Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
1. Erwinanto
2. Fiqih Indrayanto Putra
3. Indriani Mawar Oktavia
4. Muhammad Irvan Afandi
5. Muhammad Iqbal Nurzamzam
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya,
sehingga laporan praktikum ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada
waktunya. Laporan praktikum ini bertujuan untuk tugas atau kelengkapan dalam
mengikuti mata kuliah Praktik Mesin Perkakas 3. Isinya ialah mengenai proses
pembuatan “As Roda Gigi dan Spur Gear ” serta mesin dan alat yang digunakan.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ;
1. Tuhan Yang Maha Esa karena rahmatNya kita diberi kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan laporan ini.
2. Orang tua yang telah membantu baik secara moril maupun materil.
3. Bapak Dr. Ir.Aris Tjahyanto, M.Kom selaku direktur Politeknik Negeri
Cilacap.
4. Bapak Joko Setia Pribadi, A.Md., S.T., M.Eng selaku Kepala Jurusan
Teknin Mesin Politeknik Negeri Cilacap.
5. Bapak Radhi Ariawan, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing mata kuliah
Praktik Mesin Perkakas 3.
6. Bapak Imam Abdu, A.Md selaku dosen pendamping dalam mata kuliah
Praktik Mesin Perkakas 3.
7. Teman-teman kelas TM 2A yang telah banyak membantu.
Kami menyadari, bahwa laporan praktikum yang saya buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa
mendatang.
Semoga laporan praktikum ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Cilacap, …………..2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. vii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………... 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………… 1
BAB II ISI…………………………………………………………………. 2
2.1 Mesin Bubut……………………………………………………… 2
2.2 Mesin Frais……………………………………………………….. 9
2.3 Surfase Grinding…………………………………………………. 13
2.4 Cylinder Grinding………………………………………………... 18
BAB III PENGERJAAN………………………………………………….. 25
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….. 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian Bagian Mesin Frais ............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.2 Bagian Bagian Mesin Frais .............................................................. 11
Gambar 2.3 Bagian Bagian Kepala Pembagi ........................................................ 4
Gambar 2.4 Mesin Grinding .................................................................................. 6
Gambar 2.5 Gerinda Silindris Luar ..................................................................... 12
Gambar 2.6 Mesin Gerinda Silindris Dalam ....................................................... 12
Gambar 2.7 Mesin Gerinda Silinder Luar Tanpa Center (Centreless) ................ 12
Gambar 2.8 Mesin Gerinda Silindris Universal .................................................. 13
Gambar 2.9 Bagian-Bagian Utama Mesin Gerinda Silindris .............................. 13
Gambar 3.1 Bolt Adjuster.................................................................................... 25
Gambar 3.2 Adjuster Nut .................................................................................... 26
Gambar 3.3 Case ................................................................................................. 27
Gambar 3.4 Base .................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Kecepatan Potong......................................................................... 5
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum ini bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
mengikuti mata kuliah Praktik Mesin Perkakas 3. Pada mata kuliah ini dijelaskan
dan diajarkan cara mengoperasikn mesin perkakas, memakai peralatan mesin
perkakas, dan alat bantu lainnya. Sehingga, diharapkan semua mahasiswa mampu
mengetahui, memahami, dan mempraktikannya sebagai bekal dalam dunia
industri.
Hasil produk bermutu tinggi dan standar dalam pengerjaan mesin
diperlukan tenaga kerja yang baik dan profesional. Mesin-mesin yang ada seperti
mesin bubut, mesin frais, dan mesin bor memang didesain untuk melakukan salah
satu jenis pekerjaan sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya.
Benda kerja yang dibuat dan harus di selesaikan ialah as roda gigi dan spur
gear. Teknik untuk pembubutan, pengeboran, penguliran dan pengefraisan sangat
di utamakan dalam hal ini. Teknik-teknik ini di peroleh dari materi kuliah yang
telah di sampaikan dan sumber sumber referensi lain, maka dengan adanya
praktikum ini di harapkan setiap mahasiswa dapat menerapkannya dengan baik,
sehingga setelah lulus dari bangku kuliah bisa langsung siap bekerja dan bersaing
dengan calon tenaga kerja lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka para mahasiswa ( peserta
Praktikum ) menentukan lingkup permasalahan, diantaranya :
1. Bagaimana cara mengoperasikan mesin dan peralatan yang ada agar dapat
di pergunakan dengan baik dan benar, serta sesuai prosedur yang
mengacu pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Bagaimana cara / proses yang dilakukan dalam pembuatan as roda gigi
dan spur gear.
