(PRAKERIN)
SEBAGAI PERSYSRATAN
DISUSUN OLEH :
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
PADA BENGKEL LAS BOGAS
BALIGE
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.
Laporan ini juga sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan dan menyelasaikan
praktek kerja lapangan di BENGKEL NUSANTARA BERLIAN MOTOR MITSUBISHI
yang dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung dari 02 Juni sampai 02 September 2021.
Laporan ini dapat diselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing baik
materi maupun teknis, Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jasman Sinaga selaku kepala sekolah SMK St. Nahanson Parapat Sipoholon.
2. Bapak Mangihut Tua Silaban selaku pembimbing dari sekolah SMK St. Nahanson
Parapat Sipoholon.
3. Bapak Denny Siagian selaku kepala bengkel LAS BOGAS BALIGE.
4. Bapak sebagai mekanik dan rekan-rekan bengkel sebagai pembimbing dilapangkan kerja
(Bengkel LAS BOGAS BALIGE)
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan saya doa serta dukungan.
Penulis mengakui bahwa laporan ini masih jauh dari atas sempurna. Maka dari itu mohon
kritik dan saran agar kedepannya laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang penulis tulis
lebih sempurna, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan saya harap
laporan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua.Amin.
iii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN…....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri........................................................ 1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri..................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktik Kerja Industri................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan Laporan.......................................................................... 2
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
“SISTEM PELUMASAN”
Sistem ini dibuat dengan memperhitungkan beberapa fungsi. Sistem ini bekerja secara
langsung sebagai pendingin komponen mesin dan membilas kotoran yang menempel pada
komponen mesin sehingga mesin dapat bekerja lebih baik. Pelumasan juga dilakukan untuk
memberi sekat pada lubang antara silinder dan torak. Sekat ini berfungsi sebagai pencegah
kebocoran tekanan dari ruang pembakaran. Selain itu, pelumasan juga berfungsi untuk
melumasi seluruh permukaan komponen mesin agar tidak bergesekan secara langsung.
Hal tersebut dilakukan untuk meredam suara yang ditimbulkan dari komponen mesin yang
bergerak. Serta agar tidak terjadi keausan pada komponen mesin, sehingga mesin menjadi
lebih awet dan kendaraan menjadi nyaman untuk dikendarai.
3
3.2 Fungsi Sistem Pelumasan
1. Menjadi Pelumas
Fungsi utama sistem pelumasan sudah pasti menjadi pelumas. Pelumas yang
berkualitas akan melumasi komponen-komponen mobil yang sistem kerjanya saling
bergesekan. Tentunya untuk mencegah keausan berlebih ketika saling bersinggungan satu
sama lain.
2. Menjadi Pendingin
Sistem pelumasan bisa menjadi pendingin. Ketika ada dua komponen yang saling
bergesekan, maka tercipta suhu panas yang cukup tinggi. Namun berkat pelumas yang
mengalir ke komponen tersebut, panas akan terserap sehingga ukuran suhu kembali dingin
dan tidak ada masalah overheat.
3. Menjadi Perapat
Sistem pelumasan juga berfungsi sebagai perapat. Maksud dari fungsi ini adalah
kemampuan pelumas yang bisa melumasi bagian-bagian presisi dalam mesin sehingga
mencegah terjadinya kebocoran gas.
Contohnya seperti saat pelumas melumasi bagian dinding silinder dan piston. Pelumas akan
menjadi perapat untuk mencegah kebocoran gas di ruang atas dan bawah piston.
4. Menjadi Pembersih
Pada dasarnya keausan dalam komponen-komponen mobil yang bergesekan tidak
dapat dihindari karena memang itulah sistem kerjanya. Keausan hanya bisa dikurangi saja.
Namun saat keausan ini semakin tinggi, ada kotoran besi yang wajib dibersihkan. Beruntung,
pelumas bisa menjadi pembersih dari kotoran besi.
Pelumas yang mengalir akan membawa kotoran besi ke dalam bagian karter atau penampung
oli. Di dalam penampung oli ini, kotoran besi akan disaring dan dikumpulkan oleh magnet
yang telah terpasang. Kebersihan pelumas pun juga diperhatikan karena sebelum mengalir ke
berbagai komponen mesin, terdapat proses penyaringan menggunakan filter oli.
4
5. Mencegah Karat
Komponen-komponen mesin mobil sebagian besar terbuat dari logam. Dengan
kondisi seperti ini, maka ada perubahan alami yang membuat logam tersebut berkarat.
Apalagi sistem kerjanya selalu bergesekan. Sudah pasti Anda tidak mau komponen-
komponen tersebut berkarat karena bisa membuat mobil menjadi rusak. Untungnya ada
sistem pelumasan yang bisa mencegah karat. Pelumas yang mengalir ke tiap komponen mobil
akan memberikan perlindungan terhadap permukaan sisi luar. Walaupun bergesekan, tetap
terjaga dari masalah karat karena memiliki pelumas.
Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau karter yang terletak pada
bagian paling bawah mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input yang
digerakan dari engkol mesin. Umumnya pompa ini menggunakan rotary
pump.
Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi
sedotan pada bagian inlet hose oil pump.
Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli ditekan
oleh pompa.
5
Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas
mesin dan ke oil jet,
Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker
arm selanjutnya oli kembali ke carter melalui saluran oli disamping blok
silinder.
Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian
bawah silinder untuk melumasi bagian piston dan connecting rod.
Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk
seperti sekop. Sehingga ketika poros engkol berputar oli dari karter akan
diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke seluruh bagian mesin.
Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari
bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan.
Oli yang terpercik akan melumasi bagian-bagian yang bergerak di sekitarnya. Bagian
lainnya dilumasi oleh percikan oli yang terkumpul dan dengan gaya beratnya mengalir
melalui saluran-saluran oli.
Bagian atas silinder, piston dan pena piston lebih banyak dilumasi oleh kabut dari percikan
itu sendiri. Kabut-kabut ini ditimbulkan oleh putaran dari batang piston / stang seher. Pada
pelumasan percik harus memiliki :
Batas oli yang tetap dan tepat di dalam panci oli
Oli yang sesuai untuk percikan yang baik
6
Sistem pelumasan percik
Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok
membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi
dinding silinder.
2. Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan ( Internal Force Feed And
Splash System)
Sistem ini pompa oli langsung mensuplai oli ke saluran utama dalam blok mesin. Dari
saluran utama, oli ditekan melalui saluran-saluran ke bantalan-bantalan utama (main
bearings), bantalan batang piston (connecting rod bearings), bantalan poros kem (cam shaft
bearings) poros lengan penekan (rocker arm shaft), saringan (filter) dan unit pengindera (oil
sending unit). Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan
mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang masuk
ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet
Valve). Keluarnya oli dari bantalan-bantalan menghasilkan kabut yang melumasi dinsing
silinder atas, piston dan pena piston.
7
Cara Kerja Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan
- Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator.
- Seiring dengan tarikan handle gas pompa oli berputar yang menyebabkan oli
samping / campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui
saluran dibelakang karburator.
- Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang
selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang
bergerak.
Keterangan :
1. Campuran bensin dan oli samping
2. Kran bensin
3. Karburator
4. Ruang engkol
8
4. Sistem Pelumasan Tekanan Penuh (Full Internal Force Feed System)
Sistem ini selangkah lebih maju dari sistem terdahulu. Sistem pelumasan ini sangat
cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas
tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh
mesin.
Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan
merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan
kembali ke karter kembali.
- Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan
dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh
filter oli.
- Oli tidak saja ditekan saja ke crankshat bearing, rocker arm shaft, filer dan sending
unit, tetapi oli dialirkan juga oleh pompa ke bantalan pena piston. Bantalan pena
piston dilumasi melalui saluran dalam batang penggerak piston.
- Dinding silinder dan piston dilumasi oleh pengeluaran oli dari bantalan pena piston
atau bantalan batang penggerak piston. Minyak pelumas yang telah melumasi
bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke karter.
9
3.5 Komponen-komponen Sistem Pelumasan
Bak oli
Bak oli merupakan salah satu komponen pelumasan yang berfungsi untuk menampung
oli. Komponen ini menyimpan cadangan oli yang nantinya akan digunakan untuk melumasi
mesin.
Pompa oli
Komponen ini berfungsi untuk menghisap dan menyalurkan oli pada mesin. Kinerja
komponen pompa oli bergantung pada putaran mesin dari camshaft, crankshaft, atau timing
belt. Pompa oli bekerja dengan menyalurkan oli yang bertekanan ke semua saluran mesin.
Kemudian oli tersebut pada akhirnya dibuang melalui saluran perkaitan yang berada di ujung
pompa. Proses ini bertujuan untuk melumasi seluruh bagian lain dari mesin yang terbuka.
Adanya pompa oli membuat beluruh komponen mesin mendapat pelumas tanpa tekanan.
Filter oli
Komponen lain yang digunakan dalam sistem pelumasan adalah filter oli. Komponen ini
bertugas sebagai penyaring oli dari kotoran sehingga oli tidak cepat kotor. Apabila oli yang
diproses dalam sistem ini terkontaminasi oleh kotoran, maka pelumasan tidak akan berfungsi
secara maksimal.
Pelumas yang bekerja di sebuah kendaraan tidak boleh mengandung kotoran sedikitpun.
Partikel dan kotoran yang ada dalam oli dapat menyebabkan celah mesin yang rapat akan
tergores.
Strainer
Komponen ini berfungsi untuk menyempurnakan kerja filter oli. Strainer atau penyaring
dapat menyaring kotoran hingga yang berdiameter satu milimeter. Komponen pompa oli
berada di antara lubang pompa oli dengan pompa oli, yaitu bertugas sebagai lubang isap
pelumas menuju pompa oli.
Pressure Valve
Pressure valve atau katup tekanan merupakan sebuah komponen pelumasan yang bertugas
untuk mengatur tekanan pelumas. Pengaturan ini dilakukan utamanya ketika mesin sedang
bekerja dengan perputaran yang tinggi.
