Anda di halaman 1dari 45

PRAKTIKUM CNC (Computer Numerically Controlled)

LAPORAN PRAKTIKUM
Yang dibina oleh Bpk. Ahmad Atif Fikri, S. T., M.Eng.

Oleh :
M.Ascabul Kaffi 150514602237
M.Erfan Miftahul Firdaus 150514606642
Mochammad Huda 150514602673
Kitana Handa suhatta 150514607506
Safaah Muhammad 150514601663

UNIVERSIAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
NOVEMBER 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan anugerahnya kepada kita semua sehingga kami bisa
menyelesaikan laporan ini.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen pembimbing yang telah
membantu melancarkan pembuatan laporan praktikum CNC ini.
Dibutuhkan kerjasama untuk menyusun laporan ini. Kerjasama juga
dibutuhkan dalam menentukan kelancaran suatu kegiatan. Oleh karena itu kami
berusaha menggalang kerjasama dengan semua pihak untuk kelancaran dan
keberhasilan pembuatan laporan ini.
Selain itu, kami juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang
dapat kami jadikan koreksi dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik mungkin sehingga akan
menghasilkan hasil yang memuaskan dan sesuai keinginan.

Malang, 9 November 2017

Penyusun

ii
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Sejarah Singkat Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ..........4
2.2 Pengertian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ...................5
2.3 Prinsip Dasar CNC Miling Machine ..........................................................7
2.4 Jenis - Jenis Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ...............9
2.5 Bagian Bagian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ...........9
2.6 Pemrograman Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) ............12
2.7 Bahasa Pemrograman...............................................................................14
2.8 Kode Standar Pemrograman ....................................................................14
2.9 Pengertian Mastercam dan fungsinya ......................................................17
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan .........................................................................................19
3.2 Diagram Alur Pengerjaan ........................................................................21
3.2.1 Desain Gambar Benda Kerja pada Software Mastercam X5 .......22
3.2.2 Simulasi Pemrograman ................................................................23
3.2.3 Proses Pengerjaan pada Mesin CNC............................................25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .........................................................................................................31
4.2 Pembahasan..............................................................................................31
4.2.1 Benda Kerja .................................................................................31
4.2.2 Benda Kerja Setelah Proses Pengerjaan ......................................32
4.2.3 Evaluasi Benda Kerja ...................................................................32

iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................34
5.2 Saran ........................................................................................................34
Daftar Pustaka ......................................................................................................36
Lampiran - Lampiran ..............................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zaman sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang
dengan pesat.Kemajuan ini juga merambah dunia industri manufaktur.Sebagai
contoh dari kemajuan tersebut, mesin produksi atau mesin perkakas sudah
banyak menggunakan teknologi tinggi seperti mesin bor dan mesin
gergaji.Kemajuan di bidang teknologi pengolahan data dan informasi yang
sangat pesat salah satunya adalah komputer.Hal tersebut dapat dilihat dari
penggunaan komputer ke dalam mesin-mesin perkakas seperti mesin freis,
mesin bubut, mesin gerinda dan mesin lainnya.Hasil dari penggabungan
teknologi komputer dan teknologi mekanik ini sering disebut dengan mesin
CNC (Computer NumericalControl).
Contoh mesin CNC yang sekarang ini mudah ditemukan dan sering
digunakan adalah mesin bubut CNC dan mesin frais.Mesin bubut CNC dan
mesin frais adalah mesin yang dikendalikan oleh sistem kontrol yang disebut
dengan kontrol numeric terkomputerisai (CNC).Mesin bubut digunakan untuk
memotong logam yang berbentuk silindris.Mesin frais digunakan untuk
memotong logam yang berbentuk prisma tegak persegi. Benda kerja yang biasa
dibuat pada mesin bubut CNC adalah poros bertingkat biasa maupun yang
memiliki alur atau ulir, misalnya poros roda depan vespa. Benda kerja yang
dibuat pada mesin frais CNC adalah ulir, alur dan prisma tegak bertingkat.
Adapun beberapa keuntungan penggunaan mesin perkakas CNC yaitu:
produktivitas tinggi, ketelitian pengerjaan tinggi, kualitas produk yang seragam
dan dapat digabung dengan perangkat lunak tambahan misalnya software
CAD/CAM sehingga pemakaian mesin CNC akan lebih efektif, waktu
produksi lebih singkat, kapasitas produksi lebih tinggi, biaya pembuatan
produk lebih rendah.
Zaman sekarang ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala
bidang.Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat
demikian dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak

1
terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
banyak.
Mahasiswa teknik mesin dituntut untuk dapat mengetahui dan
mengoperasikan mesin CNC, agar mahasiswa dapat mengembangkan potensi
dan skill dalam pengoperasian mesin CNC serta tidak canggung saat memasuki
dunia kerja dan dapat bersaing dalam dunia industri

1.2 Rumusan Maalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum CNC ini adalah :
1. Apa pengertian mesin CNC ?
2. Bagaimana prinsip kerja mesin CNC Miling ?
3. Apa pengertian code code pada mesin CNC ?
4. Bagaimana pembuat benda kerja dengan menggunakan progam
simulator mastercam X5?
5. Bagaimana proses pengerjaan benda kerja pada mesin CNC?
6. Bagaimana hasil pengerjaan dari mesin CNC ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum CNC ini adalah :
1. Agar mahasiswa mengerti tentang mesin CNC serta dasar teori mesin
CNC
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja mesin CNC Miling
3. Mahasiwa dapat mengerti tentang code code pada mesin CNC
4. Agar mahasiwa dapat membuat disain benda kerja dengan
menggunakan software, salah satunya dengan menggunakan software
mastercam X5
5. Mahasiwa dapat mengrti proses pengerjaan benda kerja pada mesin
CNC setelah mendesai dengan menggunakan software
6. Mahasiwa dapat mengevaluasi hasil dari pengerjaan mesin CNC

2
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaa praktikum CNC ini ialah :
1. Penulis dapat memiliki pengetahuan serta skill dalam bidang mesin
CNC
2. Penulis dapat mengerti cara kerja mesin CNC
3. Penulis dapat memahami code code yang digunakan dalam mesin
CNC
4. Penulis dapat membuat berbagai macam bentuk produk dengan
menggunakan software X5
5. Penulis dapat memahami proses pengerjaan benda kerja pada mesin
CNC agar tidak canggung saat di dunia kerja
6. Penulis dapat mengevalusai hasil pengrjaan dari msein CNC

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sejarah Singkat Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)