3. Bekerjasama secara professional dalam satu kelompok.
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam pembuatan suatu produk teknik diperlukan pemahaman atas teori-
teori proses produksi apa saja yang mungkin diperlukan dalam proses
pembuatannya. Teori-teori proses produksi bisa berupa pembubutan, milling/frais,
drilling dan yang lainnya. Pengetahuan dan pemahaman atas teori-teori yang ada
pada proses produksi dapat membantu jalannya pembuatan suatu produk serta
mempengaruhi hasil akhir produk.
Pemakanan atau pemotongan ini dengan proses gerakan benda kerja terhadap
alat potong maupun sebaliknya yaitu pergerakan alat potong terhadap benda kerja.
Jenis mesin perkakas potong ini banyak ragamnya dan relatif kompleks baik dalam
proses pemotongannya maupun dalam rancangan dan desainnya.
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.
4. Waktu pemotongan
Waktu pemotongan bisa diartikan dengan panjang permesinan tiap
kecepatan gerak pemakanan. Satuan waktu permesinan adalah milimeter. Panjang
permesinan sendiri adalah panjang pemotongan pada benda kerja ditambah langkah
pengawalan ditambah dengan langkah pengakhiran, waktu pemotongan
dirumuskan dengan:
2.2.4 Perencanaan Dan Perhitungan Proses Bubut
Perencanaan proses bubut tidak hanya menghitung elemen dasar proses
bubut, tetapi juga meliputi penentuan/pemilihan material pahat berdasarkan
material benda kerja, pemilihan mesin, penentuan cara pencekaman, penentuan
langkah kerja/langkah penyayatan dari awal benda kerja sampai terbentuk benda
kerja jadi, penentuan cara pengukuran dan alat ukur yang digunakan.
Material pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya
dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik (ukuran tepat) dan ekonomis
(waktu yang diperlukan pendek). Kekerasan dan kekuatan pahat harus tetap
bertahan meskipun pada temperatur tinggi, sifat inidinamakan Hot Hardness.
Ketangguhan (toughness) dari pahat diperlukan, sehingga pahat tidak akan pecah
atau retak terutama pada saat melakukan pemotongan dengan beban kejut.
Ketahanan aus sangat dibutuhkan yaitu ketahanan pahat melakukan pemotongan
tanpa terjadi keausan yang cepat.
1. Pemilihan Mesin
Pertimbangan pemilihan mesin pada proses bubut adalah berdasarkan
dimensi benda kerja yang yang akan dikerjakan. Ketika memilih mesin perlu
dipertimbangkan kapasitas kerja mesin yang meliputi diameter maksimal benda
kerja yang bisa dikerjakan oleh mesin, dan panjang benda kerja yang bisa
dikerjakan. Ukuran Mesin Bubut diketahui dari diameter benda kerja maksimal
yang bisa dikerjakan (swing over the bed), dan panjang meja Mesin Bubut (length
of the bed). Panjang meja Mesin Bubut diukur jarak dari headstock sampai ujung
meja. Sedangkan panjang maksimal benda kerja adalah panjang meja dikurangi
jarak yang digunakan kepala tetap dan kepala lepas.
2. Pencekaman Benda Kerja
Setelah langkah pemilihan mesin tersebut di atas, dipilih juga alat dan cara
pencekaman/pemasangan benda kerja. Pencekaman/ pemegangan benda kerja
pada Mesin Bubut bisa digunakan beberapa cara. Cara yang pertama adalah benda
kerja tidak dicekam, tetapi menggunakan dua senter dan pembawa. Beberapa
bagian yang bisa menjadi alat bantu:
a). Collet, digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk silindris
dengan ukuran sesuai diameter collet. Pencekaman dengan cara ini tidak
akan meninggalkan bekas pada permukaan benda kerja.
b). Cekam rahang empat (untuk benda kerja tidak silindris) . Alat
pencekam ini masing-masing rahangnya bisa diatur sendirisendiri,
sehingga mudah dalam mencekam benda kerja yang tidak silindris.
c). Cekam rahang tiga (untuk benda silindris). Alat pencekam ini tiga buah
rahangnya bergerak bersama-sama menuju sumbu cekam apabila salah satu
rahangnya digerakkan.
d). Face plate, digunakan untuk menjepit benda kerja pada suatu permukaan
plat dengan baut pengikat yang dipasang pada alur T. Pemilihan cara
pencekaman tersebut di atas, sangat menentukan hasil proses bubut.
