Disusun Oleh:
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Praktikum
Produksi & Pemrograman NC
Oleh :
Pembimbing Asisten
Kepala Lab
Teknik Produksi NC
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir praktikum CNC (Computer Numerically Controlled) sebagai
laporan akhir pratikum CNC ini tepat pada waktunya.
Pertama-tama penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan materildalam
proses pembuatan laporan akhir ini
2. Bapak Taufiq Hidayat ,ST., M.Eng. ,selaku kepala laboratorium
teknik produksi NC sekaligus dosen pengampu teknik produksi NC.
3. Ibu Nidia Lestari, ST., M.Eng. selaku dosen pembimbig laporan
praktikum teknik pemrogaman NC.
4. Asisten Laboratorium Teknik Produksi NC yang telah membimbing
dan mamberikan arahan serta masukan dalam proses pembuatan
laporan ini
Penulis telah berusaha menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Namun, penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis, sehinggamasih
terdapatnya banyak kesalahan dan kekurangan yang luput dari perhatian penulis.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sangatlah diharapkan untuk
membangun kedepannya. atas perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima
kasih.
Yogyakarta, Desember2016
(Agung Indianto)
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Dalam pelaksanaan praktikum ini memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Penulis memiliki skill dan keterampilan dalam mengoperasikan CNC
simulator.
2. Penulis dapat mengetahui kode yang digunakan CNC.
3. Penulis dapat membuat berbagai macam bentukproduk dengan tingakat
kesulitan yang berbeda dengan program CNC.
BAB II
DASAR TEORI
Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga jenis,
antara lain:
a. mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya
pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z,
atau dikenal dengan mesin bubut CNC,
b. mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki
gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal
dengan mesin frsais CNC.
c. mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan
pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan
peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas
pembubutan/ pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. Pada
umumnya mesin CNC yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A (bubut)
dan mesin CNC 3A (frais).
Metode Pemrograman.
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua,yaitu:
1. Metode Incremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi baru untuk
ukuran berikutnya.
Sebelum mempelajari sistem penyusunan program terlebih dahulu harus
memahami betul sistem persumbuan mesin bubut CNC-TU2A. Ilustrasi
Gambar di bawah ini adalah skema eretan melintang dan eretan memanjang,
di mana mesin dapat diperintah bergerak sesuai program
2. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya selalu tetap
yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran.
c. Step motor
Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan sumbu
X dan gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri-
sendiri, adapun data teknis step motor sebagai berikut:
1. Jumlah putaran 72 langkah
2. Momen putar 0.5 Nm.
3. Kecepatan gerakan :
- Gerakan cepat maksimum 700 mm/menit.
- Gerakan operasi manual 5 500 mm/menit.
- Gerakan operasi mesin CNC terprogram 2 499 mm/menit.
e. Cekam
Cekam pada Mesin Bubut berfungsi untuk menjepit benda kerja pada
saat proses penyayatan berlangsung. Kecepatan spindel Mesin Bubut ini
diatur menggunakan transmisi sabuk. Pada sistem transmisi sabuk dibagi
menjadi enam transmisi penggerak.
Gambar 2.11Cekam
f. Meja mesin
Meja mesin atau sliding bed sangat mempengaruhi baik buruknya
hasil pekerjaan menggunakan Mesin Bubut ini, hal ini dikarenakan
gerakan memanjang eretan (gerakan sumbu Z) tertumpu pada kondisi
sliding bed ini. Jika kondisi sliding bed sudah aus atau cacat bisa
dipastikan hasil pembubutan menggunakan mesin ini tidak akan maksimal,
bahkan benda kerja juga rusak. Hal ini juga berlaku pada Mesin Bubut
konvensional.
a. Kode G
G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat)
G 01 : Gerak lurus penyayatan
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 20 : Data input dalam inchi
G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekantombol ~ dan INP
G 25 : Memanggil program sub routine
G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju
G 28 : Mengembalikan posisi pahat pada titik referensi (0)
G 33 : Pembuatan ulir tunggal
G 64 : Mematikan arus step motor
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus pembuatan ulir
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 84 : Siklus pembubutan memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Siklus pembuatan alur
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90 : Program absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolut
G 98 : Feed per Menit
G 99 : Feed per revolution.
b. Kode M
M00: Berhenti terprogram
M03: Sumbu utama searah jarum jam
M02: Untuk menutup program
M04: Untuk putaran spindle berlawanan arah jarum jam diikuti dengan
kode S untuk kecepatan putaran dalam mm/min atau inchi/min
M05: Sumbu utama berhenti
M06: Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M08: Untuk menghidupkan cairan pendingin (coolant)
M09: Untuk menghentikan cairan pendinggin (coolant)
M10: Untuk membuka chuck
M11: Untuk Mengunci Chuck
M13: Kombinasi antara kode M 03 dan M 08
M14: Kombinasi antara kode M 04 dan M 08
Ml7: Perintah melompat kembali
M22: Titik tolak pengatur
M23: Titik tolak pengatur
M26: Titik tolak pengatur
M30: Untuk menutup program
M38: Untuk membuka pintu pelindung
M39: Untuk menutup pintu pelindung
M99: Parameter lingkaran
M98: Kompensasi kelonggaran/ kocak Otomatis.
Vs = (m/menit)
Keterangan :
Vs: kecepatan potong dalam m/menit
D : diameter pisau dalam mm
S : Kecepatan putar spindel dalam rpm
b. Jumlah Putaran
Jika harga kecepatan potong benda kerja diketahui maka jumlah putaran
sumbu utama dapat dihitung dengan ketentuan :
1000
n= (putaran/menit)
c. Kecepatan Asutan
Secara teoritis kecepatan asutan bisa dihitung dengan rumus :
F = n x fpt x Zn
Keterangan :
n: jumlah putaran dalam put/menit
fpt: feed per teeth dalam mm
Zn: jumlah gigi pisau.
BAB IV
PROSEDUR PRAKTIKUM
b. Gambar Jobsheet 1
Pada jobsheet yang telah diberikan oleh asisten laboratorium kita akan
membuat benda seperti yang telah ditunjukan gambar dibawah ini. Dalam
gambar tersebut kita akan membubut dari ukuran 32 mm sampai dengan
ukuran 25,4 mm dengan panjang pemakanan 100 mm dan dengan radius 1
mm.
4.2. Langkah Kerja Praktikum CNC Frais (Milling)
a. Pengenalan Mesin CNC Frais (Milling)
Pada praktikum berikutnya masih sama seperti pada praktikum
sebelumnya, pada praktikum CNC Frais (Milling) akan diperkenalkan
beberapa komponen untuk melakukan pekerjaan seperti pada jobsheet yang
telah diberikan. Tujuan pengenalan tersebut agar praktikan dapa mengetahui
komponen apa saja yang terdapat pada mesin CNC Frais (Milling).