Mesin otomatis dengan elektronik program pertama kali sukses dibuat oleh
proyek gabungan antara Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan US
Air Force pada pertengahan tahun 1950. Mesin itu adalah 3 axis milling mesin
yang dikontrol oleh satu ruangan penuh perangkat Tabung Vakum Elektronik.
Meskipun mesin ini tidak handal, namun mesin ini merupakan satu langkah ke
arah mesin modern. Kontroler tersebut dinamakan Numerical Control, atau
NC.
The Electronics Industry Association (EIA) mendefinisikan NC sebagai
"Sebuah sistem dimana gerakan-gerakan mesin di kontrol dengan cara
memasukkan langsung data numerik di beberapa titik" Disebut kontrol numerik
(NC = Numerical Control) karena pemrograman yang digunakan menggunakan
kode alfanumerik (terdiri dari alfabet/huruf dan numerik/bilangan) yang
digunakan untuk menuliskan instruksi- instruksi beserta posisi relatif tool
dengan benda kerjanya. Mesin NC dikontrol secara elektronis, tanpa
menggunakan computer

Gambar 2.1 Sejarah mesin CNC


Sumber http://amungra.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-mesin-cnc

Disebut Mesin Bubut CNC, singkatan dari Computer Numerical Control,


adalah perangkat yang mampu menjadikan suatu mesin perkakas ataupun
mesin produksi lainnya dapat beroperasi secara otomatis dengan memanfaatkan

4
komputer sebagai pengendali gerakan. Pada tahun 1960 an, Mesin Bubut CNC
sudah tersedia dengan masih menggunakan komputer dengan ukuran besar.

2.2 Pengrtian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)


CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesin
perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis
komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain,
dimana kode-kode tersebutakan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja
sesuai dengan program benda kerjayang akan dibuat. Secara umum cara kerja
mesin perkakas CNC tidak berbeda denganmesin perkakas konvensional.
Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator
dalam mesin perkakas konvensional.Misalnya pekerjaan setting tool atau
mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan
pemotongandan gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula
dengan pengaturan kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan
dan kedalaman pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti
penggantian pahat, pengubahan transmisidaya (jumlah putaran poros utama),
dan arah putaran poros utama, pengekleman,pengaturan cairan pendingin dan
sebagainya.

Gambar 2.2 Mesin CNC


Sumber: Laboratorium CNC Universitas Negeri Malang

5
Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang
dapatmembuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC
dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang
sesuai.Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu
millimeter, karena penggunaan ballscrew pada setiap poros transportiernya.
Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak memiliki kelonggaran/spelling
namun dapat bergerak dengan lancar.
Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang
presisi,berkualitas sama baiknya,dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang
banyak, akanlebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer
Numerlcally Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui
pemogramman yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer. Mesin
CNC dapat bekerja secara otomatis atau semiotomatis setelah diprogram
terlebih dahulu melalui komputer yang ada.Program yang dimaksud
merupakan program membuat benda kerja yang telahdirencanakan atau
dirancang sebelumnya.Sebelum benda kerja tersebut dieksikusiatau dikerjakan
oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut di cek berulang-ulangagar
program benar-benar telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan,
serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut
dapatmelalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau bila tidak ada
fasilitas chekingmelalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat
pula melalui plotter yangdipasang pada tempat dudukan pahat/palsu frais.
Setelah program benar-benar telahberjalan seperti rencana, baru kemudian
dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi dua,
antara lain:
mesin CNC Training Unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training.
mesin CNC Production Unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan
untuk membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

6
2.3 Prinsip Dasar CNC Miling Machine
Milling process adalah sebuah proses permesinan dimana alat potong
atau cutting tool berputar pada spindlenya dan benda kerja bergerak kearah
memanjang dan melintang sejauh pemotongan yang di inginkan. Serta
menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang
ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan pula.
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi
gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada
spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang
bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran
atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang
telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan
pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material
penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

Gambar 2.3 Bagian mesin CNC milling


Sumber Belajar-tanpa-henti.blogspot.co.id
Adapun rumus dasar untuk menentukkan kecepatan potong sebagai
berikut.
Kecepatan Potong


Vc = (m/menit)

7
Keterangan.
Vc: Kecepatan potong dalam m/menit
d : Diameter pisau dalam mm
S : Kecepatan putar spindel dalam rpm

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga kecepatan potong sebagai berikut.


1) Bahan benda kerja/material.
Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka hargakecepatan
potongnya semakin kecil.
2) Jenis alat potong.
Semakin tinggi kekuatan alat potongnya, maka hargakecepatan potongnya
semakin besar.
3) Besarnya kecepatan penyayatan/asutan.
Semakin besar jarak asutan, maka kecepatan potongnyasemakin kecil.
4) Kedalaman penyayatan/pemotongan.
Semakin tebal penyayatan, maka harga kecepatanpotongnya semakin kecil.
Jumlah Putaran.
Jika harga kecepatan potong (Vc) benda kerja diketahui maka jumlah putaran
sumbu utama dapat dihitung dengan ketentuan sebagai berikut.


n= (putaran/menit)

Kecepatan Asutan.
Secara teoritis kecepatan asutan bisa dihitung dengan rumus.

F = n x Fpt x Zn

Keterangan.
n : jumlah putaran (put/menit)
Fpt : feed per teeth (mm)
Zn : jumlah gigi pisau.

8
2.4 Jenis -Jenis Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga
jenis,antara lain:
1. mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya
pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat
Z, atau dikenal dengan mesin bubut CNC,
2. mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki
gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau
dikenal dengan mesin frsais CNC.
3. mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan
pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan
peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas
pembubutan/pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan.

Tetapi di industri menengah dan besar, secara garis besar umumnya mesin
CNC yang digunakan ada 2 macam, yaitu :
1. Mesin bubut CNC
2. Mesin frais CNC

2.5 Bagian Bagian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)


1. Ragum dan Meja Mesin
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja dan meja mesin berfungsi
untuk menggerakkan benda kerja. Meja mesin dapat bergerak secara
otomatis karena meja ini dibuat dengan sistem hidrolik.

Gambar 2.4 Ragum dan Meja Mesin (dari kiri ke kanan)


Sumber adriansyahabdilahastercnc.wordpress.com

9
2. Spindle mesin
Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah
cutter. Spindle inilah yang mengatur putaran dan pergerakan cutter pada
sumbu Z. Spindle inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh
transmisi berupa belting atau kopling. Seperti halnya meja mesin, spindle ini
juga bisa digerakkan oleh handle eretan yang sama. Pelumasan untuk
spindle ini biasanya ditangani oleh pembuat mesin. Spindle inilah yang
memegang arbor cutter dengan batuan udara bertekanan.

Gambar 2.5 Spindle mesin


Sumber adriansyahabdilahastercnc.wordpress.com

3. Magazine Tool
Magasin Tool adalah tempat peletakkan tool/cutter standby yang akan
digunakan dalam satu operasi permesinan. Magasin tersebut memiliki
banyak slot untuk banyak tool, antara 8 sampai 24 slot tergantung jenis
mesin CNC yang digunakan.