Pemilihan alat pencekam yang tepat akan menghasilkan produk yang sesuai
dengan kualitas geometris yang dituntut oleh gambar kerja. Misalnya
apabila memilih cekam rahang tiga untuk mencekam benda kerja silindris
yang relatif panjang, hendaknya digunakan juga senter jalan yang dipasang
pada kepala lepas, agar benda kerja tidak tertekan. Penggunaan cekam
rahang tiga atau cekam rahang empat, apabila kurang hati-hati akan
menyebabkan permukaan benda kerja terluka. Hal tersebut terjadi misalnya
pada waktu proses bubut dengan kedalaman potong yang besar, karena gaya
pencekaman tidak mampu menahan beban yang tinggi, sehingga benda
kerja tergelincir atau selip. Hal ini perlu diperhatikan terutama pada proses
finishing, proses pemotongan ulir, dan proses pembuatan alur.
3. Penentuan Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses bubut meliputi persiapan bahan benda kerja,
setting mesin, pemasangan pahat, penentuan jenis pemotongan (bubut lurus,
permukaan, profil, alur, ulir), penentuan kondisi pemotongan, perhitungan waktu
pemotongan, dan pemeriksaan hasil berdasarkan gambar kerja. Hal tersebut
dikerjakan untuk setiap tahap (jenis pahat tertentu).
Bahan benda kerja yang dipilih biasanya sudah ditentukan pada gambar
kerja baik material maupun dimensi awal benda kerja. Penyiapan (setting) mesin
dilakukan dengan cara memeriksa semua eretan mesin, putaran spindel, posisi
kepala lepas, alat pencekam benda kerja, pemegangan pahat, dan posisi kepala
lepas. Usahakan posisi sumbu kerja kepala tetap (spindel) dengan kepala lepas pada
satu garis untuk pembubutan lurus, sehingga hasil pembubutan tidak tirus.
Pemasangan pahat dilakukan dengan cara menjepit pahat pada rumah pahat
(tool post). Usahakan bagian pahat yang menonjol tidak terlalu panjang, supaya
tidak terjadi getaran pada pahat ketika proses pemotongan dilakukan. Posisi ujung
pahat harus pada sumbu kerja Mesin Bubut, atau pada sumbu benda kerja yang
dikerjakan. Posisi ujung pahat yang terlalu rendah tidak direkomendasi, karena
menyebabkan benda kerja terangkat, dan proses pemotongan tidak efektif.
2.3 Mesin Frais
Mesin frais adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan atau
menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau frais (cutter) sebagai
pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin termasuk perkakas yang
mempunyai gerakan utama berputar, pisau frais dipasang pada sumbu arbor, jika
arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau frais
akan berputar, arbor mesin dapat berputar kekanan atau kekiri sedangkan
banyaknya putaran diatur sesuai dengan kebutuhan.
diputar 5 kali, pin harus ditempatkan kembali pada tempat semula. Contoh II: Jika
batang tersebut akan difreis menjadi 15 bagian yang sama, maka caranya adalah:
• Batang tersebut harus diputar 40 : 15 = 2 2/3, artinya
pergantian pengefreisan adalah 2 putaran ditambah 2/3
putaran.
• Carilah piring pembagi yang mepunyai lubang kelipatan dari
3, misalnya 21. Kemudian ujung pin pada batang pemutar
masuk ke lubang yang terdapat garis lingkaran yang
berangka 21 (mempunyai lubang 21 buah).
• 2/3 putaran = 2/3 x 21 = 14 bagian, 14 lubang.
• Dengan demikian batang pemutar untuk satu pengefreisan
haruas diputar sebanyak 2 putaran ditambah 14 lubang.
• Jadi 40/15 = 2 2/3 = 2 14/21 Þ artinya 2 putaran engkol + 14
lubang pada pelat pembagi yang mempunyai jumlah lubang
21
Agar penambahan 14 lubang (kelebihan putaran) tidak selalu dihitung atau
tidak terjadi kekeliruan setiap pergantian bagian yang difreis, maka jangka diatur
sehingga jarak kedua kaki menjadi 14 lubang. Sehingga setiap pergantian bagian
yang difreis, kaki jangka ini diputar sehingga kedudukan pin selalu tetap pada jarak
putaran yang telah ditentukan.
