alumunium biasanya
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan bangunan, bahan pengujian,
dan lain sebagainya.
32
2. Jarak pahat terhadap benda kerja saat memulai pemakanan terlalu jauh
sehingga banyak waktu yang terbuang untuk menunggu pahat sampai
pada benda kerja.
Saran : Paat pemrograman hendaknya melakukan simulasi beberapa
kali dengan mengubah jarak pahat sampai ketemu jarak yang tepat dan
efesien, untuk jaraknya sendiri disarankan tidak terlalu jauh agar
waktu pengerjaan tidak terlalu lama.
3. Pada permukaan Pocket ada beberapa bagian yang mempunysi
permukaan tidak halus. Hal ini dikarenakan karena beberapa
kemungkinan yaitu karena RPM dari endmill yang rendah ataupun
jenis dari gerakan pemakanan yang dipilih pada mastercam.
Saran : Perlu ketelitian dalam pemrograman baik dalam simulasi
ataupun saat pemrograman pada mesin CNC dan ada baiknya juga kita
melakukan pengujian pengerjaan pada benda kerja lain(pengecekan
hasil) sebelum melakukan pengerjaan yang sesungguhnya.
4. Terdapat sedikit bekas mata pahat diproses Pocket. Hal ini bisa
disebabkan karena beberapa faktror yaitu saat pemasangan benda
kerja tidak tepat pada titik nol(masih agak keatas sedikit) sehingga
Depth dari pahat terlalu dalam sampai menimbulakan bekas, bisa juga
karena mata pahat yang kurang tajam ataupun karena RPM yang
rendah.
Saran : Melakukan kalibrasi dulu sebelum pengerjaan dan
pengecekan pahat, juga membutuhkan ketelitian.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil penulis selama pratikum pemrogaman
CNC adalah :
1. Milling process adalah sebuah proses permesinan dimana alat potong
atau cutting toolberputar pada spindle nya dan benda kerja bergerak
kearah memanjang dan melintang sejauh pemotongan yang di
inginkan.
2. Pembuatan desain benda kerja yang di inginkan dengan menggunakan
mastercam X5 haruslah dengan hati-hati dan teliti saat proses
pembuatan agar desain yang di inginkan mempunyai hasil yang bagus
dan rapih.
3. Metode Pemrograman.
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua,yaitu:
Metode Incremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya
selalu berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi
baru untuk ukuran berikutnya.
Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya
selalu tetap yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua
ukuran.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat di ambil penulis selama pratikum pemrogaman
CNC adalah :
1. Diharapkan agar mahasiswa yang melakukan praktikum sebaiknya
melakukan proses pengerjaan dengan teliti dan sesuai prosedur agar tidak
terjadi kecelakaan kerja, baik pada mesin maupun mahasiswa.
34
2. Pada saat pembuatan benda kerja pada mesin CNC sebaiknya dilakukan
dengan teliti agar tidak terjadi kecelakaan seperti pahat yang patah ataupun
yang lainya.
3. Mengkalibrasi kembali saat pergntian benda kerja agar benda kerja bisa
tepat berada pada titik zero.
4. Melakukan pengecekan kelengkapan pahat dan ketajaman pahat agar saat
proses pengerjaan(pemakanan pahat) bisa mendapat hasil yang rapi.
35
DAFTAR PUSTAKA
Masnur, dedy. 2013. Modul Praktikum Mesin CNC 1. Pekabaru : Universitas Riau
Emco (1988), Petunjuk Pemrograman dan Pelayanan EMCO TU-2A, Austria:
EMCO MAIER & Co.
Pusztai, Joseph and Sava Michael, (1983). Computer Numerical Control. Virgina:
Reston Publishing Company, Inc
36
Lampiran Lampiran
Code Pemrograman dan Keterangan
(DATE=DD-MM-YY - 04-11-17 TIME=HH:MM - 10:34)
(MCX FILE - F:\CNC\TUGAS KLOMPOK.MCX-5)
(NC FILE - F:\CNC\PROJEK UM FIX.NC)
(MATERIAL - ALUMINUM MM - 2024)
( T1 | 69. FACE MILL | H1 )
( T4 | 8. FLAT ENDMILL | H4 )
( T3 | 6. FLAT ENDMILL | H3 )
G/M
Program Keterangan
Code
N100 G21 G21 Konversi satuan mm (metric)
N102 G0 G17 G40 G49 G80 G90 G0 Pengeposisian bebas
G17 Interpolasi helical
G40 Cancel kompensasi cutter
G49 Pembatalan kompensasi panjang tool
G80 Pembatalan pengerjaan siklus
G90 Perintah system koordinat absolute
N104 T1 M6 M6 Pergantian tool otomtis
N106 G0 G90 G54 X-59.5 Y0. S800
M3 G0 Pengeposisian bebas
G90 Perintah system koordinat absolute
G54 Sistem koordinat workpiece
M3 Putaran spindle searah jarum jam
N108 G43 H1 Z5. G43 Kompensasi panjang tool - positif
N110 Z4.