Gambar 2.6 Magazine Tool


Sumber adriansyahabdilahastercnc.wordpress.com

10
4. Monitor
Pada bagian depan mesin terdapat monitor yang menampilkan data-data
mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, pesan error, dan
lain-lain.

Gambar 2.7 Monitor


Sumber adriansyahabdilahastercnc.wordpress.com

5. Panel Control
Panel control adalah kumpulan tombol-tombol panel yang terdapat pada
bagian depan mesin dan berfungsi untuk memberikan perintah-perintah
khusus pada mesin, seperti memutar spindle, menggerakkan meja,
mengubah setting parameter, dan lain-lain. Masing-masing tombol ini harus
diketahui dan dipahami betul oleh seorang CNC Setter

Gambar 2.8 Panel Control


Sumber adriansyahabdilahastercnc.wordpress.com

6. Coolant hose
Setiap mesin pasti dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk cutter
dan benda kerja. Yang paling umum digunakan yaitu air coolant dan udara
bertekanan, melalui selang yang dipasang pada blok spindle.

11
Gambar 2.9 Coolant hose
Sumber adriansyahabdilahastercnc.wordpress.com

Keterangan diatas menjelaskan bagian bagian dari mesin CNC, dan


untuk mengoperasikan bagian bagian tersebut diperlukan sebuah perintah
atau bisa disebut dengan pemrograman.

2.6 Pemrograman Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)


Pemrograman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara rinci tiap
blok per blok untuk memberikan masukan mesin perkakas CNC tentang apa
yang harus dikerjakan. Untuk menyusun pemrograman pada mesin CNC
diperlukan hal-hal berikut.
Metode Pemrograman.
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua,yaitu:
1. Metode Incremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik
referensinya selalu berubah, yaitu titik terakhir yang dituju
menjadi titik referensi baru untuk ukuran berikutnya.
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang
digunakan sebagai acuan adalah menetapkan titik referensi yang
berlaku tetap selama proses operasi mesin berlangsung. Untuk
mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu (pusat)
benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan
pada mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan
antara dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan.

12
Gambar 2.9 Metode Incremental
Sumber irfanproject07.blogspot.com

2. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya
selalu tetap yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua
ukuran. Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan
sebagai acuan adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual
yang dinyatakan terakhir. Untuk mesin bubut maupun mesin frais
diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan pada proses
pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari
gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat
potong pada tahap berikutnya.
Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai
produk industr i yang beragam dengan tingkat kesulitan yang
bervariasi, maka telah dikembangkan berbagai variasi dari mesin
CNC. Hal ini dimaksud untuk memenuhi kebutuhan jenis pekerjaan
dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Berikut ini diperlihatkan
berbagai variasi mesin CNC.

Gambar 2.10 Metode Absolut


Sumber irfanproject07.blogspot.com

13
Dalam pemrograman ada yang disebut dengan istilah bahasa pemrograman
yaitu format perintah dengan menggunakan kode huruf, angka dan simbol.
Kode kode tersebut memiliki perintah atau arti masing masing.

2.7 Bahasa Pemrograman


Bahasa pemrograman adalah format perintah dalam satu blok dengan
menggunakan kode huruf, angka, dan simbol. Di dalam mesin perkakas CNC
terdapat perangkat komputer yang disebut dengan Machine Control Unit
(MCU). MCU ini berfungsi menterjemahkan bahasa kode ke dalam bentuk-
bentuk gerakan persumbuan sesuai bentuk benda kerja. Kode-kode bahasa
dalam mesin perkakas CNC dikenal dengan kode G dan M, di mana kode-kode
tersebut sudah distandarkan oleh ISO atau badan Internasional lainnya. Dalam
aplikasi kode huruf, angka, dan simbol pada mesin perkakas CNC bermacam-
macam tergantung sistem kontrol dan tipe mesin yang dipakai, tetapi secara
prinsip sama. Sehingga untuk pengoperasian mesin perkakas CNC dengan tipe
yang berbeda tidak akan ada perbedaan yang berarti. Misal: mesin perkakas
CNC dengan sistem kontrol EMCO.
Kode-kodenya dimasukkan ke dalam standar DIN. Dengan bahasa kode ini
dapat berfungsi sebagai media komunikasi antarmesin dan operator, yakni
untuk memberikan operasi data kepada mesin untuk dipahami. Untuk
memasukkan data program ke dalam memori mesin dapat dilakukan dengan
keyboard atau perangkat lain.

2.8 Kode Standar Pemrograman


Mesin CNC hanya dapat membaca kode standar yang telah disepakati oleh
industri yang membuat mesin CNC. Dengan kode standar tersebut, pabrik
mesin CNC dapat menggunakan PC sebagai input yang diproduksi sendiri atau
yang direkomendasikan. Kode standar pada mesin CNC yaitu :

14
Kode Fungsi Artinya
Menunjukkan urutan pengoperasian
N Nomor tahapan
tetapi bukan perintah
untuk mengatur untuk menunjkkan fungsi
G
pergerakan yang harus dilakukan
X pergerakan sumbu X -X Pergerakan absolute searah sumbu Z
U pergerakan sumbu X -X Pergerakan incremental searah sumbu Z
Z pergerakan sumbu Z -Z Pergerakan absolute searah sumbu Z
W pergerakan sumbu Z -Z Pergerakan incremental searah sumbu Z
R Jari-jari sudut untuk membuat sudut dengan jari-jari
C Bentuk Champer untuk membuat champer
F Feeding untuk mengatur feed rate
S Spindle speed untuk mengatur perputaran
T Fungsi tool menunjukkan nomor tool yang digunakan
M Modifikasi fungsi -
P Dwelling time -
O Awal nomor program untuk mengawali nomor program
Tabel 2.1 : Macam-Macam Kode CNC

a. Kode G
G 00 : Perintah gerakan cepat tanpa penyayatan
G 01 : Perintah gerakan sayat linear lurus, melintang dan tirus
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 20 : Data input dalam inchi
G 21 : Perintah pembuatan blok kosong/kantong
G 25 : Perintah pemanggilan program subrutin/subprogram.
G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju
G 28 : Mengembalikan posisi pahat pada titik referensi (0)
G 33 : Perintah pemotongan ulir tunggal
G 64 : Mematikan arus step motor
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus pembuatan ulir
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal

15
G 84 : Siklus pembubutan memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Perintah siklus pemotongan alur
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90 : Perintah program harga absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolut
G 98 : Feed per Menit
G 99 : Feed per revolution.

