SKRIPSI
OLEH:
WIWING HERIANTO
1740303016
SKRIPSI
OLEH:
WIWING HERIANTO
1740303016
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Pada
Universitas Borneo Tarakan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya penyusunan skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini disusun
sebagai persyaratan untuk lulus dalam mata kuliah Skripsi pada program studi S1
Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan.
1. Bapak Ruslim, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan sebagai
dosen pembimbing yang telah membimbing dalam menyusun skripsi ini.
2. Bapak Hadi Santoso, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan arahan dan membimbing dalam penyusunan skripsi
3. Bapak Sudirman, S.T., M.T selaku dosen penguji yang telah memberikan
ilmu dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini
4. Bapak Muh. Firdan Nurdin, S.T., M.T Selaku dosen penguji yang telah
memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Segenap dosen dan tenaga pendidik jurusan teknik mesin yang telah
memberikan ilmu serta berbagai pengalaman kepada peneliti
6. Serta teman-teman yang telah membantu dalam dalam tiap proses untuk
menyelesaikan penelitian ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
ilmu pengetahuan. Skripsi ini mungkin jauh dari kata sempurna oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan sekali saran dan keritik dari pihak pembaca.
Penulis
vi
RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF DENGAN
PEMANFAATAN FLYWHEEL SEBAGAI PENYIMPAN ENERGI
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 .............................................................................................................63
Lampiran 2 .............................................................................................................67
Lampiran 3 .............................................................................................................68
Lampiran 4 .............................................................................................................79
Lampiran 5 .............................................................................................................70
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
engkol mesin yang menerima daya putar dari piston selama langkah kerja flywheel
berfungsi sebagai penyimpanan energi, yang mana menyimpan energi saat daya
mesin melebihi kebutuhan dan melepaskannya daya mesin lebih kecil dari
kebutuhan. Dapat dimanfaatkan sebagai kontrol dari terjadinya suatu perubahan
kecepatan, mampu membuat crankshaft berputar secara terus menerus sehingga
mesin beroperasi dengan lembut (Rachmawan dkk, 2014). Flywheel adalah
sebuah komponen yang dapat dipergunakan untuk meredam perubahan kecepatan
dengan memanfaatkan kelembaman putaran (Julpriadi dkk, 2019). Dari
kelembaman roda gila dapat menyimpan energi dengan memanfaatkan gerak
rotasi pada flywheel sehingga memperoleh energi kinetik rotasi yang dipengaruhi
oleh torsi.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan perancangan pembangkit
listrik alternatif dengan pemanfaatan flywheel sebagai penyimpan energi yang
diaplikasikan ke dalam sistem pembangkit listrik dengan meningkatkan daya putar
pada motor pengarak yang akan ditransmisikan generator.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikaji, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut.
1. Merancang sistem pembangkit listrik dengan pemanfaatan flywheel sebagai
penyimpan energi.
2. Menghitung daya keluaran yang mampu dihasilkan oleh flywheel dalam
perancangan ini.
2
3. Menganalisis kinerja flywheel ketika diberi beban.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam perancangan pembangkit listrik ini adalah
sebagai berikut.
1. Alat pembangkit ini dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
2. Memberikan informasi bagi pembaca mengenai keuntungan dari pembangkit
listrik alternatif ini.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MOTOR LISTRIK
4
A. Motor DC
Motor DC (arus searah) merupakan motor yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik yang membutuhkan arus searah yang pada kumparan
medan magnet untuk diubah menjadi energi gerak. Kumparan medan pada motor
arus searah disebut dengan stator merupakan bagian yang diam dan kumparan
jangkar disebut juga dengan rotor bagian yang bergerak (berputar). Motor DC
menggunakan arus langsung yang tidak langsung/ directunidirectiona. motor arus
searah dapat digunakan sebagai motor DC atau generator DC (Bagia dan Parsa,
2018).
Gambar 2. 2 Motor DC
(Sumber: Siswoyo, 2008)
5
Gambar 2. 3 Bagian-bagian motor
(Sumber: Siswoyo, 2008)
6
3) Komutator
Komutator dapat dimanfaatkan untuk merubah arah arus listrik dari
dinamo. Komutator juga membantu dalam meneruskan arus listrik dari sumber
daya ke dinamo dan
C. Motor Sinkron
Motor sinkron merupakan motor sinkron yang digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik (Chapman. Stephen J, 2005).
Motor sinkron/ motor AC, dalam melakukan kerja pada kecepatan konstan dan
pada sistem frekwensi tertentu. Motor ini membutuhkan arus suplai arus listrik
searah untuk membangkitkan daya dan memiliki torsi awal putaran yang rendah,
oleh karena itu motor sinkron cocok digunakan untuk penggunaan awal putaran
dengan beban rendah, seperti perubahan frekwensi, kompresor udara, dan
generator/ alternator. (Pattiapon, 2019).
7
1) Komponen utama motor sinkron
a. Rotor: Perbedaan utama diantara motor sinkron dengan motor induksi
yaitu pada rotor motor sinkron berputar pada kecepatan yang sama dengan
putaran medan magnet.
b. Stator motor sinkron dapatmenghasilkan medan magnet berputar yang
sama dengan frekwensi yang dibutuhkan.
2) Prinsip kerja motor sinkron
Adapun prinsip kerja Motor Sinkron secara umum adalah sebagai berikut
ini.
a. Kumparan medan magnet terdapat pada rotor.
b. kumparan jangkar terdapat pada stator.
c. Pada motor sinkron, membutuhkan suplai arus listrik bolak-balik (AC)
untuk menghasilkan fluksi medan putar stator (Bs) dan menyuplai listrik
searah (DC) membangkitkan medan rotor (Bs). Rotor berputar karena
karena adanya gaya tarik menarik dan olak menolakt antara medan putar
stator dengan medan rotor. Namun dikarenakan tidak adanya torka-start
pada rotor, maka motor sinkron membutuhkan prime-mover yang memutar
rotor hingga kecepatan sinkron agar terjadi coupling antara medan putar
stator (Bs) dan medan rotor (Br).