N112 G1 Z-.5 F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N114 X59.5 F100.
N116 G0 Z4.5 G0 Pengeposisian bebas
Spindle berhenti berputar tetapi kode lainnya
N118 M5 M5 masih jalan
N120 G91 G28 Z0. G91 Perintah system koordinat incremental
G28 Pengembalian posisi referensi
N122
N124 M01 M01 Usulan program stop
Pergantian tool otomtis dari spindle dengan tool di
N126 T4 M6 M6 magazine
N128 G0 G90 G54 X-43.335 Y32.021
Pengeposisian bebas
S800 M3 G0
G90 Perintah system koordinat absolute
37
G54 Sistem koordinat workpiece
M3 Putaran spindle searah jarum jam
N130 G43 H4 Z5. G43 Kompensasi panjang tool - positif
N132 Z4.
N134 G1 Z-3. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N136 X-37.678 Y26.364 F100.
N138 G3 X-32.021 Y24.021 I5.657 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J5.657 G3 (CCW)
N140 X-26.364 Y26.364 I0. J8.
N142 G2 X-20. Y29. I6.364 J-6.364 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N144 G1 X20. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N146 G2 X29. Y20. I0. J-9. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N148 G1 Y-20. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N150 G2 X20. Y-29. I-9. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N152 G1 X-20. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N154 G2 X-29. Y-20. I0. J9. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N156 G1 Y20. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N158 G2 X-26.364 Y26.364 I9. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N160 G3 X-24.021 Y32.021 I-5.657 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J5.657 G3 (CCW)
N162 X-26.364 Y37.678 I-8. J0.
N164 G1 X-32.021 Y43.335 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N166 G0 Z5. G0 Pengeposisian bebas
Spindle berhenti berputar tetapi kode lainnya
N168 M5 M5 masih jalan
N170 G91 G28 Z0. G91 Perintah system koordinat incremental
G28 Pengembalian posisi referensi
N172
N174 M01 M01 Usulan program stop
Pergantian tool otomtis dari spindle dengan tool di
N176 T3 M6 M6 magazine
N178 G0 G90 G54 X-1.202 Y-14.641
Pengeposisian bebas
S800 M3 G0
G90 Perintah system koordinat absolute
G54 Sistem koordinat workpiece
M3 Putaran spindle searah jarum jam
N180 G43 H3 Z5. G43 Kompensasi panjang tool - positif
N182 Z4.
N184 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N186 G3 X-2.89 Y-12.953 I-1.688 J0. Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
F100. G3 (CCW)
N188 X-4.577 Y-14.641 I0. J-1.688
38
N190 X-3.347 Y-17.5 I3.937 J0.
N192 G1 X2.067 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N194 G3 X3.298 Y-14.641 I-2.707 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J2.859 G3 (CCW)
N196 X3.234 Y-13.756 I-6.188 J0.
N198 G1 X-9.04 Y-13.96 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N200 G3 X-9.077 Y-14.641 I6.15 J- Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
.681 G3 (CCW)
N202 X-8.578 Y-17.5 I8.437 J0.
N204 G1 X7.298 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N206 G3 X7.798 Y-14.641 I-7.938 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J2.859 G3 (CCW)
N208 X7.726 Y-13.401 I-10.688 J0.
N210 G2 X5. Y-14. I-2.726 J5.901 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N212 X2.302 Y-13.414 I0. J6.5
N214 G1 X-6.438 Y-13.434 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N216 G2 X-10. Y-14. I-3.562 J10.934 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N218 X-13.511 Y-13.451 I0. J11.5
N220 G3 X-13.575 Y-14.435 I10.621 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J-1.19 G3 (CCW)
N222 G1 X12.11 Y-16.839 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N224 G3 X12.298 Y-14.641 I-12.75 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J2.198 G3 (CCW)
N226 X12.246 Y-13.388 I-15.188 J0.
