BIDANG KEGIATAN
PKMK (KEWIRAUSAHAAN)
Diusulkan oleh:
Mohammad Arya W F34070053
Agung Utomo F34070012
Nauafal Iza Aberdeen F340700
M.Iqbal Ardi Wibowo F34070119
Lutfah Jamilah F34080
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Sate Patin Instant Sebagai Produk Inovasi Makanan Khas
Indonesia yang Dikemas Secara Modern
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK
( ) PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Mohammad Arya Wicaksana
b. NIM : F34070053
c. Jurusan : Teknologi Industri Pertanian
d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor
e. Alamat Rumah : Bukit Cimanggu City Blok L3 No. 5 RT.002
RW.001 Tanah Sareal, Bogor 16161
f. No. Telp/HP : 085693432547
g. Email : bos_arie@ymail.com
Menyetujui
Ketua Departemen Teknologi Industri Bogor, 19 Oktober 2010
Pertanian Ketua Pelaksana
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S Dr. Ir. Indah Yuliasih, Msc
NIP. 1 9581228 198503 1 003 NIP. 19700718 199512 2 001
2
A. Judul Program
Sate Patin Instant Sebagai Produk Inovasi Makanan Khas Indonesia yang
Dikemas Secara Modern
B. Latar Belakang Masalah
Keanekargaman makanan khas tradisional Indonesia sangat banyak. Hal
ini ditunjukkan dengan setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas sendiri-
sendiri. Seperti pempek, martabak, dan mie celor merupakan makanan khas
Sumatera Selatan, Soto Kuning merupakan makanan khas kota Bogor, Batagor
dan Somay merupakan makanan khas kota Bandung, dan Sate Madura merupakan
makanan khas kota Madura. Semakin banyaknya makanan fast food membuat
makanan khas tradisional Indonesia tergeser. Semakin lama maka akan membuat
makanan khas Indonesia akan hilang atau bahkan dicuri oleh negara lain.
Sate merupakan makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam,
kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil, dan
ditusuki dengan tusukan sate yang biasa dibuat dari bambu kemudian dibakar
menggunakan bara arang kayu. Pengemar sate di Indonesia sangat banyak, hal ini
dilihat dari menjamurnya pedagang sate kaki lima di sepanjang jalan raya. Pada
dasarnya sate merupakan daging berbumbu yang dipanggang di atas bara api. Hal
yang membuat masyarakat menyukai sate adalah kekhasan dari rasa sate itu
sendiri dipadukan dengan aneka bumbu khas Indonesia. Keanekaragaman sate
pun kini banyak ditemukan seperti sate madura, sate padang, dan sate maranggi.
Saat ini, sate masih banyak berbahan baku berdaging merah seperti daging
ayam, daging sapi, dan daging kambing. Akan tetapi dibeberapa daerah ditemukan
pedagang menggantikan daging merah menjadi daging putih seperti ikan.
Pergantian bahan baku daging merah merupakan inovasi yang patut diberikan
apresiasi. Mengingat masih rendahnya minat masyarakat mengkonsumsi ikan
sebagai lauk pauk dan juga daging merah banyak menimbulkan penyakit.
Seperti diketahui, mengkonsumsi daging merah juga dapat menimbulkan
beberapa penyakit seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas. Banyak
masalah kesehatan yang ditimbulkan karena mengkonsumsi daging merah
terutama bagi masyarakat dengan usia diatas 40 tahun. Masyarakat yang tergolong
dalam usia tersebut mulai menjaga makanan yang konsumsi dan sangat berhati-
hati terutama dalam mengkonsumsi daging merah.
3
Minat terhadap ikan masih dibawah standar FAO, yakni 30 kilogram per
kapita per tahun. Dibandingkan dengan Negara Malaysia tingkat konsumsi ikan
mencapai 45 kilogram per kapita per tahun. Sedangkan Thailand 35 kilogram,
Korea Selatan 85 kilogram, dan Jepang telah mencapai 130 kilogram per kapita
per tahun. Indonesia masih jauh tertinggal dibanding dengan negara-negara lain,
padahal negara kita memiliki luas perairan sangat luas dibandingkan daratan.