b. Kode M
M 00 : Berhenti terprogram
M 03 :Sumbu utama searah jarum jam
M 02 : Untuk menutup program
M 04 : untuk putaran spindle berlawanan arah jarum jam diikuti dengan
kode S untuk kecepatan putaran dalam mm/min atau inchi/min
M 05 : Sumbu utama berhenti
M 06 : Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M 08 : Untuk menghidupkan cairan pendingin (coolant)
M 09 : Untuk menghentikan cairan pendinggin (coolant)
M 10 : Untuk membuka chuck
M 11 : Untuk Mengunci Chuck
M 13 : kombinasi antara kode M 03 dan M 08
M 14 : kombinasi antara kode M 04 dan M 08
M l7 : Perintah melompat kembali
M 22: Titik tolak pengatur
M 23 : Titik tolak pengatur
M 26 : Titik tolak pengatur
M 30 : Untuk menutup program
M 38 : untuk membuka pintu pelindung
M 39 : Untuk menutup pintu pelindung

16
M 99 : Parameter lingkaran
M 98 :Kompensasi kelonggaran/ kocak Otomatis.

c. Kode Tanda Alaram


A 00 : Kesalahan perintah pada fungsi G atau M
A 01 : Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03
A 02 : Kesalahan pada nilai X
A 03 : Kesalahan pada nbilai F
A 04 : Kesalahan pada nilai Z
A 05 : Kurang perintah M30
A 06 : Putaran spindle terlalu cepat
A 09 : Program tidak ditemukan pada disket
A 10 : Disket diprotek
A 11 : Salah memuat disket
A 12 : Salah pengecekan
A 13 : Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan
A 14 : Salah satuan
A 15 : Nilai H salah
A 17 : Salah sub program

Setelah membahas tentang bahasa pemrograman beserta kode kode


pemrograman masih ada satu hal penting lagi yang perlu dibahas, yaitu tentang
software yang digunakan untuk mendesain benda kerja. Desain ini lah yang
akan memunculkan kode kode pemrograman untuk mengoperasikan mesin
CNC. Salah satu software yang digunakan dalam praktikum ini ialah software
Mastercam X5.

2.9 Pengertian Mastercam dan fungsinya


Mastercam merupakan software yang digunakan untuk menggambarkan
atau merencanakan proses permesinan secara virtual melalui layar komputer.
Hasil perencanaan proses permesinan tersebut selanjutnya digunakan sebagai
pedoman pada pemrograman mesin CNC (computer numerical controlled).

17
Mastercam dikembangkan di Massachusetts pada tahun 1983. Perusahaan yang
mengembangkan Mastercam adalah CNC Software, Inc. yang merupakan
salah satu dari beberapa pengembang software PC berbasis computer aided
design/computer aided manufacturing tertua. CNC Software, Inc. sekarang ini
berlokasi di Tolland, Connecticut. Saat ini Mastercam berkembang luas dan
sering digunakan baik di dunia industri maupun dunia pendidikan.Mastercam
mendukung berbagai macam jenis mesin. Berikut produk-produk dari
Mastercam:

1. Design, untuk membuat bentuk 3D wireframe, pengukuran,


serta importing dan exporting file-file CAD non-Mastercam seperti
AutoCAD, SolidWorks, Solid Edge, Inventor, Parasolid, dll.
2. Mill, untuk pengerjaan frais. Pengerjaan frais yang dapat dilakukan
seperti pocketing, kontur, pengeboran, dll. Pengefraisan dapat dilakukan
hingga lima sumbu.
3. Lathe, untuk pengerjaan bubut.
4. Wire, untuk membuat wirepath baik 2-sumbu maupun 4-sumbu.
5. Art, untuk merancang desain 3D dengan cepat serta mampu mengonversi
2D artwork menjadi bentuk yangmachinable (mampu dikerjakan dengan
permesinan).

18
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama praktikum pemograman CNC adalah :

1. Laptop/PC

Gambar 3.1 Laptop/PC


Sumber Google Image

Berfungsi untuk menjalankan program CNC yang telah dibuat dalam


mastercam X5 atau simulasi program CNC.

2. Progam mastercam X5
Progam simulator untuk membuat benda kerja yang nantinya akan di
input pada mesin CNC.

Gambar 3.2 Mastercam X5


Sumber Google Image
3. SD Card
Berfungsi untuk memsukan input data benda kerja yang nantinya akan
diproses dalam mesin CNC.

Gambar 3.3 SD Card


Sumber Google Image

19
4. Benda kerja
Bahan yang digunakan sebagai benda kerja adalah Aluminium pejal
yang memiliki dimensi panjang 50mm, lebar 50mm, dan tinggi 20mm.
Benda kerja tersebut memiliki spesifikasi bahan sebagai berikut.
Modulus young = 70 Gpa
Modulus geser = 26 Gpa
Kekerasan skala Mohs = 2.75 Mpa
Kekerasan skala Vickers = 167 Mpa
Kekrasan skala Brinnel = 245 Mpa

Gambar 3.4 Benda Kerja Alumunium 50 x 50


Sumber Lab.Univ Negeri Malang
5. Mesin CNC
Berfungsi untuk proses permesinan benda kerja.

Gambar 3.5 Mesin CNC


Sumber Google Image

20
3.2 Diagram Alur Pengerjaan
Berikut ini adalah sistematika pelaksanaan praktikum CNC :

Start

Desain Menggunakan Mastercam

Hasil Desain

Tidak Sesuai
Simulasi

Sesuai

Setting CNC

Masukkan Data ke CNC

Pengerjaan Benda Kerja dengan CNC

Tidak Sesuai
Produk

Sesuai

Selesai

Seperti yang ditunjukkan pada skema pengerjaan diatas, pertama tama


kita memulai start pengerjaan dengan mendesain projek, setelah itu melakukan
simulai dengan menggunakan software mastercam X5. Dari hasil simulasi kita
dapat memperoleh hasil pengerjaan projek dikerjakan dengan baik atau tidak,
jika hasil simulasi menunjukkan hasil kurang baik maka kita melakukan
perbaikan kembali pada desain, tetapi jika hasil simulasi dirasa sudah cukup

21
baik maka selanjutnya kita mulai input data pada mesin CNC dan melakukan
pengerjaan. Berikutnya hasil produk pengerjaan dicek kembali, sesuai atau
tidak, jika tidak sesuai makan akan diperbaiki kembali tp jika sudah sesuai
maka proses pengerjaan sudah selesai. Berikut ini adalah penjelasan lebih
lanjut dari skema di atas :

3.2.1 Desain Gambar Benda Kerja pada Software Mastercam X5


Pertama- tama pada proses pengerjaan adalah mendesain gambar benda
kerja yang diinginkan untuk selanjutnya di transfer ke mesin CNC, cara
mendesainya sebagai berikut
a. Langkah pertama yaitu membuka software Mastercam
b. Tekan tombol F9 pada keyboard untuk memunculkan garis bantu yang
menunjukan garis koordinat

c. Fillet ujung tepi setiap sisi dengan jari jari 5

d. Kemudian Xfrom kedalam setiap sisinya termasuk yang sudah diFillet


tadi dengan jarak 2

e. Kemudian buat 2 linkaran kecil di kedua ujung bawah yang sudah


diXform kemudian Fillet, hingga membentuk seperti ini

f. Selanjutnya buat 3 lingkaran ditengah, sebelah samping kanan dan


sebelah samping kiri(bawah), dengan jari 6

g. Kemudian gunakan fitur trim untuk menghilangkan garis yang tidak di


perlukan (memotong lingakaran tadi menjadi setengah lingkaran)

