Disusun Oleh:
2. STEVEN (180401127)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan laporan Akhir dari
tugas rancang kami dengan judul rancangan “Perencanaan dan Pembuatan
Mesin Bubut Kayu dengan Beban Maksimal 60 kg dan Panjang Maksimal 1.3
Meter dan Diameter Maksimal 17 Centimeter”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan mata kuliah
tugas rancang desain elemen mesin yang terdapat di Departemen Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua seluruh penulis yang telah memberi dukungan moral maupun
materi.
2. Bapak Dr. Ir. M. Sabri, MT. IPM. Asean Eng. selaku Ketua Departemen
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Ir. Farida Ariani, MT selaku kepala Laboraturium Konstruksi Mesin.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Farel Hasiholan Napitupulu, DEA selaku Dosen
Pembimbing Tugas Rancang Desain Elemen Mesin.
5. Kawan-kawan angkatan 2018 yang telah berbagi dan saling membantu
dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan laporan ini.
ABSTRAK
ABSTRACT
At present, the use of wood is widely used. Like for construction, industry,
furniture, and many others. A wood lathe is a tool used to cut wood so that the wood
is cylindrical, with the working principle of a rotating object while the cutting tool
is moving. This lathe is designed to have a rotational speed of 2500 rpm which can
be adjusted because it uses a servo motor, and can support a load of 60 kg. This
lathe is designed to be able to turn wood with a maximum length of 1.3 meters and
a maximum diameter of 17 centimeters. This lathe is also designed to be used safely
by paying attention to structural analyzes and the resistance of each part.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pembubutan, pahat bubut kayu dipegang dengan tangan dan diletakkan di area tool
rest agar hasil pembubutan mendapat hasil yang baik.
5. Pahat Miring (skew chisel) digunakan untuk pembubutan profil cembung dan
alur, menghaluskan.
Sementara itu gerakan pahat bubut dapat dijalankan secara manual oleh
operator maupun secara otomatis mekanis oleh mesin. Perputaran benda kerja
maupun gerakan alat potong bergerak secara simultan sehingga dihasilkan geometri
benda kerja yang diinginkan, menurut [7].
Pada gambar diatas, lebar sinyal dengan waktu 1,5 ms akan segera
memutar poros motor servo ke posisi sudut 90°. Selain itu sistem kontrol akan
mendeteksinya. Jika sinyal lebar kurang dari 1,5 ms maka porosnya akan berputar
ke arah 0° atau kekiri (berlawanan arah jarum jam). Sedangkan jika sinyal lebih
lama dari 1,5 ms maka porosnya akan berputar ke arah posisi 180° atau kekanan
(searah dengan jarum jam). Ketika sinyal lebar telah diberikan, maka poros pada
motor servo akan bergerak dan bertahan sesuai dengan posisi yang sudah
ditargetkan.
Jika ada input eksternal yang ingin memutar atau mengubah posisinya,
maka sistem closed loop akan langsung bekerja dengan menahannya. Namun,
posisi motor servo tidak mampu bertahan selamanya. Sinyal PWM harus diulang
setiap 20 ms agar posisi poros motor servo dapat selalu menahannya. Dengan
memanfaatkan sistem closed loop, maka poros motor servo akan tetap diposisi
idealnya secara otomatis.
Motor servo memiliki beberapa kelebihan yaitu :
1. Hemat Energi
Dinamo servo hanya memerlukan daya besar ketika dihidupkan pertama
kali saja yaitu 550 watt. Jika dibiarkan tetap hidup dalam keadaan tidak berputar,
maka daya listrik yang dibutuhkan motor hanya sebesar 4 watt saja.
2. Kecepatan Dapat Diatur
Selain hemat energi, dinamo servo bisa diatur kecepatannya tanpa harus
mengganti pulley terlebih dahulu. Dinamo servo dapat berputar mulai dari 0 - 5500
RPM. Dinamo servo dilengkapi box CPU untuk mengontrol putaran pada motor.