D. Motor Induksi
Motor induksi adalah motor listrik yang membutuhkan suplai arus listrik bolak
balik (AC) yang paling umum dalam penggunaannya. Motor ini bekerja
berdasarkan induksi magnet stator ke rotor, arus rotor motor ini tidak diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan oleh
arus stator. Motor induksi paling umum digunakan baik industri maupun dalam
kalangan masyarakat. Motor induksi yang umum digunakan adalah motor induksi
1-fase dan motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase paling
banyak digunakan bidang industri dikarenakan memiliki kapasitas yang besar.
Motor induksi 1-fasa dioperasikan pada sistem tenaga1-fasa dan umumnya dalam
peralatan rumah tangga mesin parut kelapa, kipas angin, mixer, pompa
8
sentrifugal, karena motor 1-fase memerlukan daya listrik yang rendah (Bagia dan
Parsa, 2018)
Adapun bentuk gambaran motor induksi dapat dilihat pada gambar 2.4
berikut ini.
9
suplay arus listrik pada kumparan bantu dan kumparan utama saja yang
melakukan bekerja. Untuk lebih jelas, perhatikan gambar berikut:
10
Gambar 2. 6 Konstruksi motor
(Sumber: Kim, 2017)
1) Stator
Dalam motor induksi, hanya belitan stator yang di umpankan oleh AC tiga
fase Sumber Daya listrik. Perlu diketahui bahwa belitan stator tiga fase melakukan
peran dari gulungan dinamo dan medan dari motor DC. Tiga fase ini belitan
ditempatkan di slot yang dipotong secara aksial di sepanjang pinggiran bagian
dalam inti besi seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2.6 tergeser satu sama lain
oleh 120 derajat kelistrikan di sepanjang pinggiran dan biasanya dihubungkan di
delta untuk tegangan suplai rendah atau dalam wye untuk tegangan suplai tinggi.
Semua belokan di setiap belitan terus menerus didistribusikan di banyak slot
menyebar di sekitar pinggiran, sehingga kerapatan belitan dapat berbentuk
sinusoidal. Tujuan susunan ini adalah untuk membentuk sinusoidal distribusi fluks
di celah udara ketika arus listrik mengalir melaluinya (Kim, S.-H., 2017).
11
2) Rotor
Mirip dengan stator, sebuah rotor memiliki inti besi silinder yang terdiri dari
silikon laminasi baja. Perlu diketahui bahwa rangkaian listrik (belitan atau
konduktor) di inti besi rotor tidak diumpankan oleh sumber daya eksternal tetapi
arus mengalir oleh EMF yang diinduksi. Adapun dua jenis rotor motor yang
digunakan pada motor induksi. Motor induksi 3 fase terbagi dari dua jenis yaitu
rotor sangkar (squirrel cage rotor) dan rotor kumparan (wound rotor) (Kim, S.-H.
(2017)
a. Rotor sangkar
Rotor sangkar memiliki inti besi berlapis dengan slot untuk ditempatkan
miring konduktor, yang dapat berupa tembaga, aluminium, atau batang
paduan. Batang rotor ini adalah hubung singkat di kedua ujungnya melalui
cincin ujung seperti gambar berikut
b. Rotor belitan
Mirip dengan belitan pada stator, gulungan rotor memiliki satu set dari
belitan tiga fase, yang biasanya terhubung ke Y. Gulungan rotor adalah terikat
pada cincin selip pada poros rotor dan dengan demikian dapat diakses melalui
sikat. Karena konfigurasi ini, pada motor induksi tipe rotor-gulungan,
resistansi rotor dapat divariasikan dengan menghubungkan resistor eksternal
ke rotor gulungan melalui sikat.
12
Gambar 2. 9 Rotor belitan
(Sumber: Kim, 2017)
13
A. Konstruksi Generator Sinkron
Generator sinkron adalah motor sinkron yang digunakan untuk mengubah
daya gerak menjadi daya listrik. pengoperasian generator sinkron, baik saat
beroperasi sendiri maupun saat mengoperasikan gether dengan generator lain.
(Chapman. Stephen J, 2005)
Generator sinkron mempunyai dua komponen utama yaitu stator merupakan
bagian yang diam berbentuk silinder, rotor merupakan bagian yang bergerak juga
berbentuk silinder dan Celah udara adalah ruangan antara stator dan rotor
(Santoso, 2020)
14
digunakan secara bergantian. rotor generator sinkron pada dasarnya adalah
ektromagnet besar. Kutub magnet pada rotor dapat berupa konstruksi yang
menonjol atau tidak. Tenn salient berarti "menonjol" atau "mencuat", dan tiang
salient adalah kutub mag netic yang menonjol keluar dari permukaan rotor
(Chapman. Stephen J, 2005).
Konstruksi stator terdiri dari Kerangka terbuat dari besi tuang untuk
menyangga inti jangkar, Inti jangkar terbuat dari besi lunak/ baja silikon, Alur/
slot/ parit untuk meletakan kumparan, Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang
diletakkan pada alur (slot). Konstruksi pada rotor generator sinkron ada dua jenis
bentuk kutub magnet sebagai berikut.
1) Jenis kutub menonjol (salient)
Jenis kutub menonjol terdiri dari dua bagian utama yaitu sepatu kutub dan
inti kutub. Kumparan medan dililitkan pada badan kutub, dan juga
dipasangkan kumparan peredam pada sepatu kutub. (damper winding).
Kumparan kutub terbuat dari tembaga, badan kutub dan sepatu kutub terbuat
dari besi lunak.
15
Gambar 2. 13 Jenis konstruksi rotor dengan kutub tidak menonjol (nonsalient)
(Sumber: Chapman, 2005).
16
Pada gambar 2.15 gambaran sederhana sebuah belitan rotor berputar
disekitaran medan magnet yang homogen yang dihasilkan stator, kemudian
tegangan keluaran pada rotor selanjutnya melewati melalui sepasang slip ring
(cincin sikat) yang dapat untuk dihubungkan ke beban. Adapun proses
terbentuknya gelombang AC yang didapatkan pada keluaran rotor motor ini lebih
tepatnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pada gambar 2.14 Dan 2.15 Dapat dilihat proses terbentuknya GGL induksi
pada generator sinkron sebagaimana penjelasan berikut ini.