22
h. Lalu sambungkan setiap setengah lingkaran tadi menggunakan Line

sampai semua terhubung dan langkah akhir


Xfrom setiap garis dan setengah lingkaran tadi sampai membentuk
seperti ini

i. Dan hasil akhirnya akan menjadi seperti ini

3.2.2 Simulasi Pemrograman


Facing
a. Langkah pertama klik properties Mill default MM
b. Klik stock setup lalu masukan ukuran benda kerja yaitu panjang 50
lebar 50 dan ketebalan 20
c. Klik kiri pada menu bar toolpath kemudian klik facing
d. Pada submenu toolpath type pilih facing
e. Pilih tool kemudian atur parameter sesuai dengan tool yang tersedia
di lab CNC seperti berikut ini
Tool Coner Plunge Spindel
Feed rate Fpt
diameter radius rate speed
69 00 100 50 50 800
f. Atur cut parameter sesuai dengan kebutuhan
Along Overlap Approach distance Exit distance
50 50 50

23
g. Atur Linkin Parameter susai data berikut ini
Retrack Feed plane Top of stock Depth
5 4 0 -0,5
Incremental Incremental Absolute Incremental

Contour
a. klik kiri pada menu bar toolpath klik Contour
b. Pada submenu toolpath type pilih contour
c. Pilih tool kemudian atur parameter sesuai dengan tool yang tersedia
di lab CNC seperti berikut ini
Tool Coner Plunge Spindel
Feed rate Fpt
diameter radius rate speed
8 00 100 50 50 800
d. Atur cut parameter sesuai dengan kebutuhan
Along Overlap Approach distance Exit distance

50 50 50
e. Atur Linkin Parameter susai data berikut ini
Retrack Feed plane Top of stock Depth
5 4 -0,5 -3
Incremental Incremental Absolute Incremental

Pocket
a. klik kiri pada menu bar toolpath klik Pocket
b. Pada submenu toolpath type pilih Pocket
c. Pilih tool kemudian atur parameter sesuai dengan tool yang tersedia
di lab CNC seperti berikut ini
Tool Coner Feed Plunge Spindel
Fpt
diameter radius rate rate speed
6 00 100 50 50 800

24
d. Atur cut parameter sesuai dengan kebutuhan
Along Overlap Approach distance Exit distance
50 50 50
e. Atur parameter Depth cut
Max rough step = 1 parameter ini menandakan bahwa setiap 1 kali
pemakanan kedalamnya yaitu 1 mm
f. Atur Linkin Parameter susai data berikut ini
Retrack Feed plane Top of stock Depth
5 4 -0,5 -1

Simulasi
a. Langkah pertama select all operations (Toolpath Group)

b. Kemudian klik Verify selected operation


c. Lalu klik play

3.2.3 Proses Pengerjaan Pada Mesin CNC


Pertama - tama yang harus dilakukan adalah mensetting mesin CNC.
1. Mengganti pahat pada pocket mesin CNC
a. Melihat Tool Number pahat.
b. Memanggil pahat agar terpasang pada spindle.
c. Memasang dan melepas pahat yang ada pada pocket spindle CNC.
2. Memutar pahat dengan kecepatan tertentu.

25
3. Setting ketinggian pahat.
a. Setting dan kalibrasi Z zero setter.
b. Input ketinggian pahat dengan menggunakan Z zero setter.
c. Memastikan ketinggian pahat dengan memosisikan pahat di atas
benda kerja dengan ketinggian tertentu.
4. Setting benda kerja (titik nol absolut axis X dan Y).
a. Pengenalan origin benda kerja.
b. Pengenalan work benda kerja.
c. Memilih posisi origin dari benda kerja.
d. Mencari nilai koordinat origin benda kerja dengan pahat goyang.
e. Memastikan posisi origin benda kerja dengan memosisikan pahat di
titik absolut.
5. Setting ketinggian benda kerja (titik nol absolut axis Z)
a. Memasukkan data ketinggian pahat ke dalam work kerja.

Transfer Program
1. Meng-copy program dari laptop ke memory card.
2. Mentransfer program dari memory card ke inputan CNC.

Memulai Pengerjaan pada Mesin CNC


1. Memanggil program yang akan dikerjakan.
2. Persiapan sebelum eksekusi.
a. Skala feeding harus dalam kondisi 0 %.
b. Tombol auto dalam kondisi aktif.
3. Pengerjaan benda kerja dari memori CNC.
a. Setting ketinggian pahat (kompensasi ketinggian pahat).
b. Setting ketinggian benda kerja (kompensasi ketinggian benda
kerja).
c. Setting origin benda kerja.
d. Memanggil program yang akan dijalankan.
4. Pengerjaan benda kerja. Tahap Perawatan
a. Membersihkan alat dari geram sisa proses setelah digunakan.

26
b. Memberikan oli pada bagian-bagian tertentu, agar mesin tetap
terjaga.
c. Melakukan pengecekan secara rutin terhadap mesin.

Proses Pengerjaan
1. Facing
Menggunakan Tool M69-Face Mill

Gambar 3.6 Simulasi Proses Facing


Sumber simulasi mastercam x5

Program
N100 G21
N102 G0 G17 G40 G49 G80 G90
N104 T1 M6
N106 G0 G90 G54 X-59.5 Y0. S800 M3
N108 G43 H1 Z5.
N110 Z4.
N112 G1 Z-.5 F50.
N114 X59.5 F100.
N116 G0 Z4.5
N118 M5
N120 G91 G28 Z0.
N122
N124 M01

27
2. Contour
Menggunakan Tool M8-Flat EndMill dengan kedalaman 3 mm

Gambar 3.7 Simulasi Proses Contur


Sumber simulasi mastercam x5
Program
N126 T4 M6
N128 G0 G90 G54 X-43.335 Y32.021 S800 M3
N130 G43 H4 Z5.
N132 Z4.
N134 G1 Z-3. F50.
N136 X-37.678 Y26.364 F100.
N138 G3 X-32.021 Y24.021 I5.657 J5.657
N140 X-26.364 Y26.364 I0. J8.
N142 G2 X-20. Y29. I6.364 J-6.364
N144 G1 X20.
N146 G2 X29. Y20. I0. J-9.
N148 G1 Y-20.
N150 G2 X20. Y-29. I-9. J0.
N152 G1 X-20.
N154 G2 X-29. Y-20. I0. J9.
N156 G1 Y20.
N158 G2 X-26.364 Y26.364 I9. J0.
N160 G3 X-24.021 Y32.021 I-5.657 J5.657
N162 X-26.364 Y37.678 I-8. J0.
N164 G1 X-32.021 Y43.335
N166 G0 Z5.
N168 M5
N170 G91 G28 Z0.
N172
N174 M01