Ketika mesin berputar tinggi, volume oli yang bergerak dari pompa oli mengalami
pertambahan. Sedangkan saluran oli memiliki batas kemampuan. Oleh karena itu, pengaturan
tekanan pelumas dibutuhkan agar tekanan oli tetap stabil.
Kerja dari komponen yang satu ini memiliki hasil akhir untuk mengembalikan oli pada carter.
Proses ini berlangsung ketika tekanan pelumas atau oli sedang naik.
10
Switch Oli
Switch oli merupakan sensor tekanan oli yang berfungsi untuk mengetahui hasil kerja dari
pompa oli. Komponen ini bertugas untuk memberitahukan kepada Anda terkait cukup atau
tidaknya tekanan pompa oli untuk melumasi mesin.
Anda akan dapat mengetahui hal tersebut ketika memutar kunci kontak Anda pada posisi on.
Lihatlah pada dashboard apakah lampu indikator oli kendaraan Anda menyala. Apabila
lampu ini menyala berarti komponen switch berfungsi dengan baik.
Namun sebaliknya, ketika mesin dihidupkan lampu indikator oli harus mati. Apabila lampu
indikator oli hidup saat mesin dihidupkan, periksalah oli mesin Anda. Kemungkinan ada
sesuatu yang bermasalah pada pelumasan kendaraan Anda.
Oil gallery
Oil gallery adalah saluran pelumasan yang berfungsi sebagai jalan oli atau pelumas pada
mesin. Komponen ini berupa lubang pada blok mesin yang akan dilumasi. Lubang ini akan
mengantarkan pelumas pada perangkat yang harus mendapat pelumasan.
Oil jet
Oil jet merupakan sebuah komponen pelumasan yang berada di bawah silinder mesin.
Komponen ini bertugas menyemburkan oli atau pelumas ke batang penggerak.
PCV valve
Komponen yang satu ini tidak kalah penting. Komponen Positive Crankcase Ventilation
valve atau disingkat PCV valve merupakan bagian dari rangkaian saluran mesin. Komponen
ini berupa saluran ventilasi udara yang terdapat pada ruang engkol mesin.
PCV valve berguna untuk mengeluarkan gas atau udara yang telah terkontaminasi. Pada
rangkaian pelumasan mesin kendaraan, PCV valve berfungsi untuk membuang gas sisa
pembakaran dalam mesin. Pada akhirnya, komponen ini dapat menjaga kestabilan tekanan
pada mesin
14
15
2. Pemeriksaan Komponen
16
3. Pemasangan Komponen
Sebelum merakit semua komponen pompa oli, pastikan semua komponen sudah dalam
kondisi bersih. Keringkan setiap komponen menggunakan udara yang bertekanan
(kompresor).
Perbaikannya:
1. Tambahkan minyak pelumas yang baru kalau perlu ganti dengan yang baru!
2. Bersihkan pompa minyak dari kotoran yang melekat!
21
3. Tekanan minyak pelumas di dalam motor terlampau tinggi
Apabila terlihat pada meter tekanan minyak pelumas yang menunjukkan angka atau nilai
sangat tinggi.
Kemungkinan:
1. Pengatur tekanan minyak pelumas berupa katup dan pegas terjepit atau tersumbat.
2. Pegas pengatur tekanan minyak pelumas terlalu keras.
Perbaikannya:
1. Perbaiki katup dan pegas yang terjepit dan bersihkan bila ada sumbatan.
2. Atur kembali pegas pengatur tekanan minyak pelumas.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya program praktik kerja industri (prakerin) yang telah diterapkan di
Dengan berakhirnya kegiata prakerin ini dapat saya simpulkan bahwa sebagai
berikut :
1. Pelajaran yang di ajarkan dalam sekolah dapat di praktekan oleh siswa dalam dunia
usaha.
2. Dan dengan adanya kerja industri ini, maka siswa dapat mengembangkan kemampuan
3. Kegiatan praktek kerja industri ini diperlukan untuk memacu kreatifitas dari siswa dan
4. Serta praktek kerja industi ini sangat bermanfaat untuk pengalam kerja siswa.
Adapun saran saya untuk tempat saya melaksanakan prakerin sebagai berikut :
1. Bagi siswa dan siswa yang melaksanakan praktek kerja industri jangan malu untuk
bertanya kepada pembimbingnya jika ada hal yang tidak di ketahui atau di pahami agar
2. Dan dari pihak sekolah di haruskan membuat panduan lebih jelas lagi agar dapat di
3. Diharapakan dari pihak yang bersangkutan dapat membimbing siswa yang melaksanakan
4. Dan semua pihak yang bersangkutan pada praktek kerja industri ini dapat melakukan kerja
5. Seharus siswa diberikan fasilitas seperti dipinjamkan baju kerja dari industri,mendapatkan
2. Siswa harus lebih disiplin dan menjaga nama baik sekolah di Industri.
3. Siswa diharapkan menguasai salah satu bidang keahlian atau semua bidang keahlian untuk
5. Usahakan dalam bekerja menjaga kebersihan ditempat kerja terutama pakaian kerja yang
kita pakai
24