1) Belitan tembaga BADC bergerak rotasi diantara magnit permanen N-S
2) Dari kedua ujung belitan tersebut kemudian dihubungkan dengan Slip
Ring (cincin sikat)
3) GGL induksi akan menimbulkan arus arus listrik (dikarenakan terdapat
beberapa beban pada generator) yang disuplai melalui sikat-sikat arang ke
beban yang tersambung terhadap generator.
17
Nr.P
fe = ......................................................................................................... 2.1
120
dimana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
Nr = kecepatan putar rotor (rpm)
p = jumlah kutub magnet pada rotor
18
Atau disingkat menjadi:
Ea = c.Nr.φ) .................................................................................................. `2.3
Dimana:
kc = factor kisar;
kd = factor distribusi
f = frekuensi dalam Hz atau cps
Φ = fluks /kutub dalam Weber
T = banyaknya lilitan /fase =1/2 Z
Z = banyak sisi kumparan (1 lilit adalah 2 sisi kumparan)
c = konstanta mesin
Nr= kecepatan putaran rotor (rpm)
φ = fluks yang dihasilkan oleh kumparan medan (wb)
2.3 Flywheel
Roda gila (Flywheel) adalah komponen dari mesin yang memiliki fungsi
menyimpan energi kinetik dari gerak putar poros engkol dan juga berfungsi
sebagai untuk menstabilkan putaran mesin ketika putaran mengalami penurunan
secara drastis.. Roda gila (Flywheel) biasanya dihubungkan di ujung poros engkol
mesin yang akan menerima daya putar dari piston selama siklus kerja, akan
berkurang yang disebabkan langkah lain seperti inertia loss, dan juga akibat dari
gesekan. Flywheel berfungsi sebagai penyimpanan energi, dimana menyimpan
energi di waktu daya mesin tersebut melebihi kebutuhan dan akan dilepas dimana
daya mesin lebih kecil dari kebutuhan. Selain fungsi tersebut juga dapat
digunakan sebagai pengontrol jika terjadi suatu perubahan putaran, mampu
membuat poros berputar secara terus menerus sehingga mesin beroperasi dengan
lembut (Rachmawan dkk, 2014)
19
Gambar 2. 16 Flywheel
Energi kinetik pada roda gila dapat ditingkatkan berdasarkan penambah massa
flywheel dan juga mempercepat putaran flywheel. Komponen penyimpanan energi
seperti flywheel umumnya lebih dipengaruhi kecepatan rotasi flywheel dibanding
dengan massanya. Namun dalam putaran yang sangat tinggi, mengakibatkan
flywheel dapat rusak dengan sendirinya akibat dari tegangan geser yang
berlebihan (Rachmawan dkk, 2014). Jika terjadi sedikit retakan pada flywheel
maka akan mengakibatkan putaran mesin akan menjadi tidak stabil dan
memengaruhi daya output yang dihasilkan oleh mesin, ketika flywheel mengalami
pengikisan massa akibat gesekan, maka keseimbangan putaran pada mesin
menjadi terganggu dan dapat mengakibatkan getaran yang berlebihan pada mesin.
Pembangkit listrik dengan pemanfaatan flywheel terdapat dua bagian utama
yaitu mesin pembangkit dan sistem suplai arus listrik cadangan untuk motor.
Sistem pembangkit yang terdiri dari motor induksi (1-fase) yang ditransmisikan
ke flywheel dan dari flywheel generator AC satu fasa yang di kopel dari flywheel
pada umumnya menggunakan prinsip kerja sistem konversi energi dari energi
mekanik atau energi gerak melingkar yang tersimpan pada flywheel
ditransmisikan energi kinetik tersebut ke generator dan generator merubah energi
mekanik menjadi energi listrik
Flywheel dapat menyimpan energi dapat dimanfaatkan untuk menstabilkan
putaran pada generator listrik, agar putaran pada generator listrik lebih stabil dan
torsi lebih besar. Sehingga pada saat generator listrik mengalami beban yang
berlebih, roda gila mampu melipat gandakan energi dan putaran yang cukup untuk
20
alternator. Sehingga generator listrik tidak mengalami penurunan putaran saat
terjadi beban (Rokhim & alif, 2019).
A. Momen Inersia
Momen Inersia merupakan suatu ukuran tahanan/ kelembaman suatu benda
terhadap perubahan dalam gerak putar. Berbeda halnya dengan massa benda yang
hanya tergantung pada jumlah zat yang terdapat di dalam benda, dan tergantung
bagaimana zat-zat atau massa falam benda dapat didestribusi. Semakin jauh
distribusi massa dari putaran flywheel maka momen inersia akan semakin besar
pula. Momen inersia yang pertama dalam suatu titik benda terhadap suatu sumbu
putar diartikan sebagai perkalian massa flywheel, dengan jarak sumbu poros
putaran r dengan r dikuadratkan dari sumbu poros putar (Razali dan Stephan
2017)
Momen Inersia yang dilambangkan I dengan satuan dalam SI adalah (kg.m2)
untuk mendapatkan nilai momen inersia dari suatu benda yang bergerak
melingkar adalah dengan mengalikan setengah massa dari flywheel dengan jarak
sumbu puar yang dikuadratkan partikel terhadap sumbu putar. Secara matematis
momen inersia dapat ditulis sebagai berikut :
I = 1/2 mr2 ...................................................................................................... 2.3
Dimana:
I = momen inersia
m = massa partikel
r = jarak partikel dari sumbu putar
B. Torsi
Menurut Marinus dkk, (2019) torsi dirumuskan dengan mengkali antara gaya
(F) dengan jarak lengan gaya (d). Lengan gaya atau lengan momen adalah jarak
tegak lurus antara garis kerja gaya dengan titik pusat massa. Sehingga torsi dapat
dirumuskan:
τ = F.d ............................................................................................................. 2.4
21
Untuk mendapatkan hubungan antara momen inersia, torsi, dan percepatan
sudut, perlu diingat bahwa misalkan sebuah benda dengan massa m berputar
membentuk lingkaran dengan jari-jari r akibat pengaruh gaya tangensial F. sesuai
dengan hukum newton II untuk besaran linier, ∑F=ma dan hubungan percepatan
sudut dengan percepatan linier tangensial atan = rα maka diperoleh:
F = m.a / F = m.r ........................................................................................... 2.5
Jika kedua ruas dikalikan dengan jarak tegak lurus terhadap pusat titik massa
atau lengan gaya yang dinotasikan dengan. Perlu diketahui bahwa momen gaya
adalah τ=rF maka diperoleh:
T = mr2.a ........................................................................................................ 2.6
22
Energi kinetik pada flywheel diukur berdasarkan persamaan pada silinder
pejal. dengan dihubungkan energi kinetik dengan momen inersia. energi kinetik
rotasi adalah besarnya energi yang tersimpan dalam suatu benda saat melakukan
gerak rotasi. Maka diperoleh persamaan berikut ini.