28
3. Pocket
Menggunakan Tool M6-Flat EndMill dengan kedalaman 1 mm

Gambar 3.8 Simulasi Proses Pocket


Sumber simulasi mastercam x5

Program
N176 T3 M6 N224 G3 X12.298 Y-14.641 I-12.75 J2.198
N178 G0 G90 G54 X-1.202 Y-14.641 S800 M3 N226 X12.246 Y-13.388 I-15.188 J0.
N180 G43 H3 Z5. N228 G2 X10. Y-11.653 I2.754 J5.888
N182 Z4. N230 X5. Y-14. I-5. J4.153
N184 G1 Z-1. F50. N232 X-1.09 Y-9.771 I0. J6.5
N186 G3 X-2.89 Y-12.953 I-1.688 J0. F100. N234 X-10. Y-14. I-8.91 J7.271
N188 X-4.577 Y-14.641 I0. J-1.688 N236 X-17.5 Y-11.218 I0. J11.5
N190 X-3.347 Y-17.5 I3.937 J0. N238 G1 Y-11.876
N192 G1 X2.067 N240 G2 X-11.876 Y-17.5 I-2.5 J-8.124
N194 G3 X3.298 Y-14.641 I-2.707 J2.859 N242 G1 X11.876
N196 X3.234 Y-13.756 I-6.188 J0. N244 G2 X14.05 Y-13.93 I8.124 J-2.5
N198 G1 X-9.04 Y-13.96 N246 X12.246 Y-13.388 I.95 J6.43
N200 G3 X-9.077 Y-14.641 I6.15 J-.681 N248 G0 Z4.
N202 X-8.578 Y-17.5 I8.437 J0. N250 X-9.438 Y17.26
N204 G1 X7.298 N252 G1 Z-1. F50.
N206 G3 X7.798 Y-14.641 I-7.938 J2.859 N254 G3 X-9.455 Y17.5 I-1.687 J0. F100.
N208 X7.726 Y-13.401 I-10.688 J0. N256 G1 X-10.847
N210 G2 X5. Y-14. I-2.726 J5.901 N258 G2 X-10. Y16.653 I-4.153 J-5.
N212 X2.302 Y-13.414 I0. J6.5 N260 X-9.153 Y17.5 I5. J-4.153
N214 G1 X-6.438 Y-13.434 N262 G1 X-9.455
N216 G2 X-10. Y-14. I-3.562 J10.934 N264 G0 Z4.
N218 X-13.511 Y-13.451 I0. J11.5 N266 X17.381 Y17.092
N220 G3 X-13.575 Y-14.435 I10.621 J-1.19 N268 G1 Z-1. F50.
N222 G1 X12.11 Y-16.839 N270 G3 X17.33 Y17.5 I-1.688 J0. F100.

29
Program
N272 G1 X15.679 N330 G1 Y12.5
N274 G2 X17.5 Y16.218 I-5.679 J-10. N332 G2 X-5. Y16.5 I4. J0.
N276 G1 Y17.5 N334 X-3.023 Y15.977 I0. J-4.
N278 X17.33 N336 X0. Y16.5 I3.023 J-8.477
N280 G0 Z4. N338 X5. Y14.983 I0. J-9.
N282 X-20. Y2.873 N340 X10. Y16.5 I5. J-7.483
N284 G1 Z-1. F50. N342 X19. Y7.5 I0. J-9.
N286 Y-12.254 F100. N344 G1 Y-7.5
N288 G3 X-18.5 Y-14.191 I2. J0. N346 G2 X15. Y-11.5 I-4. J0.
N290 G2 X-14.191 Y-18.5 I-1.5 J-5.809 N348 X11. Y-7.5 I0. J4.
N292 G3 X-12.254 Y-20. I1.937 J.5 N350 G1 Y7.5
N294 G1 X12.254 N352 G3 X10. Y8.5 I-1. J0.
N296 G3 X14.191 Y-18.5 I0. J2. N354 X9. Y7.5 I0. J-1.
N298 G2 X18.5 Y-14.191 I5.809 J-1.5 N356 G1 Y-7.5
N300 G3 X20. Y-12.254 I-.5 J1.937 N358 G2 X5. Y-11.5 I-4. J0.
N302 G1 Y18. N360 X1. Y-7.5 I0. J4.
N304 G3 X18. Y20. I-2. J0. N362 G1 Y7.5
N306 G1 X-18. N364 G3 X0. Y8.5 I-1. J0.
N308 G3 X-20. Y18. I0. J-2. N366 X-1. Y7.5 I0. J-1.
N310 G1 Y2.873 N368 G1 Y-2.5
N312 G0 Z4. N370 G2 X-10. Y-11.5 I-9. J0.
N314 X-19. Y5. N372 X-19. Y-2.5 I0. J9.
N316 G1 Z-1. F50. N374 G1 Y5.
N318 Y12.5 F100. N376 G0 Z5.
N320 G2 X-15. Y16.5 I4. J0. N378 M5
N322 X-11. Y12.5 I0. J-4. N380 G91 G28 Z0.
N324 G1 Y-2.5 N382 G28 X0. Y0.
N326 G3 X-10. Y-3.5 I1. J0. N384 M30
N328 X-9. Y-2.5 I0. J1.

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1 Benda kerja sebelum proses pengerjaan

Gambar 4.1 Benda kerja alumunium ukuran 50 x 50


Sumber Lab CNC UM

4.2 Benda kerja setelah proses pengerjaan

Gambar 4.1 Benda kerja alumunium ukuran 50 x 50


Sumber Lab CNC UM

4.2 Pembahasan
4.2.1 Benda Kerja
Benda kerja yang digunakan terbuat dari Alumunium berukuran 50
x 50 mm dengan ketebalan 20 mm. Alumunium adalah suatu mineral yang

31
berasal dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan
pengendapan secara residual. Dalam penggunaanya, alumunium biasanya
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan bangunan, bahan pengujian,
dan lain sebagainya.

4.2.2 Benda Kerja setelah Mengalami Proses Pengerjaan


Disini benda kerja mengalami 3 proses pengerjaan, yaitu Facing,
Contour, dan Pocket.
1. Facing
Facing merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk meratakan
permukaan benda kerja, yang berfungsi agar kerataan permukaan
sesuai dengan yang kita harapkan.
2. Contour
Contour merupakan proses pembentukan bidang luar benda kerja
yang sesuai dengan desain pada software.
3. Pocket
Pocket sama halnya dengan Contour tetapi bedanya Pocket
membentuk desain bidang dalam(tengah) pada benda kerja.
Setelah mengalami 3 proses pengerjaan tersebut benda kerja akan
berubah bentuk sesuai dengan desain yang sudah kita gambar pada
software, tetapi benda kerja masih harus mengalami finishing yaitu
proses penghalusan, itu dikarenakan benda kerja yang sudah mengalami
proses pengerjaan masih terasa kasar.

