AZIS HILMI
i
DAFTAR ISI
ii
IDENTITAS SISWA (BIOGRAFI)................................................................ 15
LAMPIRAN DOKUMENTASI...................................................................... 16
iii
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Prakerin
3. Untuk menghasilkan produk jasa yang sesuai kebutuhan pasal dan standar
mutu operasion
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
Pimpinan DU / DI
Dr. Ir. Immanuel Munthe. M, Si, MT.
Supervisor
Prengki Y. Sitepu, ST.
Mekanik
Niko
Karyawan
1. Visi
3
2. Misi
4
BAB III
KAJIAN TEORI
Pengertian dari kopling gesek adalah sebagai elemen pemindah daya pada
kendaraan bermotor, letaknya diantara fly wheel dan gear box. Jika pedal kopling
dilepas maka kopling akan terkopel sehingga daya mesin dapat dipindahkan ke
roda penggerak, namun kondisi sebaliknya terjadi jika pedal kopling ditekan
penuh. Sebelum kopling berhasil terkopel dengan baik maka akan terjadi gesekan
diantara kedua bidang geseknya sehingga hanya sebagian daya mesin dapat
dipindahkan. Kejadian ini merupakan kondisi transient dari mekanisme kerja
kopling yang tentu tidak dapat dihindari.
Gambar 1. Kopling
Umumnya kopling yang digunakan pada sepeda motor adalah kopling tipe
basah dengan plat ganda. Artinya kopling dan komponen kopling lainnya
5
terendam dalam minyak pelumas dan terdiri atas beberapa cakram kopling. Tipe
kopling yang digunakan pada kebanyakan sepeda motor menurut cara kerjanya
ada dua jenis yaitu kopling manual dan kopling sentrifugal. Cara memindahkan
putaran kedua jenis kopling ini sewaktu membebaskan (memutuskan) putaran
poros engkol sangat berbeda.
6
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Pada laporan ini penulis tertarik memilih judul yaitu Perawatan Sistem
Kopling Sepeda Motor Supra X 125. Penulis merasa tertarik untuk membahas
mengenai sistem kopling sepeda motor karena pengguna perlu mengetahui cara
kerja dan komponen kopling pada motor agar bisa melakukan pemakaian dan
perawatan dengan benar. Pada pembahasan selanjutnya mengenai fungsi sstem
kopling, komponen utama kopling, prinsip dasar kerja kopling dan cara kerja
kopling.
4.2 Pembahasan
7
4.2.2 Jenis – Jenis Sistem Kopling
Menurut konstruksi dan cara kerjanya kopling dapat di bedakan menjadi
beberapa macam antara lain:
Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti
sepeda motor dan dalam kerjanya Tercelup di dalam oli mesin. Konstruksi
kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek dan plat
kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan plat
kopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas
pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan besarnya tenaga yang
akan dipindahkan.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh 4
sampai 6 buah pegas kopling. Terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat kopling
yang dijepit oleh plat tekan. Plat kopling dipasang pada rumah yang
disambungkan dengan roda gigi yang berhubungan dengan transmissi. Sementara
plat gesek dipasang pada dudukan plat gesek yang disambungkan dengan roda
8
gigi primer yang berhubungan dengan poros engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan
menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga terjadi
aliran tenaga dari mesin ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling,
dan Keroda gigi yang berhubungan dengan transmisi.
3. Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara
kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi
dan daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan
tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu
terjadi pembebanan lebih. Penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan
melebihi batas kemampuan.
Pada dasarnya sistem pemindah daya pada sepeda motor Supra X 125
merupakan kopling basah (wet clutch). Kopling basah adalah unit kopling dengan
bidang gesek (piringan atau disc) terendam oli. Aplikasi kopling basah umumnya
pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang
diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak
terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
9
terhadap poros utama, artinya bila rumah kopling berputar poros utama tidak ikut
berputar. Alat pembebas kopling akan menekan batang tekan (pushrod) atau
release rod yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod akan mendorong
piring penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling. Akibatnya
pelat gesek dan pelat tekan akan saling merenggang dan putaran rumah kopling
tidak diteruskan pada poros utama, atau hanya memutarkan rumah kopling dan
pelat geseknya saja.
2. Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi.
Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan
keeling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
10
dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya
yang harus dipindahkan.
Agar putaran rumah kopling dapat sampai pada poros utama maka pada
poros utama dipasang hub kopling (clutch sleeve hub). Untuk menyatukan rumah
kopling deng hub kopling digunakan dua tipe pelat, yaitu pelat tekan (clutch
driven plate/plain plate) dan pelat gesek (clutch drive plate/friction plate). Pelat
gesek dapat bebas bergerak terhadap hub kopling, tetapi tidak bebas terhadap
rumah kopling. Sedangkan pelat tekan dapat bebas bergerak terhadap rumah
11
kopling, tetapi tidak bebas pada hub kopling.
Gambar 3. Konstruksi kopling plat banyak dengan penggerak tipe coil spring
(pegas keong)
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan :
13
DAFTAR PUSTAKA
14
IDENTITAS SISWA (BIOGRAFI)
15
DOKUMENTASI KEGIATAN
16
Gambar 2. Pelepasan Kopling
17
Gambar 3. Pemasangan Per Kampas Kopling
18
19
20
21