Ek = ½ I. 𝜔2 ................................................................................................ 2.10
Dimana:
Ek = energi kinetik (kg.m2/s2) atau (joule)
I = momen inersia (kg.m2 )
E. Daya Elektrik
Daya elektrik (daya listrik) adalah besarnya tenaga elektrik setiap satuan
waktu (Purnomo, 2017) apabila ditulis dalam bentuk rumus persamaan:
dw
P= ......................................................................................................... 2.13
dt
Dimana:
p : Daya elektrik dalam Watt (W)
w : Tenaga elektrik dalam joule (J)
t : Waktu dalam detik (s)
23
dw dw dq
P= = . = V.I
dt dq dt
P = V.I ......................................................................................................... 2.14
24
B. Transmisi Rantai
Transmisi rantai umumnya digunakan dimana jarak kedua poros lebih jauh
dari pada jarak poros transmisi roda gigi, akan tetapi lebih pendek dibanding
dengan transmisi sabuk. Rantai terkait pada gigi sproket dan meneruskan daya dan
putaran tanpa adanya slip (Sulasro, 1997).
C. Transmisi Sabuk-V
Dalam suatu sistem yang memiliki transmisi yang jaraknya cukup jauh
sehingga memisahkan antar kedua buah poros yang menyebabkan tidak
memungkinkan penggunaan transmisi dengan dengan roda gigi, maka pran V-belt
sebagai suatu solusi yang dapat dipergunakan. V-belt merupakan sebuah transmisi
penghubung kedua poros untuk mentransmisikan putaran dan daya yang terbuat
dari karet dan memiliki penampang trapesium. untuk penggunaannya V-belt
lilitkan mengelilingi ke alur pulley yang berbentuk V juga. Bagian sabuk yang
25
melilit pada pulley akan terjadi lengkungan sehingga bagian dalam sabuk akan
bertambah lebar (Sularso, 1997).
26
yang diteruskan dengan faktor koreksi. Transmisi V-belt hanya dapat
menghubungkan poros-poros yang sejajar dengan dan memiliki arah putaran yang
sama. V-belt selain juga memiliki juga banyak memiliki keunggulan
dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain, begitu juga sebaliknya
memiliki kekurangan dimana V-belt memungkinkan dapat menghasilkan slip
(Hariyanto dan Abdurrahman P, 2019)
1) Pemilihan Belt
Pemilihan jenis belt yang akan digunakan dapat dicari dengan menggunakan
gambar 2.21 berikut.
27
n1 d2
i= = ........................................................................................................ 2.16
n2 d1
Dimana:
n1 = Putaran pulley penggerak (rpm)
n2 = Putaran pulley yang digerakkan (rpm)
d1 = Diameter pulley penggerak (mm)
d2 = Diameter pulley yang digerakkan (mm)
3) Menghitung torsi
Menghitung torsi yang ditransmisikan untuk memutar pulley yang
dihubungkan dengan flywheel sebagai berikut:
T2 n1
= .............................................................................................................. 2.17
T1 n2
Dimana:
n1 = Putaran pulley penggerak (rpm)
n2 = Putaran pulley yang digerakkan (rpm)
T1 = Torsi masukan (N.m)
T2 = torsi keluaran (N.m)
28
Menurut julpriadi (2019) dalam penelitian tersebut menggunakan simulator
turbin angin savonius prototype. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja
turbin angin tersebut jika ditambahkan flywheel. Adapun hasil dari pengujian
turbin tersebut dengan cara membandingkan kinerja pembangkit tanpa flywheel
dan pembangkit dengan penambahan flywheel. Flywheel yang digunakan adalah
flywheel dari sepeda motor honda beat. Dimensi flywheel tersebut yaitu memiliki
massa 0.8 kg dengan diameter 11 cm, dan ketebalan tebal 3 cm, terbuat dari
bahan Ferro (Fe) magnet. Adapun Hasil penelitian menujukkan bahwa flywheel
yang digunakan memiliki momen inersia sebesar 0.00121 kg.m2. dalam
penggunaan flywheel menghasilkan kelebihan energi dengan persentase
peningkatan rata-rata yaitu sebesar 58,0475% dan efesiensi dengan penggunaan
flywheel disetiap penambahan beban tertinggi yaitu sebesar 0,004010 %.
Menurut tangko (2019) Energi yang ada pada flywheel adalah energi mekanik.
Energi mekanik inilah yang akan diubah oleh generator menjadi energi listrik.