4.2.3 Hasil Evaluasai Benda Kerja Setelah Proses Pengrjaan


1. Jarak antara tepi dengan Contour antara satu sisi dengan sisi yang lain
tidak sama. Faktor yang mempengauhi adalah pemasangan benda
kerja pada ragum tidak tepat pada zero poin.
Saran : Lebih teliti lagi saat pemasangan benda kerja pada ragum dan
hendaknya dikalibrasi juga/di setting ulang setiap pergantian
kelompok/pergantian benda kerja, agar pemosisian benda kerja tepat
pada titik zero.

32
2. Jarak pahat terhadap benda kerja saat memulai pemakanan terlalu jauh
sehingga banyak waktu yang terbuang untuk menunggu pahat sampai
pada benda kerja.
Saran : Paat pemrograman hendaknya melakukan simulasi beberapa
kali dengan mengubah jarak pahat sampai ketemu jarak yang tepat dan
efesien, untuk jaraknya sendiri disarankan tidak terlalu jauh agar
waktu pengerjaan tidak terlalu lama.
3. Pada permukaan Pocket ada beberapa bagian yang mempunysi
permukaan tidak halus. Hal ini dikarenakan karena beberapa
kemungkinan yaitu karena RPM dari endmill yang rendah ataupun
jenis dari gerakan pemakanan yang dipilih pada mastercam.
Saran : Perlu ketelitian dalam pemrograman baik dalam simulasi
ataupun saat pemrograman pada mesin CNC dan ada baiknya juga kita
melakukan pengujian pengerjaan pada benda kerja lain(pengecekan
hasil) sebelum melakukan pengerjaan yang sesungguhnya.
4. Terdapat sedikit bekas mata pahat diproses Pocket. Hal ini bisa
disebabkan karena beberapa faktror yaitu saat pemasangan benda
kerja tidak tepat pada titik nol(masih agak keatas sedikit) sehingga
Depth dari pahat terlalu dalam sampai menimbulakan bekas, bisa juga
karena mata pahat yang kurang tajam ataupun karena RPM yang
rendah.
Saran : Melakukan kalibrasi dulu sebelum pengerjaan dan
pengecekan pahat, juga membutuhkan ketelitian.

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil penulis selama pratikum pemrogaman
CNC adalah :
1. Milling process adalah sebuah proses permesinan dimana alat potong
atau cutting toolberputar pada spindle nya dan benda kerja bergerak
kearah memanjang dan melintang sejauh pemotongan yang di
inginkan.
2. Pembuatan desain benda kerja yang di inginkan dengan menggunakan
mastercam X5 haruslah dengan hati-hati dan teliti saat proses
pembuatan agar desain yang di inginkan mempunyai hasil yang bagus
dan rapih.
3. Metode Pemrograman.
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua,yaitu:
Metode Incremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya
selalu berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi
baru untuk ukuran berikutnya.
Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya
selalu tetap yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua
ukuran.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat di ambil penulis selama pratikum pemrogaman
CNC adalah :
1. Diharapkan agar mahasiswa yang melakukan praktikum sebaiknya
melakukan proses pengerjaan dengan teliti dan sesuai prosedur agar tidak
terjadi kecelakaan kerja, baik pada mesin maupun mahasiswa.

34
2. Pada saat pembuatan benda kerja pada mesin CNC sebaiknya dilakukan
dengan teliti agar tidak terjadi kecelakaan seperti pahat yang patah ataupun
yang lainya.
3. Mengkalibrasi kembali saat pergntian benda kerja agar benda kerja bisa
tepat berada pada titik zero.
4. Melakukan pengecekan kelengkapan pahat dan ketajaman pahat agar saat
proses pengerjaan(pemakanan pahat) bisa mendapat hasil yang rapi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Masnur, dedy. 2013. Modul Praktikum Mesin CNC 1. Pekabaru : Universitas Riau
Emco (1988), Petunjuk Pemrograman dan Pelayanan EMCO TU-2A, Austria:
EMCO MAIER & Co.
Pusztai, Joseph and Sava Michael, (1983). Computer Numerical Control. Virgina:
Reston Publishing Company, Inc

36
Lampiran Lampiran
Code Pemrograman dan Keterangan
(DATE=DD-MM-YY - 04-11-17 TIME=HH:MM - 10:34)
(MCX FILE - F:\CNC\TUGAS KLOMPOK.MCX-5)
(NC FILE - F:\CNC\PROJEK UM FIX.NC)
(MATERIAL - ALUMINUM MM - 2024)
( T1 | 69. FACE MILL | H1 )
( T4 | 8. FLAT ENDMILL | H4 )
( T3 | 6. FLAT ENDMILL | H3 )

G/M
Program Keterangan
Code
N100 G21 G21 Konversi satuan mm (metric)
N102 G0 G17 G40 G49 G80 G90 G0 Pengeposisian bebas
G17 Interpolasi helical
G40 Cancel kompensasi cutter
G49 Pembatalan kompensasi panjang tool
G80 Pembatalan pengerjaan siklus
G90 Perintah system koordinat absolute
N104 T1 M6 M6 Pergantian tool otomtis
N106 G0 G90 G54 X-59.5 Y0. S800
M3 G0 Pengeposisian bebas
G90 Perintah system koordinat absolute
G54 Sistem koordinat workpiece
M3 Putaran spindle searah jarum jam
N108 G43 H1 Z5. G43 Kompensasi panjang tool - positif
N110 Z4.
N112 G1 Z-.5 F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N114 X59.5 F100.
N116 G0 Z4.5 G0 Pengeposisian bebas
Spindle berhenti berputar tetapi kode lainnya
N118 M5 M5 masih jalan
N120 G91 G28 Z0. G91 Perintah system koordinat incremental
G28 Pengembalian posisi referensi
N122
N124 M01 M01 Usulan program stop
Pergantian tool otomtis dari spindle dengan tool di
N126 T4 M6 M6 magazine
N128 G0 G90 G54 X-43.335 Y32.021
Pengeposisian bebas
S800 M3 G0
G90 Perintah system koordinat absolute