3. Effisiensi lebih baik
Motor servo memiliki effisiensi yang lebih baik, karena motor servo agar
bisa mendapatkan kecepatan 550 watt saja, sementara mesin AC dengan daya 550
watt hanya bisa mendapatkan putaran sebesar 1500 rpm.
4. Lebih Awet dan Mengurangi Biaya Perawatan
Menggunakan dinamo servo tidak perlu lagi biaya beli kanvas yang sering
aus di dinamo biasa, karena dalam servo motor tidak ada kanvas lagi, menurut [8].
12
2.6.2 Poros
Shaft (poros) adalah elemen mesin yang digunakan untuk
mentransmisikan daya dari satu tempat ke tempat lainnya. Daya tersebut dihasilkan
oleh gaya tangensial dan momen torsi yang hasil akhirnya adalah daya tersebut akan
ditransmisikan kepada elemen lain yang berhubungan dengan poros tersebut. Poros
juga merupakan suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol,
sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa
gabungan satu dengan lainnya. Dan pada perancangan ini kita memakai poros
spindle yang dimana pada poros spindle hanya menglami beban puntiran
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam merencanakan sebuah poros yaitu:
1. Kekuatan poros
2. Kekakuan poros
3. Putaran kritis
4. Korosi
5. Mudah tidaknya bahan tersebut dicari di pasaran.
6. Faktor ekonomis yang harus tetap diperhitungkan, menurut [9].
2.6.3 Pulley
Puli adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai tempat dudukan
sabuk ( penggerak sabuk ) yang digunakan untuk memindahkan daya dan putaran.
Sebuah tali, kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur puli untuk
13
memindahkan daya. Puli digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan,
meneruskan gerak rotasi, atau memindahkan beban yang berat.
Sistem puli dengan sabuk terdiri dua atau lebih puli yang dihubungkan
dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan daya,
torsi, dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat
meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat. Dan dalam
perencanaan ini menggunakan puli mahkota dan beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam perencanaan pulley mahkota.
Dan pada tugas rancang ini kita menggunakan ball bearing. Ball bearing
merupakan jenis bearing yang paling umum. Bearing ini punya kinerja sederhana
namun gerak putarnya efektif. Sehingga menjadi bearing yang paling banyak
dipakai karena bisa menangani beban putar (radial load) maupun beban tekan dari
samping (thrust load). Meski punya kemampuan bagus, tetapi usahakan untuk
dipakai pada beban yang tidak terlalu berat. Ball bearing ialah bantalan gelinding
yang menggunakan bola-bola baja di dalamnya. Bola-bola baja ini berfungsi
sebagai media gesekan antara komponen yang diam dengan komponen yang
bergerak.
Pada ball bearing, beban di transfer dari outer surface ke balls kemudian
dari balls akan dikirim ke bagian inner surface. Karena ball bearing berbentuk
sebuah sphere maka kontak inner surface dengan outer surface sangat kecil
sehingga itu membantu bearing berputar dengan halus. Ball Bearing memiliki
kontak berupa titik antara komponen gelinding dan raceway, alhasil mereka dapat
menurunkan beban gesekan sehingga ball bearing mampu berjalan dengan
kecepatan tinggi. Tetapi pada tipe bearing ini sangat rentan terhadap beban besar.
Ball bearing sangat cocok digunakan pada mesin dengan kecepatan tinggi seperti
mesin bubut kayu. Karena pada mesin bubut kayu dibutuhkan bearing untuk
membantu poros ketika melakukan gerakan rotasi yang disebabkan oleh tenaga dari
motor.