Motor penggerak mentransmisikan putaran ke flywheel dan kemudian flywheel
memutar generator hingga generator menghasilkan arus listrik. Pada penelitian ini
dilakukan pengujian putaran pada flywheel, daya yang dihasilkan generator tanpa
beban listrik maupun berbeban. dan waktu yang dibutuhkan pembangkit ini untuk
bertahan. Kemampuan kinerja pada sistem pembangkit listrik berbasis flywheel
pada kondisi motor tanpa suplai cadangan, keadaan generator tanpa beban hanya
mampu membangkitkan daya maksimum sebesar 860,1 W selama 22 detik. Hal
ini dikarenakan motor penggerak tidak mendapatkan suplai cadangan sehingga
terjadinya terjadinya pengereman regeneratif pada alternator. Kemampuan sistem
pembangkit listrik berbasis flywheel dengan motor penggerak tanpa suplay
cadangan dalam keadaan generator berbeban hanya mampu membangkitkan daya
maksimum sebesar 708,75 W selama 18 detik, hal ini dikarenakan dengan
pembebanan pada alternator mengakibatkan kemampuan pembangkit ini
membangkitkan semakin cepat.
Menurut razali (2017) perancangan pembangkit listrik dengan
mengaplikasikan flywheel kedalam generator listrik, agar dapat meningkatkan
daya pada alternator dan menstabilkan tegangan yang dihasilkan oleh alternator.
Proses manufaktur mesin pembangkit listrik dengan mengaplikasikan flywheel ke
29
dalam alternator. Dimulai dari perancangan mekanik flywheel, menganalisis
jumlah rotasi per menit dari alternator. dari hasil perancangan mesin pembangkit
listrik adalah diperlukan maksimal 2.5 KW - 3 KW dengan putaran 3000 rpm
yang didapatkan dari motor motor penggerak dengan menggunakan transmisi
sabuk balt, massa roda gila 60 kg menggunakan 2 flywheel dan daya output
maksimum dari alternator 3 KW. Adapun hasil dari pengujian ini yaitu Dari hasil
pengujian Alat ini memiliki output daya listrik yang 2 kali lipat lebih besar dari
input nya namun dalam penelitian ini diperlukan motor penggerak yang stabil,
dalam kecepatan putar rotasi dan memeliki
Menurut Rokhim (2019) energi yang tersimpan pada flywheel dapat
digunakan untuk menstabilkan putaran pada alternator, agar putaran pada
alternator listrik lebih stabil dan untuk menghasilkan torsi lebih besar. Roda gila
dapat melipat gandakan torsi dan putaran yang cukup untuk alternator. Sehingga
alternator tidak mengalami penurunan putaran ketika diberi beban pada alternator.
Tetapi agar rpm pada alternator tetap sesuai dengan rpm yang ada pada name
plate untuk membangkitkan tegangan yang diperlukan, dilakukan penambahkan
motor DC untuk membantu roda gila agar putaran alternator tidak mengalami
penurunan saat alternator mengalami beban puncak. Dari hasil pengujian tersebut,
Alat yang telah buat tidak mampu berputar secara terus menerus di karenakan
untuk memutar sebuah flywheel, motor DC membutuhkan arus yang sangat besar
agar motor DC mampu memutar flywheel. Dikarenakan yang digunakan terlalu
berat, motor DC membutuhkan tenaga exstra untuk memutar flywheel, di tambah
lagi jika alternator sedang bekerja, putaran motor bertambah berat, sehingga arus
yang di seserap motor sangat besar. Sedangkan alternator hanya mampu
mengeluarkan teganggan 10 V, arus yang di keluarkan oleh alternator hanya
mengeluarkan 2 A. Jika alternator mampu mengeluarkan arus 12 A maka sistem
dapat bekerja dengan baik. Sistem alat ini hanya mampu bertahan 5–10 menit
sehingga tidak akan mampu mencharger battery yang membutuhkan waktu 1-2
jam
30
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Alat
Jenis peralatan dan fungsinya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai mana yang berada pada tabel berikut.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini beserta spesifikasinya adalah
sebagaimana yang terdapat pada Tabel. 3.2.
31
Tebal 50 mm.
2 Motor Induksi Motor listrik 1-fase, 1 HP, 2820 1 buah
rpm, 4.9 A.
3 Alternator Output 3 Kw, 1500 rpm, 13 A 1 buah
4 Pulley 2 inch, 4 inch, 6 inch, 6 inch 4 buah
5 Belt Belt A No. 42 dan Belt B No. 52 2 buah
6 Besi U Ukuran 50 x 35, tebal 2 mm, 2 buah
panjang 6 m.
7 Kabel Diameter 2 mm, panjang 3 meter 3m
8 Baut 14 mm 12 buah
9 Bering Duduk Diameter 45 mm 1 buah
10 As Diameter 44.5 mm 1 buah
11 Kawat Las Diameter 2.6 1 kotak
12 Cat Merah dan hitam Kaleng
13 Lampu 60 watt dan 100 watt 2 buah
Mulai
Studi Literatur
Perancangan Flywheel
Generator
a b
32
a a
Kesimpulan
Selesai
33
Input
dari S2 S3
Alternator
Flywheel
PLN Motor Daya Yang
Induksi Dimanfaatk
1-Fase an
S1
Feedback
Berdasarkan skema kerja alat diatas, jika switch 1 dinyalakan maka arus listrik
dari PLN akan terhubung ke motor penggerak, sehingga rotor pada motor
penggerak berputar. Dari putaran motor penggerak tersebut ditransmisikan ke
flywheel dan dari flywheel ditransmisikan ke alternator. Setelah tegangan
alternator mencapai 230 volt switch 1 dimatikan, kemudian switch 2 dinyalakan
agar motor penggerak mendapatkan suplai listrik dari alternator. Switch 3
dinyalakan untuk memanfaatkan energi listrik yang dihasilkan dari mesin
pembangkit listrik tersebut.