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) menargetkan produksi
perikanan Indonesia pada 2009 akan naik sebesar 2 juta ton menjadi 12 juta ton
pada tahun 2010. Selain itu juga pemerintah megadakan program gemar makan
ikan dalam mengupayakan peningkatan dan pemerataan konsumsi ikan secara
nasional untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia berkualitas.
Gambar 2. Grafik Penyediaan ikan dan konsumsi ikan perkapita (tahun 2002 – 2007),
(sumber: DKP, 2007)
Pemerintah juga berpendapat bahwa potensi sumberdaya ikan belum
dimanfaatkan secara optimum untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Apabila dilihat dari grafik penyediaan ikan dan konsumsi ikan perkapita (gambar
2) konsumsi Indonesia sampai tahun 2004 kurang dari 30 Kg per kapita tiap
tahunnya maka pola pangan harapan untuk mengkonsumsi ikan sebesar 31,4 Kg
per kapita tiap tahunnya.
Penyajian makanan berbahan ikan degan produk menarik seperti sate
diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat tentang manfaat dari
pengkonsumsian ikan. Jarang sekali ditemukan sate ikan padahal dari ikan itu
5
sendiri memiliki kandungan protein dan zat-zat gizi lainya yang banyak
diperlukan tubuh. Ikan patin memiliki berbagai kandungan gizi dengan kandungan
protein sebesar 68,6 %. Tingginya kandungan protein membuat ikan patin
memiliki tingkat kegurihan tinggi serta mampu mencukupi kebutuhan protein
sehari-hari.
Selain itu pemilihan ikan patin didasari pada tekstur ikan tersebut. Tidak
semua ikan dapat digunakan untuk produk sate. Ikan patin memiliki tekstur yang
padat dan kenyal ketika dikonsumsi, tekstur yang padat diharapkan dalam
pembuatan produk sate agar tidak hancur ketika penusukan daging. Peminat ikan
patin pun meningkat didukung dengan data produksi ikan patin pada tahun 2009
sebesar 132.600 ton dan akan meningkat sampai 225.00 ton per tahun menurut
Kementrian Perikan dan Kelautann RI.
C. Perumusan Masalah
Masalah yang melatarbelakangi program ini adalah:
1. Meningkatkan pemanfaatan terhadap potensi sumber daya ikan di
Indonesia yang sangat besar dan tersebar luas di seluruh wilayah perairan
Indonesia untuk dapat dikonsumsi.
2. Menyajikan produk makanan dari ikan dalam bentuk sate yang sehat dan
berprotein tinggi.
3. Memberikan diversifikasi produk sate berbahan baku ke dalam kemasan,
berbentuk makanan beku (frozen food) dan bersifat instant.
D. Tujuan Program
1. Memanfaatkan ikan sebagai salah satu potensi perairan terbesar di
Indonesia menjadi produk yang berkualitas dan memiliki nilai gizi yang
tinggi.
2. Meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap produk hasil perairan yang
sehat dan bergizi serta memberikan pengetahuan pentingnya
pengkonsumsian ikan.
3. Menciptakan diversifikasi produk baru ikan yang memiliki kualitas tinggi
dengan harga yang terjangkau.
F. Kegunaan Program
1. Membantu konsumen untuk mendapatkan makanan sehat bergizi.
2. Melatih mahasiswa dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide kreatif
yang berguna bagi masyarakat.
3. Melatih mahasiswa dalam memupuk jiwa kewirausahaan dengan tetap
mengindahkan gizi masyarakat sebagai tujuan awal.
7
pentingnya mengkonsumsi ikan. Terutama ikan yang sehat dan rendah lemak
seperti ikan patin.
2. Potensi Sumber Daya Ikan Patin
Meningkatnya konsumsi ikan pada masyarakat tidak hanya berarti
meningkatnya asupan gizi dan protein saja. Hal ini juga mengakibatkan produksi
ikan patin secara nasional ikut naik. Secara nasional tidak diperoleh data
mengenai besarnya permintaan konsumsi ikan patin. Namun, dari pengembangan
budidaya ikan patin yang semakin meluas diduga bahwa permintaan ikan patin
cenderung meningkat meskipun masih bersifat lokal dan belum merata di seluruh
Indonesia. Permintaan ikan patin meningkat khususnya pada bulan-bulan tertentu
yaitu pada hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal, dll). Hal lain yang menyebabkan
permintaan ikan patin meningkat adalah karena ikan patin tergolong menu khusus
atau istimewa menurut adat dan atau budaya lokal.