N228 G2 X10. Y-11.653 I2.754
Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
J5.888 G2
N230 X5. Y-14. I-5. J4.153
N232 X-1.09 Y-9.771 I0. J6.5
N234 X-10. Y-14. I-8.91 J7.271
N236 X-17.5 Y-11.218 I0. J11.5
N238 G1 Y-11.876 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N240 G2 X-11.876 Y-17.5 I-2.5 J-
Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
8.124 G2
N242 G1 X11.876 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N244 G2 X14.05 Y-13.93 I8.124 J-2.5 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N246 X12.246 Y-13.388 I.95 J6.43
N248 G0 Z4. G0 Pengeposisian bebas
N250 X-9.438 Y17.26
N252 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N254 G3 X-9.455 Y17.5 I-1.687 J0. Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
F100. G3 (CCW)
39
N256 G1 X-10.847 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N258 G2 X-10. Y16.653 I-4.153 J-5. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N260 X-9.153 Y17.5 I5. J-4.153
N262 G1 X-9.455 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N264 G0 Z4. G0 Pengeposisian bebas
N266 X17.381 Y17.092
N268 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N270 G3 X17.33 Y17.5 I-1.688 J0. Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
F100. G3 (CCW)
N272 G1 X15.679 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N274 G2 X17.5 Y16.218 I-5.679 J-10. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N276 G1 Y17.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N278 X17.33
N280 G0 Z4. G0 Pengeposisian bebas
N282 X-20. Y2.873
N284 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N286 Y-12.254 F100.
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N288 G3 X-18.5 Y-14.191 I2. J0. G3 (CCW)
N290 G2 X-14.191 Y-18.5 I-1.5 J-
Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
5.809 G2
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N292 G3 X-12.254 Y-20. I1.937 J.5 G3 (CCW)
N294 G1 X12.254 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N296 G3 X14.191 Y-18.5 I0. J2. G3 (CCW)
N298 G2 X18.5 Y-14.191 I5.809 J-1.5 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N300 G3 X20. Y-12.254 I-.5 J1.937 G3 (CCW)
N302 G1 Y18. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N304 G3 X18. Y20. I-2. J0. G3 (CCW)
N306 G1 X-18. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N308 G3 X-20. Y18. I0. J-2. G3 (CCW)
N310 G1 Y2.873 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N312 G0 Z4. G0 Pengeposisian bebas
N314 X-19. Y5.
N316 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N318 Y12.5 F100.
N320 G2 X-15. Y16.5 I4. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N322 X-11. Y12.5 I0. J-4.
40
N324 G1 Y-2.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N326 G3 X-10. Y-3.5 I1. J0. G3 (CCW)
N328 X-9. Y-2.5 I0. J1.
N330 G1 Y12.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N332 G2 X-5. Y16.5 I4. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N334 X-3.023 Y15.977 I0. J-4.
N336 X0. Y16.5 I3.023 J-8.477
N338 X5. Y14.983 I0. J-9.
N340 X10. Y16.5 I5. J-7.483
N342 X19. Y7.5 I0. J-9.
N344 G1 Y-7.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N346 G2 X15. Y-11.5 I-4. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N348 X11. Y-7.5 I0. J4.
N350 G1 Y7.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N352 G3 X10. Y8.5 I-1. J0. G3 (CCW)
N354 X9. Y7.5 I0. J-1.
N356 G1 Y-7.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N358 G2 X5. Y-11.5 I-4. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N360 X1. Y-7.5 I0. J4.
N362 G1 Y7.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N364 G3 X0. Y8.5 I-1. J0. G3 (CCW)
N366 X-1. Y7.5 I0. J-1.
N368 G1 Y-2.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N370 G2 X-10. Y-11.5 I-9. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N372 X-19. Y-2.5 I0. J9.
N374 G1 Y5. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N376 G0 Z5. G0 Pengeposisian bebas
Spindle berhenti berputar tetapi kode lainnya
N378 M5 M5 masih jalan
N380 G91 G28 Z0. G91 Perintah system koordinat incremental
G28 Pengembalian posisi referensi
N382 G28 X0. Y0. G28 Pengembalian posisi referensi
N384 M30 M30 Akhir program, program berhenti
41