34
B. Flowchart perancangan flywheel generator
Secara garis besar ada beberapa langkah (tahapan) yang dilakukan dalam
perancangan Flywheel generaor ini yang disajikan dalam flowchart penelitian
sebagai berikut
Mulai
Torsi yang
ditransmisikan
< ke flywheel :
Torsi flywheel
>
b a
35
b a
Daya pada
Alternator :
< Konsumsi Motor
penggerak
>
Mulai
36
n1 d2
i= = ....................................................................................................3.3
n2 d1
3) Menghitung torsi yang ditransmisikan ke flywheel
Menghitung torsi yang ditransmisikan untuk memutar pulley yang terhubung
dengan flywheel yaitu menggunakan perbandingan sesuai persamaan 3.4
T2 n1
= ..........................................................................................................3.4
T1 n2
Besar torsi (T) yang dihasilkan oleh flywheel yaitu dengan perkalian momen
inersia (I) dengan percepatan sudut (α) didapatkan dengan persamaan 3.6
T = I . α ........................................................................................................3.6
Dimana α merupakan besarnya percepatan sudut yang diturunkan dari
persamaan kecepatan sudut sebagaimana persamaan 3.7
Δω
α = Δt .........................................................................................................3.7
37
7) Daya yang dapat dimanfaatkan
Daya yang dapat dimanfaatkan dari rangkaian flywheel generator tersebut
yaitu daya yang dihasilkan oleh alternator tersebut dikurangi dengan daya yang
disuplai ke motor penggerak.
P (yang dimanfaatkan) = POut – PIn ................................................................................................ 3.10
38
Tabel 3. 3 Rencana kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Perancangan Prototype
Flywheel Generator
4 Pengujian dan
pengambilan data
5 Penyusunan Laporan
6 Seminar
39
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
40
3011 rpm
ω = 2π ∙
60
ω = 315,1 rad/sec
Berdasarkan persamaan 4.2 dapat dihitung besarnya torsi yang dihasilkan oleh
motor listrik adalah:
𝑃
T = 𝜔 ..............................................................................................................4.2
1HP
T= ∙ 745 W⁄HP
315,1 rad⁄sec
745 W
T=
315,1 rad⁄sec
T = 2,36 Nm
41
1204 rpm . 5 inch
=
1500 rpm
d4 = 4 inch
42
7.561 rpm
=
60 s
= 126 rad/s
Dalam pengukuran waktu yang dibutuhkan motor penggerak untuk memutar
flywheel mencapai putaran 1.204 rpm terdapat kesulitan karena adanya slip saat
motor penggerak untuk memutar flywheel. Jika diasumsikan slip pada motor
penggerak tersebut diabaikan, maka waktu yang dibutuhkan motor penggerak
untuk memutar flywheel mencapai putaran 1204 rpm yaitu selama 21.1 detik
dengan arus motor penggerak 4 A, sehingga percepatan sudut flywheel sebesar:
Δω
α = Δt ...........................................................................................................4.6
126 rad/s
= 21.1 s
= 5.97 rad/s2
Berdasarkan hasil perhitungan besar momen inersia pada flywheel yaitu 0.66
kg.m2 dengan percepatan sudut 5.97 rad/s2. Sehingga torsi pada flywheel yaitu
sebesar:
T = I . α ...............................................................................................................4.7
= 0,66 kg.m2 . 5.97 rad/s2.
= 3.94 N.m
Sehingga didapatkan torsi pada motor penggerak yang ditransmisikan ke
flywheel yaitu sebesar 5.9 N.m sedangkan torsi pada flywheel yaitu sebesar 3.94
sehingga motor penggerak mampu untuk memutar flywheel.
43
6) Daya yang mampu dihasilkan alternator
Daya yang dapat dikeluarkan oleh alternator dapat dihitung dengan penurunan
persamaan efisiensi sesuai persamaan 3.8
Daya Output
η= ..........................................................................................3.8
Daya Input
44
4.3 Proses Manufaktur
Dari hasil perancangan diatas dilanjutkan proses manufaktur dari sistem
rancang bangun pembangkit listrik alternatif dengan pemanfaatan flywheel
sebagai penyimpan energi. Proses manufaktur ini meliputi:
1. Penyediaan bahan
2. Pengukuran bahan
3. Proses pemotongan bahan yang meliputi pemotongan dengan cutting
wheel dan pembubutan. Pemotongan dengan cutting will yaitu pada baja
untuk kebutuhan membentuk rangka dari mesin. proses pemotongan
dengan mesin bubu dilakukan pada proses pembentukan dimensi poros
4. Proses pengelasan ang dilakukan untuk menghunikan rangka dari mesin.
5. Pengecatan, dilakukan untuk proses pelapisan pada rangka mesin.
6. Pemasangan peralatan.
Bentuk real dari peralatan rancang bangun pembangkit listrik alternatif
dengan pemanfaatan flywheel sebagai penyimpan energi adalah sebagai mana
yang terlihat pada gambar 4.1
45
4.4 Pengambilan Data
Pengambilan data pada mesin pembangkit listrik berbasis flywheel dilakukan
setelah semua perangkat mesin sudah terpasang dengan baik. Variabel data yang
diambil atau diukur meliputi putaran motor, putaran flywheel, putaran alternator,
arus motor, dan tegangan pada alternator. Adapun variabel data pengukuran
dimaksud adalah sebagai berikut.
46
flywheel
Motor dihubungkan terhadap
3 2931 1192 1504
flywheel dan alternator
47
2 60 4.2 1494 260
3 160 4.8 1458 260
4 755 5.9 1395 240
4.5 Pembahasan
Pada subbab ini akan dilakukan analisis terhadap hasil perhitungan secara
teoritis dan hasil pengukuran dari mesin. Analisis terhadap mesin dilakukan
melalui perbandingan hasil desain dengan hasil pengukuran.
48
C. Pengaruh Beban Terhadap Putaran dan Tegangan Pada Alternator
dengan Tanpa Penambahan Flywheel.