16
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
Mulai
Menentukan
Rancangan
Rancangan Disetujui
Tidak Ya
Dosen Pembimbing
Pemilihan Komponen
Pembuatan Laporan,
Gambar, dan Simulasi
Tidak Diterima Ya
BAB IV
HASIL PERENCANAAN
τ
τ
N2
F
T
ds
Pd
0.825
T = 9.74 x 105 2500
20
T = 321.42 kg. mm
Poros yang digunakan memiliki material berupa S45C dengan
kekuatan Tarik (σb ), sebesar 58 kg.mm2 dengan nilai safety factor sf1
= 6, dan sf2 = 2, menurut [15], dan juga memiliki diameter ds , sebesar
19 mm. Material jenis ini dipilih karena harganya yang murah dan juga
mudah didapat dipasaran.
- Menentukan gaya tangensial F
2T
F= , menurut [16]
ds
2(321.42)
F= = 33.8 kg
19
τa = 4.83 kg/mm2
- Tegangan geser yang terjadi pada poros
5.1 T
τ= , menurut [14]
ds 3
5.1 (321.42)
τ= = 0.24 kg/mm3
193
Dari data diatas didapat bahwa τ < τa, sehingga tengangan geser yang
terjadi dapat dinyatakan aman karena masih jauh berasa dibawah
tengangan geser izin bahan poros.
c. Perencanaan Pulley
σ2
σ1
N1
D2
D1
N2
40 2500
= 5000
D2
D2 = 80 mm
Jadi perencanaan untuk pulley pada shaft mesin bubut adalah 80 mm untuk
mendapatkan kecepatan maksimal 2500 rpm.
- Menentukan tegangan tarik pulley 80 mm
F D 2
σ𝑛 = ; A = π ( 2n ) , menurut [18]
A
33.8
σ2 = 80 2
= 0.0067 kg/mm2 = 0.067 MPa
3.14 × ( )
2
Pulley yang digunakan terbuat dari material besi tuang, karena besi tuang
memiliki tegangan geser izin (σa ) berkisar dari 100 MPa sampai 400 MPa,
menurut [19], maka akan digunakan tegangan geser izin minimum, yaitu
sebesar 100 MPa. Karena harga pada pulley ukuran 40 mm dan 80 mm
adalah σ < σa , maka dapat disimpulkan bahwa pulley dapat digunakan
pada mesin.
22
d. Perhitungan Sabuk
ϴ - 180
Fe
ϴ
N1
v
N2
r1 x r2
x = 159.8 mm
Dimana x merupakan jarak antar titik pusat pulley motor servo dan poros.
- Menentukan Kecepatan Linear sabuk
π.D2 .n
V= , menurut [17]
60×1000
π×80×2500
V= = 10.47 m/s
60×1000
0.825
N= , menurut [21]
Po × Kθ
Po = 0.85 kW
0.85
Fe = 102 10.47 = 8.28 kg/mm2
e. Perhitungan Bantalan
P
v
Dari hasil observasi melalui tempat penjualan yang menjual mesin bubut
kayu, mesin bubut kayu dipasaran mampu menopang kayu dengan berat
(W) 20 kg - 60 kg, menurut [13]. Berdasarkan data diatas, dan material
bantalan adalah besi cor, maka didapat tekanan maksimal yang diizinkan
(Pa) sebesar 0.2 kg/mm2, dan faktor tekanan-kecepatan maksimal yang
diizinkan (Pva) sebesar 0.2 kg/mm2.m/s - 0.3 kg/mm2.m/s, menurut [24].
- Tekanan Bantalan
W
P= , menurut [25]
l×d
60
P= = 0.105 kg/mm2
31×19.05
Harga P < Pa , sehingga nilai P masih dianggap aman dan dapat diterima.
- Kecepatan putar bantalan
π.𝑑.n
V= , menurut [17]
60×1000
π×19.05×2500
V= = 2.5 m/s
60×1000
Fc Fc
w
3 2 1
BAB V
LAPORAN KEGIATAN
5.2 DFA (Design for Assembly) dan DFM (Design for Manufacture)
Design for Manifacture and Assembly (DFMA) terdiri dari design for
manufacture (DFM) dan design for assembly (DFA). DFM bertujuan untuk
mempermudah proses manufaktur tiap komponen penyusun produk, dan DFA
bertujuan untuk menyederhanakan struktur produk agar proses perakitannya
menjadi lebih singkat, menurut [29].