1. Kepala Lepas (Tail Stock)
2. Arbor
3. Stub Adaptor
4. Kolet
2.3.2 Elemen Dasar Mesin Frais
a) Kecepatan Potong
𝜋𝑑𝑛
𝑣= ; m/min
1000
Dimana: lt = lv+lw+ln ; mm
lv = jarak pengawalan ; mm = ≥ 0 ; untuk mengefreis
tegak
lw = panjang pemotongan ; mm
ln = jarak pengakhiran ; mm = d/2 ; untuk mengefreis
tegak
d) Gerak Makan Pergigi
𝑣𝑓.𝑎.𝑤
𝑧= ; cm3/min
1000
jumpai di ATMI pada mesin Brand dan Magerle. Pada umumnya mesin gerinda
digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak
horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada meja magnetik, digerakkan maju
mundur di bawah batu gerinda. Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan
secara manual atau otomatis yang dapat diatur pada bagian tuasnya.
2.4.2 Macam-Macam Pencekaman Pada Mesin Surface Grinding
1. Meja magnet listrik
Pencekaman ini paling sering digunakan sebagian besar mesin surface
grinding. Benda kerja tipis yang tidak mampu dilakukan pada pencekaman biasa
sangatlah cocok untuk pencekaman ini. Pencekaman terjadi akibat adanya medan
magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik. Pada mesin gerinda datar yang
berfungsi sebagai pencekam benda kerja adalah meja mesin gerinda itu sendiri.
Proses pencekaman benda kerja menggunakan meja magnet listrik, harus
mempunyai syarat yaitu permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam
posisi on. Benda kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada
posisi garis kerja medan magnet. Tentu saja benda kerja harus dalam kondisi bersih
juga. Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik. Batangan-batangan yang
di ujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub magnet utara dan selatan secara
bergantian bila dialiri arus listrik. Supaya aliran medan magnet melewati benda
kerja digunakan logam nonferro yang disisipkan pada plat atas pencekam magnet.
Ketika melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang
menuju pencekam magnet dengan menggunakan tombol on/off.
2. Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada
pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat
permanen, proses pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi
dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada
mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang
membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya.Perbedaan
tersebut sebagai berikut.
a. Teori ini seperti halnya magnetic yang berada di Stand Dial indicator. 2
kutub bekerja dan mengadung magnetis bila ada 2 kutub yang berbeda
didekatkan (utara-selatan), 2 kutub tidak bekerja bila ada 2 kutub yang sama
didekatkan.
b. Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa
menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
c. Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti
magnet yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
d. Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi
mengarahkan aliran medan magnet.
e. Posisi tuas ”ON”, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub
sisipan di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub luar
(plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan plat
bawah sehingga benda kerja akan tercekam.
f. Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang
terdapat pada pencekam magnet.
g. Posisi tuas ”OFF”, aliran magnet dipindahkan karena lempengan magnet
dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan sisipan
akan menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga benda kerja
tidak tercekam.
3. Swivel vice
Pencekaman digunakan ketika benda kerja yang semua bidang telah
digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan
sejajar. Adapun proses pencekaman benda kerja menggunakan vice ini
sebagai berikut.
Permukaan benda kerja yang dijepit oleh vice ini menghasilkan bidang yang
akan tergerinda mempunyai kesikuan dan kesejajaran yang baik dengan
syarat vice sudah disetting siku dan kerataannya.
vice dicekam dengan menggunakan pencekam magnet dalam posisi yang
bisa dirubah rubah sesuai dengan penggerindaan yang diinginkan. Bidang-
bidang dari vice digunakan sebagai bidang dasar dan penahan.
Permukaan bidang pencekam dan yang tercekam harus bersih dari kotoran-
kotoran yang mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan.
9
Untuk menggerinda benda kerja tegak lurus, vice diputar 90° tanpa harus
membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan benda kerja
lebih tinggi dari permukaan rahang ragum. Untuk sudut kemiringan yang
lain juga bisa dilakukan dengan menyeting sebelumnya kedudukan benda
kerja menggunakan bevel transfer yang sudah di setel pada bevel protactor.
4. Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam
penggerindaan yang membentuk sudut dengan ketelitian mencapai satuan sudut
dalam detik,
Adapun proses pencekaman benda kerja dengan ragum sinus sebagai
berikut:
1. Meja ini dicekam pada meja magnet (permukaan meja sinus juga
mengadung magnet yang berguna untuk meletakkan benda kerja pada
bagian atasnya).
2. Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan mengendorkan kunci
yang biasanya di setel dengan kunci L. Kemudian diposisikan pada
sudut yang diinginkan lalu dikencangkan lagi.
3. Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan system
pencekaman meja magnet juga.
4. Meja sinus universal
Tidak dipungkiri bahwa benda kerja mempunyai bentuk yang
kompleks. Hal itu tergantung faktor benda kerja tersebut dengan
pasangannya nanti ketika dissembling. Untuk ukuran yang mempunyai
tuntutan kemiringan, meja ini sangat cocok untuk pencekamannya.
Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah
vertical dan ke arah horizontal. Berfungsi untuk meneruskan aliran
medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja. Ada tiga bentuk
standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok
V. masing-masing sumbu mempunyai keterangan sudut sehingga kita
dapat memutar-mutar meja ini.
5. Pencekaman khusus
Blok penghantar medan magnet (packing berlapis), digunakan untuk
mencekam benda kerja yang tidak memungkinkan dicekam langsung
pada meja magnet.Blok penghantar medan magnet beralur V, digunakan
untuk mencekam benda kerja menyudut dengan sudut istimewa.
2.4.4 Bagian-Bagian Utama Mesin Surface Grinding
1. Column
Bagian ini berfungsi untuk menopang unit kepala gerinda.
2. Tuas Pembalik Arah Meja
Berfungsi untuk membalik arah gerak penyayatan meja. Dilengkapi
dengan stopper sebagai batas pergerakan meja mesin surface grinding.
3. Handle Memanjang
Berfungsi untuk menggerakan meja dengan arah memanjang yang bisa
disetting panjang langkahnya.
4. Handle Melintang
Berfungsi untuk meja dengan arah melintang yang bisa disetting panjang
langkahnya.
5. Control Box
Letak dimana tombol-tombol pengendali yangdi gunakan sebagai pusat
kendali mesin.
6. Coolant Box
Tempat cairan pendingin. Tempat ini harus sering-sering di chek karena
bila sampai kelalaian bisa membuat chip yang berupa serbuk mengendap
dan dapat menghampat sirkulasi coolant.
7. Alas Mesin
Alas mesin disebut juga bed merupakan kotak terbuat dari besi tuang dan
di dalamnya ditempatkan unit penggerak hidrolik. Pada bagian atas bed
terdapat alur berbentuk V sebagai tempat eretan melucur.
8. Eretan
Eretan disebut juga sadel. Eretan bergerak bolak-balik dalam arah
memanjang atau melintang di atas bed.
11
9. Meja
Meja ini terpasang pada permukaan bagian atas eretan. Perlengkapan
meja kerja dilengkapi dengan tiga buah alur T untuk menempatkan baut
pengikat. Permukaan meja digerinda dengan presisi pada waktu mesin
dirakit. Di atas meja dapat ditempatkan magnet untuk mencekam benda
kerja.
10. Kepala Gerinda
Unit kepala gerinda terbuat dari besi tuang, di dalamnya terdapat
sumbu roda grinda dan peluru penahan gesekan. Sumbu atau poros gerinda
terbuat dari baja campuran dan digerinda sangat presisi. Di salah satu ujung
sumbu terpasang sebuah motor atau puli.
25
3.2. Proses Pembuatan Roda Gigi
DAFTAR PUSTAKA
http://wragil.blogspot.com/2017/11/macam-macam-mesin-bubut-dan-fungsinya.html
https://www.amesbostonhotel.com/bagian-bagian-mesin-bubut/
https://teknikece.com/mesin-bubut/perlengkapan-mesin-bubut/
https://teknikece.com/mesin-bubut/alat-potong-mesin-bubut/
https://arudamkanateknik.blogspot.com/2014/09/parameter-pemotongan-mesin-
bubut.html?m=0
http://teknikpemesinan01.blogspot.com/2016/09/mesin-frais-lengkap-milling-
machine.html
Parameter Pemotongan pada Proses Pembubutan / Mesin Bubut - Guru Teknik
Mesin (omesin.com)
Pengertian Mesin Milling atau Frais - Maxipro.co.id
Pengertian Mesin Bubut: Spesifikasi, Jenis, Prinsip Kerja, Fungsi, Bagian
(stellamariscollege.or
30
LAMPIRAN – LAMPIRAN
SOP BOLT ADJUSTER
SOP PEMBUATAN MUR
SOP PEMBUATAN BASE