37
G54 Sistem koordinat workpiece
M3 Putaran spindle searah jarum jam
N130 G43 H4 Z5. G43 Kompensasi panjang tool - positif
N132 Z4.
N134 G1 Z-3. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N136 X-37.678 Y26.364 F100.
N138 G3 X-32.021 Y24.021 I5.657 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J5.657 G3 (CCW)
N140 X-26.364 Y26.364 I0. J8.
N142 G2 X-20. Y29. I6.364 J-6.364 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N144 G1 X20. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N146 G2 X29. Y20. I0. J-9. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N148 G1 Y-20. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N150 G2 X20. Y-29. I-9. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N152 G1 X-20. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N154 G2 X-29. Y-20. I0. J9. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N156 G1 Y20. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N158 G2 X-26.364 Y26.364 I9. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N160 G3 X-24.021 Y32.021 I-5.657 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J5.657 G3 (CCW)
N162 X-26.364 Y37.678 I-8. J0.
N164 G1 X-32.021 Y43.335 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N166 G0 Z5. G0 Pengeposisian bebas
Spindle berhenti berputar tetapi kode lainnya
N168 M5 M5 masih jalan
N170 G91 G28 Z0. G91 Perintah system koordinat incremental
G28 Pengembalian posisi referensi
N172
N174 M01 M01 Usulan program stop
Pergantian tool otomtis dari spindle dengan tool di
N176 T3 M6 M6 magazine
N178 G0 G90 G54 X-1.202 Y-14.641
Pengeposisian bebas
S800 M3 G0
G90 Perintah system koordinat absolute
G54 Sistem koordinat workpiece
M3 Putaran spindle searah jarum jam
N180 G43 H3 Z5. G43 Kompensasi panjang tool - positif
N182 Z4.
N184 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N186 G3 X-2.89 Y-12.953 I-1.688 J0. Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
F100. G3 (CCW)
N188 X-4.577 Y-14.641 I0. J-1.688

38
N190 X-3.347 Y-17.5 I3.937 J0.
N192 G1 X2.067 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N194 G3 X3.298 Y-14.641 I-2.707 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J2.859 G3 (CCW)
N196 X3.234 Y-13.756 I-6.188 J0.
N198 G1 X-9.04 Y-13.96 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N200 G3 X-9.077 Y-14.641 I6.15 J- Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
.681 G3 (CCW)
N202 X-8.578 Y-17.5 I8.437 J0.
N204 G1 X7.298 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N206 G3 X7.798 Y-14.641 I-7.938 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J2.859 G3 (CCW)
N208 X7.726 Y-13.401 I-10.688 J0.
N210 G2 X5. Y-14. I-2.726 J5.901 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N212 X2.302 Y-13.414 I0. J6.5
N214 G1 X-6.438 Y-13.434 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N216 G2 X-10. Y-14. I-3.562 J10.934 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N218 X-13.511 Y-13.451 I0. J11.5
N220 G3 X-13.575 Y-14.435 I10.621 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J-1.19 G3 (CCW)
N222 G1 X12.11 Y-16.839 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N224 G3 X12.298 Y-14.641 I-12.75 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
J2.198 G3 (CCW)
N226 X12.246 Y-13.388 I-15.188 J0.
N228 G2 X10. Y-11.653 I2.754
Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
J5.888 G2
N230 X5. Y-14. I-5. J4.153
N232 X-1.09 Y-9.771 I0. J6.5
N234 X-10. Y-14. I-8.91 J7.271
N236 X-17.5 Y-11.218 I0. J11.5
N238 G1 Y-11.876 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N240 G2 X-11.876 Y-17.5 I-2.5 J-
Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
8.124 G2
N242 G1 X11.876 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)

N244 G2 X14.05 Y-13.93 I8.124 J-2.5 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N246 X12.246 Y-13.388 I.95 J6.43
N248 G0 Z4. G0 Pengeposisian bebas
N250 X-9.438 Y17.26
N252 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N254 G3 X-9.455 Y17.5 I-1.687 J0. Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
F100. G3 (CCW)

39
N256 G1 X-10.847 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N258 G2 X-10. Y16.653 I-4.153 J-5. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N260 X-9.153 Y17.5 I5. J-4.153
N262 G1 X-9.455 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N264 G0 Z4. G0 Pengeposisian bebas
N266 X17.381 Y17.092
N268 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N270 G3 X17.33 Y17.5 I-1.688 J0. Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
F100. G3 (CCW)
N272 G1 X15.679 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N274 G2 X17.5 Y16.218 I-5.679 J-10. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N276 G1 Y17.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N278 X17.33
N280 G0 Z4. G0 Pengeposisian bebas
N282 X-20. Y2.873
N284 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N286 Y-12.254 F100.
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N288 G3 X-18.5 Y-14.191 I2. J0. G3 (CCW)
N290 G2 X-14.191 Y-18.5 I-1.5 J-
Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
5.809 G2
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N292 G3 X-12.254 Y-20. I1.937 J.5 G3 (CCW)
N294 G1 X12.254 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N296 G3 X14.191 Y-18.5 I0. J2. G3 (CCW)
N298 G2 X18.5 Y-14.191 I5.809 J-1.5 G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N300 G3 X20. Y-12.254 I-.5 J1.937 G3 (CCW)
N302 G1 Y18. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N304 G3 X18. Y20. I-2. J0. G3 (CCW)
N306 G1 X-18. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N308 G3 X-20. Y18. I0. J-2. G3 (CCW)
N310 G1 Y2.873 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N312 G0 Z4. G0 Pengeposisian bebas
N314 X-19. Y5.
N316 G1 Z-1. F50. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N318 Y12.5 F100.
N320 G2 X-15. Y16.5 I4. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N322 X-11. Y12.5 I0. J-4.

40
N324 G1 Y-2.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N326 G3 X-10. Y-3.5 I1. J0. G3 (CCW)
N328 X-9. Y-2.5 I0. J1.
N330 G1 Y12.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N332 G2 X-5. Y16.5 I4. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N334 X-3.023 Y15.977 I0. J-4.
N336 X0. Y16.5 I3.023 J-8.477
N338 X5. Y14.983 I0. J-9.
N340 X10. Y16.5 I5. J-7.483
N342 X19. Y7.5 I0. J-9.
N344 G1 Y-7.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N346 G2 X15. Y-11.5 I-4. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N348 X11. Y-7.5 I0. J4.
N350 G1 Y7.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N352 G3 X10. Y8.5 I-1. J0. G3 (CCW)
N354 X9. Y7.5 I0. J-1.
N356 G1 Y-7.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N358 G2 X5. Y-11.5 I-4. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N360 X1. Y-7.5 I0. J4.
N362 G1 Y7.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
N364 G3 X0. Y8.5 I-1. J0. G3 (CCW)
N366 X-1. Y7.5 I0. J-1.
N368 G1 Y-2.5 G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N370 G2 X-10. Y-11.5 I-9. J0. G2 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
N372 X-19. Y-2.5 I0. J9.
N374 G1 Y5. G1 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
N376 G0 Z5. G0 Pengeposisian bebas
Spindle berhenti berputar tetapi kode lainnya
N378 M5 M5 masih jalan
N380 G91 G28 Z0. G91 Perintah system koordinat incremental
G28 Pengembalian posisi referensi
N382 G28 X0. Y0. G28 Pengembalian posisi referensi
N384 M30 M30 Akhir program, program berhenti

41

Anda mungkin juga menyukai