Kegiatan DFMA ini sebenarnya merupakan salah satu kegiatan didalam
Tugas Desain Elemen Mesin Terpadu 1 yang sudah di laksanakan sebelumnya,
tetapi didalam proses pembuatan prototipe mesin bubut kayu ini terdapat beberapa
komponen yang harus mengalami perubahan bentuk karena tidak tersedianya
komponen yang akan digunakan dipasaran, ataupun komponen sulit untuk dibuat
sehingga akan menambah waktu pengerjaan pembuatan prototipe.
29
Besi Siku 50 X 50 X
1 5 Meter Rp 250.000 -
5 mm
Sama seperti Bed, dudukan poros dan dudukan tailstock dibuat dengan
menggunakan besi siku. Penggabungan besi siku pada dudukan dilakukan dengan
cara di las.
langsung dibeli benda jadinya, melainkan harus dipesan terlebih dahula melalui
toko online karena tidak ada tempat pemesanan komponen yang dibutuhkan di kota
medan yang memakan waktu kurang lebih sekitar 4 minggu termasuk waktu
pengiriman komponen. Selain itu, pengerjaan mesin memakan waktu yang cukup
Panjang karena pengerjaan hanya dapat dilakukan pada hari minggu, ini karena
tempat pengerjaan yang kami gunakan adalah bengkel mesin jahit yang bengkel ini
beroperasi mulai dari hari senin sampai sabtu. Dan juga pengerjaan ditunda untuk
berjaga-jaga karena beberapa dari anggota kelompok mengalami demam dan flu
yang cukup parah, sehingga disepakati kegiatan dihentikan sementara selama 3
minggu.
BAB VI
HASIL YANG DICAPAI
6.1 Prototipe
Berikut merupakan gambar dari prototipe mesin bubut kayu yang telah di
rancang sebelumnya.
6.2 Pengujian
Pengujian Alat dilakukan dengan melakukan pembubutan terhadap kayu
yang memiliki bentuk persegi Panjang. Berikut merupakan hasil pembubutan pada
kayu.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berikut Merupakan Kesimpulan yang didapat.
1. Rancangan mesin bubut yang telah dirancang dapat dikatakan aman jika
berdasarkan dari Analisa yang dilakukan. Berikut merupakan pembuktian
keamanan mesin berdasarkan Analisa yang telah dilakukan.
- Tengangan geser poros masih lebih kecil jika dibandingkan dengan
tegangan geser izin bahan poros (0.24 kg/mm3 < 4.83 kg/mm2 ).
- Tegangan tarik pada pulley masih lebih kecil jika dibandingkan dengan
tegangan tarik izin material (0.27 MPa < 100 MPa).
- Tekanan bantalan masih lebih kecil jika dibandingkan dengan tekanan
izin dari jenis bantalan (0.105 kg/mm2 < 0.2 kg/mm2 ).
- Tegangan geser yang dimiliki oleh besi siku masih lebih kecil jika
dibandingkan dengan tegangan geser izin bahan besi siku yang
digunakan (6 kg/mm < 48 kg/mm).
2. Rancangan mesin bubut yang telah dirancang memiliki harga yang lebih
murah jika dibandingkan dengan harga mesin bubut kayu yang beredar
dipasaran. Ini dikarenakan penulis hanya akan mengeluarkan biaya sebesar
Rp 2.266.200 yang dimana jumlah tersebut lebih murah jika dibandingkan
dengan harga mesin bubut yang memiliki spesifikasi yang sama, yaitu
sebesar Rp 3.000.000 untuk harga termurahnya.