Pada subbab yaitu untuk mengetahui pengaruh beban terhadap putaran dan
tegangan yang dihasilkan oleh alternator dengan tanpa penggunaan flywheel dapat
dilihat data pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4. 5 pengaruh beban terhadap putaran dan tegangan pada alternator tanpa
penambahan flywheel
No Beban Putaran Alternator Volt Output
P (watt) n (rpm) V (volt)
1 0 1523 270
2 60 1488 260
3 160 1444 250
4 755 1200 190
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, adapun pengaruh beban terhadap putaran dan
tegangan yang dihasilkan alternator jika diberi pembebanan lampu pada alternator
dengan daya 60 watt, 160 watt, 755 watt dengan tanpa penambahan flywheel maka
dapat dilihat pada grafik berikut
1600
1523
1488
1500
1444
1400
n (rpm)
1300
1200
1200
1100
0 60 160 755
P (watt)
49
Berdasarkan grafik diatas jika alternator tanpa diberi beban, dapat
menghasilkan putaran sebesar 1523 rpm dan tegangan yang dihasilkan sebesar
270 volt. Ketika diberi beban sebesar 60 watt, putaran pada alternator mengalami
penurunan sebesar 35 rpm dari putaran 1523 rpm menjadi 1488 rpm dan tegangan
yang dihasilkan sebesar 260 volt. Pada beban 160 watt, putaran pada alternator
mengalami penurunan sebesar 44 rpm dari 1488 rpm menjadi 1444 rpm dan
tegangan yang dihasilkan sebesar 250 volt. Dan pada beban 755 watt, putaran
alternator mengalami penurunan sebesar 244 rpm dari 1444 rpm menjadi 1200
rpm dan tegangan yang dihasilkan sebesar 190 volt. Dari pengujian ini tanpa
penggunaan flywheel daya yang dihasilkan oleh alternator pada beban 755 watt
yaitu sebesar 190 watt tidak memenuhi kebutuhan untuk mensuplai ke motor
penggerak yaitu sebesar 220 volt berdasarkan dari name plate yang terdapat pada
motor.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, adapun pengaruh beban terhadap putaran dan
tegangan yang dihasilkan alternator jika diberi pembebanan lampu pada alternator
50
dengan daya 60 watt, 160 watt, 755 watt dengan penambahan flywheel maka dapat
dilihat pada grafik berikut.
1600
1504 1494
1500 1458
1395
n (rpm)
1400
1300
1200
1100
0 60 160 755
P (watt)
Gambar 4. 3 Grafik pengaruh beban terhadap putaran dengan penambahan
flywheel
51
yaitu sebesar 60 watt, 160 watt, dan 755 watt dapat dilihat berdasarkan grafik
berikut.
1600
1523 1513
1500
1444
1504 1494
1458
1400
n (rpm)
1395
1300
1200
1200
1100
0 60 160 755
P (watt)
52
flywheel sebesar 1395 rpm, putaran pada alternator dengan penggunaan flywheel
lebih besar dibanding penambahan flywheel dengan selisih 195 rpm.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, putaran alternator tanpa penggunaan
flywheel ketika diberi beban mengalami penurunan secara drastis, namun dengan
penggunaan flywheel putaran alternator lebih stabil dan pada saat pemberian
beban alternator tidak mengalami penurunan putaran yang berlebihan,
dikarenakan adanya energi yang tersimpan pada flywheel untuk menstabilkan
putaran.
Adapun pengaruh beban daya pada alternator terhadap konsumsi daya pada
motor penggerak dengan pembebanan 60 watt, 160 watt, 755 watt tanpa
penambahan flywheel dapat dilihat berdasarkan grafik berikut.
53
1900 1808
1700
1500
Input P (watt)
1300
1084
1100
926.6
858.5
900
700
0 60 160 755
Output P (watt)
Berdasarkan grafik diatas jika motor penggerak tanpa beban, daya serap motor
penggerak sebesar 859 watt. Ketika diberi beban sebesar 60 watt pada alternator
daya serap motor penggerak mengalami sedikit kenaikan sebesar 68 watt dari 859
watt menjadi 927 watt. Pada beban 160 watt pada alternator daya serap motor
mengalami kenaikan sebesar 158 watt dari 927 watt menjadi 1085 watt, dan pada
beban 755 watt pada alternator daya serap motor penggerak mengalami kenaikan
sangat sebesar yaitu 723 watt dari 1085 watt menjadi 1808 watt. Namun daya
serap dari motor penggerak jauh lebih besar dari daya yang dihasilkan oleh
alternator.
54
Tabel 4. 8 Konsumsi daya motor penggerak dengan penggunaan flywheel
No Beban Tegangan Konsumsi arus Konsumsi daya
P (watt) sumber PLN motor penggerak motor penggerak
V (Volt) I (A) P = V . I (watt)
1 0 226 4 904
2 60 226 4.2 949
3 160 226 4.8 1085
4 755 226 5.9 1333
Adapun pengaruh beban daya listrik pada alternator terhadap konsumsi daya
pada motor penggerak dengan pembebanan 60 watt, 160 watt, 755 watt dengan
penambahan flywheel dapat dilihat berdasarkan grafik berikut.
1900
1700
Inpuut P (watt)
1500
1333
1300
1085
1100
949
904
900
700
0 60 160 755
Output P (watt)
Gambar 4. 6 Grafik kenaikan konsumsi daya motor penggerak ketika diberi
beban
Berdasarkan grafik diatas jika motor penggerak tanpa beban, daya serap motor
penggerak sebesar 904 watt. Ketika diberi beban sebesar 60 watt pada alternator
daya serap motor penggerak mengalami sedikit kenaikan yaitu sebesar 45 watt
dari 904 watt menjadi 949 watt. Pada beban 160 watt pada alternator daya serap
motor penggerak mengalami kenaikan sebesar 136 watt dari 949 watt menjadi
55
1085 watt, dan beban 755 watt pada alternator daya serap motor penggerak
mengalami kenaikan sebesar 245 watt dari 1085 watt menjadi 1333 watt. Namun
daya serap dari motor penggerak lebih besar dari daya yang dihasilkan oleh
alternator.