Besarnya permintaan pasar, ditandai dengan penjualan ikan patin oleh
pedagang pengumpul/agen di kabupaten OKI ke kabupaten lain seperti Lahat,
Prabumulih, Pagar Alam, Muara Enim, Palembang dan ke provinsi lain seperti
Lampung, Bengkulu dan Jambi. Penjualan ikan patin ke luar kabupaten OKI rata-
rata 40 ton per bulan. Di kabupaten OKI ada 5 pedagang pengumpul/agen,
sehingga perdagangan ikan patin mencapai 200 ton setiap bulan atau 2.400 ton
(77%) dari produksi budidaya ikan patin dalam setahun.
Produksi ikan yang meningkat memberi peluang untuk menciptakan
produk dengan bahan baku dari hasil perikanan. Departemen Kelautan dan
Perikanan (DKP) menargetkan produksi perikanan Indonesia pada 2009 akan naik
sebesar 2,31 juta ton, yaitu dengan meningkatkan produksi perikanan dari 10,42
juta ton pada 2008 menjadi12,73 juta ton. Selain itu juga pemerintah
mengupayakan meningkatkan produk hasil olahan dari 3,6 juta ton pada 2008
menjadi 4,3 juta ton di 2009. Oleh karena itu diperlukan diversifikasi produk hasil
perikanan yang mampu meningkatkan minat masyarakat tentang manfaat dari
pengkonsumsian ikan.
Ikan selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi yang sangat
berguna bagi manusia. Kandungan gizinya dapat menyebabkan terhindar dari
penyakit degeranatif seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke dan
9
kanker. Selain itu, kandungan protein pada ikan juga sangat baik. Berdasarkan
penelitian ditemukan bahwa mutu protein ikan patin setingkat dengan protein
daging, sedikit di bawah telur dan diatas protein serealia dan kacang-kacangan.
Asam amino ikan dapat meningkatkan mutu protein pangan lain. Ikan
mengandung protein jenis asam amino esensial omega 3 yang tidak rusak pada
waktu pemasakan dan secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat
intelegensia manusia.
Ikan patin banyak mengandung karbohidrat, dan memiliki kandungan
yodium tinggi yang bisa mencapai 830 mikro gram per kilogram. Berbeda dengan
daging yang hanya 50 mikro gram dan telur 93 mikrogram. Selain itu, ikan patin
mengandung lemak hanya sekitar 2-5%, sehingga mengurangi kemungkinan
obesitas terhadap konsumen sate ikan pati.
H. Metode Pelaksanaan Program
H.1. Kegiatan Pra Produksi
Kegiatan pra-produksi terdiri atas kegiatan survey pasar dan kegiatan
persiapan produksi. Survey pasar tersebut dilakukan dengan mendata tingkatan
konsumen penikmat sate ikan patin, serta melakukan kajian lapangan untuk
nantinya menentukan tempat pemasaran. Sedangkan, kegiatan persiapan produksi
adalah kegiatan dalam pengadaan peralatan serta bahan baku untuk membuat sate
ikan patin.
Bahan baku pembuatan sate ikan patin ini ialah daging ikan patin basah.
Sedangkan untuk bahan-bahan untuk bumbunya terdiri dari bawang merah,
bawang putih, cabe, tomat, jeruk nipis, dan kecap. Sedangkan untuk kemasannya,
kita menggunakan kemasan Nylon LDPE (food grade) yang cocok untuk bahan
baku daging dan perlakuan vaccuum serta menjaga suhu tetap dingin saat di
chilling room.
Alat yang digunakan dalam pembuatan produk sate ikan patin ini adalah
panci, pisau, wadah untuk mencuci dan memotong-motong ikan patin basah, oven
untuk memasak, tusukan sate yang terbuat dari kayu. Bahan kemasan Nylon
LDPE, mesin vaccuum, serta chilling room atau freezer untuk menjaga produk
sate ikan tetap dingin.