3. Rancangan mesin bubut yang telah dirancang memanggunakan motor
servo. Motor Servo ini digunakan karena dengan daya 550 watt bisa
mendapatkan putaran hingga 5000 rpm, sementara jika dibandingkan
dengan mesin AC biasa, putaran yang didapatkan hanya sebesar 1500 rpm.
4. Kami berhasil membuat protoripe mesi bubut kayu yang sebelumnya kami
rancang pada Tugas Desain Elemen Mesin Terpadu 1 (semester
sebelumnya) yang dimana mesin ini dapat beroperasi, yaitu mampu
melakukan pembubutan kayu.
38
7.2 Saran
Adapun saran dari tugas ini adalah sebagai berikut:
1. Pencarian terhadap komponen ataupun bahan yang harganya lebih murah
sehingga dapat menekan biaya pembuatan mesin.
2. Penggunaan motor penggerak yang lebih efisien perlu dilakukan.
3. Sebaiknya alat ini dapat di produksi secara massal agar dapat membantu
kerja para pengrajin yang kayu.
4. Pelumasan sebaiknya harus sering dilakukan agar mesin dapat bekerja
secara maksimal.
5. Penggunaan Pulley dan Belt diganti dengan menggunakan Gear box untuk
meminimalisir slip yang terjadi saat menggunakan belt walaupun biaya
produksinya akan naik.
6. Pengujian mesin bubut kayu kedepannya sebaiknya dilakukan oleh orang
yang lebih berpengalaman didalam melakukan pembubutan kayu agar
hasil pembubutan yang didapat menjadi lebih indah dan enak dilihat.
39
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adi. (2014, April 29). Sejarah Mesin Bubut [online]. Available:
http://mesinfiles.blogspot.com/2014/04/sejarah-mesin-bubut.html.
[2] Sari, D. Apita. (2016, Feb 19). Sejarah Mesin Bubut dan Perkem-
bangannya. [online]. Available: http://malahayati.ac.id/?p=18627.
[3] Rohman, Taufiqur. 2019. “Perencanaan Mesin Bubut Kayu Konvensional
untuk Kebutuhan Home Industry”. Skripsi. Fakultas Teknik, Teknik
Mesin, Universitas Islam Malang, Malang, Jawa Timur, halaman 1.
[4] Anonim. (2013, April 18). Tugas kkpi. [online].
Available: http://anshor13041996.blogspot.com/2013/04/tugas-ke-2.html.
[5] Nawawi, Iman R. 2016. “Perencanaan dan Pembuatan Mesin Bubut Kayu
Dalam mempercepat Proses Produksi”. Skripsi. Fakultas Teknik, Teknik
Mesin, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo, halaman 2-3.
[6] Anonim. 2018. "Teknik dasar Mesin Bubut Kayu". [Online].
Available:https://arsipteknik.blogspot.com/2018/12/teknik-dasar-mesin-
bubut-kayu.html
[7] Arifin, Achmad. (2019, Sept 25). Cara kerja mesin bubut konvensional.
[online].
Available: https://achmadarifin.com/.
[8] Anonim. (2020, Sept 8). Motor Servo. [online].
Available: https://elektronika-dasar.web.id/motor-servo/.
[9] Ibid [5], halaman 4.
[10] Ibid [5], halaman 5.
[11] Wikipedia. (2019, Oct 26). Sabuk V. [online].
Avaible: https://id.wikipedia.org/wiki/Sabuk-V.
[12] Wikipedia. (2020, Feb 26). Bantalan. [online].
Avaible: https://id.wikipedia.org/wiki/Bantalan.
[13] “Krisbow, Catalog 8”. Jakarta: PT. Krisbow Indonesia, halaman 651.
[14] Sularso, K. Suga. 2004. “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin”. Jakarta: PT. Pradnya paramita, halaman 7.
[15] Ibid [2], halaman 8.
[16] Ibid [2], halaman 25.
40