1900 1808
1700
Input P (watt)
1500
1300
1333
1085
1100
927 1085
859
900
949
904
700
0 60 160 755
Output P (watt)
Penambahan flywheel tanpa penambahan flwheel
Berdasarkan grafik diatas jika motor penggerak tanpa beban daya listrik pada
alternator, daya serap motor penggerak tanpa penggunaan flywheel sebesar 859
watt sedangkan penggunaan flywheel daya serap motor penggerak sebesar 904
watt, penggunaan flywheel daya serap motor penggerak sedikit lebih besar
dibanding tanpa penggunaan flywheel dengan selisih sebesar 45 watt. Pada beban
60 watt pada alternator, daya serap motor penggerak tanpa penggunaan flywheel
56
meningkat menjadi 927 watt sedangkan dengan penggunaan flywheel meningkat
menjadi 949 watt, penggunaan flywheel daya serap motor penggerak lebih besar
dibanding tanpa penggunaan flywheel dengan selisih 22 watt. Pada beban 160 watt
pada alternator, daya serap motor penggerak tanpa penggunaan flywheel
meningkat menjadi 1085 watt sedangkan dengan penggunaan flywheel meningkat
menjadi 1085 watt, pada pembebanan 160 tersebut daya serap motor penggerak
dengan penggunaan flywheel dan tanpa penggunaan flywheel memiliki daya serap
motor penggerak yang sama. Namun pada beban 755 watt pada alternator, daya
serap motor penggerak tanpa penggunaan flywheel meningkat menjadi menjadi
1808 watt sedangkan dengan penggunaan flywheel meningkat menjadi 1333 watt,
daya serap motor penggerak tanpa penggunaan flywheel sangat besar
dibandingkan dengan penggunaan flywheel dengan selisih 475 watt.
Berdasarkan hal tersebut dalam penggunaan flywheel dapat menghemat
penggunaan sumber daya listrik untuk suplay ke motor penggerak, dimana tampa
penggunaan flywheel daya serap motor penggerak 1808 watt, sedangkan dalam
penggunaan flywheel daya serap motor hanya dibutuhkan 1.333 watt dengan
beban alternator yang sama, dikarenakan dalam penggunaan flywheel motor
penggerak mendapatkan bantuan energi dari sehingga motor tidak perlu
mengeluarkan yang tenaga besar.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, pengujian, dan pembahasan sebagai mana
diuraikan pada bab iv, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah dilakukan perancangan pembangkit listrik alternatif dengan
pemanfaatan flywheel sebagai penyimpan energi yang diaplikasikan ke dalam
sistem pembangkit listrik dengan meningkatkan daya putar pada motor
pengarak yang akan ditransmisikan ke generator.
2. Daya yang dihasilkan oleh flywheel dalam perancangan ini yaitu sebesar 1.185
watt.
3. Berdasarkan data hasil pengujian didapatkan bahwa dengan penggunaan
flywheel putaran alternator ketika diberi beban lebih stabil dan daya serap
motor penggerak dengan penggunaan flywheel lebih kecil dimana beban
alternator sebesar 755 watt, energi yang diserap motor penggerak tanpa
penggunaan flywheel adalah sebesar 1808 watt. Sedangkan dengan
penggunaan flywheel energi yang diserap motor penggerak adalah sebesar
1333 watt.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari penelitian ini perlu dikaji lebih
lanjut beberapa hal sebagai berikut.
1. Daya yang dihasilkan alternator masih lebih kecil dari daya yang dibutuhkan
oleh motor penggerak sehingga alternator belum sanggup untuk mensuplai
daya ke motor penggerak maka dari itu dibutuhkan flywheel yang lebih besar
untuk meningkatkan daya putar alternator sehingga daya yang dihasilkan akan
meningkat.
2. Diperlukan motor penggerak yang memiliki efisiensi lebih besar untuk
minimalisir rugi-rugi daya pada motor penggerak.
3. Keterbatasan dalam pemilihan ukuran pulley karena harus menyesuaikan
ukuran yang tersedia dalam pasaran.
58
4. Kesulitan dalam pengukuran waktu yang dibutuhkan motor penggerak untuk
memutar flywheel pada kecepatan yang telah diperhitungkan dikarenakan
adanya slip pada sistem transmisi, berdasarkan hal tersebut diperlukan alat
yang mampu menghilangkan torsi awal motor penggerak.
59
DAFTAR PUSTAKA
60
Tangko, Jumadi., Remigu., Tandioga., Djufri, Haardiyanti (2019) ‘Analisis
pembangkit listrik berbasis flywheel’ Vol. 17 (1) 77-83
61
RIWAYAT HIDUP
Ø15 Ø12
165
151°
400
220
100
162 138 300 140 260
1000
134
112 210 No Nama Bahan Ukuran (mm) Jumlah (Pcs)
1 Besi UNP 5 50 x 30 x 1000 2
2 Besi UNP 5 50 x 30 x 400 6
3 Besi UNP 5 50 x 30 x 220 4
4 Besi UNP 5 50 x 30 x 300 2
6 Besi Siku 40 x 40 x150 2
Skala : 1:8 Digambar : Wiwing Herianto Keterangan:
Satuan : mm NPM : 1740303016 Gambar 2 Dimensi
Tanggal : 10-06-2021 Diperiksa : Ruslim, S.T., M.T
TEKNIK MESIN Rangka Mesin No. 01 A4
4
2
1
3
No Keterangan
1 Lubang Baut Tempat Motor
2 Lubang Baut Tempat Alternator
3 Lubang Baut Tempat bering
4 Lubang Baut Tempat bering
Skala : 1:5 Digambar : Wiwing Herianto Keterangan:
Satuan : mm NPM : 1740303016 Gambar 3 Dimensi
Tanggal : 10-06-2021 Diperiksa : Ruslim, S.T., M.T
TEKNIK MESIN Rangka Mesin No. 01 A4
3
2
7
5
6
4
1
No Nama Bahan
1 Motor Penggerak
2 Flywheel
3 Alternator
8
4 Rangka
5 Pulley
6 Belt
7 Poros
8 Bering
Skala : 1:6 Digambar : Wiwing Herianto Keterangan:
Satuan : mm NPM : 1740303016 Gambar 3 Dimensi
Tanggal : 10-06-2021 Diperiksa : Ruslim, S.T., M.T
TEKNIK MESIN Flywheel Generator No. 03 A4
DOKUMENTASI PROSES MANUFAKTUR
a. Pengukuran bahan
b. Proses pemotongan
d. Proses Pengerindaan
b. Pemasangan Pulley
b. Pengambilan Data