10
Daging dibersihkan
Diamkan sejenak
SATIN
H.5. Pemasaran
Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang
dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari produsen ke konsumen. Fungsi
pemasaran adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan
proses pemasaran yang akan menunjang keberhasilan suatu usaha dan menjadikan
produk tersebut berguna di tangan konsumen dan telah terstandarisasi.
Pemasaran produk dilakukan dengan penjualan langsung atau direct
selling di sekitar kampus dengan sasaran utama mahasiswa IPB. Sebelum
melakukan penjualan produk akan dilakukan test pasar (pre test) dengan
memberikan secara gratis produk iwa sate untuk dapat menarik konsumen. Hal ini
dilakukan supaya konsumen dapat merasakan, menilai dan dapat mengubah
pandangan tentang sate ikan yang enak di makan serta menyehatkan. Hal ini harus
dilakukan karena cara pandang tentang produk seperti iwa sate masih terbilang
aneh di mata konsumen secara umum.
H.5.1. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang biasa digunakan yaitu strategi STP (Segmentasi,
Targetting, Positioning). STP adalah hal yang sangat penting dalam proses
pemasaran suatu produk. Dengan melakukan STP maka kita akan lebih
mengetahui bagaimana bauran pemasaran yang akan kita lakukan, sehingga
proses pemasaran akan lebih efektif dan efisien.
13
Segmentasi produk sate ikan patin ini adalah segmen menengah ke atas.
Dikarenakan bahan baku yang cukup mahal, serta kesadaran tentang makanan
yang sehat umumnya dimiliki oleh kalangan menengah ke atas.
Targettingnya adalah orang-orang di sekitar kampus yang peduli akan kesehatan
namun menggemari makanan khas Indonesia yaitu mencakup mahasiswa, dosen,
karyawan IPB dan warga masyarakat.
Positioningnya adalah sate ikan patin yang kaya manfaat dan kandungan gizi
yang tinggi sebagai upaya diversifikasi pangan dan dikemas dalam kemasan
modern, sehingga membedakan dari produk sate yang sudah ada.
Koordinator Pelaksana
Mohammad Arya W.
Minggu Ke-
URAIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Survei pasar
Test pasar
Perizinan tempat
Pengadaan bahan baku
Produksi tahap 1
Analisis standar
kelayakan
Pengemasan dan
pelabelan
Produksi tahap 2
Produksi tahap 3
Pemasaran
Evaluasi kerja
Pembuatan laporan
16
2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : M. Iqbal Ardi Wibowo
b. NIM : F34070119
c. Fak/Program Studi : Fateta / Teknologi Industri Pertanian
d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor
e. Waktu untuk kegiatan : 35 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Agung Utomo
b. NIM : F34070012
c. Fak/Program Studi : Fateta / Teknologi Industri Pertanian
d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor
e. Waktu untuk kegiatan : 40 jam/minggu
4. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Lutfa Jamilah
b. NIM : F340800
c. Fak/Program Studi : Fateta / Teknologi Industri Pertanian
d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor
e. Waktu untuk kegiatan : 24 jam/minggu
17
L. RANCANGAN ANGGARAN
Tabel 2. Biaya Produksi (Biaya Tidak Tetap)
Harga
No Bahan Satuan Jumlah satuan Total harga (Rp)
(Rp)
1. Daging ikan patin Kg 10 12.000 120.000
2. Cabai merah Kg 1 30.000 30.000
3. Bawang merah Kg 3 6.500 19.500
4. Bawang putih Kg 1 15.000 15.000
5. Gula Kg 1 11.000 11.000
6. Garam Kg 1 1.100 1.100
7. Ketumbar Kg 2 9.000 18.000
8. Lengkuas Kg 1 6.000 6000
9. Jeruk nipis Kg 3 11.000 11.000
10. Kemiri Kg 0.5 12.000 6.000
11. Penyedap rasa Bungkus 1 2.000 2000
12. Kecap Bungkus 14 500 7000
13. Kunyit Kg 4 9000 36.000
14. Tusuk sate Buah 280 50 14.000
15. Plastic nylon Lembar 100 750 75000
Total biaya produksi 371.600
Keterangan : satu kali produksi menghasilkan 7 kg sate patin atau 14 kemasan
18
Total Biaya
Total biaya = biaya produksi + biaya operasional + biaya investasi
= Rp. 371.600 + Rp. 830.000 + Rp. 6.159.000
= Rp. 7.360.600
Biaya Penyusutan Alat
Umur Teknis Peralatan : 10 tahun
Nilai akhir setelah umur ekonomis alat : 10%
Biaya penyusutan per tahun = harga awal – harga akhir
umur ekonomis alat
= (6.159.000 – 615.900)/10
= Rp. 554.310
Harga Pokok Produksi
Jumlah Produksi : 105 kg per bulan
Kapasitas Produksi (6 bulan) : 630 kg sate patin instan
M. Lampiran
1. Ketua
Nama Lengkap : Mohammad Arya Wicaksana
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Januari 1990
Agama : Islam
Alamat : Bukit Cimanggu City Blok L3 No 5
Telepon : 085693432547
Email : bos_arie@ymail.com
Pendidikan Formal
1994-1995 : TK PATAL Bekasi
1995-1996 : SD Bekasi Timur 5
1996-2000 : SD Bani Saleh 5 Bekasi
2000-2001 : SD Sukadamai 3 Bogor
2001-2004 : SMP Negeri 6 Bogor
2004-2007 : SMA Negeri 2 Bogor
2007-Sekarang : Departemen Teknologi Industri Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Organisasi
2002-2003 : Ketua sekbid 7 SMP Negeri 6 Bogor
2004-2005 : Bendahara 2 MPK SMA Negeri 2 Bogor
2005-2006 : Ketua Paskibra tingkat sekolah (PKCM)
2008-2009 : Staff Departemen Agritech BEM FATETA (Fakultas)
IPB
2009-2010 : Ketua Departeman profesi Himpunan Mahasiswa
Teknologi Industri IPB
21
2. Anggota
Nama : Mochammad Iqbal Ardi Wibowo
Agama : Islam
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 1 September 1989
Jenis Kelamin : Laki – Laki
No HP : 0856 911 900 76
Alamat : Kavling DKI Jl. Lembah Nyiur VII blok L3 no.15,
pondok kelapa, Jakarta Timur
Email : iqbal_spongebob@yahoo.com
Pendidikan Formal
1995-2001 : SD N Tebet Barat 05 Pagi Jakarta
2001-2004 : SLTPN 115 Jakarta
2004-2007 : SMA N 26 Jakarta
2007-Sekarang :Departemen Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Organisasi
1999-2001 :Dokter kecil SD N Tebet Barat 05 Pagi
2004-2005 :Ketua Ekstrakurikuler Sepakbola SMA N 26
2007-2008 :Anggota UKM Max!! IPB
2008-2009 :Sekretaris UKM Bela Diri Tarung Derajat IPB
Anggota Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri
Pertanian IPB
2009-sekarang :Anggota BEM Fakultas Teknologi Pertanian IPB
3. Anggota
Nama : Agung Utomo
Agama : Islam
Tempat/Tanggal Lahir : Banda Aceh, 19 Agustus 1989
Jenis Kelamin : Laki – Laki
No HP : 081362934409
22
Pendidikan Formal
1994-1995 : TK Bungong Jeumpa
1995-2001 : SD Swasta Pertiwi
2001-2004 : SLTPN 1 Sabang
2004-2007 : SMUN 1 Sabang
2007-Sekarang :Departemen Teknologi Industri Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Organisasi
2002-2003 : Wakil Ketua Harian I OSIS SLTPN 1 Sabang
2004-2005 : Wakil Ketua Harian I OSIS SMUN 1 Sabang
2005-2006 : Ketua IKOSIS Tingkat SMUN kota Sabang
2008-2009 : Anggota Bidang Infokom Himpunan Mahasiswa
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
4. Anggota
Nama Lengkap : Luthfa Jamilah
NIM : F34080065
Tempat Tanggal Lahir : Padang, 11 Januari 1990
Agama : Islam
Alamat : Bukit Cimanggu City Blok W1 no.1, Bogor
Telepon : 0856 9233 5707
Email : nurman_bonit007@yahoo.co.id
Pendidikan Formal
1994-1995 : TK Pertiwi I Padang
1995-1996 : Polisi I Bogor
1996-2002 : SD Setia Prayoga Padang
23